Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRINSIP DASAR REKAYASA GENETIKA

NAMA : GRACIA MARIA P. BALAN

NIM : 1704060193

PRODY : AGROTEKNOLOGI 2

DOSEN PA : PETRONELLA S.NENOTEK SP,M.SI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
. Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi
kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari
adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat
dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat.Dalam ilmu ini
dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta
variasi yang mungkin timbul didalamnya.

Genetika bisa sebagai suatu ilmu pengetahuan yang murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar
dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi,
embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak
bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan
manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau tanaman melalui seleksi
dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target
dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang
lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekular untuk mengubah susunan
genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu.

1.2 Tujuan Rekayasa Genetika


REkayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan
produksi,peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam penyimpanan
pascapanen,peningkatan kandungan gizi,tahan terhdap serangan hama dan penyakit tertentu
(serangga,bakteri,jamur,atau virus),tahan terhadap herbisida,sterilitas dan fertilitasserangga
jantan (untuk produksi benih hibrida),teoleransi terhadap pendinginan,penundaan
kematangan buah,kualitas aroma,nutrisi,dan perubahan pigmentasi.
BAB II
PEMBAHASAN

SEJARAH PERKEMBANGAN,PENGERTIAN DAN


RUANG LINGKUP REKAYSA GENETIKA

Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan Watson pada tahun 1953.
Rekayasa genetika merupakan suatu rangkaian metode yang canggih dalam perincian akan tetapi
sederhana dalam hal prinsip yang memungkinkan untuk dilakukan pengambilan gen atau
sekelompok gen dari sebuah sel dan mencangkokkan gen atau sekelompok gen tersebut pada sel
lain dimana gen atau sekelompok gen tersebut mengikat diri mereka dengan gen atau
sekelompok gen yang sudah ada dan bersama-sama menaggung reaksi biokimia penerima.

Perkembangan rekayasa genetika sebagai bagian dari perkembangan bioteknologi. Bioteknologi


ini semakin mencapai puncaknya ketika diciptakannya ‘rekayasa genetika’ sekitar tahun 70-an,
dengan ditemukannya cara pencangkokan sepotong ‘informasi’ genetika asing ke dalam
mikroba. Penemuan ini memberikan sentuhan baru terhadap pandangan Haldane yaitu; apabila
tidak dapat menemukan mikroorganisme yang dapat membuat apa yang Anda inginkan maka
ciptakanlah makhluk tersebut dengan cara perekayasaan genetika.

Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Rakayasa genetika juga
diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke bakteri
Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang besar.

Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk mengkombinasikan gen
yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup sehingga susunan gennya menjadi berubah.

Gen yang telah direkayasa susunannya tersebut dapat menyebabkan suatu makhluk hidup
menghasilkan suatu senyawa/produk tertentu yang diinginkan oleh kita.

Prinsip dasar rekayasa genetika adalah penyisipan informasi genetika ke dalam organisme,

Replikasi gen, pembelahan (duplikasi) sel dan DNA, mutagenesis (mutasi gen baik yang
spontan maupun dengan induksi), DNA rekombinan dan pengklonan gen. Prinsip dasar teknologi
rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari
DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang
diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja.
Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di khromosom tanaman, sebaliknya gen tanaman dapat
diselipkan pada khromosom bakteri. Gen serangga dapat diselipkan pada tanaman atau gen dari
babi dapat diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari manusia dapat diselipkan pada
khromosom bakteri.

Genetika pada saat ini telah berkembang pesat. Sejak sruktur DNA diketahui dan kode genetika
dipecahkan, serta proses transkripsi dan tranlasi dapat dijabarkan dalam kurun waktu antara
tahun 1952-1953, telah terbuka pintu untuk perkembangan penting di bidang genetika.
Penemuan di atas diikuti periode antiklimaks ketika beberapa ahli biologi molekuler antara tahun
1971-1973 berhasil melakukan rekayasa genetika, separti pemotongan gen (DNA) yang
terkontrol dan rekombinasi DNA yang inti prosesnya adalah kloning atau pengklonaan DNA.
Dengan rekayasa genetika dapat disatukan bahan genetik dari satu organisme dengan organisme
lain dan dapat dihasilkan makhluk hidup baru.

