Coba kamu perhatikan dirimu dan kedua orang tuamu, mirip siapakah kamu?
Mengapa kamu mirip dengan kedua orang tuamu? Hal ini disebabkan karena
gen-gen yang dimiliki oleh orang tuamu diturunkan atau diwariskan kepadamu.
Gen merupakan unit terkecil materi genetik. Gen terdapat dalam setiap lokus
yang khas pada kromosom. Gen adalah substansi genetik terkecil yang terdiri
atas sepenggal DNA yang menentukan sifat individu melalui pembentukan
polipeptida. Jadi, gen berperan penting dalam mengontrol sifat-sifat individu yang
diturunkan.
Gen-gen yang ada dalam kromosom tidak memiliki batas- batas yang jelas.
Walaupun demikian, gen-gen dapat diumpamakan dalam satu deretan berurutan
dan teratur pada benang kromosom.
Gen merupakan suatu kesatuan kimia. Sebagai materi hereditas, gen memiliki
beberapa fungsi, antara lain:
a) Sebagai zarah tersendiri yang ada pada kromosom. Zarah adalah zat
terkecil dan tidak dapat dibagi-bagi lagi.
b) Menyampaikan informasi genetik dari induk kepada keturunannya.
c) Mengatur proses metabolisme dan perkembangan.
Alel dapat memiliki tugas yang sama atau berlawanan untuk suatu pekerjaan
tertentu. Alel yang mempunyai tugas yang sama disebut alel homozigot.
Sedangkan, alel yang tugasnya berbeda disebut alel heterozigot. Alel yang
tugasnya sama, misalnya gen penentu warna hitam pada gandum yang
mempunyai pasangan gen penentu warna hitam pula. Contoh alel yang tugasnya
berlawanan adalah gen penentu warna hitam pada gandum mempunyai
pasangan gen penentu warna putih.
Kegiatan sel dikendalikan oleh gen di dalam inti. Pengendalian ini dilakukan
dengan menyusun materi tertentu yang sesuai dengan pola gen untuk
membentuk suatu rantai asam amino (polipeptida). Polipeptida tersebut
difungsikan menjadi enzim yang akan mengatur reaksi metabolisme dalam sel.
Dari kedua senyawa tersebut, hanya asam nukleat yang dapat membawa
informasi genetik dari induk kepada keturunannya. Jadi, sebenarnya asam
nukleat merupakan materi genetik atau faktor hereditas, meskipun kromosom
yang umum disebut sebagai faktor hereditas. Asam nukleat sebagai materi DNA
terdiri atas DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleid acid). Untuk
mengetahui tentang DNA dan RNA, mari cermati uraian berikut ini.
Basa nitrogen dapat digolongkan menjadi dua, yaitu basa purin dan basa
pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan basa
pirimidin terdiri atas sitosin (S) dan timin (T).
Gula dengan basa membentuk ikatan antara C pada gula dengan N pada basa
purin dan N-H pada basa pirimidin. Senyawa yang terbentuk disebut nukleosida
atau deoksiribonukleosida. Nukleosida dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
1) Persenyawaan antara gula dengan basa adenin (deoksi adenosin).
2) Persenyawaan antara gula dengan basa guanin (deoksi guanosin).
3) Persenyawaan antara gula dengan basa timin (deoksitimidin).
4) Persenyawaan antara gula dengan basa sitosin (deoksisitidin).
Selanjutnya, fosfat membentuk ester dengan nukleosida melalui pembentukan
ikatan C5 pada gula. Ester fosfat -5- nukleosida ini disebut nukleotida. Ada 4
macam nukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida, guanosin
deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, dan timidin
deoksiribonukleotida. Nukleotida-nukleotida tersebut dapat bergabung
membentuk suatu rangkaian yang disebut polinukleotida . Benang
polinukleotida yang saling berpilin (heliks ganda) membentuk DNA. Untuk lebih
mengetahui struktur nukleotida dan polinukleotida
Berdasarkan hasil analisis refraksi sinar X oleh kristal DNA, James Watson
(Amerika) dan Francis Crick (Inggris) pada 1953 menyimpulkan bahwa struktur
molekul DNA berbentuk heliks ganda.
