MODEL DNA
Latar Belakang
Tujuan
DNA
Fungsi DNA
Fungsi DNA yang sering diabaikan dalam nukleus sel atau nukleoid bakteri
adalah dapat bertindak sebagai tempat menyimpan energi untuk memudahkan
transit polimerase DNA dan RNA. Properti yang muncul ini merupakan
konsekuensi langsung dari karakter heliks ganda dari molekul. Sifat fisik-kimia
yang diberikan oleh rangkaian DNA berkorelasi kuat dengan organisasi genetik
kromosom eukariotik dan bakteri. Aspek penting lebih lanjut dari fungsi DNA
adalah sifat dinamis dari transisi struktural yang diamati selama replikasi dan
transkripsi. Transisi ini melibatkan penyimpangan dari heliks ganda dan juga
transformasi topologi dari lintasan heliks ganda yang akan memfasilitasi
pengemasan dan regulasi (Travers dan Georgi 2015).
DNA juga berfungsi sebagai pembawa informasi genetika, dimana DNA
membuat kopian yang tepat pada proses replikasi atau duplikasi dan meneruskan
kode-kode informasi genetik yang dimiliki ke mRNA (messenger RNA) pada
proses transkripsi, dan kelaknya diterjemahkan informasi-informasi tersebut
dalam proses translasi (Soedigdo 1973).
Struktur DNA
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model
molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih
dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick. DNA merupakan makromolekul
polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang,
tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda dan berpilin ke kanan. Setiap
nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu gula 5 karbon (2-deoksiribosa), gugus
fosfat, dan basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin yaitu adenin (A) dan
guanin (G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (C) dan timin (T). Ikatan antara
basa purin dengan basa pirimidin adalah ikatan hidrogen, dimana ikatan A-T
termasuk ikatan lemah (weak bond), sedangkan ikatan G-C termasuk ikatan kuat
(strong bond). Basa pada molekul DNA membawa informasi genetik, sedangkan
gula deoksiribosa dan gugus fosfat mempunyai peranan struktural. Awalan deoksi
pada gula deoksiribosa menunjukkan bahwa gula ini kekurangan satu atom
oksigen yang ada pada ribosa, senyawa induknya (Karmana 2009).
Sebuah nukleotida terdiri dari basa purin dan pirimidin yang berikatan
dengan gula. Keempat unit nukletida dalam DNA disebut deoksiadenosin,
deoksiguanosin, deoksitimidin, dan deoksitidin. Suatu nukleotida merupakan
sebuah ester fosfat yang tempat esterifikasi yang paling umum dalam nukleotida,
yang terdapat di alam secara alamiah adalah gugus hidroksil C-5 pada gula.
Senyawa seperti itu disebut nukleotida 5-fosfat atau 5-nukleotida. Misalnya,
deoksiadenosin 5-trifosfat (dATP) merupakan prekursor yang diaktifkan pada
sintesis DNA, dimana nukleotida itu diaktifkan kalau ada dua ikatan
fosfoanhidrida dalam unit trifosfatnya (Rosana 2012).
Replikasi DNA
Sintesis Protein
Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Pada proses
transkripsi informasi DNA ke mRNA, untai ganda DNA yang saling
berkomplementer akan terbuka. Untai sense akan terpisah dari untai antisense.
Untai DNA antisense dengan arah 3-5 selanjutnya berperan menjadi cetakan
untuk membentuk mRNA dengan arah 5-3, suatu proses yang dikenal dengan
transkripsi. Kemudian mRNA bermigrasi ke sitoplasma, dimana kompleks
ribosom dapat menerjemahkan informasi yang dibawa oleh mRNA menjadi
bentuk polipeptida atau protein tertentu (Laksmitawati dan Ani 2005).
Transkripsi DNA genom yang akurat ke dalam RNA sangat penting untuk
melakukan proses seluler, karena transkrip RNA diterjemahkan ke dalam protein
fungsional atau berfungsi secara langsung. Namun, pada manusia, kloroplas dan
mitokondria, serta virus tertentu, ada beberapa kasus transkrip RNA yang berbeda
dari DNA yang ditranskripsi pada posisi tertentu. Misalnya, pada manusia,
deaminase adenosin yang bekerja pada RNA (ADARs) menggantikan adenosin
tertentu dengan inosin, yang kemudian bertindak sebagai guanosin selama
translasi. Selanjutnya, protein APOBEC1 menyebabkan sejumlah kecil perubahan
CU. Banyak dari pengeditan RNA ini menghasilkan protein alternatif yang
berguna bagi organisme, dan perubahan frekuensi pada pengeditan RNA tertentu
dapat mempengaruhi fungsi organisme secara negatif (Schrider et al. 2011).
Pada tahap dimana mRNA berproses dalam ribosom, proses tersebut dikenal
dengan proses translasi. Proses inisiasi sebagai tahap yang mengawali sintesis
polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasi sebagai asam amino methionine.