Rekayasa Genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically Modified
Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan
cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan
Pencangkokan Gen atau ADN Rekombinan. Rekayasa Genetik, dinyatakan sebagai kemajuan
yang paling mengagumkan semenjak manusia berhasil memisahkan atom. Penelitian tentang
rekayasa genetic sesungguhnya telah dimulai pada awal tahun 1950-an, namun teka-teki ini baru
dapat memperoleh hasil 20 tahun kemudian (Suryo, 2005). Mula-mula rekayasa genetic
dianggap sebagai suatu impian masa depan dalam cerita ilmiah. Tetapi kini kemampuan untuk
mencangkokkan bahan genetic dan membongkar kembali informasi keturunan, memberikan hasil
sangat nyata dan telah terbukti sangat bermanfaat.

Teknologi ADN sekarang diaplikasikan dalam bidang pertanian sampai ke hukum-


hukum kriminal, tetapi pencapaiannya sekarang sebagian besar pada tahap penelitian dasar.
Teknologi ADN merangsang penemuan-penemuan yang penting dalam bidang biologi dengan
jalan memberikan alat baru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada masa
lampau. Teknologi ADN telah menyumbangkan informasi yang sangat penting dalam hal genom
manusia yang merupakan pertanyaan besar pada beberapa dekade yang lalu.

Rekayasa genetika bermain pada tingkat molekuler khususnya DNA. Beberapa tahapan
yang digunakan dalam rekayasa genetika yaitu isolasi DNA, manipulasi DNA, perbanyakan
DNA dan visualisasi hasil manipulasi DNA, DNA rekombinan, dan Kloning Gen.

1. Pembuatan DNA Rekombinan terhadap Organisme Tumbuhan Baru


Secara alami, proses rekombinasi dapat terjadi sehingga memungkinkan suatu
gen dapat berpindah dari satu organisme ke organisme lain. Persitiwa tersebut biasanya
terjadi diantara organisme yang memiliki kekerabatan yang dekat. Dengan kemajuan
teknologi molekuler, perpindahan gen dapat terjadi meskipun antara organisme yang
tidak memiliki hubungan kekerabatan. Misalnya gen manusia yang dipindahkan ke
bakteri atau ke tanaman seperti kaktus. Teknik penggabungan molekul DNA tersebut
dikenal sebagai Teknik rekombinan DNA atau pencangkokan Gen.

2. Pembuatan Klon DNA terhadap Organisme Tumbuhan Baru


Untuk memproduksi tanaman klon dilakukan dengan cara membuat potongan.
Potongan adalah bagian kecil dari tanaman, seperti daun atau batang, yang dipotong dari
tanaman. Potongan dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang utuh. Tanaman baru
identik secara genetik terhadap tanaman yang dipotong.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DALAM REKAYASA GENETIK


Faktor-faktor pendukung dalam rekayasa genetika antara lain :

1. Ditemukannya enzim pemotong DNA yaitu enzim restriksi endonuklease


2. Ditemukannya pengatur ekspresi DNA yang diawali dengan penemuan operon
laktosa pada prokariota
3. Ditemukannya perekat biologi yaitu enzim ligase
4. Ditemukannya medium untuk memindahkan gen ke dalam sel mikroorganisme

GEN PENANDA/PENCIRI (MARKER GENS)

Gen penanda atau penciri merupakan karakter/senyawa/DNA yang dapat menjadi


penanda suatu karakter lain yang dicari kedua karakter tersebut selalu muncul
bersama-sama secara genetik dikendalikan oleh gen-gen yang letaknya berdekatan
sehingga jika terjadi segregasi selalu bersama-sama.

MACAM-MACAM GEN PENANDA GENETIK


Terdapat tiga jenis penanda genetik dalam menganalisis genom, yaitu penanda
morfologi, penanda protein (biokimia) dan penanda DNA (molekuler) (Liu, 1998).
Terdapat bermacam-macam penanda genetik, yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahan, yaitu :

1. Penanda Morfologi
Penanda morfologi yang selama ini digunakan merupakan penanda yang berdasarkan
pada hereditas Mendel yang sederhana, seperti bentuk, warna, ukuran dan berat. Karakter
morfologi (fenotip) bisa digunakan sebagai indikator yang signifikan untuk gen yang
spesifik dan penanda gen dalam kromosom karena sifat-sifat yang mempengaruhi
morfologi dapat diturunkan. Dalam jumlah besar penanda morfologi dipelajari dan
dipetakan untuk manusia, mencit, Drosophila, jagung tomat serta hewan dan tumbuhan
lainnya (Liu, 1998).
Penanda ini mudah dilihat oleh mata dan telah banyak digunakan sejak masa awal
genetika. Walaupun mudah dan masih dipakai (biasanya digunakan untuk mengontrol
berhasilnya suatu persilangan), penanda morfologi dapat termodifikasi oleh pengaruh
lingkungan sehingga dianggap tidak stabil. Selain itu, penanda morfologi jumlahnya
sangat terbatas dan untuk mengamatinya orang harus menunggu hingga sifat penanda itu
muncul.

2. Penanda Biokimia/Protein

Protein merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai penanda genetik


karena protein merupakan produk dari ekspresi gen. Perbedaan alel pada gen akan
menghasilkan produk yang berbeda dalam hal komposisi asam amino, ukuran dan
modifikasinya. Salah satu protein yang populer sebagai penanda genetik adalah
isozym. Enzim ini digunakan menjadi penanda genetik karena selalu berbeda dalam
mobilitas elektroforesis tetapi memiliki aktivitas enzim yang sama (Liu, 1998).
Penanda biokimiawi biasanya memerlukan alat atau metode khusus untuk
mengamatinya. Kajian genetik hewan dan kedokteran pada masa lalu banyak
menggunakan penanda ini, misalnya untuk menentukan golongan darah atau
kehadiran suatu penyakit dengan uji serologi.
Meskipun cukup diskriminatif dan tidak mudah terpengaruh lingkungan, penanda ini
seringkali diekspresikan pada waktu dan organ tertentu saja. Jumlahnya tidak banyak
dan analisisnya memakan waktu dan biaya. Semenjak ditemukannya enzim
endonuklease restriksi, penanda biokimia mulai ditinggalkan penggunanya. Penanda
biokimia hingga sekarang masih digunakan oleh industri benih gandum untuk
menyeleksi galur-galur berdasarkan kandungan glutennya.

3. Penanda Molekul/DNA

Yang dimaksud dengan penanda molekul adalah penanda yang mengandalkan


sifat-sifat aplikatif DNA atau cDNA. Jadi, penanda biokimia tidak termasuk di
dalamnya meskipun sebenarnya juga merupakan molekul. Penanda molekul bersifat
stabil karena DNA bersifat baka dan tidak terpengaruh lingkungan.
Sejak ditemukannya penanda DNA, penanda ini menjadi populer digunakan dalam
mempelajari filogenetik molekuler. Penanda DNA adalah sebagian kecil DNA yang
dapat menunjukkan polimorfisme diantara individu yang berbeda. Ada dua macam
pendekatan yang dilakukan pada analisis penanda DNA ini, diantaranya pendekatan
dengan hibridisasi dan PCR.

