Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM KIA-KB DI PUSKESMAS


KECAMATAN KRAMAT JATI
TAHUN 2022
(Contoh Laporan)

Disusun Untuk Memenuhi Pelatihan Inti Karya Tulis Ilmiah pada Pelatihan
Jabatan Fungsional Bidan

Oleh :
ATMALINDA, S.Tr.Keb
NIP. : 197205191992032004

BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK)


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Judul : Pedoman Penyelenggaraan Program KIA-KB

di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

Disusun oleh : Atmalinda, S.Tr.Keb

NIP : 19720519199203204

Program Studi : Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan

Jakarta, 22 Mei 2022

Menyetujui,

Pembina, Pembimbing,

(dr. Inda Mutiara, M.M) (Anisatullaila, SKM,M.Kes)


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah, buku panduan Pedoman Penyelenggaraan Program KIA – KB di Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati dapat diselesaikan. Buku Pedoman Penyelenggaan Program KIA -KB ini
ditujukan untuk Penanggung jawab Kesehatan Ibu dan Anak di wilayah kerja Pelayanan Kesehatan
ibu dan anak di Puskesmas kecamatan Kramat Jati ,yang berhubungan dengan proses pelaksanaan
programa dalam penurunan Angka kematian Ibu dan Neonatus dan dalam mencapai pelayanan yang
Paripurna sebagaimana VISI Puskesamas Kecamatan Kramat Jati Sehat Paripurna

Buku panduan Pedoman Penyelenggaraan Program KIA- KB ini disusun untuk membantu
pemberi pelayanan kebidanan wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dalam membuat
strategi kegiatan dan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan selama melakukan pelayanan
kebidanan sehingga mampu mencapai kualitas pelayanan kebidanan yang bermutu dan profesional.
Buku Pedoman ini juga digunakan dalam Perencanaan Kegiatan Bulanan dan Tahunan, dan proses
kegiatan yang dialkukan menjadi evaluasi dalam pelaksanaan setiap kegiatan dan mengukur
keberhasilan setiap program /kegiatan yang sudah di anggarkan dan di rencanakan.

Kami menyadari bahwa tidak mungkin ada sebuah kesempurnaan yang dapat dicapai manusia.
Dengan keinginan kuat untuk terus memperbaiki isi dan struktur buku pedoman ini, kami sangat
mengharapkan adanya masukan dan usulan terhadap isi maupun struktur buku ini.

Kami sangat berterima kasih pada segenap pihak yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan
buku pedoman ini dan kepada seluruh pihak yang senantiasa memberikan masukan atau sarannya
untuk perbaikan buku Pedoman ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh Bidan wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, dapat menggunakannya.

Jakarta, Mei 2022


Penulis

Atmalinda ,S.Tr.Keb
DAFTAR ISI

BAB I ……………………………………………………….……………...….…..... 4
PENDAHULUAN …………………………………..………….…………….…..... 4
1.1. LATAR BELAKANG ……………………………..………................. 4
1.2. TUJUAN PEDOMAN …………………………………………….….. 5
1.3. RUANG LINGKUP ………………………………..….……………… 6
1.4. BATASAN OPERASIONAL ……………………………………...…. 7
1.5. LANDASAN HUKUM ……………………………………..……….… 8
BAB II …………………………………………………………..…………….…..… 9
STANDAR KETENAGAAN ………………………………………..….…...…..… 9
2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA ……………….…….…. 9
2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN …………………….…………...….…. 9
2.3. JADWAL KEGIATAN UPAYA KIA KB …………………………....… 10
BAB III ………………………………………………………………………..….…. 13
STANDAR FASILITAS ………………………………………….……………...… 13
3.1. PETA SASARAN ……………………………………….................... 13
3.2. STANDAR KETENAGAAN ……………….………………….…..…. 13
BAB IV ………………………………………………………….…………....…..… 15
TATA LAKSANA PELAYANAN ………………………….………………...…… 15
4.1. PELAYANAN ANTENATAL …………………………..……….……. 15
4.2. PERTOLONGAN PERSALINAN ………………………………........ 16
4.3. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS ………………….........….. 16
4.4. PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS………………….......….. 17
4.5. DETEKSI DINI FACTOR DAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 18
DAN NEONATUS OLEH TENAGA KESEHATAN MAUPUN
MASYARAKAT ………………………………………..……….....…..
4.6. PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN ………………...….… 20
4.7. PELAYANAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI ………..…… 20
4.8. PELAYANAN KESEHATAN BAYI ……………………..……..….… 21
4.9. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ………………..…...... 21
4.10 PELAYANAN KB BERKUALITAS …………………..…...…....…… 21
BAB V …………………………………………………………….…….……..……. 23
LOGISTIK ………………………………………………………………….……….. 23
BAB VI ……………………………………………………………….….....….…… 24
KESELAMATAN SASARAN ………………………………………………..…… 24
BAB VII …………………………………………………………………...…..…….. 26
KESELAMATAN KERJA ………………………………………..………….....…. 26
BAB VIII ……………………………………………………….……….....…...…… 28
PENGENDALIAN MUTU …………………………………………………….…… 28
BAB IX …………………………………………………………….….…….....…… 34
PENUTUP …………………………………………………………..……...………. 34
A. KESIMPULAN ……………………………………………….…….…. 34
B. SARAN …………………………………………………….…….....…. 34
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 35

