Anda di halaman 1dari 2

Kesenjangan Pencapaian SKL di sekolah kota dan daerah

Setiap sekolah pasti memiliki Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk menentukan
kelulusan siswanya yang sudah di atur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut mencakup 3 aspek kompetensi yang harus dimiliki siswa
setelah lulus dari satuan pendidikan tertentu yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun,
setiap sekolah di Indonesia memiliki aturan, kebijakan, dan sistem pembelajaran yang berbeda.
Hal tersebut secara tidak sadar akan mempengaruhi kompetensi yang diperoleh siswa selama
mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Kesenjangan kualitas pendidikan yang terjadi di
sekolah kota dan daerah akan menyebabkan kesenjangan pula pada kompetensi yang dimiliki
oleh siswa. Salah satu contohnya yaitu terdapat beberapa siswa lulusan dari sekolah swasta di
suatu daerah yang masih kurang dalam hal kesopanan terhadap orang yang lebih tua. Selain itu,
beberapa siswa tersebut juga kurang terampil dalam mengerjakan sesuatu yang terkait dengan
bidangnya. Hal ini berarti lulusan dari sekolah tersebut masih belum memenuhi 3 aspek dalam
Standar Kompetensi Lulusan yang sudah ditetapkan sekolah. Terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kesenjangan tersebut, diantaranya yaitu (Indah, 2012):
a. Rendahnya kualitas guru,
b. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran,
c. Mahalnya biaya pendidikan,
d. Rendahnya prestasi siswa,
e. Rendahnya kesejahteraan guru,
f. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
g. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa,
h. Proses pembelajaran yang masih konvensional,
i. Keterbelakangan budaya dan sarana pendidikan,

Selain itu, aturan dan kebijakan dari setiap sekolah yang berbeda-beda juga akan
mempengaruhi kompetensi yang diperoleh siswa itu sendiri. Kebanyakan sekolah-sekolah yang
berada di kota sudah memiliki kualitas pendidikan yang bagus sehingga sekolah tersebut dapat
menghasilkan lulusan yang bermutu yang memenuhi kompetensi kelulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berbeda dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah
yang beberapa masih memiliki kualitas pendidikan yang rendah dikarenakan beberapa faktor.
Hal ini mengakibatkan lulusan dari sekolah tersebut masih belum sepenuhnya memenuhi Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan, seperti kurang memiliki sikap sopan santun
serta bertanggungjawab terhadap sesama.
Kesenjangan pencapaian SKL di sekolah kota dan daerah juga dapat dipengaruhi oleh
hidden curricullum. Hidden Curricullum merupakan suatu proses pendidikan yang tidak
terencanakan. Namun keberadaanya bisa dimanfaatkan oleh guru dalam pencapaian hasil belajar
siswa dan memberikan pengaruh dalam perubahan nilai, persesi, dan perilaku siswa sehingga
bisa membantu siswa untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan. Setiap
sekolah memiliki hidden curriculum yang berbeda-beda. Salah satu contohnya yaitu upacara
bendera yang dilaksanakan setiap hari senin karena tidak semua sekolah melaksanakan upacara
bendera. Hal ini dikarenakan upacara bendera tidak tercantum dalam rencana pembelajaran atau
silabus sehingga dikatakan sebagai hidden curriculum (Noor, R.M., 2012).
Beberapa solusi yang dapat mengatasi kesenjangan pencapaian SKL tersebut yaitu
dengan meningkatkan kualitas guru di setiap sekolah, membuat tata kelola organisasi yang baik
di setiap sekolah, memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada siswa, memberikan
kesempatan siswa untuk belajar di luar kelas, membekali siswa dengan pendidikan
karakter,penguatan materi, substansi atau bahan ajar, penguatan infrastruktur teknologi, dan lain
sebagainya.

Daftar Pustaka
Indah, Rahmawati. 2012. Problematika Kesenjangan Pedidikan Akibat Dampak Globalisasi.
Palembang : Universitas Sriwijaya.
Noor, R.M. 2012. The Hidden Curriculum. Yogyakarta : Insan Madani.

Anda mungkin juga menyukai