Beberapa penanda molekul yang dipakai dalam berbagai analisis genetik yaitu :

1. RFLP
2. Minisatelit atau VNTR
3. RAPD
4. Mikrosatelit (dikenal juga sebagai SSR atau STR)Inter-SSR
5. AFLP
6. STS
7. SCAR
8. SNP
9. Microarray
10. SAGE

Penggunaan Penanda Genetik

Penanda genetik digunakan untuk berbagai macam kepentingan yang biasanya


bersifat diagnostik serta forensik. Selain itu, penanda genetik bisa dipakai sebagai alat
bantu seleksi dan pengukur keanekaragaman genetik.
Contoh-contoh aplikasi penanda genetik :
1. Sidik jari DNA pada pembuktian forensik.
2. Uji serologi untuk mengetahui kehadiran penyakit tertentu.
3. Pembuatan peta genetik.
4. Seleksi berbantuan marker (marker-assisted selection, MAS).
5. Deskripsi keanekaragaman genetik.
6. Analisis hubungan kekerabatan etnis manusia.
7. Analisis kekerabatan/taksonomi.
8. Analisis kualitas lingkungan.
9. Analisis kandungan bahan pangan/pakan.

TRANSFORMASI DNA/GEN
Dalam biologi molekuler , transformasi adalah perubahan genetik sel yang dihasilkan
dari penyerapan langsung dan penggabungan bahan genetik eksogen dari
lingkungannya melalui membran sel . Agar transformasi terjadi, bakteri penerima
harus dalam keadaan kompeten , yang mungkin terjadi di alam sebagai respons
terbatas waktu terhadap kondisi lingkungan seperti kelaparan dan kepadatan sel, dan
dapat juga diinduksi di laboratorium.
Transformasi adalah salah satu dari tiga proses untuk transfer gen horizontal , di
mana materi genetik eksogen berpindah dari satu bakteri ke bakteri lain, dua lainnya
adalah konjugasi (transfer materi genetik antara dua sel bakteri dalam kontak
langsung) dan transduksi (injeksi DNA asing oleh suatu virus bakteriofag ke dalam
bakteri inang). Dalam transformasi, materi genetik melewati media intervensi, dan
penyerapannya sepenuhnya tergantung pada bakteri penerima.
Pada 2014 sekitar 80 spesies bakteri diketahui mampu melakukan transformasi,
sekitar terbagi secara merata antara bakteri Gram-positif dan Gram-negatif ;
jumlahnya mungkin terlalu tinggi karena beberapa laporan didukung oleh satu surat
kabar.
Transformasi adalah salah satu dari tiga bentuk transfer gen horizontal yang terjadi di
alam di antara bakteri, di mana pengkodean DNA untuk suatu sifat berpindah dari
satu bakteri ke bakteri lain dan diintegrasikan ke dalam genom penerima dengan
rekombinasi homolog ; dua lainnya adalah transduksi , dilakukan dengan cara
bakteriofag , dan konjugasi , di mana gen dilewatkan melalui kontak langsung antara
bakteri. Dalam transformasi, materi genetik melewati media intervensi, dan
penyerapannya sepenuhnya tergantung pada bakteri penerima.
Kompetensi mengacu pada keadaan sementara untuk dapat mengambil DNA
eksogen dari lingkungan; mungkin diinduksi di laboratorium.
Transformasi DNA merupakan salah satu metode untuk memasukkan DNA ke dalam
sel bakteri Metode transformasi ini pertama kali dikembangkan untuk memindahkan
sifat-sifat genetika yang membawa kenyataan bahwa DNA adalah bahan genetika.
Meskipun transformasi telah dieksploitasi untuk mempelajari pautan gen pada
berbagai organisme, metode ini sekarang secara luas dipakai untuk mentransfer
plasmid-plasmid kecil dari satu galur bakteri ke galur lainnya Prinsip dari
transformasi adalah dengan ekstraksi DNA dari sel donor, kemudian dicampur
dengan sel resipien yang telah dibuat rentan terhadap masuknya molekul DNA
melalui pori atau saluran dalam dinding dan membran sel Bila molekul DNA yang
masuk berupa plasmid, maka replikasi plasmid dapat dimungkinkan dengan genom
inang yang baru selama transformasi.

PEMISAHAN PEMOTONGAN DNA


Pada proses pemotongan molekul DNA, "gunting ” yang dimaksud bukanlah gunting yang biasa
kita pakai untuk memotong sesuatu, tetapi merupakan suatu enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme tertentu. Enzim ini dikenal dengan nama enzimrestriksi. Setiap enzim restriksi
mempunyai tempat pemotonganyang spesifik pada suatu urutan molekul DNA. Sebagai contoh
adalah enzim Ecori yang selalu memotong DNA pada posisi G.

HIBRIDISASI DNA
hibridisasi adalah pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian nukleotida yang
saling komplementer melalu perpasangan basa N. Hibridisasi dapat menunjukkan suatu
keseragaman sekuens. Pasangan DNA–DNA, DNA–RNA, atau RNA–RNA dapat terbentuk
melalui proses ini.

HibridisasiHibridisasi DNA–DNA terbentuk dalam Southern blotting sedangkan hibridisasi


DNA–RNA terbentuk dalam Northern blotting.

Hibridisasi DNA-DNA umumnya mengacu pada teknik biologi molekuler yang mengukur
tingkat kesamaan genetik antara kumpulan sekuens DNA . Biasanya digunakan untuk
menentukan jarak genetik antara dua organisme. Ini telah digunakan secara luas dalam filogeni
dan taksonomi .

DNA dari satu organisme diberi label, kemudian dicampur dengan DNA yang tidak diberi label
untuk dibandingkan. Campuran diinkubasi untuk memungkinkan untai DNA terdisosiasi dan
kemudian didinginkan untuk membentuk DNA untai ganda hibrida baru. Urutan hibridisasi
dengan tingkat kemiripan yang tinggi akan mengikat lebih kuat, dan membutuhkan lebih banyak
energi untuk memisahkan mereka: yaitu mereka berpisah ketika dipanaskan pada suhu yang
lebih tinggi daripada urutan yang berbeda, suatu proses yang dikenal sebagai " peleburan DNA ".
Untuk menilai profil leleh DNA hibridisasi, DNA beruntai ganda terikat pada kolom dan
campuran dipanaskan dalam langkah-langkah kecil. Pada setiap langkah, kolom dicuci; urutan
yang mencair menjadi untai tunggal dan mencuci kolom. Suhu di mana DNA berlabel berasal
dari kolom mencerminkan jumlah kesamaan antara sekuens (dan sampel hibridisasi diri
berfungsi sebagai kontrol). Hasil ini digabungkan untuk menentukan tingkat kesamaan genetik
antara organisme.

Salah satu metode diperkenalkan untuk hibridisasi sampel DNA dalam jumlah besar terhadap
sejumlah besar probe DNA pada membran tunggal. Sampel-sampel ini harus dipisahkan di jalur
mereka sendiri di dalam membran dan kemudian membran harus diputar ke sudut yang berbeda
di mana akan menghasilkan hibridisasi serentak dengan banyak probe DNA yang berbeda.

Hibridisasi DNA-DNA pernah digunakan sebagai metode utama untuk membedakan spesies
bakteri; nilai kesamaan lebih besar dari 70% digambarkan sebagai menunjukkan bahwa strain
yang dibandingkan milik spesies yang berbeda.

HibridisasiHibridisasi DNA-DNA belum diuji banyak di seluruh dunia karena butuh waktu
bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil dan itu tidak selalu mudah dilakukan di laboratorium
rutin. Namun pada tahun 2004, telah ada metode baru yang diuji dengan mencerna profil leleh
dengan Sau3A dalam lempeng mikro untuk mendapatkan hasil tes hibridisasi DNA-DNA yang
lebih cepat.

Pemurnian Visualisasi dan Potongan DNA


Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi harus menghasilkan
ujung¬ujung potongan yang kompatibel. Artinya, fragmen¬-fragmen DNA genomik nantinya
harus dapat disambungkan (diligasi) dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier. Ada tiga
cara yang dapat digunakan untuk meligasi fragmen-fragmen DNA secara in vitro. Pertama, ligasi
menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri. Kedua, ligasi menggunakan DNA ligase dari
sel¬sel E. coli yang telah diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau lazim disebut sebagai enzim T4
ligase. Jika cara yang pertama hanya dapat digunakan untuk meligasi ujung-¬ujung lengket, cara
yang kedua dapat digunakan baik pada ujung lengket maupun pada ujung tumpul. Sementara itu,
cara yang ketiga telah disinggung di atas, yaitu pemberian enzim deoksinukleotidil transferase
untuk menyintesis untai tunggal homopolimerik 3’.

Suhu optimum bagi aktivitas DNA ligase sebenarnya 37ºC. Akan tetapi, pada suhu ini ikatan
hidrogen yang secara alami terbentuk di antara ujung-ujung lengket akan menjadi tidak stabil
dan kerusakan akibat panas akan terjadi pada tempat ikatan tersebut. Oleh karena itu, ligasi
biasanya dilakukan pada suhu antara 4 dan 15ºC dengan waktu inkubasi (reaksi) yang
diperpanjang (sering kali hingga semalam). Pada reaksi ligasi antara fragmen¬fragmen DNA
genomik dan DNA vektor, khususnya plasmid, dapat terjadi peristiwa religasi atau ligasi sendiri
sehingga plasmid yang telah dilinierkan dengan enzim restriksi akan menjadi plasmid sirkuler
kembali. Hal ini jelas akan menurunkan efisiensi ligasi. Untuk meningkatkan efisiensi ligasi
dapat dilakukan beberapa cara, antara lain penggunaan DNA dengan konsentrasi tinggi (lebih
dari 100Ng/ml), perlakuan dengan enzim alkalin fosfatase untuk menghilangkan gugus fosfat
dari ujung 5’ pada molekul DNA yang telah terpotong, serta pemberian molekul linker, molekul
adaptor, atau penambahan enzim deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai tunggal
homopolimerik 3’.

Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap hasil pemotongan DNA genomik dan
DNA vektor serta analisis hasil ligasi molekul¬-molekul DNA tersebut.

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)


Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase adalah metode enzimatis
untuk melipatgandakan(amplification) secara eksponensial suatu sekuen nukleotida tertentu
secara invitro. Metode ini ditemukan oleh Kary B. Mullis pada tahun 1985, seorang saintis dari
perusahaan CETUS Corporation. Metode PCR ini pada awalnya hanya digunakan untuk
melipatgandakan molekul DNA, akan tetapi dalam perkembangannya dapat digunakan untuk
melipatgandakan molekul mRNA.

Metode PCR dapat melipatgandakan fragmen molekul DNA menjadi molekul DNA (110
bp/5×10-19) sebesar 200.000 kali setelah dilakukan 20 siklus reaksi selama 220 menit.
Kelebihan dari metode PCR adalah DNA cetakan yang digunakan juga tidak perlu dimurnikan
terlebih dahulu sehingga metode PCR dapat digunakan untuk melipatgandakan suatu sekuen
DNA dalam genom bakteri hanya dengan mencampurkan kultur bakteri di dalam tabung PCR.

PRINSIP DASAR PCR

Penggunaan metode PCR diperlukan empat komponen utama, yakni (1) DNA cetakan, (2)
oligonukleotida primer, (3) deosiribonukleotida trifosfat (dNTP) yang terdiri dari dATP, dCTP,
dGTP, dTTP, dan (4) enzim polimerase yang digunakan untuk mengkatalis reaksi sintesis rantai
DNA.

Proses PCR terdiri dari tiga tahap, yakni denaturasi, penempelan (annealing), dan amplifikasi.
Pada tahap denaturasi, suatu fragmen DNA (duoble strand) dipanaskan pada suhu 95 0C selama
1-2 menit sehingga akan terpisah menjadi rantai tunggal (single strand). Kemudian dilakukan
penempelan (annealing) pada suhu 55 0C selama 1-2 menit, yakni oligonukleotida primer
menempel pada DNA cetakan yang komplementer dengan sekuen primer. Setelah dilakukan
penempelan, suhu dinaikkan menjadi 72 0C selama 1,5 menit. Pada suhu ini, enzim DNA
polimerase akan melakukan poses polimerasi, yakni rantai DNA yang baru akan membentuk
jembatan hidrogen dengan DNA cetakan. Proses ini disebut amplifikasi (diperkuat/disalin
beberapa kali).

BAB III
Kesimpulan
Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi
kegenerasi. Genetika bisa sebagai suatu ilmu pengetahuan yang murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan
dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang
biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi
dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan
pelayanan kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
^ a b c d (Inggris) Cowell IA, Austin CA. 1997. cDNA Library Protocols: Preparation of
Competent Cells for High-Efficiency Plasmid Transformation of Escherichia coli. Vol 69: 129-
137. Humana Pr.

^ (Inggris) Hanahan D. 1983. Studies on transformation of Escherichia coli with


plasmids. J Mol Biol 166(4):557-580.

Hanahan D (Juni 1983). "Studi tentang transformasi Escherichia coli dengan plasmid".
Jurnal Biologi Molekuler . 166(4): 557–80. CiteSeerX10.1.1.460.2021 . doi : 10.1016 / S0022-
2836 (83) 80284-8 . PMID6345791 .

Chang AC, Hsu L (Agustus 1972). "Resistensi antibiotik nonchromosomal pada bakteri:
transformasi genetik Escherichia coli oleh DNA faktor-R" . Prosiding Akademi Ilmu
Pengetahuan Nasional Johnston C, Martin B, Fichant G, Polard P, Claverys JP (Maret 2014).
"Transformasi bakteri: distribusi, mekanisme bersama dan kontrol divergen". Ulasan Alam.
Mikrobiologi . Serikat .

Socransky, SS; Smith, C .; Martin, L.;Paster, BJ; Dewhirst, FE; Levin, AE (Oktober
1994). " " Kotak-kotak "hibridisasi DNA-DNA" . Bioteknologi .17 (4): 788-792. ISSN 0736-
6205 .PMID 7833043

Brenner DJ (1973). "Reasosiasi asam deoksiribonukleat dalam taksonomi bakteri


enterik". Jurnal Internasional Bakteriologi Sistematik . 23 (4): 298–307.doi : 10.1099 /
00207713-23-4-298

Rekayasa genetika/GENETIKA/ContohRekayasaGenetika.

GENETIKA PEMANFAATAN DAN DAMPAK BIOTEKNOLOGI.


UJIAN TENGAH SEMESTER
NAMA : GRACIA MARIA P. BALAN
NIM : 1704060193
DOSEN PA : PETRONELLA S. NENOTEK, SP. M.SI

Contoh Rekayasa Genetika di Bidang Pertanian


Pada tumbuhan/tanaman Teknologi produksi tanaman transgenic.
Ahli rekayasa genetik tanaman melakukan transformasi gen dengan
tujuan untuk memindahkan gen yang mengatur sifat-sifat yang
diinginkan dari satu organisme ke organisme lainnya. Beberapa sifat
yang banyak dikembangkan untuk pembuatan tanaman transgenik
misalnya (1) gen resistensi terhadap hama, penyakit dan herbisisda, (2)
gen kandungan protein tinggi, (3) gen resistensi terhadap stres
lingkungan seperti kadar alumium tinggi ataupun kekeringan dan (4) gen
yang mengekspresikan suatu ciri fenotipe yang sangat menarik seperti
warna dan bentuk bunga, bentuk daun dan pohon yang eksotik.
Dengan menggunakan rekayasa genetika (digunakan penyinaran dengan
panjang gelombang tertentu pada saat hewan dan tumbuhan masih dalam
bentuk benih) dihasilkan kelapa hibrida, jagung hibrida, sapi bibit
unggul, ayam berkaki pendek namun berdaging tebal, dan
sebagainya.sebagai contohnya adalah jagung. Pada umumnya jagung
dibudidayakan untuk digunakan sebagai pangan, pakan, bahan baku
industri farmasi, makanan ringan, susu jagung, minyak jagung, dan
sebagainya. Di negara maju, jagung banyak digunakan untuk pati
sebagai bahan pemanis, sirop, dan produk fermentasi, termasuk alcohol.
Di Indonesia jagung merupakan bahan pangan kedua setelah padi. Selain
itu, jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri pakan dan
industri lainnya.perbaikan genetik jagung melalui rekayasa genetik akan
menjadi andalan dalam pemecahan masalah perjagungan di masa
mendatang. Seperti diketahui, pemuliaan secara konvensional
mempunyai keterbatasandalam mendapatkan sifat unggul dari tanaman.
Dalam rekayasa genetic jagung, sifat unggul tidak hanya didapatkan dari
tanaman jagung itu sendiri, tetapi juga dari spesies lain sehingga dapat
dihasilkan tanaman transgenik. Jagung Bt merupakan tanaman
transgenik yang mempunyai ketahananterhadap hama. Jagung ini setelah
proses transgenic,akan tahan terhadap hama,sebab gen;gen jagung
tersebut telah diteliti dulu sekaligus hasilnya akan meningkat dari jagung
organik.
Berikut contoh-contoh rekayasa genetika di bidang pertanian :
1. Grapple
Grapple merupakan hasil rekayasa antara apel dan anggur. Buah ini
masih berbentuk apel, namun memiliki tekstur seperti anggur. Buah ini
rasanya merupakan campuran dari rasa kedua buah. Keunggulan dari
grapple tidak hanya memiliki rasa baru, tapi kandungan nutrisi yang ada
di dalamnya juga mengalami peningkatan. Grapple memiliki dosis
vitamin c sangat tinggi, melebihi kandungan yang dimiliki apel dan
anggur. Grapple merupakan hasil rekayasa antara apel dan anggur. Buah
ini masih berbentuk apel, namun memiliki tekstur seperti anggur. Buah
ini rasanya merupakan campuran dari rasa kedua buah. Keunggulan dari
grapple tidak hanya memiliki rasa baru, tapi kandungan nutrisi yang ada
di dalamnya juga mengalami peningkatan. Grapple memiliki dosis
vitamin c sangat tinggi, melebihi kandungan yang dimiliki apel dan
anggur.
2. Bunga asli yang tidak bisa layu
Sebuah perusahaan bioteknologi pertanian di Amerika Serikat berhasil
menciptakan bunga yang tak bisa layu bahkan setelah dipotong dari
batangnya. Monsanto, perusahaan tersebut, menggunakan rekayasa
genetika dan mengubah DNA bunga untuk menghentikan penghancuran
alami sel yang terjadi setelah tanaman dipotong dan memperpanjang
umur bunga itu. Produk mereka ini telah diaplikasikan pada bunga
mawar, petunia, dan anyelir.

3. Cucamelon
Cucamelon merupakan buah hasil rekayasa yang menggabungkan tiga
jenis buah, yakni semangka, mentimun dan jeruk nipis. Buah ini terlihat
seperti semangka mini, dan rasanya merupakan perpaduan antara
mentimun dan jeruk nipis. Tanaman cucamelon ini dapat dikembangkan
dengan mudah. Bahkan bisa ditanam dalam pot dan di luar ruangan.
Kelebihan dari cucamelon sangat kebal terhadap hama, dan tahan kering.
Tanaman buah ini berasal dari Meksiko.

4.Semangka Tanpa Biji


Tumbuhan ini adalah hasil hibrida. Yakni kromosom semangka yang
disebut triploid disterilkan,lalu dipisahkan biji-biji yang berwarna
hitamnya.Biji buah yang masih mudah diberi alkaloid yang berasal dari
tumbuhan yang disebut colchicine.
5. Cabai Tanpa Biji
Cabai ini terdapat dan dibudidayakan di spanyol,Israel,dan
belanda. Cabai varian baru ini diklaim memiliki tekstur yang
lebih renyah jika dikunyah cabai ini juga mengandung brix 25%
lebih tinggi dari cabai biasa. Brix biasa digunakan untuk
mengukur kadar manis pada buah dan tanaman.
Cabai ini adalah hasil dari teknologi rekayasa genetika.

Anda mungkin juga menyukai