NIM : 1704060193
PRODY : AGROTEKNOLOGI 2
Genetika bisa sebagai suatu ilmu pengetahuan yang murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar
dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi,
embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak
bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan
manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau tanaman melalui seleksi
dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target
dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang
lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekular untuk mengubah susunan
genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu.
Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan Watson pada tahun 1953.
Rekayasa genetika merupakan suatu rangkaian metode yang canggih dalam perincian akan tetapi
sederhana dalam hal prinsip yang memungkinkan untuk dilakukan pengambilan gen atau
sekelompok gen dari sebuah sel dan mencangkokkan gen atau sekelompok gen tersebut pada sel
lain dimana gen atau sekelompok gen tersebut mengikat diri mereka dengan gen atau
sekelompok gen yang sudah ada dan bersama-sama menaggung reaksi biokimia penerima.
Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Rakayasa genetika juga
diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke bakteri
Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang besar.
Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk mengkombinasikan gen
yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup sehingga susunan gennya menjadi berubah.
Gen yang telah direkayasa susunannya tersebut dapat menyebabkan suatu makhluk hidup
menghasilkan suatu senyawa/produk tertentu yang diinginkan oleh kita.
Prinsip dasar rekayasa genetika adalah penyisipan informasi genetika ke dalam organisme,
Replikasi gen, pembelahan (duplikasi) sel dan DNA, mutagenesis (mutasi gen baik yang
spontan maupun dengan induksi), DNA rekombinan dan pengklonan gen. Prinsip dasar teknologi
rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari
DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang
diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja.
Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di khromosom tanaman, sebaliknya gen tanaman dapat
diselipkan pada khromosom bakteri. Gen serangga dapat diselipkan pada tanaman atau gen dari
babi dapat diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari manusia dapat diselipkan pada
khromosom bakteri.
Genetika pada saat ini telah berkembang pesat. Sejak sruktur DNA diketahui dan kode genetika
dipecahkan, serta proses transkripsi dan tranlasi dapat dijabarkan dalam kurun waktu antara
tahun 1952-1953, telah terbuka pintu untuk perkembangan penting di bidang genetika.
Penemuan di atas diikuti periode antiklimaks ketika beberapa ahli biologi molekuler antara tahun
1971-1973 berhasil melakukan rekayasa genetika, separti pemotongan gen (DNA) yang
terkontrol dan rekombinasi DNA yang inti prosesnya adalah kloning atau pengklonaan DNA.
Dengan rekayasa genetika dapat disatukan bahan genetik dari satu organisme dengan organisme
lain dan dapat dihasilkan makhluk hidup baru.
Rekayasa Genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically Modified
Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan
cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan
Pencangkokan Gen atau ADN Rekombinan. Rekayasa Genetik, dinyatakan sebagai kemajuan
yang paling mengagumkan semenjak manusia berhasil memisahkan atom. Penelitian tentang
rekayasa genetic sesungguhnya telah dimulai pada awal tahun 1950-an, namun teka-teki ini baru
dapat memperoleh hasil 20 tahun kemudian (Suryo, 2005). Mula-mula rekayasa genetic
dianggap sebagai suatu impian masa depan dalam cerita ilmiah. Tetapi kini kemampuan untuk
mencangkokkan bahan genetic dan membongkar kembali informasi keturunan, memberikan hasil
sangat nyata dan telah terbukti sangat bermanfaat.
Rekayasa genetika bermain pada tingkat molekuler khususnya DNA. Beberapa tahapan
yang digunakan dalam rekayasa genetika yaitu isolasi DNA, manipulasi DNA, perbanyakan
DNA dan visualisasi hasil manipulasi DNA, DNA rekombinan, dan Kloning Gen.
1. Penanda Morfologi
Penanda morfologi yang selama ini digunakan merupakan penanda yang berdasarkan
pada hereditas Mendel yang sederhana, seperti bentuk, warna, ukuran dan berat. Karakter
morfologi (fenotip) bisa digunakan sebagai indikator yang signifikan untuk gen yang
spesifik dan penanda gen dalam kromosom karena sifat-sifat yang mempengaruhi
morfologi dapat diturunkan. Dalam jumlah besar penanda morfologi dipelajari dan
dipetakan untuk manusia, mencit, Drosophila, jagung tomat serta hewan dan tumbuhan
lainnya (Liu, 1998).
