Resume Ke-1
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Gentika yang dibimbing oleh Prof. Dr. Siti
Zubaidah, M. Pd dan Deny Setiawan, M. Pd
Oleh:
Offering C / Kelompok 12
Shofa Tasya Khaqima (180341617576)
Siti Widyawati (180341617501)
Mendel adalah penemu pertama sekaligus peneliti tentang gen yang kemudian diikuti
oleh banyak ilmuan lainnya dan diturunkan ke generasi seterusnya. Pembelajaran ini
menjelaskan tentang sifat pewarisan pada organisme hidup. Para ilmuwan terdahulu dalam
menganalisis dan meneliti perihal gen belum menjelaskan secara detail tentang struktur
molekulnya. Mendel berpendapat bahwa materi genetik harus memenuhi dua persyaratan
utama yaitu fungsi atau replikasi genotip dan fungsi fenotip atau dapat disebut dengan
ekspresi gen. Maksud dari replikasi genotip yaitu materi genetik yang harus mampu
menyimpan informasi genetik dan meneruskan informasi dari generasi ke generasi walaupun
materi genetik mengalami perubahan yang dapat diwariskan (mutasi). Ekspresi gen yaitu
materi genetik harus menentukan pertumbuhan organisme dari zigotbersel tunggal hingga
dewasa. Gen terletak pada kromosom. Kromosom tersusun atas makromolekul organik yang
berupa asam nukleat dan protein. DNA dan RNA terletak pada asam nukleat.
Pada tahun 1928 telah ditemukan fenomena transformasi oleh Frederick Grffith.
Dalam penemuan transformasinya Frederick Griffith menggunakan percobaan dalam
pneumococcus. Pada transformasiGrifith terdapat karakteristik fenotip yang penting yaitu ada
atau tidaknya polisakarida pada sekitar kapsul (polimer gula kompleks) dan tipe kapsul, yaitu
komposisi molekul spesifik polisakarida yang terdapat dalam kapsul ketika ditanam pada
media yang sesuai (seperti agar darah) pada cawan petri pneumokokus dengan bentuk kapsul
besar, koloni halus dan dengan demikian disebut Tipe S. Kapsul polisakarida juga dapat
menjadikan bakteri menjadi dua tipe yaitu virulent (bakteri yang terdapat kapsul polisakarida
dan juga merupakan penyebab penyakit)dan non virulent (bakteri yang tidak memiliki kapsul
polisakarida dan bukan penyebab penyakit). Kapsul polisakarida diperlukan untuk virulensi
karena dapat melindungi sel bakteri terhadap fagositosis oleh leukosit. Ketika terdapat
kapsul, ada beberapa jenis antigenik yang berbeda (Tipe II, III, dll.), Tergantung spesifiknya.
Untuk mengetahui jenis kapsul dapat dipelajari secara imunologis.
Gambar 1. Percobaan oleh Frederick Griffith.
Pada tahun 1952 materi genetik juga diteliti oleh Harshey dan Chase, yang
menyatakan bahwa DNA sebagai materi genetik. Pada penemuan mereka menggunakan
bakteri virus karena virus memiliki struktur yang sederhana dan hanya memiliki komposisi
kimiayaitu beberapa protein dan asam nukleat. Virus merupakan organisme terkecil dan
reproduksinya terkontrol oleh informasi. Pada percobaan Hershey dan Chase akan
membuktikan bahwa reproduksi bacteria fage T2 terjadi pada sel Escerichia coli. Pada
percobaan ini dilakukan 2 tahapan yaitu tahapan pertama menggunakan unsur belerang 35
radioaktif dan fosfor 32 radioaktif. Virus dapat tumbuh hanya jika ada inangnya. Pada
percobaan ini diawali dengan memberi label terlebih dahulu DNA fag dengan unsur fosfor 32
radioakif yang nantinya akan menginfeksi bakteri Escerichia colidengan fag. Selanjutnya
dilanjutkan dengan penyingkiran mantel protein Escerichia colimenggunakan centrifuge dan
blender. Hasil yang didapatkan yaitu terlihat pada semua sel bakteri memiliki radioaktif.
Tahapan selanjutnya sama dengan tahapan pertama tetapi dengan pemberial label DNA fag
dengan unsur 35 radioaktif yang kemudian ditemukan senyawa radioaktif yang hanya
terdapat pada mantel proteinnya, tidak pada Escerichia coli. Dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa penemuan Harshey dan Chase menyatakan bahwa DNA merupakan ahan
genetik yang dapat terinfeksi oleh bakteri.
RNA sebagai materi genetik berdasarkan percobaan Fraenkel-Conrat
Pada organisme hidup umumnya menyimpan informasi genetik pada DNA, namun
ada beberapa juga yang menyimpannya pada RNA. RNA menyimpan menyimpan informasi
genetik yang terdapat pada asam nukleatnya pada beberapa virus. Percobaan pertama yang
menetapkan bahwa RNA merupakan materi genetik pada virus RNA yaitu percobaan
Fraenkel-Conrat pada tahun 1957. Pada percobaan mereka dilakukan secara sederhana
dengan daun tembakau atau dapat disebut dengan TMV (Tobacco Mosaic Virus). Virus
tersebut sangat kecil dan memiliki satu molekul RNA yang dikemas dalam selubung
proteinnya. Strain pada TMV dapat diidentifikasi berdasarkan perbedaan kimiawi lapisan
proteinnya. Pada percobaan ini Fraenkel-Conrat merawat partikel TMV dari dua strain yang
berbeda dengn menggunakan bahan kimia untuk memisahkan lapisan protein virus dari
molekul RNA dan memisahkan proteinnya dari RNA tersebut. Selanjutnya mencampurkan
protein dari kedua galur yang berbeda yang mengakibatkan rekontitusi yang lengkap yaiu
virus infektif yang terdiri dari protein dari satu galur dan RNA dari galur yang lain. Ketika
percobaan dilakukan daun tembakau terinfeksi oleh virus campuran tersebut, kemdian
menghasilkan keturunan yang selalu identik secara fenotip dan genotip dan memperoleh
strain induk RNA. TMV tersebut tidak disimpan pada protein, tapi melainkan pada RNA.
Perbedaan DNA RNA
Semua makhluk hidup memiliki materi genetik DNA dan RNA. DNA memiliki
untaian ganda (adenin berpasangan dengan timin, guanin berpasangan dengan sitosin),
sedangkan RNA memiliki untaian tunggal (urasil pengganti timin). Pada DNA dan RNA
memiiliki komponen utama yaitu asalm nukleat. Setiap nukleotida terdiri dari gugus fosfat,
gula deoxyribosa atau pentosa dan basa. Pada DNA terdapat 2-deoksiribosa, sedangkan RNA
adalah gula ribosa. RNA ada sebagai polimer beruntai tunggal yang terdiri dari urutan
nukleotida yang panjang. DNA memiliki satu tingkat organisasi tambahan dan sangat penting
berupa molekul beruntai ganda.
Molekul DNA bergantung pada sifat molekul yang berinteraksi dengannya. Faktanya,
B-DNA intraseluler tampaknya memiliki nilai rata-rata 10,4 pasangan nukleotida per giliran,
bukan tepat 10.Dalam konsentrasi garam yang tinggi atau dalam keadaan dehidrasi sebagian,
DNA ada sebagai A-DNA, yang merupakan heliks tangan kanan seperti B-DNA, tetapi
dengan 11 pasangan nukleotida per putaran. A-DNA penting karena sebagai DNA-RNA
heteroduplex (heliks ganda yang mengandung untai DNA yang dipasangkan dengan untai
RNA komplementer)
Plasmid, Episome, Transposable Element, Extrachromosomal Inheritance
sebagai Materi Genetik
1. Plasmid
Prokariot memiliki bahan genetik tambahan/ekstra yang disebut sebagai
plasmid (Nusantari, 2014). Plasmid merupakan suatu materi genetik yang
dapat bereplikasi secara independen dan dapat dipertahankan tanpa seleksi
spesifik dalam keadaan ekstrakromosom (Gardner, 1991).
Pada keadaan normal, sebagian besar plasmid tidak dibutuhkan oleh sel.
Namun, dalam kondisi tertentu plasmid dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup sel tempat mereka berada dan plasmid juga bisa digunakan sebagai
antibiotik (Gardner, 1991).
Plasmid juga bisa disebut sebagai molekul DNA sirkuler yang berada di
luar kromosom yang berukuran relatif kecil dan terdapat dalam sel
prokariot (khususnya bakteri dan sel eukariotik tingkat rendah). Ukuran
DNA plasmid lebih kecil daripada DNA kromosom (Nusantari, 2014).