2. RNA
Pada sel-sel organisme prokariot dan eukariot, selain DNA terdapat pula asam
nukleat lain yang penting, yaitu RNA atau asam ribonukleat. RNA merupakan
seutas benang tunggal yang tersusun molekul gula ribosa, gugus fosfat, dan
asam nitrogen. Basa nitrogen RNA terdiri atas golongan purin (adenin dan
guanin) dan golongan pirimidin (sitosin dan urasil).
RNA dibentuk oleh DNA di dalam nukleus, melalui proses transkripsi DNA. Hasil
transkripsi digunakan RNA untuk sintesis protein dalam sitoplasma sel.
Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
RNA duta adalah RNA yang menjadi model cetakan dalam proses penyusunan
asam amino pada rantai polipeptida atau sintesis protein. Disebut RNA duta,
karena molekul ini merupakan penghubung DNA dengan protein dan membawa
pesan berupa informasi genetik dari DNA untuk membentuk protein. Informasi
genetik berupa urutan basa N pada RNA duta yang memesan suatu asam amino
yang disebut kodon. Penyusunan rantai polipeptida tergantung dari urutan kodon
pada RNA duta.
Urutan kodon pada RNA-d yang dicetak DNA tergantung pada macam protein
yang akan disintesis.
RNA-r merupakan RNA terbanyak, sekitar 83% dari RNA yang dikandung oleh
suatu sel. RNA-r berperan dalam sintesis rantai protein sebagai tempat
pertemuan RNA-d dan RNA-t.
RNA dan DNA memiliki perbedaan. Cermati perbedaan- nya pada Tabel 3.1 di
bawah ini.
C Kromosom
nukleus terdapat benang-benang halus seperti jala yang dapat menyerap warna.
Benang-benang halus ini disebut kromatin (chromo = warna, dan tin = badan).
Ketika sel akan membelah, benang kromatin menebal dan memendek, lebih
mudah menyerap zat warna sehingga dapat dilihat dengan mikroskop. Benang
kromatin yang menebal dan memendek ini, disebut kromosom.
1. Penggolongan kromosom
Letak sentromer menjadi ciri khas dari setiap pasangan kromosom. Berdasarkan
letak sentromernya, kromosom dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam,
yaitu:
(1) Metasentrik: sentromer terletak di tengah-tengah kromosom
(2) Submetasentrik: sentromer dekat pada salah satu ujung kromosom
(3) Aksosentik: sentromer terletak di dekat ujung kromosom
(4) Parasentrik: sentromer terletak di ujung kromosom.
2. Jumlah Kromosom
Tabel 3.2 Jumlah Kromosom (2n) pada Berbagai Hewan dan Tumbuhan
D Sintesis Protein
Protein adalah suatu makromolekul yang disusun oleh berbagai asam amino.
Sedangkan, enzim adalah protein yang mempunyai kemampuan sebagai
katalisator reaksi biokimia dalam proses metabolisme seluler. Berdasarkan hasil
penelitian Beadle dan Tatum (1941), gen mengendalikan proses metabolisme
atau kehidupan individu melalui proses pengendalian enzim. Jadi, perubahan
struktur gen dapat menyebabkan perubahan struktur protein pada tingkat asam
amino, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan dalam proses
metabolisme.
Protein tidak disintesis langsung oleh gen, melainkan melalui proses transkripsi
dan translasi (gen adalah nama fungsional, strukturnya adalah DNA). Transkripsi
adalah proses replikasi DNA untuk membentuk RNA-d. Sedangkan, translasi
adalah proses penerjemahan informasi genetik yang terdapat pada RNA-d
menjadi runtunan asam amino polipeptida. Dalam transkripsi, DNA digunakan
sebagai model untuk sintesis protein. Untuk lebih mengetahui tentang transkripsi
dan translasi dalam sintesis protein, mari cermati uraian berikut ini.