Penanda ini mudah dilihat oleh mata dan telah banyak digunakan sejak masa awal
genetika. Walaupun mudah dan masih dipakai (biasanya digunakan untuk mengontrol
berhasilnya suatu persilangan), penanda morfologi dapat termodifikasi oleh pengaruh
lingkungan sehingga dianggap tidak stabil. Selain itu, penanda morfologi jumlahnya
sangat terbatas dan untuk mengamatinya orang harus menunggu hingga sifat penanda itu
muncul.
2. Penanda Biokimia/Protein
3. Penanda Molekul/DNA
Beberapa penanda molekul yang dipakai dalam berbagai analisis genetik yaitu :
1. RFLP
2. Minisatelit atau VNTR
3. RAPD
4. Mikrosatelit (dikenal juga sebagai SSR atau STR)Inter-SSR
5. AFLP
6. STS
7. SCAR
8. SNP
9. Microarray
10. SAGE
TRANSFORMASI DNA/GEN
Dalam biologi molekuler , transformasi adalah perubahan genetik sel yang dihasilkan
dari penyerapan langsung dan penggabungan bahan genetik eksogen dari
lingkungannya melalui membran sel . Agar transformasi terjadi, bakteri penerima
harus dalam keadaan kompeten , yang mungkin terjadi di alam sebagai respons
terbatas waktu terhadap kondisi lingkungan seperti kelaparan dan kepadatan sel, dan
dapat juga diinduksi di laboratorium.
Transformasi adalah salah satu dari tiga proses untuk transfer gen horizontal , di
mana materi genetik eksogen berpindah dari satu bakteri ke bakteri lain, dua lainnya
adalah konjugasi (transfer materi genetik antara dua sel bakteri dalam kontak
langsung) dan transduksi (injeksi DNA asing oleh suatu virus bakteriofag ke dalam
bakteri inang). Dalam transformasi, materi genetik melewati media intervensi, dan
penyerapannya sepenuhnya tergantung pada bakteri penerima.
Pada 2014 sekitar 80 spesies bakteri diketahui mampu melakukan transformasi,
sekitar terbagi secara merata antara bakteri Gram-positif dan Gram-negatif ;
jumlahnya mungkin terlalu tinggi karena beberapa laporan didukung oleh satu surat
kabar.
Transformasi adalah salah satu dari tiga bentuk transfer gen horizontal yang terjadi di
alam di antara bakteri, di mana pengkodean DNA untuk suatu sifat berpindah dari
satu bakteri ke bakteri lain dan diintegrasikan ke dalam genom penerima dengan
rekombinasi homolog ; dua lainnya adalah transduksi , dilakukan dengan cara
bakteriofag , dan konjugasi , di mana gen dilewatkan melalui kontak langsung antara
bakteri. Dalam transformasi, materi genetik melewati media intervensi, dan
penyerapannya sepenuhnya tergantung pada bakteri penerima.
Kompetensi mengacu pada keadaan sementara untuk dapat mengambil DNA
eksogen dari lingkungan; mungkin diinduksi di laboratorium.
Transformasi DNA merupakan salah satu metode untuk memasukkan DNA ke dalam
sel bakteri Metode transformasi ini pertama kali dikembangkan untuk memindahkan
sifat-sifat genetika yang membawa kenyataan bahwa DNA adalah bahan genetika.
Meskipun transformasi telah dieksploitasi untuk mempelajari pautan gen pada
berbagai organisme, metode ini sekarang secara luas dipakai untuk mentransfer
plasmid-plasmid kecil dari satu galur bakteri ke galur lainnya Prinsip dari
transformasi adalah dengan ekstraksi DNA dari sel donor, kemudian dicampur
dengan sel resipien yang telah dibuat rentan terhadap masuknya molekul DNA
melalui pori atau saluran dalam dinding dan membran sel Bila molekul DNA yang
masuk berupa plasmid, maka replikasi plasmid dapat dimungkinkan dengan genom
inang yang baru selama transformasi.
HIBRIDISASI DNA
hibridisasi adalah pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian nukleotida yang
saling komplementer melalu perpasangan basa N. Hibridisasi dapat menunjukkan suatu
keseragaman sekuens. Pasangan DNA–DNA, DNA–RNA, atau RNA–RNA dapat terbentuk
melalui proses ini.
Hibridisasi DNA-DNA umumnya mengacu pada teknik biologi molekuler yang mengukur
tingkat kesamaan genetik antara kumpulan sekuens DNA . Biasanya digunakan untuk
menentukan jarak genetik antara dua organisme. Ini telah digunakan secara luas dalam filogeni
dan taksonomi .
DNA dari satu organisme diberi label, kemudian dicampur dengan DNA yang tidak diberi label
untuk dibandingkan. Campuran diinkubasi untuk memungkinkan untai DNA terdisosiasi dan
kemudian didinginkan untuk membentuk DNA untai ganda hibrida baru. Urutan hibridisasi
dengan tingkat kemiripan yang tinggi akan mengikat lebih kuat, dan membutuhkan lebih banyak
energi untuk memisahkan mereka: yaitu mereka berpisah ketika dipanaskan pada suhu yang
lebih tinggi daripada urutan yang berbeda, suatu proses yang dikenal sebagai " peleburan DNA ".
Untuk menilai profil leleh DNA hibridisasi, DNA beruntai ganda terikat pada kolom dan
campuran dipanaskan dalam langkah-langkah kecil. Pada setiap langkah, kolom dicuci; urutan
yang mencair menjadi untai tunggal dan mencuci kolom. Suhu di mana DNA berlabel berasal
dari kolom mencerminkan jumlah kesamaan antara sekuens (dan sampel hibridisasi diri
berfungsi sebagai kontrol). Hasil ini digabungkan untuk menentukan tingkat kesamaan genetik
antara organisme.
Salah satu metode diperkenalkan untuk hibridisasi sampel DNA dalam jumlah besar terhadap
sejumlah besar probe DNA pada membran tunggal. Sampel-sampel ini harus dipisahkan di jalur
mereka sendiri di dalam membran dan kemudian membran harus diputar ke sudut yang berbeda
di mana akan menghasilkan hibridisasi serentak dengan banyak probe DNA yang berbeda.
Hibridisasi DNA-DNA pernah digunakan sebagai metode utama untuk membedakan spesies
bakteri; nilai kesamaan lebih besar dari 70% digambarkan sebagai menunjukkan bahwa strain
yang dibandingkan milik spesies yang berbeda.
HibridisasiHibridisasi DNA-DNA belum diuji banyak di seluruh dunia karena butuh waktu
bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil dan itu tidak selalu mudah dilakukan di laboratorium
rutin. Namun pada tahun 2004, telah ada metode baru yang diuji dengan mencerna profil leleh
dengan Sau3A dalam lempeng mikro untuk mendapatkan hasil tes hibridisasi DNA-DNA yang
lebih cepat.
Suhu optimum bagi aktivitas DNA ligase sebenarnya 37ºC. Akan tetapi, pada suhu ini ikatan
hidrogen yang secara alami terbentuk di antara ujung-ujung lengket akan menjadi tidak stabil
dan kerusakan akibat panas akan terjadi pada tempat ikatan tersebut. Oleh karena itu, ligasi
biasanya dilakukan pada suhu antara 4 dan 15ºC dengan waktu inkubasi (reaksi) yang
diperpanjang (sering kali hingga semalam). Pada reaksi ligasi antara fragmen¬fragmen DNA
genomik dan DNA vektor, khususnya plasmid, dapat terjadi peristiwa religasi atau ligasi sendiri
sehingga plasmid yang telah dilinierkan dengan enzim restriksi akan menjadi plasmid sirkuler
kembali. Hal ini jelas akan menurunkan efisiensi ligasi. Untuk meningkatkan efisiensi ligasi
dapat dilakukan beberapa cara, antara lain penggunaan DNA dengan konsentrasi tinggi (lebih
dari 100Ng/ml), perlakuan dengan enzim alkalin fosfatase untuk menghilangkan gugus fosfat
dari ujung 5’ pada molekul DNA yang telah terpotong, serta pemberian molekul linker, molekul
adaptor, atau penambahan enzim deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai tunggal
homopolimerik 3’.
Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap hasil pemotongan DNA genomik dan
DNA vektor serta analisis hasil ligasi molekul¬-molekul DNA tersebut.
Metode PCR dapat melipatgandakan fragmen molekul DNA menjadi molekul DNA (110
bp/5×10-19) sebesar 200.000 kali setelah dilakukan 20 siklus reaksi selama 220 menit.
Kelebihan dari metode PCR adalah DNA cetakan yang digunakan juga tidak perlu dimurnikan
terlebih dahulu sehingga metode PCR dapat digunakan untuk melipatgandakan suatu sekuen
DNA dalam genom bakteri hanya dengan mencampurkan kultur bakteri di dalam tabung PCR.
Penggunaan metode PCR diperlukan empat komponen utama, yakni (1) DNA cetakan, (2)
oligonukleotida primer, (3) deosiribonukleotida trifosfat (dNTP) yang terdiri dari dATP, dCTP,
dGTP, dTTP, dan (4) enzim polimerase yang digunakan untuk mengkatalis reaksi sintesis rantai
DNA.
Proses PCR terdiri dari tiga tahap, yakni denaturasi, penempelan (annealing), dan amplifikasi.
Pada tahap denaturasi, suatu fragmen DNA (duoble strand) dipanaskan pada suhu 95 0C selama
1-2 menit sehingga akan terpisah menjadi rantai tunggal (single strand). Kemudian dilakukan
penempelan (annealing) pada suhu 55 0C selama 1-2 menit, yakni oligonukleotida primer
menempel pada DNA cetakan yang komplementer dengan sekuen primer. Setelah dilakukan
penempelan, suhu dinaikkan menjadi 72 0C selama 1,5 menit. Pada suhu ini, enzim DNA
polimerase akan melakukan poses polimerasi, yakni rantai DNA yang baru akan membentuk
jembatan hidrogen dengan DNA cetakan. Proses ini disebut amplifikasi (diperkuat/disalin
beberapa kali).
BAB III
Kesimpulan
Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi
kegenerasi. Genetika bisa sebagai suatu ilmu pengetahuan yang murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan
dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang
biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi
dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan
pelayanan kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
^ a b c d (Inggris) Cowell IA, Austin CA. 1997. cDNA Library Protocols: Preparation of
Competent Cells for High-Efficiency Plasmid Transformation of Escherichia coli. Vol 69: 129-
137. Humana Pr.
Hanahan D (Juni 1983). "Studi tentang transformasi Escherichia coli dengan plasmid".
Jurnal Biologi Molekuler . 166(4): 557–80. CiteSeerX10.1.1.460.2021 . doi : 10.1016 / S0022-
2836 (83) 80284-8 . PMID6345791 .
Chang AC, Hsu L (Agustus 1972). "Resistensi antibiotik nonchromosomal pada bakteri:
transformasi genetik Escherichia coli oleh DNA faktor-R" . Prosiding Akademi Ilmu
Pengetahuan Nasional Johnston C, Martin B, Fichant G, Polard P, Claverys JP (Maret 2014).
"Transformasi bakteri: distribusi, mekanisme bersama dan kontrol divergen". Ulasan Alam.
Mikrobiologi . Serikat .
Socransky, SS; Smith, C .; Martin, L.;Paster, BJ; Dewhirst, FE; Levin, AE (Oktober
1994). " " Kotak-kotak "hibridisasi DNA-DNA" . Bioteknologi .17 (4): 788-792. ISSN 0736-
6205 .PMID 7833043
Rekayasa genetika/GENETIKA/ContohRekayasaGenetika.
3. Cucamelon
Cucamelon merupakan buah hasil rekayasa yang menggabungkan tiga
jenis buah, yakni semangka, mentimun dan jeruk nipis. Buah ini terlihat
seperti semangka mini, dan rasanya merupakan perpaduan antara
mentimun dan jeruk nipis. Tanaman cucamelon ini dapat dikembangkan
dengan mudah. Bahkan bisa ditanam dalam pot dan di luar ruangan.
Kelebihan dari cucamelon sangat kebal terhadap hama, dan tahan kering.
Tanaman buah ini berasal dari Meksiko.