Hal. 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Untuk
mengukur keberhasilan suatu kegiatan dilakukan evaluasi. Salah satu tujuan dari
evaluasi Program KIA adalah untuk memantau perkembangan pelayanan KIA
ditempat pelayanan.
Evaluasi hasil program KIA di Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan
bulanan KIA ( LB3 Kesga, laporan rujukan maternal perinatal, PPIA, KTP/A,
PemantauanWilayah Setempat (PWS) KIA indikator ibu, PWS KIA indikator anak
serta laporan bulanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA. Laporan bulanan
KIA untuk memantau kegiatan kesehatan ibu dan bayi di suatu wilayah
Puskesmas.
Kesulitan evaluasi Program KIA sangat berkaitan dengan fungsi
manajemen dalam hal monitoring dan evaluasi. Manajemen pelayanan kesehatan
di seluruh tingkat fasilitas pelayanan memerlukan informasi yang adekwat
sehingga dapat melakukan fungsi manajemennya, dimana salah satu fungsi
tersebut adalah monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini bergantung pada sistem
informasi yang berjalan dimana salah satu aktifitas sistem tersebut adalah
pencatatan dan pelaporan. Sistem monitoring dan evaluasi adalah faktor yang
sangat penting dalam pelaksanaan fungsi manajemen untuk memantau jalannya
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut diketahui bahwa data dan informasi
yang di himpun dan dicatat oleh bidan masih manual yang berakibat laporan yang
dibuat terlambat dan tidak akurat serta belum adanya basis data mengakibatkan
sulitnya mencari data yang dibutuhkan terutama untuk kebutuhan evaluasi
kegiatan program di Puskesmas meliputi ketersediaan data dan informasi yang
relevan sesuai kebutuhan organisasi.
Untuk memaksimalkan upaya tersebut dibutuhkan suatu organisasi yang
mempunyai komitmen tinggi dalam mengaplikasikan semua kegiatannya dalam

Hal. 3
memaksimalkan kualitas kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak.
Puskesmas Kecamatan Kramat Jati sebagai,salah satu organisasi yang bergerak
dalam layanan Kesehatan mempunyai visi dan misi. Visi Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati “Kramat Jati Sehat Paripurna” Misi Memberikan Pelayan Prima,
Meningkatakan Kompetensi SDM, Meningkatkan kompetensi Sumber Daya
Manusia, Menyelenggarakan Tata Kelola yang transparan dan Akuntable,
Meningkatakan Peran serta Lintas Sektoral dan Masyarakat, Melakukan
Perbaikan Kinerja yang berkesinambungan. Adapun tatanilai Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati adalah QEREN ( Quality, Emphathy, Responsibel,
Educated dan New Spirite ). berusaha melaksanakan kegiatan program kesehatan
ibu dan Anak (KIA) dengan sebaik-baiknya untuk dapat mensukseskan program
promotif dan preventif bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati

1.2. Tujuan Pedoman


A. Tujuan Umum
Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak agar tercapai kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
B. Tujuan khusus
a. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan kemampuan ibu
(pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan
diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna
dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, dasa wisma,
Posyandu dan sebagainya.
b. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan upaya pembinaan
kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam
lingkungan keluarga, dasa wisma , Posyandu,PAUD, di sekolah
Taman Kanak-Kanak atau TK.

Hal. 4
c. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan jangkauan pelayanan
kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan
ibu meneteki.
d. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, bayi dan
anak balita.
e. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan kemampuan dan peran
serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

1.3. Ruang Lingkup


Pengelolaan Program KIA Bertujuan Memantapkan Dan Meningkatkan
Jangkauan Serta Mutu Pelayanan KIA-KB Secara Efektif dan Efisien.
Pemantapan Pelayanan KIA Dewasa Ini Diutamakan Pada Kegiatan Pokok
Sebagai Berikut:
a. Pelayanan peningkatan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di
seluruh fasilitas kesehatan
b. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten
diarahkan ke fasilitas kesehatan.
c. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar disemua fasilitas
kesehatan
d. Peningkatan palayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar disemua
fasilitas kesehatan
e. Peningkatan deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat
f. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara
adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan
g. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar disemua
fasilitas kesehatan
h. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar
disemua fasilitas kesehatan
i. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar

Hal. 5
1.4. Batasan Operasional
a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
b. Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten.
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh
tenaga kesehatan.
d. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari
setelah lahir,
e. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko
dan komplikasi kebidanan.
f. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu
dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif 13
sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan.
g. Pelayanan neonatus dengan komplikasi
Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih
di Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin dan
Rumah Sakit Pemerintah/Swasta.

Hal. 6
h. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya
4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
i. Pelayanan kesehatan anak balita
Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
anak Usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini
mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat.
j. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar
dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan.

1.5. Landasan Hukum


a. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang KESEHATAN
b. PERMENKES No 75 tahun 2014 Tentang PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT
c. PERMENKES No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan seksual
d. Undang – Undang Kebidanan No 4 tahun 2019
e. Peraturan Menteri Kesehatan No 4 TAHUN 2019 Tentang Satndar
Pelayanan Minumal bidang Kesehatan
f. KEPMENKES RI No HK.01.07/MENKES/320/2020 Tentang Standar
Profesi Bidan

Hal. 7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dokter,Dokter gigi, Bidan, Analis, Petugas gizi, psikolog , Petugas
Penyuluh kesehatan

2.2. Distribusi Ketenagaan

No. SDM Distribusi Keterangan

1. Dokter Ø Monev hasil kegiatan Pelaksanaan kegiatan sesuai


Ø Kajian Kasus Kematian dengan jadwal yang ada
maternal dan Neonatal (TIM)
Ø Penyampaian /
sosialisasi kegiatan
bulanan dan Evaluasi
kegiatan bulan lalu
2. Bidan Ø Kelas ibu Pelaksanaan kegiatan sesuai
Ø Monev hasil kegiatan dengan jadwal yang ada
Ø Pembinaan Bidan (TIM)
Praktek Mandiri
Ø Supervisi fasilitatif.
Ø Pelacakan Kasus
kematian Maternal dan
Neonatal
Ø Kajian Kasus Kematian
maternal dan Neonatal
Ø Penyampaian /
sosialisasi kegiatan
bulanan dan Evaluasi
kegiatan bulan lalu
3. Analis Ø PPIA Pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang ada (TIM)

4. Petugas Ø Konseling Gizi Pelaksanaan kegiatan sesuai


gizi dengan jadwal yang ada (TIM)

5. Dokter gigi Ø Konseling Gigi dan Mulut Pelaksanaan kegiatan sesuai


dengan jadwal yang ada (TIM

Hal. 8
6. Psikolog Ø Konseling kejiwaan Pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang ada (TIM

7. Petugas Ø Kelas ibu Pelaksanaan kegiatan sesuai


Promkes dengan jadwal yang ada (TIM)

2.3. Jadwal Kegiatan Upaya KIA KB

KEGIATAN UPAYA KIA-KB

NO JENIS KEGIATAN LOKASI WAKTU PELAKSANA

7 Kelurahan dan Penanggung


Kelas ibu hamil Januari s/d
1 Puskesmas Jawab
Desember
Kecamatan Upaya KIA

Pembinaan kelas Ibu


Puskesmas Penanggung
hamil dan Prenatal Januari s/d
2 Kecamatan Jawab
Desember
class Yoga Kramat Jati Upaya KIA

Audit medik kematian Penanggung


Puskesmas Jawab Upaya
maternal dan Mei dan
3 Kecamatan KIA dan Bidan
Agustus
perinatal Kramat Jati Pelaksana
Kelurahan
Evaluasi layanan Penanggung
7 Puskesmas
Jawab Upaya
kesehatan Ibu dan Kelurahan dan Januari s/d
4 KIA dan Bidan
puskesmas Desember
anak di RB Pelaksana
kecamatan
Kelurahan
Pemeriksaan 3E di
7 Kelurahan dan Penanggung
PMB (HIV, Syifilis, April dan
5 puskesmas Jawab
Oktober
HBSAg) kecamatan Upaya KIA

Peningkatan
wawasan petugas
mengenai
Puskesmas Penanggung
6 kontrasepsi update Kecamatan Juni Jawab
dan kesehatan Kramat Jati Upaya KIA

reproduksi

Hal. 9
peningkatan
Puskesmas Penanggung
wawasan kader September
7 Kecamatan Jawab
tentang pemanfaatan dan oktober
Kramat Jati Upaya KIA
buku KIA
peningkatan
wawasan petugas Puskesmas Penanggung
Agustus dan
8 Kecamatan Jawab
tentang pemanfaatan Oktober
Kramat Jati Upaya KIA
buku KIA
Peningkatan
wawasan petugas Puskesmas Penanggung
9 Kecamatan Oktober Jawab
mengenai KTP/A Kramat Jati Upaya KIA

senam hamil
Puskesmas Penanggung
Agustus dan
10 Kecamatan Jawab
September
Kramat Jati Upaya KIA
Rapat Koordinasi
Puskesmas Penanggung
April dan
11 Petugas KIA dan KB Kecamatan Jawab
Agustus
Kramat Jati Upaya KIA
Supervisi fasilitatif ke
7 Kelurahan dan Penanggung
Klinik Bidan Praktik April dan
12 puskesmas Jawab
Oktober
Mandiri kecamatan Upaya KIA

orientasi MTBM ke
Puskesmas Penanggung
13 petugas KA Kecamatan Oktober Jawab
Kramat Jati Upaya KIA
Orientasi MTBM ke
Petugas PMB Wilayah Penanggung
September
14 Kecamatan Jawab
s.d. November
Kramat Jati Upaya KIA

pembinaan TK dan
Wilayah Penanggung
PAUD binaan September
15 Kecamatan Jawab
s.d. November
SDIDTK Kramat Jati Upaya KIA

peningkatan
wawasan kader dan
Wilayah Penanggung
petugas tentang September
16 Kecamatan Jawab
s.d. November
pengisian kohort Kramat Jati Upaya KIA
balita

Hal. 10
Kelas ibu balita
Wilayah Penanggung
September
17 Kecamatan Jawab
s.d. November
Kramat Jati Upaya KIA
pertemuan rutin
Wilayah Penanggung
petugas September
18 Kecamatan Jawab
s.d. November
MTBS Kramat Jati Upaya KIA

Supervisi pelayanan
Wilayah Penanggung
September
19 MTBS di PMB Kecamatan Jawab
s.d. November
Kramat Jati Upaya KIA
Orientasi program
7 Kelurahan dan Penanggung
September
20 PIKUMBANG puskesmas Jawab
s.d. November
kecamatan Upaya KIA
Kalakarya
Penanggung
KUA Kecamatan Oktober dan
21 Jawab
Kramat Jati November
Upaya KIA
Monitoring dan
Evaluasi layanan
7 Kelurahan dan Penanggung
Kesehatan Ibu dan April,
22 puskesmas Jawab
juli,okt,des
Anak kecamatan Upaya KIA

Hal. 11
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. Peta Sasaran

3.2. Standart Fasilitas

No Perlengkapan
Kriteria

1. Ada ruang Verifikasi apakah ada:


untuk • Ventilasi yang baik (jendela terbuka, kipas
pendidikan/pe angin)
nyuluhan • Penerangan yang baik
kesehatan • Tersedia kursi
untuk • Meja
kelompok kecil • Lemari/rak untuk menyimpan materi KIE
klien • Lembar balik/materi penyuluhan
• Buku catatan ibu-ibu/keluarga yang hadir
pada penyuluhan

Hal. 12
2. Tersedia Poster pendidikan kesehatan / brosur/leaflet
semua materi berikut tersedia:
penyuluhan • Tentang gizi ibu hamil, bayi balita
yang • Immunisasi WUS
dibutuhkan • Keluarga Berencana
• Menyusui bayi dan ASI eksklusif
• Asuhan Antenatal dan Postnatal
• Kebersihan diri/Cuci tangan dan kebersihan
lingkungan rumah/ air bersih dan jamban keluarga
• HIV/AIDS, Hepatitis pada ibu hamil
3. Dokumen di • Kohort ibu hamil ,bersalin dan nifas kohort bayi
Puskesmas • Catatan vaksinasi ibu hamil
• Formulir Laporan ke Suku Dinas kesehatan
• Catatan persalinan
• Buku catatan kunjungan KIA (ANC, PNC, Bayi dan
anak)
• Catatan rujukan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi balita

Hal. 13
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1. Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, Dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.
Pelayanan ANC standar meliputi: anamnesis, pemeriksaan fisik (umum
dan kebidanan), pemeriksaan laborat rutin dan khusus serta interfensi umum dan
khusus (sesuai resiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Ukur tinggi fundus uteri
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid
apabila diperlukan
g. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tata laksana kasus
j. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K), KB pasca persalinan
1. Pemeriksaan laborat rutin mencakup pemeriksaan: golongan darah,
haemoglobin, protein urin dan gula darah puasa.
2. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi dan atau
kelompok beresiko, pemeriksaaanyang dilakukan adalah: hepatitis B, HIV,
sifilis, malaria, TBC, cacingan dan thalasemia.
3. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan ANC adalah minimal 6 kali
selama kehamilan dengan ketentuan waktu sebagai berikut:
1) Minimal 1 kali pada triwulan pertama
2) Minimal 2 kali pada triwulan kedua
3) Minimal 3 kali pada triwulan ketiga