1. Transkripsi
Transkripsi adalah proses transfer informasi genetik dari ruas DNA (gen) ke
dalam molekul RNA yang dipandu oleh enzim transkriptase sebagai
katalisatornya. Runtunan basa pada utas RNA-d ditentukan oleh runtunan basa
yang terdapat pada satu ruas DNA, dan setiap basa tersebut akan dicari
padanan ribonukleotidanya, kemudian dirangkaikan menjadi rantai RNA-d.
Pembacaan oleh transkriptase dimulai dari tanda awal (promotor) sampai tanda
akhir (terminator). Hanya ruas yang diapit oleh kedua tanda itu yang akan
ditranskripsikan. Gen merupakan pengendali protein sehingga gen harus
terdapat pada ruas di antara promotor dan terminator 2. Translasi
2 Translasi
Setelah proses transkripsi di dalam inti sel selesai, selanjutnya RNA-d keluar dari
inti untuk menjadi model cetakan dalam penyusunan rangkaian asam amino
pada proses translasi. Informasi genetik yang dibawa oleh RNA-d terdapat pada
runtunan basa yang dikandungnya. Setiap jenis kombinasi 3 basa yang
berdampingan mengandung sandi genetik (kodon) tertentu, yang dapat
diterjemahkan menjadi satu jenis asam amino. Dalam satu rantai RNA-d, hanya
bagian tertentu yang menjadi pola cetakan dalam sintesis protein, yaitu ruas
yang diapit oleh kodon awal (AUG) dan kodon akhir (UAA, UAG, UGA)
Setelah RNA-d sampai di ribosom, RNA-t mulai mengangkut asam amino ke
dalam kompleks translasi (ribosom), serta membaca sandi-sandi (kodon) RNA-d.
Selanjutnya, asam-asam amino yang dibawa oleh RNA-t dirangkai menjadi
polipeptida. Kemampuan RNA-t menjalan- kan tugas tersebut, disebabkan
karena adanya simpul anti kodon dan kemampuan satu kompleks dengan asam
amino yang disebut aminoasil-t RNA.
Proses penerjemahan rangkaian kodon-kodon RNA-d menjadi rangkaian asam
amino polipeptida disebut translasi. Untuk mengetahui proses transkripsi dan
translasi dalam sintesis protein, mari cermati Gambar 3.12 di bawah ini.
E Sandi Genetik
Sandi genetik merupakan hubungan antara asam amino
yang terdapat pada rantai polipeptida dengan rangkaian nukleotida yang
terdapat pada RNA-d. Rangkaian nukleotida dibentuk berdasarkan model DNA
pada ruas gen. Sehingga, sandi genetik dapat diartikan sebagai aturan
hubungan antar gen dengan protein.
Pada asam nukleat DNA atau RNA-d terdapat 4 jenis nukleotida (basa) yang
menyusun rantainya. Pada polipeptida dikenal 20 jenis asam amino
penyusunnya. Dengan adanya
20 jenis asam amino tersebut, harus ada aturan yang dapat menjamin
pengendalian gen dalam pembentukan protein, selalu bersifat khas (satu gen
hanya menyandikan satu jenis protein). Untuk menjamin kekhasan tersebut
harus banyak faktor pengendali (kodon), sekurang-kurangnya sama dengan
yang dikendalikan (asam amino). Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya satu
kodon mengendalikan lebih dari satu asam amino. Berdasarkan persyaratan ini,
tidak mungkin satu asam amino dikendalikan hanya oleh satu nukleotida, karena
keempat nukleotida yang ada tidak akan mencukupi untuk mengendalikan 20
asam amino. Sistem penyandian seharusnya didasarkan pada kombinasi dari
nukleotida yang ada. Yang paling mungkin adalah setiap kodon merupakan
kombinasi
3 nukleotida DNA sehingga akan diperoleh 64 kodon yang akan mencukupi
untuk mengendalikan 20 asam amino.
