Anda di halaman 1dari 29

1 | P a g e

BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Praktikum Uji Alat Indera Manusia

B. Latar Belakang

Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Anda mungkin telah mempelajari bahwa manusia memiliki lima indra yang
berhubungan dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan
pembauan. Semua indra kita berkembang untuk membantu kita bertahan hidup.
Bahkan rasa sakit yang menyebabkan banyak penderitaan manusia adalah bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari warisan evolusi kita, karena rasa sakit dapat
memperingatkan kita akan penyakit dan cidera. Orang yang lahir dengan kondisi cacat
indra yang membuat mereka tidak mampu merasakan sakit dan luka akan sangat
rentang terhadap luka bakar, memar, dan patah tulang, dan sering kali mereka
meninggal dalam usia muda karena mereka tidak dapat mengambl keuntungan dari
sinyal peringatan rasa sakit. Semua organisme telah dilengkapi dengan beberapa
reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam
atau dari luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya,
seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang
cahaya), audioreseptor (penerima rangsang suara),dan mekanoreseptor (penerima
rangsang fisik seperti tekanan sentuhan dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa
reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan
sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali
lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan panca indra?
b. Apa dan bagaimana hubungan indra pengecap/perasa dan pembau/pencium?
c. Bagaimana proses gerak reflex?
2 | P a g e

d. Apakah mata memiliki titik buta?
e. Sepeka apakah indra peraba dan indra penglihat manusia?

D. Tujuan Praktikum

Dari paparan rumusan masalah di atas, dapat kami tarik beberapa tujuan sebagai
berikut.
a. Mengetahui dan membuktikan hubungan indra pengecap dan pembau.
b. Mengetahui dan membuktikan gerak reflex.
c. Mengetahui dan membuktikan titik buta.
d. Mengetahui dan membuktikan indra peraba tidak setara.
e. Mengetahui dan membuktikan penglihatan dan pendengaran mempengaruhi
keseimbangan.

E. Manfaat Praktikum

a. Untuk Siswa

i. Siswa dapat memperoleh beberapa informasi tentang alat indera pada
manusia dan hubungannya dengan system saraf.
ii. Siswa dapat mengamati dan mengetahui hubungan-hubungan yang
terdapat antar alat indera manusia.
iii. Siswa dapat mengetahui pengaruh alat indera terhadap kesehatan dan
keseimbangan tubuh.

b. Untuk Guru

i. Guru bisa menerapkan materi dan mengajari langsung cara uji alat-alat
indera manusia yang sangat penting bagi kehidupan manusia.





3 | P a g e

BAB II
LANDASAN TEORI
Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra
manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat
(mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap
(lidah), dan indra peraba (kulit) (Chambell, 2004).
A. Indra Penglihat (Mata)
Mata adalah alat indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya
dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yag ada di
sekitarnya dengan cepat. Mata merupakan indera penglihat yang menerima
rangsang berupa cahaya (fotooreseptor).
Bentuk bola mata bulat seperti bola bekel atau bola pingpong. Diamternya
lebih kurang 2 cm. Sebagian besar terletak didalam rongga tengkorak. Mata terdiri
atas bagian-bagian terperan penting dalam proses penglihatan. Selain itu, mata
disertai bagian-bagian yang melindungi mata.

a. Bagian-Bagian Mata
Bagian yang melindungi mata adalah alis mata, kelopak mata, dan bulu
mata. Alis mata merupakan rambut ( bulu) yang terletak diatas mata
bemata. Kelopak mata terdiri dari kelopak atas dan kelopak bawah.
Kelopak mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda
asing, misalnya debu, asap, dan keringat. Bulu mata merupakan rambut
yang terletak di kelopak mata. Bulu mat juga berguna melindungi mata
dari benda asing.
Mata juga dilengkapi dengan kelenjar air mata dan otot mata.
Kelenjar air mata menghasilkan air mata. Air mata berfungsi untuk
membasahi kornea mata agar tidak kering.air mata juga berfungsi
sebagai pelumas agar mata mudah digerakkan . kelenjar air mata
mengeluarkan air mata pada saat kita mengedipkan mata. Otot mata
berguna untuk menggerakkan bola mata sehinga dapat bergerak ke
kanan-kiri dan ke atas- bawah.
4 | P a g e


Gambar: Mata bagian dalam

Adapun bagian-bagian mata yang berhubungan dengan fungsi
penglihatan, yaitu :
1) Kornea (selaput bening)
Kornea sangat penting bagi ketajaman penglihatan kita. Fungsi
utama kornea mata adalah menerima cahaya yang masuk ke mata.
Cahaya tersebut diteruskan ke bagian mata yang lebih dalam dan
berakhir di retina. Kerena fungsinya itu, maka kornea memiliki
beberapa sifat yaitu tidak berwarna ( bening) dan tidak mempunyai
pembuluh darah. Kerusakan pada kornea dapat menyebabkan
kebutaan. Kornea mata orang yang sudah meninggal dapat
disumbangkan untuk menyembuhkan orang lain dari kebutaan.

2) I ris (selaput pelangi) dan pupil (anak mata)
Iris adalah selembar otot yang terletak di belakang kornea. Iris
suatu jaringan yang kaya dengan pembuluh darah. Warna iris
memberikan warna pada mata. Iris bekerja sama dengan pupil untuk
mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata sehin gga sesuai
dengan kebutuhan. Pupil adalah celah (lubang) bundar yang ada di
tengah-tengah iris. Dalam cahaya terang, otot iris mengerut dan
menyebabkan iris mengecil. Mengecilnya pupil akan menghentikan
cahaya agar tidak terlalu banyak masuk ke mata. Dalam cahaya redup,
otot-otot iris akan menjadi relaks sehingga pupil melebar. Melebarnya
pupil memungkinkan cahaya semakin banyak masuk ke mata. Fungsi
pupil sama dengan fungsi diafragma pada alat potret atau kamera.
5 | P a g e


3) Lensa
Lensa terletak di belakang anak mata ( pupil) dan selaput
pelangi ( iris). Fungsi lensa adalah memfokuskan dan meneruskan
cahaya yang masuk ke mata agar tepat jatuh ke retina. Dengan
demikian mata dapat melihat dengan jelas. Lensa mata mempunyai
kemampuan untuk mencembung dan memipih untuk memfokuskan
jatuhnya cahaya. Kemampuan lensa untuk mengubah kecembungannya
disebut daya akomodasi. Apabila kita mengamati benda yang letaknya
dekat, maka mata berakomodasi dengan kuat. Akibatnya, lensa mata
menjadi lebih cembungdan bayangan dapat jatuh tepat di retina.
Apabila kita mengamati benda yang letaknya jauh, maka mata tidak
berakomodasi. Akibatnya, lensa berbentuk pipih. Pada orang berusia di
atas 50 tahun, daya akomodasi lensa mata mulai menurun. Akibatnya,
orang tua menjadi sulit melihat dengan jelas.

4) Badan Bening
Badan bening ini terletak di belakang lensa. Bentuknya seperti
agar-agar. Fungsi badan bening ialah meneruskan cahaya yang telah
melewati lensa. Cahaya itu selanjutnya disampaikan ke selaput jala.

5) Retina (selaput jala)
Selaput jala merupakan selaput yang terletak paling belakan .
Selaput jala menerima cahaya yang diteruskan oleh bagian-bagian
mata didepannya. Pada selaput jala terdapat ujung-ujung saraf
penerima.

6) Saraf mata
Saraf mata terutama berfungsi untuk meneruskan rangsang
cahaya yang diterima. Rangsang tersebut diteruskan ke sususnan saraf
pusat yang berada di otak. Dengan demikian, kita dapat melihat suatu
benda.


6 | P a g e


b. Cara Kerja Mata
Mata bekerja saat melihat objek. Tanpa cahaya, mata tidak dapat
menjalankan fungsinya. Cahaya memasuki cahaya melalui pupil. Lensa
mata mengarahkan cahaya sehingga benda jatuh pada retina. Kemudian,
ujung-ujung saraf penerima yang ada di retina emnyampaikan bayangan
itu ke otak.setelah diproses di otak, kita dapat melihat benda itu.

c. Memelihara Kesehatan Mata
Kelainan dan penyakit yang dapat menyerang mata adalah sebagai
berikut:

1) Miopi (rabun jauh) adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda
yang jauh dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan menggunakan
kacamata berlensa minus (lensa cekung).
2) Hipermiopi (rabun dekat) adalah ketidakmampuan mata melihat
benda dekat dengan jelas. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan
menggunakan kacamata berlensa plus (lensa cekung).
3) Presbiopi (mata tua) adalah ketidakmampuan mata untuk melihat
benda yang dekat dan jauh dengan jelas. Kelaianan ini dapat diatasi
dengan kacamata berlensa ganda, yaitu minus dan plus.
4) Rabun senja adalah kelainan mata barupa ketidakmampuan mata untuk
melihat pada senja hari. Rabun senja disebabkan oleh kekurangan vitamin
A. biasanya, rabun senja bersifat sementara. Di siang hari, mata mampu
melihat lebih baik.
5) Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk melihat warna-warna
tertentu. Misalnya, buta warna merah tidak dapat melihat mata merah.

Kelainan pada mata dapat dicegah dengan melakukan hal-hal berikut :
1. Makan makanan yang mengandung vitamin A
2. Menjaga kebersihan mata agar mata tidak kemasukan kotoran.
3. Membiasakan membaca buku dengan jarak 30 cm dengan
penerangan yang cukup.
7 | P a g e

4. Segera memeriksakan diri ke dokter mata apabila mata tidak
mampu melihat dengan baik.

B. Indra Pendengar (Telinga)
Telinga adalah alat indera yang memiliki fungsi mendengar suara yang ada di
sekitar kita. Telinga merupakan alat indera pendengaran yang menerima rangsang
berupa suara (fonooreseptor). Selain berfungsi sebagai indra pendengaran, telinga
juga berfungsi sebagai ala keseimbangan.
Telinga meupakan indera pendengar. Telinga sebagai indera pendengar peka
terhadap bunyi.


Gambar: bagian-bagian telinga

a. Bagian-bagian Telinga
Telinga sebagaj reseptor pendengaran bunyi terdir atas 3 bagian, yaitu:
1. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan
saluran telinga luar.
2. Telinga tengah terdiri dari selaput pendengaran (gendang
telinga), tulang-tulang pendengaran ( tulang marti, landasan,
sanggurdi, dan saluran Eustachius).
3. Telinga dalam terdiri dari tiga setengah lingkaran, rumah siput,
sakulus dan utrikulus, dan saraf pendengar.
Ketiga saluran setengah lingkaran, sakulus dan utrikulus merupakan
alat keseimbangan tubuh. Sakulus dam utrikulus terletak di bawah
8 | P a g e

ketiga saluran setengah lingkaran. Alat keseimbangan iniakan
memberikan tanggapan terhadap perubahan posisi tubuh. Oleh karena
itu, jika telinga sakit, maka keseimbangan tubuh juga terganggu.

b. Cara Kerja Telinga
Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getar bunyi.
Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Apabila
getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga ikut
bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang
pendengaran. Selanjutnya, tingkap jorong dan rumah siput ikut bergetar.
Demikian juga dengan cairan limfa di dalam rumah siput. Cairan limfa
merangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung saraf menyampaikan
rangsangan bunyi tersebut ke otak. Dengan demikian. Kita mendengar
bunyi. Getaran bunyi yang terlalu keras dapat merobek gendang telinga
sehingga pendengaran dapat terganggu.

c. Memelihara Kesehatan Telinga
Kelainan dan penyakit yang menyerang telinga, yaitu :
1. Tuli atau tidak dapat mendengar dapat dialami sejak lahir dan
dapat juga setelah dewasa. Pada umumnya, tuli tidak dapat
disembuhkan. Akan tetapi, penderita tuli yang tidak parah
dapat ditolong dengan menggunakan alat bantu dengar (
hearing aid).
2. Keluarnya cairan berbau busuk dari telinga akibat terjadi
radang pada telinga bagian dalam.
3. Bisul atau luka dapat terjadi di dalam telinga akibat infeksi.

Agar terhindar dari berbagai kelainan atau penyakit telinga, hal-hal
yang harusdiperhatikan antara lain :
1. Kebersihan telinga harus dijaga agar lubang telinga tidak
tersumbat.
2. Sebaiknya, hindari bunyi yang terlalu keras.
3. Jika telinga sering berdenging, segeralah pergi ke dokter THT.

9 | P a g e


C. Indra Pembau/Pencium (Hidung)
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau
sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Serabut-serabut saraf penciuman terdapay
pada bahian atas selaput lender hidung. Serabut-serabut olfaktori berfungsi
mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).

a. Bagian-bagian Hidung
Berfungsi sebagai indera pembau dan sebagai jalan pernapasan.
Bagian hidung yang sangat sesitif tergadap bau terdapat pada bagian
atas (di dalam) rongga hidung. Hidung juga merupakan pintu masuk
udara pernapasan ke dalam tubuh. Di dalam pintu rongga hidung
(bagian depan) terdapat rambut halus dan selaput lendir yang berguna
untuk menyaring udara yang dihirup.


Bagian - bagian pada Hidung Manusia

b. Cara Kerja Hidung
Bau dapat tercium jika bau tersebut sampai di rongga hidung. Bagan baiu
menimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh ujung-ujung saraf
pembau yang ada di hidung. Rangsangan bau tersebut diteruskan ke otak.
Dengan demikian, kita dapat mencium bau.


10 | P a g e

c. Memelihara Kesehatan Hidung
Ketidakmampuan hidung untuk mencium bau
disebut anosmia. Anosmia diakibatkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Terjadinya penyumbatan rongga hidung, misalnya akibat pilek dan
pembengkakan kelenjar polip.
2. Gangguan pada urat saraf indera pembau.

Agar hidung dapat berfungsi dengan baik, hidung harus dirawat
dengan baik. Setiap hari, hidung harus dibersihkan. Hidung menjadi
kotor karena udara yang kita cium mengandung butiran debu.
Segeralah ke dokter jika kamu menderita pilek lebih dari seminggu
agar pilekmu tidak semakin parah. Pilek yang lama dapat merusak
indera pembau.

D. Indra Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari
makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Bagian lidah yang berbintil-bintil
disebut papilla adalah ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil saraf pengecap
tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada
lidah. Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan
asam, serta ujung lidah dapat mengecap rasa manis.

a. Bagian-bagian Lidah
Lidah terletak didalam mulut. Permukaaan lidah kasar karena penuh
bitil-bintil yang disebut papila. Pada binti-bintil lidah terdapat saraf
pengecap. Lidah merupakan otot yang tebal. Pada pangkal lidah
terdapat kelenjar limfa berlapiskan selaput yang berlendir.
11 | P a g e


Fungsi Bagian Pada Lidah

b. Cara Kerja Lidah
Makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut memberi rangsangan
ke ujung-ujung saraf pengecap. Rangsangan dari makana tersebut
kemudian diteruskan ke otak. Dengan demikian, kita dapat mengecap
(merasakan) makanan atau minuman tersebut.Selain sebagai indera
pengecap, lidah juga berfungsi sebagai alat bicara dan pengatu letal
makanan. Perpaduan gerakan lidah, bibir, langit-langit mulut, dan gigi
menghasilkan berbagai macam bunyi. Lidah mengatur letak makanan pada
saat sedabg dikunyah . setelah itu, lidah akan mendorong makanan masuk
ke kerongkongan.

c. Memelihara Kesehatan Lidah
Penyakit yang sering menyerang lidah adalah sariawan. Sariawan
mengakibatkan lidah memerah dan tampak luka. Penyakit ini cukup
mengganggu karena menimbulkan rasa sakit pada saat kita
menggerakkan lidah untu mengunyah dan berbicara. Penyakit ini dapat
dicegah dan disembuhkan dengan mengonsumsi vitamin.
Cara merawat kesehatan lidah antara lain :
1) Menghindari makanan yang terlalu panas atau dingin.
2) Gunakan sikat gigi yang bersih dan lembut.
3) Rajin mengunsumsi makanan yang mengandung vitamin C.



12 | P a g e

E. Indra Peraba (Kulit)
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperature suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat
reseptor yang peka terhadap rangsang fisik (mekanoreseptor). Kulit berfungsi
sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba
dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan;
sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.

a. Bagian-bagian Kulit

Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan
dalam. Lapisan luar tdisebut juga epidermis. Lapisan dalam disebut
juga dermis. Lapisan luar tersusun atas dua lapisan, yaitu kulit ari dan
lapisan malpighi. Kulit ari tersusun atas sel-sel mati dibawahnya. Kulit
ari berfungsi mencegah masuknya bakteri dan menguapnya air dari
tubuh. Lapisan malpighi tersusun atas sel-sel yang aktif membelah
diri. Sel terluar lapisan malpighi mati dan kemudian menggantikan sel
kulit ari yang menggelupas. Lapisan dalam tersussun dari jaringan
lemak, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar minyak, pembuluh
darah, dan saraf penerima rangsang yang disebut reseptor.

b. Cara Kerja Kulit
Sentuhan yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang.
Rangsang itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu
diteruskan oleh reseptor ke otak. Dengan demikian, kita dapat meraba
suatu benda. Otak juga memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang
itu. Karena informasi yang cepat, tubuh kita dapat terhidar dari bahaya
13 | P a g e

luar, misalnya saat kita menyentuh benda yang panas. Jika tubuh tidak
tahan panas itu, maka secara refleks tubuh akan menghindari panas
tersebut. Dengen demikian, tubuh terhindar dari kerusakan yang lebih
fatal.

c. Memelihara Kesehatan Kulit
Kulit adalah bagian tubuh terluar. Jadi, kulit paling mudah
berhubungan langsung dengan lingkungan. Akibatnya, kulit paling
cepat kotor dan mudah diserang penyakit. Beberapa penyakit kulit
tersebut, yaitu :
1. Jerawat mudah menyerang klit wajah, leher, punggung, dan
dada. Jerawat dapat timbul akibat ketidakseimbangan hormon
dan kulit yang kotor.
2. Panu disebabkan oleh jamur yang hinggap di kulit. Panu timbul
karena penderita tidak menjaga kebersihan.
3. Kadas tampak sebagai bulatan putih bersisik. Kadas
menimbulkan rasa gatal yang ditimbulkan oleh jamur.
Kulit merupakan bagian tubuh yang mudah dihinggapi jamur dan
kotoran lain. Oleh karena itu, jagalah selalu kebersihan kulitmu.
Mandilah dua kali sehari, serta cucilah kaki dan tangan sebelum tidur,
makanlah makanan yang mengandung vitamin E serta sayuran dan
buah-buahan.












14 | P a g e

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum

a. Waktu : Sabtu, 12 April 2014
b. Tempat : Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Makassar

B. Alat dan Bahan

a. Bawang putih
b. Apel
c. Kendtang
d. Penggaris
e. Spidol
f. Kertas kosong

C. Langkah Kerja

Semua uji ini dilakukan secara berpasangan.

a. Uji Pembau dan Perasa
i. Siapkan satu potong bawang, apel dan kentang
ii. Tutup kedua mata memakai penutup mata
iii. Tutup hidung
iv. Julurkan lidah
v. Jilatkan bawang kentang dan apel bergantian secara cepat
vi. Lalu tuliskan kesesuaian terhadap makanan yang dirasakan dengan
makanan yang dijilatkan.

b. Uji Peraba
i. Gambar kotak-kotak pada punggung lengan menggunakan spidol
ii. Gambar 5x5 kotak atau sesuai keinginan
iii. Tusuk menggunakan jarum atau ujung pulpen disetiap kotak
dengan lembut dan halus.
15 | P a g e

iv. Tandai kotak mana yang terasa dan mana yang tidak
v. Tulis hasilnya

c. Titik Buta
i. Siapkan kertas polos dan beri titik kecil ditengahnya
ii. Simpan kertas ditembok ataupun dipapan tulis
iii. Tandai tempat awal kertas
iv. Geser kertasnya secara perlahan hingga titiknya hilang
v. Jika telah hilang tandai tempatnya
vi. Hitung berapa jarak dari tanda awal ke tanda akhir

d. Gerak Reflex
i. Duduk di sebuah kursi
ii. Pasangan memukul lututnya menggunakan penggaris
iii. Tulis hasilnya apakah terjadi reflex menendang atau tidak

e. Indera Pendengaran
i. Pegang telinga / tutup telinga
ii. Lalu tutup mata
iii. Putar badan sebanyak 10 putaran atau sesuai keinginan
iv. Tulis hasil yang member informasi di mana tubuh dapat seimbang
atau tidak setelah berputar












16 | P a g e

BAB IV
HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
a. Uji Pembau dan Perasa

Nama Bawang Putih Apel Kentang
Amaliah Fahrani Salah Salah Benar
Andi Ahmad Nur Agsa Benar Benar Benar
Aufa Fairuz Benar Benar Benar
Elvira Hafid Benar Benar Benar
Novia Regina Muslim Benar Benar Benar
Nur Wahidah Benar Benar Benar
Ulzana Ramadhanty Benar Benar Benar
Haura Ainun
Sulaeman
Salah Salah Salah

b. Uji Peraba

i. Uji 1
1. Penguji : Andi Ahmad Nur Agsa
2. Yang Diuji : Aufa Fairuz
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada





17 | P a g e



ii. Uji 2
1. Penguji : Aufa Fairuz
2. Yang Diuji : Andi Ahmad Nur Agsa
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada


iii. Uji 3
1. Penguji : Nur Wahidah
2. Yang Diuji : Ulzana Ramadhanty
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada


iv. Uji 4
1. Penguji : Ulzana Ramadhanty
2. Yang Diuji : Nur Wahidah
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada




18 | P a g e



v. Uji 5
1. Penguji : Amaliah Fahrani
2. Yang Diuji : Haura Ainun Sulaeman
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada


vi. Uji 6
1. Penguji : Haura Ainun Sulaeman
2. Yang Diuji : Amaliah Fahrani
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada


vii. Uji 7
1. Penguji : Elvira Hafid
2. Yang Diuji : Novia Regina Muslim
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada




19 | P a g e

viii. Uji 8
1. Penguji : Novia Regina Muslim
2. Yang Diuji : Elvira Hafid
3. Hasil :
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada


c. Titik Buta

Pada uji ini, mata kiri ditutup, sedangkan mata kanan melihat.

i. Uji 1
1. Penguji : Andi Ahmad Nur Agsa
2. Yang Diuji : Aufa Fairuz
3. Hasil Titik Buta : 40 cm

ii. Uji 2
1. Penguji : Aufa Fairuz
2. Yang Diuji : Andi Ahmad Nur Agsa
3. Hasil Titik Buta : 40 cm

iii. Uji 3
1. Penguji : Nur Wahidah
2. Yang Diuji : Ulzana Ramadhanty
3. Hasil Titik Buta : 48,5 cm

iv. Uji 4
1. Penguji : Ulzana Ramadhanty
2. Yang Diuji : Nur Wahidah
3. Hasil Titik Buta : 22 cm

20 | P a g e

v. Uji 5
1. Penguji : Amaliah Fahrani
2. Yang Diuji : Haura Ainun Sulaeman
3. Hasil Titik Buta : 38 cm

vi. Uji 6
1. Penguji : Haura Ainun Sulaeman
2. Yang Diuji : Amaliah Fahrani
3. Hasil Titik Buta : 53,5 cm

vii. Uji 7
1. Penguji : Elvira Hafid
2. Yang Diuji : Novia Regina Muslim
3. Hasil Titik Buta : 29 cm

viii. Uji 8
1. Penguji : Novia Regina Muslim
2. Yang Diuji : Elvira Hafid
3. Hasil Titik Buta : 29 cm


d. Gerak Reflex

Pada uji ini, lutut diuji menggunakan penggaris.

i. Uji 1
1. Penguji : Andi Ahmad Nur Agsa
2. Yang Diuji : Aufa Fairuz
3. Hasil : Menendang

ii. Uji 2
1. Penguji : Aufa Fairuz
2. Yang Diuji : Andi Ahmad Nur Agsa
3. Hasil : Menendang
21 | P a g e


iii. Uji 3
1. Penguji : Nur Wahidah
2. Yang Diuji : Ulzana Ramadhanty
3. Hasil : Menendang

iv. Uji 4
1. Penguji : Ulzana Ramadhanty
2. Yang Diuji : Nur Wahidah
3. Hasil : Menendang

v. Uji 5
1. Penguji : Amaliah Fahrani
2. Yang Diuji : Haura Ainun Sulaeman
3. Hasil : Menendang

vi. Uji 6
1. Penguji : Haura Ainun Sulaeman
2. Yang Diuji : Amaliah Fahrani
3. Hasil : Menendang

vii. Uji 7
1. Penguji : Elvira Hafid
2. Yang Diuji : Novia Regina Muslim
3. Hasil : Menendang

viii. Uji 8
1. Penguji : Novia Regina Muslim
2. Yang Diuji : Elvira Hafid
3. Hasil : Menendang




22 | P a g e

e. Indera Pendengaran

Pada uji ini, kami menutup mata dan telinga lalu berputar sebanyak 10
putaran.

i. Uji 1
1. Penguji : Andi Ahmad Nur Agsa
2. Yang Diuji : Aufa Fairuz
3. Hasil : Tidak seimbang

ii. Uji 2
1. Penguji : Aufa Fairuz
2. Yang Diuji : Andi Ahmad Nur Agsa
3. Hasil : Tidak seimbang

iii. Uji 3
1. Penguji : Nur Wahidah
2. Yang Diuji : Ulzana Ramadhanty
3. Hasil : Tidak seimbang

iv. Uji 4
1. Penguji : Ulzana Ramadhanty
2. Yang Diuji : Nur Wahidah
3. Hasil : Tidak seimbang

v. Uji 5
1. Penguji : Amaliah Fahrani
2. Yang Diuji : Haura Ainun Sulaeman
3. Hasil : Tidak seimbang

vi. Uji 6
1. Penguji : Haura Ainun Sulaeman
2. Yang Diuji : Amaliah Fahrani
3. Hasil : Tidak seimbang

23 | P a g e

vii. Uji 7
1. Penguji : Elvira Hafid
2. Yang Diuji : Novia Regina Muslim
3. Hasil : Tidak seimbang

viii. Uji 8
1. Penguji : Novia Regina Muslim
2. Yang Diuji : Elvira Hafid
3. Hasil : Tidak seimbang


B. Pembahasan

a. Percobaan 1 ; (Membuktikan hubungan indera pembau dan perasa)

Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya
dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara
organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan
yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf
di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda
dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau. Di dalam rongga
hidung terdapat selaput lendir yang mengandung selsel pembau. Pada sel-sel
pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus
alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut
saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus alfaktorius).

b. Percobaan 2 ; (Membuktikan kepekaan indera peraba)
i. Korpus Meissner
1. Terletak di dekat permukaan kulit.
2. Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan.
3. Reseptor ini tersebar tidak merata di permukaan kulit.
4. Memiliki paling banyak di ujung jari


24 | P a g e

ii. Korpus Pacini
1. Berfungsi menerima rangsang tekanan.
2. Letaknya di bawah lapisan dermis.

iii. Korpus Ruffini
1. Berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di
lapisan dermis.

iv. Korpus Kraus
1. Berfungsi untuk menerima rangsang dingin.
2. Letaknya di lapisan dermis.

v. Ujung saraf tanpa selaput
1. Peka terhadap rasa sakit/nyeri.
2. Letaknya di lapisan epidermis.
3. Penting untuk keselamatan tubuh.

vi. Merkel Cells
1. Berbentuk oval,
2. Berfungsi mendeteksi sensasi berbagai sentuhan ringan
untuk membedakan bentuk dan tekstur.

c. Percobaan 3 ; (Membuktikan mata mempunyai titik buta)

Titik buta dalam berkendara adalah bagian dari sekeliling kita yang tidak bisa
kelihatan pada saat mengemudikan kendaraan, karena beberapa alasan seperti
jangkauan pandangan yang terbatas cermin, terhalang oleh muatan yang
dibawa. Titik buta mobil penumpang adalah di sebelah kiri dan kanan
pengemudi seperti ditunjukkan dalam gambar. Untuk kendaraan box, truk dan
truk peti kemas, pandangan melalui cermin tengah tidak ada jadi mereka
tergantung kepada cermin pintu. Kendaraan yang tinggi seperti bus, truk tidak
bisa melihat di sekitar mereka yang rendah.

25 | P a g e

d. Percobaan 4 ; (Membuktikan gerak refleks)

Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan
respon segera setelah adanya rangsang
[1]
. Pada manusia gerak refleks terjadi
melalui reflex arc, namun refleks-refleks ini sangat penting artinya di dalam
mendiagnosis dan melokalisasi lesi neurologi.
Gerak refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk
mengetahui kerusakan atau pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi.
Gerak refleks dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakan motorik
pada latihan olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis
selama pengkondisian klasikal.
Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat di bagi menjadi 4
kelompok, yaitu: 1. Refleks Superfisial (kulit dan lendir), 2. Refleks Tendon
Dalam (miotatik), 3. Refleks Viseral (organik), 4. Refleks Patologik
(abnormal)

e. Percobaan 5 ; (Membuktikan hubungan pendengaran dan
pengelihatan terhadap keseimbangan)

Pada sistem penglihatan apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata
maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor,
pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke
bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus
osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan
akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan
menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan
diolah kemudian diinterpretasikan.
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda
jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya
yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang
meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak
sehingga terjadi kesan melihat.
Pada sistem pendengaran apabila ada getaran suara ditangkap oleh
daun telinga maka akan diteruskan ke liang telinga dan mengenai membran
26 | P a g e

timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-
tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes
menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala
vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong
endolimfe dan membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala
timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar.
Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan
terdorongnya membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan
fisik ini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion
Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang N. VIII, kemudian
meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak melalui
saraf pusat yang ada di lobus temporalis.





















27 | P a g e

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Percobaan 1 ; (Membuktikan hubungan indera pembau dan perasa)
Indera pembau dan perasa mempunyai hubungan yang sanagt kuat, tidak bias
bekerja masing, mereka saling berkaitan dan saling membutuhkan.

b. Percobaan 2 ; (Membuktikan kepekaan indra peraba)
Kulit terdiri dari beberapa saraf yang berbeda bentuk dan berbeda fungsi. Itu
membuktikan bahwa struktur kulit disetiap tubuh kita tidak selalu sama.

c. Percobaan 3 ; (Membuktikan mata mempunyai titik buta)
Mata mempunyai titik buta itu adalah suatu keadaan ketika mata kita tidak
bias meihat focus kita, dan itu dimiliki setiap orang.

d. Percobaan 4 ; (Membuktikan gerak refleks)
Setiap orang yang dipukul dan dia memberikan respon berarti sarafnya tidak
bermaslah, jika tidak berarti ada kelainan pada sarafnya.

e. Percobaan 5 ; (Membuktikan hubungan pendengaran dan pengelihatan
terhadap keseimbangan)
Pendengaran dan penglihatan terhadap keseimbangan sangat berhubungan
erat terbukti jika kita duduk atau diam terlalu lama jika tiba-tiba berdiri akan
terasa pusing. Apalagi jika mempunyai penyakit seperti anemia atau vertigo

B. Saran
a. Sebaiknya teliti dan jujur dalam menulis hasil laporan
b. Sebaiknya dalam melakukan penelitian, tidak terburu-terburu agar hasil
yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan atau direncanakan.
c. Pada saat melakukan praktikum sebaiknya siswa lebih peka dan
memperhatikan hasil dari praktikum.
d. Sebaiknya siswa mempersiapkan peralatan dan bahan praktek dengan
lengkap agar kegiatan dapat berlangsung dengan baik.
28 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/HimalaAP/tugas-biologi-alat-indera
http://www.pusatbiologi.com/2013/01/bagian-bagian-dan-fungsi-alat-
indera.html
http://belajarilmupengetahuanipa.blogspot.com/
http://asfarinda.blogspot.com/2013/05/uji-panca-indera-hunbungan-
indera.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Indera








29 | P a g e

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai