BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
identitas (“jati diri”) dar tumbuhan tersebut, dalam hal ini tidak lain
istilah “determinasi”.13
beberapa cara :
identifikasikan.
1313
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Umum, Yogyakarta : Gadjah Mada Unipersity
Press, 1998, h. 70-73.
12
a. Pengertian Lumut
Akan tetapi semua organ tersebut tidak sejati karena tidak adanya sistem
ada sistem pembuluh angkut xilem dan floem. Kelompok tumbuhan ini
yaitu adanya talus fase gametofit dan talus fase sporofit. Talus gametofit
14
Akhmadi, Bahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah, Palangka Raya : Universitas
Palangka Raya, 2010, h. 34.
15
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Umum, Yogyakarta : Gadjah Mada Unipersity
Press, 1998, h. 70-73.
13
merupakan talus tumbuhan lumut yang umum kita lihat di alam, terutama
yang dapat membentuk satu sel telur (ovum). Pada bagian perut dari
arkegonium terdapat lebih dari satu lapisan sel-sel steril, sedangkan pada
16
Ibid., Taksonomi Umum, h. 34.
14
tanaman kecil dan tidak mencolok dengan ukuran mulai dari sekitar satu
sederhana di bagian bawah dan hampir mirip dengan talus alga. Talus
alga tumbuh menghadap ke tanah dan seperti thallus (A). Talus melekat
rizhoids.
Rizhoid tumbuhan dari bagian batang yang lebih tua dan basal. Organ-
dan akar tanaman yang lebih tinggi. Selain itu, lumut adalah generasi
dikatakan tidak dianalisis. batang, daun dan akar dari bryophyte dengan
demikian, analog dengan batang, daun dan akar, bukan rambut tanaman
vaskular. Rambut akar seperti rhizoid dari lumut hati adalah struktur
akar pada sporofit. keduanya demikian analog satu sama lain. beberapa
1) Batang
epidermis.
17
Ibid. Hal.3
18
Ryo Waldi. Inventarisasi Lumut Di Kawasan Perkebunan Karet Ptpn 7 Desa Sabah
Balau, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Lampung. 2017. Hal. 12.
16
2) Daun
Daun tersusun atas satu lapis sel. sel-sel daunnya kecil, sempit,
penyokong. Bentuk daun ada yang oval, lanset, dan ujung daun
bervariasi dari tumpul atau truncate dan acuminate atau aristate. Pada
3) Rizoid
Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak
4) Sporofit
atau tangkai.
19
Ibid. Hal.13
17
pembentukan spora.20
Keterangan Gambar :
b. Foot yaitu keping kaki; kuncup kaki embrio bagian luar yang akan
20
Dany C.P dan Eva S.N.K. Buku Ajar Tumbuhan Tak Berpembuluh. Universitas Negeri
Manado. 2015. Hal.159
18
dibedakan dalam tiga kelas, yaitu Kelas Hepaticae (lumut hati), Kelas
Kingdom: Plantae
Phylum Marchantiophyta
Class Haplomitriopsida
Order Calobryales
Order Treubiales
Class Jungermanniopsida
Order Fossombroniales
Order Jungermanniales
Order Metzgeriales
Order Pallaviciniales
Order Pelliales
Order Pleuroziales
Order Porellales
Order Ptilidiales
19
Class Marchantiopsida
Order Blasiales
Order Lunulariales
Order Marchantiales
Order Naiaditales
Order Neohodgsoniales
Order Sphaerocarpales
Nama umum dan saintifik filum ini (dari kata Latin hepaticae, hati)
21
Campbell Reece dkk, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Jakarta : Penerbit Erlangga,
2008, h. 174.
20
berikut :
terlihat.
22
Ibid., Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Scyzophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta), (Struktur tubuh dan penampang melintang lumut hati), h. 174.
21
terutama pada dasar hutan yang lebat. Pada tanah gambut yang
bersifat asam dan miskin unsur hara umumnya tidak cocok bagi
23
Glime, J.M. Physiological Ecology. Michigan Technological University and the
International Association of Bryologists. 2007. Hal.11
22
Kingdom Plantae
Phylum Bryophyta
Class Andreaeopsida
Order Andreaeales
Order Andreaeobryales
Class Bryopsida
Order Archidiales
Order Bryales
Order Buxbaumiales
Order Dicranales
Order Fissidentales
Order Funariales
Order Grimmiales
Order Hookeriales
Order Hypnales
Order Hypnobryales
Order Isobryales
23
Order Leucodontales
Order Orthotrichales
Order Polytrichales
Order Pottiales
Order Schistostegiales
Order Seligerales
Order Tetraphidales
Class Sphagnopsida
Order Sphagnales
reproduksi.24
dan “daun”.
24
Q A International, Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer (Untuk Pelajar dan Umum),
2006, Indonesia : PT Buana Ilmu Populer, h. 18.
24
bunga.
25
Ibid., Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer (Untuk Pelajar dan Umum), h. 37
26
Ibid., Taksonomi Umum, (Struktur tubuh lumut daun), h. 18.
25
g) Habitat
Habitat lumut daun sangat bervariasi, ada yang hidup di air parit,
27
Ibid., Taksonomi Umum, (Siklus hidup lumut daun), h. 174
26
Kingdom Plantae
Phylum Anthocerotophyta
Class Anthocerotopsida
Order Anthocerotales
Order Dendrocerotales
Order Notothyladales
Order Phymatocerotales
Class Leiosporocerotopsida
Order Leiosporocerotales
Nama umum dan saintifik filum ini (dari kata Yunani keras,
seperti sporofit lumut hati atau lumut daun, sporofit lumut tanduk
28
Ibid., Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer (Untuk Pelajar dan Umum), h. 37.
27
Anthocerros sp.30
29
Ibid., Taksonomi Umum, h. 174.
30
Ibid., Taksonomi Umum, h. 174.
31
Ibid., Taksonomi Umum, (Struktur tubuh tumbuhan lumut daun), h. 174.
28
yaitu :
Tanah gambut yang bersifat asam dan miskin unsur hara tidak
dalam thalli mereka, dan bagian ventral dari thallus memiliki pori-
pori. Hal ini mungkin homolog dengan stomata yang ada pada
29
celah dan bentuk ini koloni simbiotik, yang dapat dilihat sebagai
gametofit hornwort.
(Anthoceros) sporofit.
Lumut
1) Suhu
2) Kelembaban
baik pada keadaan udara yang lembab. Hal ini erat kaitannya dengan
kebutuhan lumut akan air, baik dalam bentuk air maupun uap air.
3) pH
4) Cahaya
namun apabila cahaya yang diterima berlebihan atau sangat kuat dapat
5) Oksigen
6) Dormansi
Pada saat musim kemarau, lumut mengalami masa istirahat. Hal ini
yang sangat tinggi. Namun ketika musim hujan telah datang dan
32
Choirur Rojichin. Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Anggota Divisi Bryophyta di
Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Kota Palangka Raya, Proposal Skripsi, Universitas Palangka
Raya : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Palangka Raya, 2007, h. 10-11.
34
tidak langsung. Hingga saat ini manfaat lumut dalam bidang ekologis
1) Indikator Species
2) Erosion Control
3) Nitrogen Fixation
4) Pollution Studies
lebih asam dari keadaan tersebut. Pada pH 3.5, masih dapat tumbuh
toleran kadar yang tinggi pada cadmium (610 ppm), copper (2,700
6) UV-B Radiation
7) Radioactivity Indicators
inflamasi.
Air Terjun Parangkikis merupakan satu-satunya air terjun yang ada di desa
33
Marina Silalahi. Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Universitas
Kristen Indonesia. 2013. Hal. 70-73
39
potensi, baik dari segi pertanian, perkebunan, maupun wisata. Salah satu
Air Terjun Parangkikis adalah air terjun yang masih terjaga kelestariannya,
terjun dan lingkungannya yang masih terjaga kebersihannya. Tidak jauh dari
orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang dapat dipergunakan peserta
belajar bisa termasuk apa saja yang tersedia untuk membantu seseorang
belajar.
sengaja atau tidak sengaja diciptakan agar peserta didik secara individual
dan atau secara bersama-sama dapat belajar. Jadi pada dasarnya sumber
belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh
tenaga pengajar dan peserta didik, baik secara terpisah maupun dalam
menetapkan seperi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar. Kegiatan
kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat luas. Selain itu, belajar juga
(internal) dan dari apa dan siapa saja di luar diri pembelajar (eksternal).
yang lain, biasanya berupa ide, makna, dan fakta. Berkaitan dengan
konteks pembelajaran, pesan ini terkait dengan isi bidang studi dan
34
Supriadi. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. UIN Ar-Raniry
Banda Aceh. Lantanida Journal, Vol.3 No. 2, 2015. Hal.3
41
pesan;
Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman
langkah dalam penyampaian pesan. Dalam hal ini dapat dengan kata
lain, teknik adalah cara atau prosedur yang digunakan orang dalam
sebagainya.35
Dari uraian di atas, dapat diklasifikasikan bahwa sumber belajar ada yang
berbasis komputer.
mengatakan bahwa sumber belajar yang ada agar dapat difungsikan dan
belajar murid/mahasiswa;
individual, melalui:
35
Supriadi. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. UIN Ar-Raniry
Banda Aceh. Lantanida Journal, Vol.3 No. 2, 2015. Hal.3
43
media komunikasi,
diserap dan lebih siap diterapkan, dan (3) Seseorang dapat belajar sesuai
pada buku teks. Ternyata dari sekian banyak sumber belajar yang ada,
peserta didik
36
Supriadi. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. UIN Ar-Raniry
Banda Aceh. Lantanida Journal, Vol.3 No. 2, 2015. Hal.3
45
didiknya untuk belajar dan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih
pembelajaran
tingkah laku
bahan pengajarannya,
dan membantu pengajar untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan
dengan bara: (a) mengurangi _ontrol dosen yang kaku dan tradisional;
46
belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit, (5)
geografis.
bagi tenaga pengajar memiliki peranan yang sama dengan sumber belajar
Dalam hal Terkait dengan pemilihan sumber belajar Dick dan Carey
biaya dan waktu, dan (5) Faktor yang berkaitan dengan penggunaannya.
a. Pengertian Ensiklopedia
dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian
setiap entri dilihat dari sudut pandang linguistik atau haya memberikan
adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar
37
Anne, dalam Ayu Berliantin S.A, Pengembangan Ensiklopedia Berbasis Joyful
Learning Pada Sub Materi Pokok Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Untuk Siswa Kelas
VIII SMP/MTs. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Hlm. 14
38
Hanif Nuurmansyah. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Ensiklopedia Ilmu
Pengetahuan Sosial Pada Materi Kerajaan Hindu-Budha dan Islami Untuk Peningkatan Motivasi
Belajar Peserta Didik Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Anbaul Ulum Pakis. Malang: UIN Maulana
Malik Ibrahim. Hlm.27-28
49
muka bumi ini banyak ragamnya, mengetahui peranan setiap spesies bagi
sama untuk segala hal atau berbagai hal, meskipun kedua individu itu
variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen,
1) Keaneragaman Gen
Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama,
2) Keaneragaman Jenis
mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh
atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya
53
kelapa, pohon aren, pohon pinang dan juga pada pohon palem.
3) Keaneragaman Ekosistem
balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya
oleh satu jenis makhluk hidup saja, Akibatnya, pada suatu lingkungan
padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut,
dan lain-lain.
rawa.39
7. Penelitian Terdahulu
peneliti angkat.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ryo Waldi, Tahun 2017 yang
39
Qori a’yuna. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas X Pada Materi Keanekaragaman Hayati Di Sma Negeri 2 Bandar
Lampung. Skripsi.2017. hal 39-46
40
Ryo Waldi. Inventarisasi Lumut di Kawasan Perkebunan Karet PTPN 7 Desa Sabah
Balau, Kabupaten Lampung Selatan. Lampung. 2017
56
Usaha Milik Negara PTPN 7. Salah satu kawasan kebun karet di Lampung
homogen dengan didominasi oleh pohon karet itu sendiri. Kondisi demikian
karena memiliki tipe atau jenis pohon yang sama. Perubahan kondisi
penelitian lapangan, dan ditinjau dari segi sifat-sifat data termasuk dalam
penelitian deskriptif. Sumber data berasal dari survei disekitar air terjuan
terdiri dari dua kelas, yaitu kelas lumut sejati (moss) lumut hati (leafy
liverwort). Jumlah lumut yang ditemukan pada tiga lokasi penelitian, ini
mewakili 0,5 % dari total 1500 jenis lumut yang ada di Indonesia.
dikenal manusia sejak manusia berada di bumi. Sampai saat ini kajian
dikembangkan.
belum banyak dikenal oleh masyarakat, sehingga menjadi salah satu potensi
41
Pendi Setyawan. Inventarisasi dan Keaneragaman Tumbuhan (Bryophyta dan
Pteridophyta) pada ketinggian yang berbeda di Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A
Mangkunagoro 1 Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2016.
58
yang berada pada ketinggian 1.000 m. dpl, 1.200 m. dpl, dan 1.400 m. dpl
yaitu : (1) Eksplorasi, (2) Identifikasi, (3) Wawancara, (4) kepustakaan, (5)
rendah pada stasiun A (1.000 m.dpl) sebesar 0,51 yang mendominasi Riccia
sp. Indeks dominasi paling tinggi pada stasiun A (1.000 m.dpl) sebesar 0,48
59
termasuk rendah.
Sma”.42
Kabupaten Lumajang merupakan salah satu air terjun alami yang terdapat di
area perkebunan teh kertowono dibawah naungan PTPN XII. Lokasi Wisata
Air Terjun Gucialit ini merupakan daerah yang berada di kaki lereng Gunug
kurang lebih 1500-1600 m di atas permukaan laut dan memiliki suhu sekitar
jelajah, yaitu menjelajahi setiap sudut suatu lokasi yang dapat mewakili tipe
42
Nofilah Sonya Sarwilujeng. Inventarisasi Lumut (Bryophyta) Di Kawasan Wisata Air
Terjun Gucialit Kabupaten Lumajang Sebagai Sumber Belajar Biologi Sma. Universitas Jember.
2014
60
menyusuri jalan setapak yang tersedia di lokasi penelitian yang dimulai dari
susan tahun 2013 pada dengan judul penelitian “Keaneragaman Jenis Lumut
yang tinggi. Namun sampai saat ini, informasi tentang keaneragaman hayati
dapat diketahui antara lain dari tidak ditemukannya koleksi spesimen lumut
atau publikasi ilmiah tentang kelompok tumbuhan ini dari raja ampat.
dan mengamati setiap sudut lokasi penelitian. Setiap jenis lumut yang
43
Florentina I.W dan Dewi Susan. Keaneragaman Jenis Lumut Di Kepulauan Raja
Ampat, Papua Barat. Buletin Kebun Raya.2013. Vol.16 No.2
61
jenis dari 25 marga dan 11 famili. Empat jenis yaitu Calymperes polisotii,
tamariscellum merupakan catatan baru untuk New Guinea dan dua jenis
dengan judul “Keaneragaman Lumut Hati dan Lumut Tanduk Pasca Erupsi
berapi yang aktif, letusan besar terjadi pada Oktober 2010. Taman Nasional
pada Oktober 2010 telah menimbulkan awan panas dan kebakaran hutan
44
Musyarofah. Keaneragaman Lumut Hati dan Lumut Tanduk Pasca Erupsi di Taman
Nasional Guung Merapi, Yogyakarta. Institut Pertanian Bogor. 2013
62
sampel meliputi fase gametofit dan fase sporofit. Setiap sampel lumut yang
suku. Jenis-jenis tersebut meliputi 12 jenis lumut hati berdaun, lima jenis
lumut hati bertalus, dan tiga jenis lumut tanduk. Lumut arboreal hanya
(lokasi yang masih dijumpai pohon) lebih tinggi daripada di Kinahrejo dan
masih memiliki lingkungan yang baik atau masih alami sehingga tumbuhan
Peneliti/Judul/Tahun
eksploratif
3. Batasan wilayah
penelitian,mengguna
kan metode
purposive sampling
yaitu pengambilan
didasarkan pada
strata, random/acak.
dengan
64
metode transek
kuadran.
3. Metode
penelitian
menggunakan
metode purposive
random
sampling.
Provinsi Papua
Barat
8. Paradigma Penelitian
Inventarisasi Lumut
(mikroskopis).
tumbuhan lumut.
cahaya dan lembab, sebagian besar tumbuh di hutan hujan tropis. Lingkungan
lumut juga memiliki peran dalam ekologi, yaitu salah satu tumbuhan penutup
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
hasil dari penelitian ini nantinya dapat diketahui macam dan nama spesies dari
lumut tersebut.
Hasil dari penelitian ini nantinya akan digunakan oleh peneliti sebagai
bahan ajar mata kuliah ekologi yang ditujukan untuk mahasiswa biologi