Enam puluh empat kodon ini berfungsi menyandikan asam amino, tetapi akan
ada kodon-kodon yang menyandikan satu jenis asam amino yang sama. Jadi,
ada 3 kodon, yaitu UAA, UAG, dan UGA yang menjadi kodon akhir dan AUG
yang menjadi kodon awal, keempat kodon ini tidak menyandikan asam amino.
Sebagian besar asam amino dikendalikan lebih dari 1 kodon. Berbagai kodon
yang menyandikan 1 jenis asam amino yang sama disebut kodon sinonim.
Kodon-kodon diketahui tidak bertumpang tindih dan terletak berdampingan tanpa
penyelang. Jadi, pembentukan asam amino akan dilakukan oleh rangkaian
kodon RNA-d dimulai dari kodon dan diakhiri oleh salah satu kodon akhir.
Materi Genetik
Materi genetik meliputi kromosom, gen, DNA, RNA. Proses pewarisan sifat
kepada keturunannya melibatkan materi genetik
1. Kromosom
Kromosom tersusun dari DNA dan protein. Protein pada kromosom disebut
histon. Kromosom terbentuk dari untaian DNA yang dipintal dalam suatu protein histon
kemudian menjadi nukleosom. Setelah itu nukleosom satu dengan nukleosom lainnya
bergabung membentuk benang yang lebih padat dan menjadi lipatan-lipatan yang disebut
solenoid. Kemudian setelah itu solenoid bergabung dengan solenoid lainnya membentuk
suatu benang yang disebut kromatin. Kromatin ini bentuknya seperti seperti benang-
benang halus seperti jala yang dapat menyerap warna dan berada pada nukleus. Ketika sel
akan membelah, kromatin akan menebal dan memendek yang kemudian disebut
kromosom.
Kromosom mengandung dua struktur dua struktur utama yaitu sentrosom dan
telomer. Sentromer berbentuk bulat dan tidak mengandung gen, berfungsi untuk
pergerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada saat
pembelahan terjadi. Sentromer merupakan bagian kromosom yang menghubungkan dua
kromatid ( kromosom anak ). Pada sentromer biasanya menempel benang-benang spindel
selama pembelahan mitosis dan meiosis. Benang-benang spindel akan menggerakkan
sentromer sekaligus kromosom menuju tempat yang sesuai.
Telomer merupakan urutan DNA khusus yang dapat ditemukan pada agian ujung
kromoso. Telomer berfungsi menjaga panjang kromosom anak konstan seperti pada sel
induk.
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi beberapa tipe
yaitu :
Kromosom metasentrik
Yaitu kromosom yang sentromernya terletak persis ditengah-tengah lengan kromosom.
Kromosom submetasentrik
yaitu kromosom yang sentromernya terletak hampir ditengah-tengah lengan kromosom
Kromosom akrosentrik
yaitu kromosom yang sentromrnya terletak hampir di ujung lengan kromosom
Kromosom telosentrik
Yaitu kromosom yang sentromernya terletak dibagian ujung lengan kromosom.
2. Gen
Gen merupakan satu seri triplet basa nitrogen yang terdapat pada pita DNA. Seri
triplet ini akan mengode satu rantai polipeptida yang kemudian akan menjadi bagian dari
satu enzim atau protein lainnya. Gen terdiri atasa materi genetika yang berisi pesan-pesan
kimia. Gen tersebut dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikunya sehingga
mempunyai sejumlah ciri individu yang sama dengan induknya.
Gen memiliki beberapa fungsi, antara lain:
Sebagai zarah tersendiri pada kromosom. Zarah adalah zat terkecil dan tidak dapat dibagi-
bagi.
Menyimpan informasi genetik dari induk kepada keturunannya.
Mengatur proses metabolisme dan perkembangan.
Gen terletak didalam kromosom pada lokasi khusu yang disebut dengan lokus. Gen
mempunyai bentuk alternatif atau bentuk lain yang dikenal dengan istilah alel. Alel dapat
memiliki tugas yang sama atau berlawanan untuk suatu pekerjaan tertentu. Alel yang
memiliki tugas yang sama disebut alel homozigot. Sedangkan alel yang mempunyai tugas
yang berlawanan disebut alel heterozigot. Gen dan alel dilambangkan dengan huruf latin
besar dan kecil. Jadi, gen juga mempunyai pasangan seperti halnya kromosom.