2. Episome
Episome merupakan elemen genetik yang bisa mereplikasi salah satu dari
dua keadaan alternatif yaitu sebagai bagian yang terintegrasi dari
kromosom inang utama atau sebagai elemen genetik otonom yang tidak
bergantung pada kromosom inang utama (Gardner, 1991).
Plasmid berbeda dengan episome. Plasmid tidak dalam keadaan terintegrasi
meskipun dapat bergabung dengan kromosom DNA sehinga dapat
bereplikasi secara mandiri, sedangkan episome terintegrasi dan bereplikasi
secara terpadu ke dalam kromosom DNA bakteri (Gardner, 1991).
Sebagian besar plasmid dan episome tergantung pada sequence DNA
pendek atau disebut sebagai IS element (Insertion Sequence element). IS
element ini terdapat pada kromosom inang utama. Sequence DNA pendek
ini (sekitar 800-1400 pasang nukelotida) dapat ditransposisi, yaitu dapat
berpindah dari satu posisi ke posisi lain dalam sebuah kroosom atau
berpindah dari satu kromosom ke kromosom yang berbeda (Gardner,
1991).
IS element ini memperantarai rekombinasi antara elemen genetik
nonhomolog dengan tempat mereka berada. Hal tersebut dapat dijelaskan
dalam kasus integrasi E. coli K12 F plasmid selama pembentukan Hfr’s
nya (Gambar 1).
(a) (b)
Gambar 1(a). Peta Genetik yang Diringkas dari E. coli K12 F Plasmid, 1(b). IS
Element Memperantarai Integrasi Faktor F selama Pembentukan Hfr (Gardner,
1991).
Elemen IS
Elemen IS merupakan sequence tunggal dengan urutan basa yang
sama pada masing-masing ujungnya. Jika elemen IS ini menyisip pada
kromosom atau plasmid, maka akan terjadi duplikasi sequence DNA pada
tapak yang diinsersi. Duplikasi tersebut ditempatkan pada setiap sisi
elemen IS. Duplikasi sequence DNA ini disebut dengan target site
duplication (Gambar 3).
Tn3 Family
Tn3 Family memiliki terminal repeat dengan panjang 38-40 pasang
nukelotida dan berukuran lebih besar dari elemen IS. Beberapa gen yang
terkandung dalam Tn3 yaitu tnpA, tnpR, dan bla, dan masing-masing gen
tersebut berfungsi untuk mengkode transposase, resolvase/repressor, dan
enzim beta laktamase (Gardner, 1991).
Efek Maternal
Efek maternal adalah suatu pengaruh dari gen ibu terhadap sifat dari keturunan
yang dihasilkan. Dalam perkembangannya, embrio dan sel telur sangat dipengaruhi
oleh lingkungan maternal. Embrio dan telur akan memperoleh suplai sitoplasma dan
nutrisi dari tubuh induk sebelum keluar. Hal tersebut akan mempengaruhi sifat
keturunannya. Contoh dari efek maternal yaitu pada siput atau bekicot Limnaea
peregra yang merupakan pewarisan sifat berupa arah putaran cangkang yaitu sinistrall
atau dekstral. Arah putaran cangkang tersebut bergantung pada orientasi pembelahan
sel pertama dari perkembangan embrio sitoplasma. Efek maternal ini hanya
berpengaruh pada individu hasil turunannya saja dan berlaku pada satu generasi saja
(Gardner, 1991).
Gambar 5. Persilangan pada Limnaea peregra.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apakah DNA virus dapat memasuki sel inang?Dan hal apakah yang dapat
membuktikan akan hal tersebut? (Shofa Tasya)
Jawab:
Pada saat proses wiring blender sel inang tersebut memiliki sifat sangat radioaktif,
sehingga menyebabkan DNA virus masu ke dalam sel inang sedangkan mantelnya
tetap berada di luar sel dengan sifat radioaktif yang rendah.
Sumber:
Goodenough, Ursula. 1988. Genetika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
2. Mengapa pada beberapa virus RNA berperan sebagai materi genetik? (Shofa Tasya)
Jawab:
peran DNA sangatlah penting sebagai materi genetik, sedangkan pada irus RNA tidak
memiliki DNA sebagai materi genetiknya, sehingga RNA-lah yang menggantikan
peran tersebut. Dalam virus tersebut peran RNA adalah sebagai informasi genetik dan
juga mempengaruh sifat pada virus tersebut.
Sumber:
Snustad, D. Peter dan Michael J. Simmons. 2012. Principles of genetics, sixth edition.
United States of America: John Wiley and Sons, Inc.
3. Mengapa pada penemuan Frederick Griffith tikus pada percoban keempat mengalami
kematian? Padahal bakteri IIS sudah mati kemudian dicampurkan dengan bakteri IIR
(Shofa Tasya)
Jawab:
Karena pada bakteri IIR memiliki sifat non virulent, yang artinya adalah bakteri yang
tidak memiliki kapsul sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit. Bakteri IIS
memiliki sifat virulent, yang artinya terdapat kapsul dan dapat menyebabkan penyakit.
Pada percobaan terakhir bakteri IIS telah mati karena telah melalui proses pemanasan,
namun tetap dapat mewariskan sifat patogennya. Kemudian bakteri IIS yang telah
mati tersebut dicampurkan dengan bakteri IIR, sehingga sifat patogen yang terdapat
pada bakteri IIS yang telah mati diwariskan ke bakteri IIR melalui transformasi DNA.
Hal tersebut menyebabkan bakteri IIR berubah menjadi memiliki sifat virulent. Hal
tersebut adalah penyebab tikus pada percobaan keempat mati.
Sumber:
Gardner E J, Simmons M J and Snustad D P. 1991. Principles of Genetic. Eight
Edition. John Wiley and Sons, Inc. Ca nada. 649pp. IRRI. 1997. Hybrid Rice
Breeding Manual. Inte rnational Rice Research Institute. Los Banos. Philippines.
151p.
Sumber:
Snustad, D. Peter dan Michael J. Simmons. 2012. Principles of genetics, sixth edition.
United States of America: John Wiley and Sons, Inc.
5. Mengapa plasmid digunakan dalam rekayasa genetika dan bagaimana peran plasmid
dalam rekayasa genetika tersebut? (Siti Widyawati)
Jawab :
Plasmid digunakan dalam rekayasa genetika karena plasmid mampu bereplikasi
sendiri, dapat berkombinasi dengan DNA lain, dan dapat membawa DNA ke dalam
pusat aktivitas sintesis sel. Plasmid biasanya digunakan dalam teknologi DNA
rekombinan dengan menggunakan E. coli sebagai inang. Penggunaan plasmid tersebut
juga dilakukan karena plasmid memiliki 3 region yang memiliki berperan penting
dalam cloning DNA yaitu, replication origin, marker (memungkinkan adanya
seleksi), dan region yang dapat disisipi oleh fragmen DNA dari luar.Oleh karena itu,
dalam rekayasa genetika plasmid berperan sebagai vektor untuk membawa gen-gen
tertentu yang dibutuhkan oleh sel inang tersebut. Gen-gen tersebut kemudian akan
mengekspresikan produk-produk komersial seperti insulin, interferon, dan berbagai
enzim lainnya yang dapat mengubah sifat suatu bakteri.
Sumber:
Nusantari, E. 2014. GENETIKA Belajar Genetika dengan Mudah & Komprehensif
(Dilengkapi Data Hasil Riset tentang Kesulitan Memahami Konsep Genetika dan
Riset dalam Pembelajaran Genetika). Yogyakarta : CV Budi Utama.
Sumber:
Gardner E J, Simmons M J and Snustad D P. 1991. Principles of Genetic. Eight
Edition. John Wiley and Sons, Inc. Ca nada. 649pp. IRRI. 1997. Hybrid Rice
Breeding Manual. Inte rnational Rice Research Institute. Los Banos. Philippines.
151p.
Sumber :
Gardner E J, Simmons M J and Snustad D P. 1991. Principles of Genetic. Eight
Edition. John Wiley and Sons, Inc. Ca nada. 649pp. IRRI. 1997. Hybrid Rice
Breeding Manual. Inte rnational Rice Research Institute. Los Banos. Philippines.
151p.
Sumber:
Gardner E J, Simmons M J and Snustad D P. 1991. Principles of Genetic. Eight
Edition. John Wiley and Sons, Inc. Ca nada. 649pp. IRRI. 1997. Hybrid Rice
Breeding Manual. Inte rnational Rice Research Institute. Los Banos. Philippines.
151p.
DAFTAR RUJUKAN