Hal. 14
4.2. Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan yang
aman yang dilakukan tenaga kesehatan yang kompeten dan diarahkan ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
Pada prinsipnya pertolongan persalinan harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Pencegahan infeksi
b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
c. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke fasilitas yang lebih tinggi
d. Melaksanakan inisiasi menyusu d ini(IMD)
e. Memberikan injeksi vitamin K I mg dan salep mata pada bayi baru lahir
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan
persalinan adalah: Dokter spesialis kebidanan, dokter, dan bidan

4.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga
kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu:
a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah
persalinan.
b. Kunjungan nifas kedua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari)
c. Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari)
Pelayanan yang diberikan adalah:
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus )
3. Pemeriksaan lokea dan pengeluaran pervaginam lain nya
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI eksklusif
5. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali
6. Pelayanan KB pasca bersalin
Tenaga yang dapat memberikan pelayanan ibu nifas adalah dokter
spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat

Hal. 15
4.4. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonates adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh petugas kesehatan yang kompeten kepada neonates
sedikitnya 3 kali selama periode 0-28 hari setelah lahir baik di fasilitas kesehatan
maupun melalui kujungan rumah.
Pelaksanaan Pelayanan kesehatan neonates:
a. Kunjungan neonatal pertama (KN 1) : kurun waktu 6-48 jam setelah lahir
b. Kunjungan neonatal kedua (KN 2) : kurun waktu 3-7 hari setelah lahir
c. Kunjungan neonatal ketiga (KN 3) : kurun waktu 8-28 hari setelah lahir
Pelayanan kesehatan neonatesdasar dilakukan secara komprehensif
dengan melakukan pemeriksaaan dan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Menejemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk
memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi:
1. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir:
a. Perawatan tali pusat
b. ASI eksklusif
c. Injeksi vitamin K 1mg
d. Salep mata antibiotic
e. Imunisasi HB0
2. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi, ikterus, diare,
berat badan rendah dan masalahpemberian ASI.
b. Pemberian imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu
perawatan bayi baru lahir
c. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan dan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
di rumah dengan menggunakan Buku KIA
d. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
neonatus adalah: dokter, bidan dan perawat.

Hal. 16
4.5. Deteksi Dini Factor Dan Komplikasi Kebidanan Dan Neonatus Oleh
Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat
Deteksi dini kehamilan dengan factor risiko adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai factor risiko dan komlikasi
kebidanan.
Factor risiko pada ibu hamil adalah:
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
atau penambahan berat badan < 9kg selama masa kehamilan
e. Anemia dengan haemoglobin <11 g/dl
f. Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini
h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan
jantung,ginjal,hati, psikiosis,kelainan endokrin (DM, sistemik lupus
eritematosus,dll), tumor dan keganasan
i. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu,
molahidatidosa. KPD, bayi dengan cacat konginetal
j. Riwayat persalinan dengan komplikasi: SC, Vacum/forsep
k. Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca persalinan, infeksi masa
nifas, psikosis post partum
l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi,dan riwayat
cacat congenital
m. Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin, janin dampit, monster
n. Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar
o. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan > 32 mgg

Penambahan berat badan ibu hamil normal adalah 9-12kg masa


kehamilan.
Komplikasi pada hamil, bersalin, dan nifas antara lain:
1. KPD
2. Perdarahan pervaginan
a. Ante partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta

Hal. 17
b. Intra partum : robekan jalan lahir
c. Post partum : atonia uteri, retplas, solusio plasenta, plasenta inkarserata,
kelainan pembekuan darah, subinvolusi uteri
3. Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg,
diastolic >90 mmHg) dengan atau tanpa edema pre-tibial
4. Ancaman persalinan premature
5. Infeksi berat dalam kehamilan: demaam berdarah, tifus abdominalis, sepsis
6. Distosia: persalinan macet, persalinan tak maju
7. Infeksi masa nifas
Faktor risiko pada neonatus sama dengan faktor risiko pada ibu hamil. Ibu
hamil yang memiliki factor risiko akan akan meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi pada neonatus.
Tanda-tanda komplikasi pada neonatus:
a. Tidak mau menyusu
b. Riwayat kejang
c. Bergerak jika hanya dirangsang
d. Frekuensi napas < 35,5 C dan > 37,5 C
e. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
f. Merintih
g. Ada pustule kulit
h. Nanah banyak di mulut
i. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
j. Mata cekung dan cubitan kulit kembali sangat lamban
k. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
l. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
m. BBLR = <2500gr
n. Kelainan congenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit

Komplikasi pada neonatus antara lain:


a. Premature dan BBLR (< 2500gr)
b. Asfiksia
c. Infeksi bakteri
d. Kejang
e. Ikterus
f. Diare
g. Hipotermi

Hal. 18
h. Tetanus neonatorum
i. Masalah pemberian ASI
j. Trauma lahir, sindroma gangguanpernafasan, kelainan konginetal, dll..

4.6. Penanganan Komplikasi Kebidanan


Penanganan Komplikasi Kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan
komplikasi untuk mendapat penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED meliputi:
1. Pelayanan obstetri :
a. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas
b. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan
c. Pencegahan dan penanganan infeksi
d. Penanganan partus lama
e. Penanganan abortus
f. Stabilisasi komplikasi obstetric untuk dirujuk dan transportasi rujukan
2. Pelayanan neonates :
a. Pencegahan dan penanganan asfiksi
b. Pencegahan dan penanganan hipotermi
c. Penanganan bayi BBLR
d. Pencegahan dan penanganan infeksi neonates, kejang, neonates, ikterus
ringan-sedang
e. Pencegahan dan penanganan gangguan minum
g. Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan

4.7. Pelayanan Neonatus Dengan Komplikasi


Pelayanan neonates dengan komplikasi adalah penanganan neonates
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan,
dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas,
puskesmas PONED, RB, RS. Dalam peningkatan akses dan kualitas penanganan
komplikasi neonates tersebut antara lain penyediaan puskesmas mampu PONED
dengan target setiap Kabupaten mempunyai minimal 4 Puskesmas PONED.
Puskesmas PONED adalah puskesmasrawat inap yang memiliki
kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan
terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir.

Hal. 19
4.8. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29
hari sampai 11 bulan setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
a. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan
b. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 3 – 5 bulan
c. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 6 - 8 bulan
d. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9 - 11 bulan

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan


kesehatan dasar.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
a. Pemberian imunisasi dasar lengkap
b. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi
c. Pemberian vitamin A 100.000 IU 96-11 bulan)
d. Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI,
e. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi:
dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat

4.9. Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual
berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden
perioddimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindahan, berfikir, berbicara
serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral.
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat
kesejahteraan suatu Negara.

4.10. Pelayanan KB Berkualitas


Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan
menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan
dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan
tingkat fertilitas bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik)
serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.

Hal. 20
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan) kehamilan. Bagi
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan, dapat menggunakan metode
kontrasepsi yang meliputi:
a. KB alamiah (system kalender, metode amenore laktasi, coitus interuptus)
b. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk)
c. Metode KB non hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi da tubektomi)
Disamping itu pengelola KB juga perlu memfokuskan sasaran pada
kategori PUS dengan “4 terlalu” (terlalu muda, tua, sering, dan banyak).
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan KB kepada
masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.

Hal. 21
BAB V
LOGISTIK

Perlengkapan yang harus ada di ruang UKM KIA-KB:


A. Di Puskesmas
a. Ruang untuk lemari atau rak untuk menyimpan dokumen KIA-KB
b. Kursi
c. Meja
d. Kohort ibu hamil, bayi, balita dan KB
e. Formulir Laporan ke Dinas kesehatan
f. Buku rujukan
B. Di kelurahan/ Posyandu
a. Kohort balita
b. Kursi
c. Meja
d. Formulir laporan ke Puskesmas
e. Buku rujukan
C. Kelas Ibu hamil
a. Ruang kelas Ibu hamil
b. Media penyampaian Informasi

Hal. 22
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM KIA-KB


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan:
A. Posyandu
Resiko yang mungkin terjadi pada sasaran pada saat menimbang bayi balita
yaitu jatuhnya atau terbenturnya bayi balita dari tempat timbangan, maka
harus diantisipasi supaya tempat untuk menimbang lebih kuat dan
representative
B. Kelas ibu hamil
Resiko yang mungkin terjadi pada saat senam hamil terjadi cedera tulang
belakang pada ibu hamil jika tidak dilakukan dengan teknik yang tepat.
Antisipasi saat senam hamil adalah pemberitahuan dahulu sebelum senam
hamil dan dilakukan dengan teknik yang benar
C. Sweeping KI-K4
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikis ibu hamil karena malu
dikunjungi oleh petugas. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah pendekatan
psikis secara perlahan dengan menjelaskan pada ibu hamil bahwa kunjungan
ini sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi dalam kandungan.
D. Evaluasi kegiatan UKM KIA-KB
Resiko yang mungkin terjadi adalah hasil capaian tidak memenuhi target pada
bulan tersebut. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah validasi data,
meningkatkan kerjasama dengan aparat kelurahan/lintas sektor.
E. Kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis ibu hamil karena
malu dikunjungi oleh petugas. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah
pendekatan psikis secara perlahan dengan menjelaskan pada ibu hamil
bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi dalam kandungan
sehingga dapat meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
F. Pelacakan ke rumah kasus kematian maternal/neonatal

Hal. 23
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis keluarga karena
dengan kedatangan petugas akan mengingatkan kembali kejadian kematian
ibu/bayi. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan kepada
keluarga bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat untuk data kesehatan
sehingga bisa untuk mengantisipasi tidak terulangnya kejadian yang sama
pada keluarga yang lain.
G. Kajian kasus kematian maternal/neonatal di Puskesmas
Resiko yang mungkin terjadi adalah terjadinya kesalahpahaman antar
petugas Karena harus menjelaskan kronologi kematian ibu/bayi. Antisipasi
yang dapat dilakukan adalah sebelum pelaksanaan kegiatan dibacakan
maksud dan tujuan kegiatan tersebut yang intinya untuk mengkaji penyebab
kematian supaya tidak terulang kembali oleh petugas yang lain jika kasus
tersebut bisa diatasi dengan cepat dan tepat.

Hal. 24
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM KIA-KB


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sector
terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinana yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap karyawan puskesmas dan lintas sector
terkait harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan:
A. Posyandu
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas dan lintas sector
terkait adalah kemungkinan jatuhnya karyawan puskesmas dan lintas sector
terkait dalam perjalanan menuju posyandu maka harus diantisipasi supaya
savety dalam berkendara.
B. Kelas ibu hamil
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas dan lintas sector
terkait saat senam hamil terjadi cedera tulang belakang pada petugas saat
melatih senam hamil. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah agar lebih
memahami teknik yang benar pada senam hamil.
C. Sweeping KI-K4
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikiskaryawan puskesmas
dan lintas sector terkait karena tidak berkenan nya keluarga ibu untuk
dikunjungi oleh karyawan puskesmas dan lintas sector terkai.
D. Evaluasi kegiatan UKM KIA-KB
Resiko yang mungkin terjadi adalah kesalahan penghitungan target sasaran
yang dilakukan oleh karyawan puskesmas atau lintas sector terkait. Antisipasi
yang dapat dilakukan adalah validasi data ulang target sasaran.
E. Kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikiskaryawan
puskesmas dan lintas sector terkait akibat tidak berkenan nya ibu hamil atas
kunjungan yang dilakukan petugas. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah
pendekatan psikis secara perlahan dengan menjelaskan pada ibu hamil
bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi dalam kandungan
sehingga dapat meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
F. Pelacakan ke rumah kasus kematian maternal/neonatal

Hal. 25
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis terganggunya
psikiskaryawan puskesmas dan lintas sector terkait akibat tidak berkenan nya
keluarga/ibu itu sendiri atas kunjungan yang dilakukan petugas yang bisa saja
mengingatkan kejadian kronologi kematian ibu/bayi.
Antisipasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan kepada keluarga bahwa
kunjungan ini sangat bermanfaat untuk data kesehatan sehingga bisa untuk
mengantisipasi tidak terulangnya kejadian yang sama pada keluarga yang
lain.
G. Kajian kasus kematian maternal/neonatal di Puskesmas
Resiko yang mungkin terjadi adalah terjadinya kesalahpahaman antar
petugas atau bidan desa, karena harus menjelaskan kronologi kematian
ibu/bayi. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah sebelum pelaksanaan
kegiatan dibacakan maksud dan tujuan kegiatan tersebut kepada sasaran
yang intinya untuk mengkaji penyebab kematian supaya tidak terulang
kembali oleh petugas yang lain jika kasus tersebut bisa diatasi dengan cepat
dan tepat.

Hal. 26
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah proses deteksi atau koreksi adanya


penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat
dipertahankan.
Kinerja pelaksanaan pemberdayaan KIA-KB dimonitor dan evaluasi dengan
menggunakan indicator sebagai berikut:
A. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
B. Ketepatan metoda yang digunakan
C. Tercapainya indicator KIA-KB
D. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan
Indicator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indicator
yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA.
Sasaran yang digunakan PWS KIA berdasarkan kurun waktu sati tahun dengan
prinsip konsep wilayah :
a. Akses pelayanan antenatal (cakupan KI)
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumus yang dipakai untuk penghitungaan nya adalah:

Rumus yang digunakan:


Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan ANC oleh
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
JJumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah dalam 1 tahun X 100

Jumlah sasaran ibu hail dalam satu tahun dapat diperoleh melalui proyeksi
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah iu hamil dengan menggunakan rumus
:
1,10 X angka kelahiran kasar (CBR) X Jumlah penduduk

b. Cakupan Pelayanan ibu hamil (cakupan K4)


Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai
standar, paling sedikit 4x dengan distribusi waktu 1 kali dalam trimester satu,

Hal. 27
1 kali dalam trimester dua, dan 2 kali dalam trimester tiga disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.

Rumus yang digunakan adalah:


Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC minimal 4X
sesuai standar oleh tenaga kesehatan oleh suatu wilayah tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah dalam 1 tahun X 100

c. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Pn)


Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan tiga disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.

Rumus yang digunakan adalah:


Jumlah persalinan yang ditolong oleh petugas kesehatan kompeten
disuatu wilayah kerja tertentu X 100
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah dalam 1 tahun

Jumlah sasaran ibu bersalin dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan
rumus:
1,05 X angka kelahiran kasar (CBR) X Jumlah penduduk

d. Cakupan Pelayanan Nifas Oleh Tenaga Kesehatan (Kf 3)


Adalah cakupan pelayanan ibu pada masa 6 jam - 42 hari pasca bersalin
sesuai standar, peling sedikit 3 X dengan distribusi waktu 6 jam - 3 hari, 8 –
14 hari, dan 36 – 42 hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.

Rumus yang digunakan adalah :


Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 X pelayanan nifas sesuai
standar oleh petugas kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu X 100
Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah dalam kurun 1 tahun

Hal. 28
e. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama ( Kn 1)
Adalah cakupan Neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
6 – 48 jam setelah lahir di suatu wilaya kerja pada kurun waktu tertentu

Rumus yang digunakan adalah:


Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
6 – 48 jam setelah lahir di suatu wilaya kerja pada kurun waktu
tertentu X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah sasaran bayi bisa diperoleh dari perhitungan berdasar jumlah


perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam suatu wilayah tertentu dengan rumus:
Jumlah sasaran bayi = Crude birth rate (CBR) X jumlah penduduk

f. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 Hari (Kn Lengkap)


Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada
hari ke 3-7, 1 kali pada hari ke 8-28 setelah lahir di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.

Rumus yang digunakan adalah:


Jumlah neontaus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan
neonates sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

g. Deteksi Faktor Resiko Dan Komplikasi Oleh Masyarakat


Adalah cakupan ibu hamil dengan factor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke
tenaga kesehatan di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu. Yang
dimaksud masyarakat bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu
sendiri.

Hal. 29
Rumus yang dipergunakan:
Jumlah ibu hamil yang berisiko yang ditemukan oleh kader atau
dukun bayi atau masyarakat disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu X 100
20% X jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

h. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (Pk)


Adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah tertentu
pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitive sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan.

Rumus yang dipergunakan:


Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan
definitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu X 100
20% X jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

i. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus


Adalah cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani secara definitive
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu

Rumus yang dipergunakan:


Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapatkan penanganan
definitive disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
15% X jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun X 100

j. Cakupan Pelayanan Bayi 29 hari – 12 bulan (Kunjungan Bayi)


Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 2 kali
yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5bulan, dan 1 kali
pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Hal. 30
Rumus yang dipergunakan:
Jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan
sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun X 100

k. Cakupan Pelayana Anak Balita (12-59 Bulan)


Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan
standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun

Rumus yang dipergunakan:


Jumlah anak balita yang telah memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah seluruh anak balita di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun X 100

l. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit Yang Dlayani Dengan


MTBS
Adalah cakupan anak balita (umur 12-59 bulan) yang berobat ke Puskesmas
dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Rumus yang dipergunakan:


Jumlah anak balita yang telah memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas di X 100
suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

m. Cakupan Peserta KB Aktif (Contraceptive Prevalence Rate)


Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alkon) dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur di suatuwilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Hal. 31
Rumus yang dipergunakan:
Jumlah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu X 100
Jumlah seluruh PUS di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Hal. 32
BAB IX
PENUTUP

9.1. Kesimpulan
Pedoman Penyelenggaraan UKM KIA-KB dapat digunakan oleh petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak agar tercapai
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal,
bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS), meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya, sebagai pedoman dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.serta sebagai
pedoman dalam meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat ,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

9.2. Saran
Untuk mencapai tujuan Pedoman Pemberdayaan UKM KIA-KB harus
melaksanakan kegiatan sesuai pedoman yang ada. Selain dengan menggunakan
pedoman pelayanan KIA, petugas kesehatan juga harus memberdayakan
masyarakat agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan dan mampu
mengatasi masalahnya secara mandiri.

Hal. 33
DAFTAR PUSTAKA

Hal. 34
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Judul : Pedoman Penyelenggaraan Program KIA-KB

di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

Disusun oleh : Atmalinda, S.Tr.Keb

NIP : 19720519199203204

Program Studi : Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan

Jakarta, 22 Mei 2022

Menyetujui,

Pembina, Pembimbing,

(dr. Inda Mutiara, M.M) (Anisatullaila, SKM,M.Kes)

Hal. 35

Anda mungkin juga menyukai