3. DNA
DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau disebut juga asam deoxyribosa nukleat
(ADN). DNA membawa informasi yang diperlukan untuk sintesis protein dan replikasi.
Sintesis protein merupakan proses penyusunan protein yang diperlukan oleh sel maupun
virus yang akan digunakan untuk aktivitas dan pertumbuhan. Replikasi merupakan proses
DNA yang mengopi diri sendiri untuk diberikan pada masing-masing sel anak maupun
virus. Sekaligus menyampaikan informasi yang diperlukan untuk sintesis protein. Dari
berbagai penelitian mengungkapkan bahwa DNA adalah pembawa sebagian atau seluruh
sifat-sifat genetik didalam kromosom. DNA terdapat didalam nukleus, selain didalam
nukleus molekul DNA juga terdapat didalam mitokondria, plastid dan sentriol.
Susunan kimia DNA adalah sebuah makromolekul yang kompleks. Molekul DNA
disusun oleh dua rantai polinukleotida yang amat panjang. Satu rantai polinukleotida
terdiri atas rangkaian nukleotida. Nukleotida menghubungkan masing-masing pita DNA
pada satu molekul DNA. Molekul DNA terdiri atas dua pita atau berpita ganda. Dengan
adanya nukleotida yang menghubungkan pita DNA sehingga membentuk struktur rantai
ganda yang tersusun seperti tangga berpilin. Struktur demikian dikenal dengan istilah
double helix.
Menurut struktur DNA double helix, setiap nukleotida terdiri atas tiga unit yaitu
satu molekul gula pentosa deoksiribosa, satu gugus fosfat dan satu dari empat jenis basa
nitrogen. Keempat basa nitrogen tersebut adalah kelompok purin : adenin (A) dan uanin
(G) serta kelompok pirimidin : timin (T) dan sitosin (S). Nukleotida yang mengandung
(A) atau adenin selalu berpasangan dengan timin (T). Sedangkan sitosin (S) selalu
berpasangan dengan guanin (G).
4. RNA
Merupakan materi genetik yang terdapat pada virus tertentu (virus RNA), serta sel dan
molekul yang mengarah kepada tahap sintesis protein. Struktur RNA hampir sama
dengan DNA, dibangun oleh suatu molekul gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu dari
empat jenis basa nitrogen. Gula pentosa pada RNA berupa ribosa bukan deoksiribosa.
Pada RNA terdapat basa urasil (U) sebagai pengganti timin (T) pada DNA. Kemudian
RNA bukan dibangun oleh rantai polinukleotida berpeptida ganda melainkan
polinukleotida berpita tunggal.
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom
dan merupakan tempat sintesis protein serta materi yang berwarna
gelap dikenal sebagai kromatin atau bentuk benang-benang kromosom
sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah
satu ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang disebut sentrioles,
tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak muncul.
B. Profase
Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut
the equator. Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel
dan melekat pada sentromer setiap kromosom. Spindel ini
menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang berlawanan.
D. Anafase
Kromatid pada tahap ini berpisah dan bergerak kearah kutub yang
berbeda. Penarikan terjadi karena pemendekan benang spindel.
Kromatid pada fase ini tidak disebut sebagai kromatid, tetapi
kromosom tunggal.
E. Telofase
- Meiosis
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan yang menghasilkan
gamet. Gamet ini tidak dapat membelah lagi sampai tahap pembuahan
(fertilisasi). Pembelahan ini terjadi pada pembentukan sel kelamin
(gametogenesis) pada kelenjar kelamin (gonad) pada hewan dan
tumbuhan. Tujuan pembelahan ini adalah mengurangi jumlah
kromosom yang berguna untuk menyamakan komposisi kromosom
anak dan induk.
Berbeda dengan proses mitosis, pembelahan ini menghasilkan 4
sel yang tidak identik dengan induknya (diploid menjadi haploid)
akibat pengurangan kromosom. Inilah mengapa pembelah ini juga
dikenal dengan pembelahan reduksi. Pembelahan ini memiliki proses
ProMAT I dan ProMAT II. Proses pembelahannya kurang lebih sama
kecuali pada proses Profase I. Pada tahap profase I terdiri dari leptoten,
zigoten, pakiten, diploten, diakinesis.
1. Leptoten
Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi
kromosom. Hal ini dilakukan dengan cara memadatkan diri.
2. Zigoten/Zigonema
Pada tahap ini, kromatid homolong saling berpasangan atau
bersinapsis membentuk bivalen. Sentrosom terbelah 2 menjadi sentriol
dan bergerak ke kutub berlawanan
3. Pakiten/Pakinema
Kromosom kemudian berdupkikat menjadi 4 pada tahap ini dan disebut
tetrad (kromosom homolog yang mengganda sehingga ada 4 kromatid
berpasangan). Pada tahap ini sering terjadi rekombinasi gen melalui
proses perpindahan silang.
4. Diploten
Kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi
perpindahan silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.
5. Diakinesis
Pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang dan
sentriol bergerak ke masing-masing kutub serta membentuk benang-
benang spindel.
B. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan serbuk sari
(mikrospora) dalam kepala sari (anthera). Proses mikrosporogenesis
dimulai dengan meiosis I dan meiosis II dari mikrosporosit (sel induk
serbuk sari) menjadi 4 mikrospora yang haploid yang disebut tetrad.
Mikrospora kemudian melakukan pembelahan kariokinesis menjadi
nukleus generatif dan nukleus saluran serbuk sari (inti generative dan
vegetatif). Inti generatif kemudian membelah menjadi 2 sperma. Inti
vegetative pada masa pembuahan hanya menuntun sperma ke ovum
dan spermaakan membuahi ovum menjadi zigot dan IKL Sekunder
menjadi endosperma.
Sel tentunya sahabat biologi sudah sangat sering mendengar kata ini, nah
postingan kali ini akan membahas tentang bagaimana sebenarnya proses
pembelahan sel, Pengertian Pembelahan sel, serta macam-macam pembelahan sel
dan tahapannya akan dikupas disini, Langsung saja disimak ya
Pembelahan sel secara amitosis ini disebut juga merupakan pembelahan sel secara
langsung alias tidak melalui tahapan tahapan tertentu, proses ini juga
berlangsung secara spontan, atau disebut pembelahan biner. Proses ini tidak
melibatkan kromosom mengapa demikian? Karena DNA yang ada dalam jumlah
dan besaran yang kecil sehingga tidak dapat dipaketkan, kebanyak pembelahan ini
terjadi pada sel Prokariotik seperti bakteri. Tujuan dari pembelahan ini adalah
untuk membentuk keturunan baru.
2.Pembelahan Sel Secara Mitosis
Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang
bersifat sama dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi.
Pada Manusia, pembelahan ini terjadi di sel meristem somatik ( sel tubuh muda).
Proses ini berlangsung melalui tahapan tahapan yang terstruktur dan teratur,
tidak seperti Amitosis yang berlangsung secara spontan.
Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu Kariokinesis dan
Sitokinesis
a.Kariokinesis
Proses ini mnunjukkan perbedaan yang mencolok pada tiap fasenya dan bertujuan
untuk pembagian materi inti, nah untuk melihat apa saja berubah, langsung aja
disimak yang berikut ini :
Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan
merupakan tempat sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal
sebagai kromatin atau bentuk benang-benang kromosom sehingga bentuk
kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu ujung sel, terdapat 2
pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak
muncul.
Profase
Mitosis I : Profase
Pada tahap ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom. Kromosom mulai
memendek dan menebal.Pada sel hewan sentriol membelah dan masing-masing
bergerak ke kutub yang berlawanan dan terbentuk benang-benang spindle yang
terhubung ke kutub-kutub. Pada akhirnya kromosom terlihat terdiri dari dua
kromatid yang terikat pada sentromer.Nucleolus hilang dan membran nucleus
hancur.
Metafase
Mitosis : Metafase
Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator.
Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada
sentromer setiap kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub
sentrisol yang berlawanan.
Anafase
Mitosis : Anafase
Mitosis : Telofase
Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah dan
dikelilingin memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit
dan lama kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan,
pembelahan terjadi dengan cell plate daripada cleavage burrow.
b.Sitokinesis
Mitosis : Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk
ini mengandung inti sel, beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan,
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel.
Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Meiosis I
Meiosis I
Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan.
Persiapannya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua
salinan (sama seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya
dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.
Profase 1
Pada tahap ini terjadi proses sebagai berikut
Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi
kromosom. Hal ini dilakukan dengan cara memadatkan diri.
Zigoten/Zigonema, pada tahap ini, kromatid homolong saling berpasangan
atau bersinapsis membentuk bivalen. Sentrosom terbelah 2 menjadi sentriol
dan bergerak ke kutub berlawanan.
Pakiten/Pakinema, kromosom kemudian berdupkikat menjadi 4 pada
tahap ini dan disebut tetrad (kromosom homolog yang mengganda sehingga
ada 4 kromatid berpasangan). Pada tahap ini sering terjadi rekombinasi gen
melalui proses perpindahan silang.
Diploten, kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi
perpindahan silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.
Diakinesis, pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang
dan sentriol bergerak ke masing-masing kutub serta membentuk benang-
benang spindel.
Metafase 1
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah
ekuator. Setengah dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu
dan setengah pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke kutub yang lain.
Anafase 1
Tiap kromosom homolog masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Telofase 1
Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya
terbentuk membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I
terbentuk dua sel anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada
akhir meiosis I terbentuk dua sel anak yang haploid.
Sitokenesis 1
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga
sitokinesis menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan
kromatid kembarnya.
Meiosis II
Meiosis II
Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom.
Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap
berikutnya.
Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada
bidang ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada
sentromer, dan ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan arah.
Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub
pembelahan yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua
kromatidnya dan bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah
kini dinamakan kromosom.
Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub
pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti
mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).
Sitokenesis II
ada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya
menghasilkan empat sel kembar haploid.
Nah, gimana nih sahabat, udah pada ngerti belum? Setelah pembahasan dan juga
penjelasan ditambah gambar yang lumayan panjang tadi mudah-mudahan aja udah
ngerti ya, tapi kalau masih ada yang belum dipahami bisa langsung ditanyakan
kok di dalam kotalk komentar. Terimakasih sudah berkunjung di
softilmu.blogspot.com ini semoga saja ilmu nya dapat terus bermanfaat, jangan
lupa d like ya.
Pembelahan Sel
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan
sifat.
Pembelahan Amitosis
Terjadi pada organisme monoseluler : bakteri, Protozoa, alga monoseluler, jamur
menoseluler
Setiap sel membelah menjadi 2 buah sel, disebut juga pembelahan Biner
Tujuan pembelahan: untuk memperbanyak diri (reproduksi)
Pembelahan Mitosis
Ciri-ciri pembelahan mitosis:
1. Berlangsung pada sel somatik
2. Menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.
3. Terjadi satu kali pembelahan, meliputi: Profase Metafase Anafase Telofase
4. Antara pembelahan satu dengan pembelahan berikutnya diselingi dengan Interfase
(istirahat tidak membelah)
5. Sel anak mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk, sifatnya sama
dengan induk
6. Sel anak mampu membelah lagi
7. Dapat terjadi pada organisme usia muda, dewasa, ataupun usia tua.
Link Animasi:
Pembelahan Mitosis
Siklus sel
Pembelahan Meiosis
Tujuan:
1. mengurangi jumlah kromosom (mereduksi)
2. membentuk sel-sel kelamin (ovum, sperma, megaspora, mikrospora) dan spora.
3. reduksi bertujuan untuk membentuk hasil zygot dari pertemuan dua sel kelamin
yang selalu sama dengan individu yang ada /individu sebelumnya