Langkah selanjutnya, elongasi polipeptida sesuai dengan urutan kodon yang
dibawa oleh mRNA. Tahap ini diakhiri dengan proses terminasi yang dilakukan
oleh rho-protein. Polipeptida akan diproses sebagai molekul protein yang
fungsional setelah melalui proses post translation di retikulum endoplasmik
hingga tingkat jaringan (Fatchiyah dan Estri 2006).
3 METODOLOGI PRAKTIKUM
Tahap pertama pada prosedur kerja dalam pembuatan model DNA yaitu
menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu, menggulung
papan serbuk kayu hingga menyerupai tiang dan memberi 21 lubang pada papan
serbuk kayu yang telah digulung tersebut. Kemudian, membuat penanda kode
basa nitrogen dengan menggunakan kertas karton, dimana kertas karton tersebut
dibentuk sesuai dengan bentuk basa nitrogennya dan menggunakan kertas sesuai
warna yang telah ditentukan. Selanjutnya, menulis simbol kode basa nitrogen
menggunakan spidol. Setelah itu, melekatkan penanda kode basa nitrogen tersebut
pada pipet tebal dengan menggunakan double tip. Selanjutnya, memasukkan pipet
kecil ke dalam lubang pada papan serbuk kayu, hingga pipet tersebut berada pada
kedua sisi papan serbuk kayu. Kemudian, memasang pipet dengan penanda basa
nitrogen pada kedua sisi pipet kecil berdasarkan pasangan basa nitrogennya.
Selanjutnya, pada akhir dari pembuatan model DNA, menggunakan sterofoam
yang telah dibungkus dengan pembungkus buku sebagai penahan papan serbuk
kayu.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil pembuatan model DNA yang telah diperoleh pada praktikum
Model DNA ini adalah sebagai berikut.
Pembahasan
Pada praktikum ini, model DNA memiliki struktur double helix yang
memiliki 3 komponen. Pertama, gula deoksiribosa, yang memiliki 5 unsur karbon.
Kedua adalah gugus fosfat yang merupakan backbone dari DNA. Komponen
ketiga adalah basa nitrogen yang melengkapi komponen DNA. Basa nitrogen ini
terbagi dua, yaitu purin dan pirimidin. Purin merupakan basa adenin dan basa
guanin yang memiliki struktur dua cincin. Sedangkan pirimidin merupakan basa
timin dan sitosin yang memiliki struktur satu cincin. Lain halnya dalam RNA,
sitosin tidak digunakan dalam basa nitrogen pirimidin, melainkan digunakan
urasil yang juga merupakan basa nitrogen dengan struktur satu cincin yang
membuatnya merupakan sebuah pirimidin (Karmana 2009).
Sintesis protein merupakan proses pembentukan protein yang memiliki
tahap transkripsi dan translasi dalam prosesnya. Pertama, tahap transkripsi adalah
proses penerjemahan informasi yang terdapat pada DNA menjadi RNA. Proses
transkripsi diawali dengan membuka rantai ganda DNA dengan bantuan dari
enzim yang disebut RNA polimerase untuk membentuk mRNA. Proses transkripsi
dibagi menjadi 3 langkah yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Tahap kedua
yaitu tahap translasi yang merupakan sintesis protein dari RNA. Proses translasi
terjadi pada sitoplasma dalam ribosom. Ribosom adalah subunit kecil dan besar
yang mengelilingi mRNA. Dalam proses translasi, mRNA diterjemahkan untuk
menghasilkan polipeptida tertentu dengan bantuan asam amino. Proses translasi
memiliki langkah yang sama dengan tahap transkripsi yaitu langkah inisiasi,
elongasi, dan terminasi (Fatchiyah dan Estri 2006).
Perbedaan antara DNA dan RNA terletak pada struktur dan komponennya.
DNA memiliki struktur double helix dengan komponen gula yaitu gula
deoksiribosa. Basa nitrogen DNA terdiri dari adenin, guanin, sitosin, dan timin,
dimana adenin dan guanin adalah purin dan sitosin dan timin adalah pirimidin.
Sedangkan pada RNA, struktur yang dimilikinya yaitu single helix dengan
komponen gula yaitu gula ribose. Basa nitrogen RNA berjumlah sama dengan
DNA, pirinnya juga terdiri dari adenin dan guanin, tetapi pirimidin pada basa
nitrogen RNA terdiri dari timin dan urasil.
Kesimpulan
Saran
Sebaiknya laboratorium menyediakan fasilitas yang digunakan dalam
praktikum. Laboratorium yang digunakan praktikan sebaiknya mencakup sarana
dan prasarana laboratorium. Sebaiknya asisten memberi kejelasan dan informasi
yang mutlak dalam aturan penulisan laporan agar tidak menghambat proses
pengerjaan laporan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA