Anda di halaman 1dari 19

Coba kamu perhatikan dirimu dan kedua orang tuamu, mirip siapakah kamu?

Mengapa kamu mirip dengan kedua orang tuamu? Hal ini disebabkan karena gen-gen yang
dimiliki oleh orang tuamu diturunkan atau diwariskan kepadamu.

B. MATERI GENETIK

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala
seluk-beluknya secara ilmiah. Gregor Johann Mendel dikenal sebagai Bapak Genetika karena
berhasil menemukan prinsip dasar hereditas (penurunan sifat) pada organisme.

1. DNA
DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau disebut juga asam deoxyribosa nukleat (ADN).
DNA membawa informasi yang diperlukan untuk sintesis protein dan replikasi. Sintesis
protein merupakan proses penyusunan protein yang diperlukan oleh sel maupun virus yang
akan digunakan untuk aktivitas dan pertumbuhan. Replikasi merupakan proses DNA yang
mengopi diri sendiri untuk diberikan pada masing-masing sel anak maupun virus. Sekaligus
menyampaikan informasi yang diperlukan untuk sintesis protein. Dari berbagai penelitian
mengungkapkan bahwa DNA adalah pembawa sebagian atau seluruh sifat-sifat genetik
didalam kromosom. DNA terdapat didalam nukleus, selain didalam nukleus molekul DNA
juga terdapat didalam mitokondria, plastid dan sentriol.
Susunan kimia DNA adalah sebuah makromolekul yang kompleks. Molekul DNA
disusun oleh dua rantai polinukleotida yang amat panjang. Satu rantai polinukleotida terdiri
atas rangkaian nukleotida. Nukleotida menghubungkan masing-masing pita DNA pada satu
molekul DNA. Molekul DNA terdiri atas dua pita atau berpita ganda. Dengan adanya
nukleotida yang menghubungkan pita DNA sehingga membentuk struktur rantai ganda yang
tersusun seperti tangga berpilin. Struktur demikian dikenal dengan istilah double helix.
Menurut struktur DNA double helix, setiap nukleotida terdiri atas tiga unit yaitu satu
molekul gula pentosa deoksiribosa, satu gugus fosfat dan satu dari empat jenis basa nitrogen.
Keempat basa nitrogen tersebut adalah kelompok purin : adenin (A) dan uanin (G) serta
kelompok pirimidin : timin (T) dan sitosin (S). Nukleotida yang mengandung (A) atau adenin
selalu berpasangan dengan timin (T). Sedangkan sitosin (S) selalu berpasangan dengan
guanin (G).
2. RNA
RNA Merupakan materi genetik yang terdapat pada virus tertentu (virus RNA), serta
sel dan molekul yang mengarah kepada tahap sintesis protein. Struktur RNA hampir sama
dengan DNA, dibangun oleh suatu molekul gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu dari
empat jenis basa nitrogen. Gula pentosa pada RNA berupa ribosa bukan deoksiribosa. Pada
RNA terdapat basa urasil (U) sebagai pengganti timin (T) pada DNA. Kemudian RNA bukan
dibangun oleh rantai polinukleotida berpeptida ganda melainkan polinukleotida berpita
tunggal.

RNA dibentuk oleh DNA di dalam nukleus, melalui proses transkripsi DNA. Hasil
transkripsi digunakan RNA untuk sintesis protein dalam sitoplasma sel.

Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. RNA duta (RNA-d) atau m RNA


RNA duta adalah RNA yang menjadi model cetakan dalam proses penyusunan asam
amino pada rantai polipeptida atau sintesis protein. Disebut RNA duta, karena molekul ini
merupakan penghubung DNA dengan protein dan membawa pesan berupa informasi genetik
dari DNA untuk membentuk protein. Informasi genetik berupa urutan basa N pada RNA duta
yang memesan suatu asam amino yang disebut kodon. Penyusunan rantai polipeptida
tergantung dari urutan kodon pada RNA duta. Urutan kodon pada RNA-d yang dicetak DNA
tergantung pada macam protein yang akan disintesis.

b. RNA transfer (RNA-t)


RNA-t mempunyai fungsi menerjemahkan kodon yang terdapat pada RNA-d menjadi
satu jenis asam amino. Kemampuan menerjemahkan ini, disebabkan oleh adanya anti kodon
yang merupakan komplemen dari kodon RNA-d. RNA-t juga berfungsi mengangkut asam
amino ke permukaan ribosom pada saat translasi. Translasi adalah penerjemahan urutan
nukleotida RNA-d menjadi urutan asam amino polipeptida.

c. RNA ribosom (RNA-r)


RNA-r merupakan RNA terbanyak, sekitar 83% dari RNA yang dikandung oleh suatu
sel. RNA-r berperan dalam sintesis rantai protein sebagai tempat pertemuan RNA-d dan
RNA-t.
3. SINTESIS PROTEIN
Protein adalah suatu makromolekul yang disusun oleh berbagai asam amino.
Sedangkan, enzim adalah protein yang mempunyai kemampuan sebagai katalisator reaksi
biokimia dalam proses metabolisme seluler. Berdasarkan hasil penelitian Beadle dan Tatum
(1941), gen mengendalikan proses metabolisme atau kehidupan individu melalui proses
pengendalian enzim. Jadi, perubahan struktur gen dapat menyebabkan perubahan struktur
protein pada tingkat asam amino, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan dalam
proses metabolisme. Protein tidak disintesis langsung oleh gen, melainkan melalui proses
transkripsi dan translasi (gen adalah nama fungsional, strukturnya adalah DNA). Transkripsi
adalah proses replikasi DNA untuk membentuk RNA-d. Sedangkan, translasi adalah proses
penerjemahan informasi genetik yang terdapat pada RNA-d menjadi runtunan asam amino
polipeptida. Dalam transkripsi, DNA digunakan sebagai model untuk sintesis protein. Untuk
lebih mengetahui tentang transkripsi dan translasi dalam sintesis protein, mari cermati uraian
berikut ini :

a. Transkripsi
Transkripsi adalah proses transfer informasi genetik dari ruas DNA (gen) ke dalam
molekul RNA yang dipandu oleh enzim transkriptase sebagai katalisatornya. Runtunan basa
pada utas RNA-d ditentukan oleh runtunan basa yang terdapat pada satu ruas DNA, dan
setiap basa tersebut akan dicari padanan ribonukleotidanya, kemudian dirangkaikan menjadi
rantai RNA-d.

2. Translasi
Setelah proses transkripsi di dalam inti sel selesai, selanjutnya RNA-d keluar dari inti
untuk menjadi model cetakan dalam penyusunan rangkaian asam amino pada proses translasi.
Informasi genetik yang dibawa oleh RNA-d terdapat pada runtunan basa yang dikandungnya.
Setiap jenis kombinasi 3 basa yang berdampingan mengandung sandi genetik (kodon)
tertentu, yang dapat diterjemahkan menjadi satu jenis asam amino. Dalam satu rantai RNA-d,
hanya bagian tertentu yang menjadi pola cetakan dalam sintesis protein, yaitu ruas yang
diapit oleh kodon awal (AUG) dan kodon akhir (UAA, UAG, UGA)

Setelah RNA-d sampai di ribosom, RNA-t mulai mengangkut asam amino ke dalam
kompleks translasi (ribosom), serta membaca sandi-sandi (kodon) RNA-d. Selanjutnya,
asam-asam amino yang dibawa oleh RNA-t dirangkai menjadi polipeptida. Kemampuan
RNA-t menjalan- kan tugas tersebut, disebabkan karena adanya simpul anti kodon dan
kemampuan satu kompleks dengan asam amino yang disebut aminoasil-t RNA.
Proses penerjemahan rangkaian kodon-kodon RNA-d menjadi rangkaian asam amino
polipeptida disebut translasi. Untuk mengetahui proses transkripsi dan translasi dalam sintesis
protein.

4. Sandi Genetik
Sandi genetik merupakan hubungan antara asam amino yang terdapat pada rantai
polipeptida dengan rangkaian nukleotida yang terdapat pada RNA-d. Rangkaian nukleotida
dibentuk berdasarkan model DNA pada ruas gen. Sehingga, sandi genetik dapat diartikan
sebagai aturan hubungan antar gen dengan protein. Pada asam nukleat DNA atau RNA-d
terdapat 4 jenis nukleotida (basa) yang menyusun rantainya. Pada polipeptida dikenal 20 jenis
asam amino penyusunnya. Dengan adanya 20 jenis asam amino tersebut, harus ada aturan
yang dapat menjamin pengendalian gen dalam pembentukan protein, selalu bersifat khas
(satu gen hanya menyandikan satu jenis protein). Untuk menjamin kekhasan tersebut harus
banyak faktor pengendali (kodon), sekurang-kurangnya sama dengan yang dikendalikan
(asam amino). Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya satu kodon mengendalikan lebih
dari satu asam amino. Berdasarkan persyaratan ini, tidak mungkin satu asam amino
dikendalikan hanya oleh satu nukleotida, karena keempat nukleotida yang ada tidak akan
mencukupi untuk mengendalikan 20 asam amino. Sistem penyandian seharusnya didasarkan
pada kombinasi dari nukleotida yang ada. Yang paling mungkin adalah setiap kodon
merupakan kombinasi 3 nukleotida DNA sehingga akan diperoleh 64 kodon yang akan
mencukupi untuk mengendalikan 20 asam amino. Enam puluh empat kodon ini berfungsi
menyandikan asam amino, tetapi akan ada kodon-kodon yang menyandikan satu jenis asam
amino yang sama. Jadi, ada 3 kodon, yaitu UAA, UAG, dan UGA yang menjadi kodon akhir
dan AUG yang menjadi kodon awal, keempat kodon ini tidak menyandikan asam amino.
Sebagian besar asam amino dikendalikan lebih dari 1 kodon. Berbagai kodon yang
menyandikan 1 jenis asam amino yang sama disebut kodon sinonim. Kodon-kodon diketahui
tidak bertumpang tindih dan terletak berdampingan tanpa penyelang. Jadi, pembentukan asam
amino akan dilakukan oleh rangkaian kodon RNA-d dimulai dari kodon dan diakhiri oleh
salah satu kodon akhir. Konsep sandi genetik ditemukan berkat keberhasilan peneliti
mengembangkan sintesis protein dan asam nukleat secara in vitro. Dalam sintesis protein
dapat terjadi kesalahan dalam menerjemahkan kode-kode yang diterima dari DNA. Jika
terjadi kesalahan penerjemahan, akibatnya protein yang disusun juga keliru sehingga enzim
yang dihasilkan juga salah. Jika hal ini terjadi, maka metabolisme akan terganggu. Misalnya,
kodon GAA yang seharusnya diterjemahkan menjadi asam glutamat, tetapi oleh RNA-t
dibaca GUA yang diterjemahkan menjadi valin, atau dibaca AAA yang diterjemahkan
menjadi lisin. Hal ini, menyebabkan polipeptida yang dihasilkan tidak sesuai dengan perintah
DNA. Kesalahan ini berpengaruh pada proses pembentukan hemoglobin. Hemoglobin normal
seharusnya mengandung asam glutamat, tetapi karena terjadi kesalahan dalam penerjemahan,
hemoglobin mengandung valin atau lisin. Hal ini menyebabkan hemoglobin menghasilkan sel
sabit. Sel sabit menyebabkan kelainan yang disebut siklemia . Siklemia diturunkan kepada
keturunannya dan menyebabkan mutasi Jadi, kesalahan RNA-t menafsirkan kode-kode
genetik dari DNA juga merupakan salah satu mekanisme mutasi gen. Mutasi gen
menyebabkan perubahan sifat yang diwariskan secara turun temurun.

5. GEN
Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun, Besarnya diprkirakan 4-50. Istilah
gen pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor
keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah
berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang
dapat diwariskan, Ia menyebutnya 'faktor', Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan
bahwa g en terletak di kromosom. Selanjutnya, terjadi 'perlombaan' seru untuk menemukan
substansi yang merupakan gen.
Gen menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh baik fisik maupun
psikis. Pengaturan karakteristik ini melalui proses sintesa protein seperti; kulit dibentuk oleh
keratin, otot dari aktin dan miosin, darah dari (Hb, globulin, dan fibrinogen), jaringan
pengikat dari (kolagen dan elastin), tulang dari Ossein, tulang rawan dari kondrin.
Genterletak dikromosom, yaitu di dalam manik – manik yang disebut kromomer atau
nukleusom dari kromonema. menurut morgan gen tersebut tersimpan di dalam setiap lokus
yang khas dalam kromosom. Gen sebagai zarah kompak yang mengandung satuan informasi
genetik dan mengatur sifat- sifat menurun tertentu memenuhi lokus suatu kromosom.
Setiap kromosom mengandung banyk gen. Oleh sebab itu, dalam setiap kromonema
terdapat deretan lokus. Batas antar lokus yang satu dengan lokus yang lain tidak jelas seperti
deretan kotak – kotak Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada
kromosom (1869), tetapi orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui
penelitian Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred Hershey dan
Martha Chase (publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah orang mengetahui
bahwa DNA adalah bahan genetic. Gen terdiri dari AND yang diselaputi dan diikat oleh
protein, Jadi secara kimia dapat disebut bahwa bahan genetis itu adalah AND.
Gen mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu
b) Menyampaikan informasi genetis dari generasi ke generasi berikutnya
c) Saebagai zarah tersendiri dalam kromosom, Zarah adalah zat terkecil yang tidak dapat
dibagi bagi lagi
d) Setiap gen mendapat tempat khusus dalam kromosom
Gen bersifat antara lain :
a) Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom
b) Mengandung informasi genetika
c) Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel

Setiap sel organisme mengandung materi genetik. Materi genetik tersebut dikenal
sebagai gen yang terdapat dalam kromosom di dalam nukleus. Gen merupakan unit terkecil
materi genetik. Gen terdapat dalam setiap lokus yang khas pada kromosom. Gen adalah
substansi genetik terkecil yang terdiri atas sepenggal DNA yang menentukan sifat individu
melalui pembentukan polipeptida. Jadi, gen berperan penting dalam mengontrol sifat-sifat
individu yang diturunkan. Gen-gen yang ada dalam kromosom tidak memiliki batas- batas
yang jelas. Walaupun demikian, gen-gen dapat diumpamakan dalam satu deretan berurutan
dan teratur pada benang kromosom. Di dalam sel tubuh, kromosom biasanya berpasangan.
Sepasang kromosom merupakan homolog sesamanya, artinya keduanya mempunyai bentuk
yang sama dan lokus gen-gen yang bersesuaian. Gen-gen yang terdapat pada lokus yang
bersesuaian ini disebut alel.

6. Kromosom
Kromosom merupakan struktur mikroskopis di dalam sel yang membawa molekul
DNA. Di kromosom terdapat protein yang dinamakan dengan protein histon. Protein histon
digunakan untuk menggulung DNA supaya memiliki ukaran yang lebih kecil dan tersusun
lebih rapi. Kumparan kumparan ini kemudian bergabung membentuk struktur yang
dinamakan dengan nukleosom. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat struktur dari kromosom :
Kromosom yang dililit protein histon

Kromosom pada dasarnya memiliki dua bagian utama yaitu sentromer dan telomer.
Sentromer terletak di bagian tengah yang merupakan penghubung 2 kromatid/ank kromosom,
sedangkan telomer terdapat di bagian ujung kromosom yang mengendalikan aktifitas gen
didekatnya yang juga mempengaruhi lama hidup kromosom tersebut.

Struktur Kromosom

Kromosom sendiri dibedakan menjadi empat berdasarkan letak sentromernya

1. Kromosom metasentrik: sentromer terletak ditengah-tengah kromosom


2. Kromosom submetasentrik: sentromer terletak hampir di tengah tengah kromosom
3. Kromosom akrosentrik: sentromer terletak hampir diujung kromosom
4. Kromosom telosentrik: sentromer terletak di ujung kromosom
kromosom berdasarkan letak sentromer (1)

kromosom berdasarkan letak sentromer(2)

Kromosom manusia di ciptakan berpasang-pasangan dimana pasangan kromosom


tersebut dinamakan kromosom homolog (kembar) setiap pasangan kromosom yang terdiri
dari dua kromosom dikatakan bersifat diploid(2n) sedangkan apabila tidak berpasangan
dikatakan haploid(n). Setiap makhluk hidup tersusun dari sel tubuh dan sel kelamin. Sel
tubuh/sel somatik disusun oleh kromosom tubuh/autosom. Sedangkan sel kelamin/sel gamet
disusun oleh kromosom kelamin/gonosom. Pada manusia sel tubuh tersusun dari 46
kromosom di tiap sel nya. Jumlah ini merupakan ketetapan untuk menghasilkan manusia
normal, kekurangan ataupun kelebihan jumlah kromosom tubuh ini maka bisa mengakibatkan
kecacatan sindrom. Berikut perhitungan jumlah kromosom manusia :

Manusia 46 kromosom
Kromosom dijabarkan 44 A(autosom) + XX/XY(gonosom)
Kromosom di detailkan lagi 22AA + XX/XY

Didalam tabel tersebut jumlah kromosom manusia adalah 46 kromosom yang merupakan
gabungan antara autosom dan gonosom. Apabila di jabarkan lagi maka 46 kromosom tersebut
menjadi 44 autosom ditambah XX atau XY. XX untuk kromosom kelamin perempuan, XY
untuk kromosom laki-laki. Apabila dijabarkan lebih detail maka sebenarnya autosom
tersebut saling berpasangan membentuk kromosom homolog sehingga menjadi 22
AA(autosom autosom) ditambah XX/XY.

Tipe dan jumlah kromosom:


Pada sel rubuh manusia terdapat 46 kromosom (2n) yang dibedakan menjadi :

Autosom
Yaitu kromosom tubuh yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Yang
terdiri dari 22 pasang autosom atau 44 buah.
Genosom
Yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin yang terdiri atas 1 pasang kromosom
kelamin. Dibedakan menjadi 2 macam yaitu kromosom-X dan kromosom-Y.

Suatu pasang kromosom kelamin dapat bertanda XX atau XY. Kombinasi tersebut
bisa terjadi ketika sel telur dengan kromosom X dibuahi oleh sel sperma dengan kromosom X
atau Y. Nah, jika dibuahi sel sperma dengan kromosom X maka dihasilkan satu pasang
kromosom kelamin bertanda X, berjenis kelamin wanita. Jika sel telur dibuahi sel sperma
dengan kromosom Y, maka dihasilkan sepasang kromosom kelamin bertanda XY, dan
berjenis kelamin laki-laki.
Pada autosom, masing-masing pasangan kromosomnya merupakan pasangan homolog
yang artiya kedua pasangan kromosom mempunyai bentuk,ukuran maupun jenis gen yang
ada di dalamnya. Pada kromosom kelamin wanita atau kromosom XX merupakan pasangan
homolog tetapi tidak untuk pasangan kromosom kelamin X dan Y pada pria karena pada
kromosom kelamin pria ada sebagian lengan kromosom yang tidak membawa gen-gen yang
sejenis.

Contohnya, ada kromosom yang menyerupai huruf L (satu lengan kromosom lebih
panjang dari yang lain), kromosom menyerupai huruf I (sentromer terletak di ujung
kromosom), dan kromosom yang menyerupai huruf V (kromosom mempunyai lengan sama
panjang).
C. PEMBELAHAN SEL

Pembelahan sel adalah sebuah proses dimana sel induk membelah atau membagi
dirinya menjadi 2 atau lebih sel anak. Pembelahan sel merupakan bagian dalam tubuh kita.
Kita bertumbuh karena sel-sel di dalam tubuh kita membelah diri.

Pembelahan Sel

1. Pembelahan Sel Secara Mitosis


Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang bersifat
sama dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi. Pada Manusia,
pembelahan ini terjadi di sel meristem somatik ( sel tubuh muda). Proses ini berlangsung
melalui tahapan – tahapan yang terstruktur dan teratur, tidak seperti Amitosis yang
berlangsung secara spontan. Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu
Kariokinesis dan Sitokinesis.

Pembelahan Secara Mitosis

a. Kariokinesis
Proses ini mnunjukkan perbedaan yang mencolok pada tiap fasenya dan bertujuan untuk
pembagian materi inti, nah untuk melihat apa saja berubah, langsung aja disimak yang
berikut ini :

 Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan merupakan tempat
sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal sebagai kromatin atau bentuk
benang-benang kromosom sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada
salah satu ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan,
sentriosol tidak muncul.

 Profase

Mitosis I : Profase

Pada tahap ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom. Kromosom mulai memendek dan
menebal.Pada sel hewan sentriol membelah dan masing-masing bergerak ke kutub yang
berlawanan dan terbentuk benang-benang spindle yang terhubung ke kutub-kutub. Pada
akhirnya kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid yang terikat pada sentromer.Nucleolus
hilang dan membran nucleus hancur.

 Metafase
Mitosis : Metafase

Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator. Selain
itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada sentromer setiap
kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang berlawanan.

 Anafase

Mitosis : Anafase

Masing-masing sentromer yang mengikat kromatid membelah bersamaan dan kromatid


bergerak menuju kutub pembelahan, menghasilkan salinan kromosom berpasangan.

 Telofase
Mitosis : Telofase

Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah dan
dikelilingin memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit dan lama
kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan terjadi dengan cell
plate daripada cleavage burrow.

b. Sitokinesis

Mitosis : Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan
menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel,
beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya
dinding pemisah ditengah-tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap
telofase.
2. Pembelahan Sel Secara Meiosis
Pembelahan ini akan menghasilkan gamet yang tidak dapat membelah lagi sampai
tahap pembuahan, Pembelahan secara meiosis menghasilkan anak yang memiliki jumlah
kromosom setengah dari yang dimiliki induknya, terjadi di alat reproduksi dan langsung
antara fase 1 dilanjutkan dengan fase 2 tanpa diselingi interfase. Tahapan – tahapannya
adalah sebagai berikut :
Meiosis I

Meiosis I
 Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan.
Persiapannya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (sama
seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan DNA yang
telah siap dikemas menjadi kromosom.

 Profase 1

Pada tahap ini terjadi proses sebagai berikut


 Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi kromosom. Hal ini
dilakukan dengan cara memadatkan diri.
 Zigoten/Zigonema, pada tahap ini, kromatid homolong saling berpasangan atau
bersinapsis membentuk bivalen. Sentrosom terbelah 2 menjadi sentriol dan bergerak
ke kutub berlawanan.
 Pakiten/Pakinema, kromosom kemudian berdupkikat menjadi 4 pada tahap ini dan
disebut tetrad (kromosom homolog yang mengganda sehingga ada 4 kromatid
berpasangan). Pada tahap ini sering terjadi rekombinasi gen melalui proses
perpindahan silang.
 Diploten, kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi perpindahan
silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.
 Diakinesis, pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang dan sentriol
bergerak ke masing-masing kutub serta membentuk benang-benang spindel.

 Metafase 1
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah ekuator.
Setengah dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan setengah
pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke kutub yang lain.

 Anafase 1
Tiap kromosom homolog masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel menuju ke
kutub pembelahan yang berlawanan arah.

 Telofase 1
Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya
terbentuk membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I terbentuk
dua sel anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada akhir meiosis I
terbentuk dua sel anak yang haploid.

 Sitokenesis 1
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis
menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.

Meiosis II
Meiosis II

 Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom.
Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.

 Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang
ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung
lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.

 Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan
yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan
bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah kini dinamakan kromosom.

 Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub
pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti mengandung
setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).

 Sitokenesis II
ada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan
empat sel kembar haploid.
3. GAMETOGENESIS

Skema yang menunjukan analogi proses pendewasaan sel telur dan perkembangan
spermatid. Oosit dan spermatosit keduanya merupakan gametosit. Ova dan spermatids adalah
gamet yang lengkap. Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami
pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa, Tergantung dari
siklus hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis
gametosit diploid menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen
haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit
tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora. Gametogenesis meliputi spermatogenesis
dan oogenesis. spermatogenesis merupakan pembentukan sel kelamin jantan (inti sel
sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel kelamin betina (inti sel telur/ovum),
Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel mitosis dan meiosis.

a. Pembentukan Gamet (Gametogenesis)


Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis
proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis, Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka
akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa
mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang
bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah
kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada
dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis,
A. Spermatogenesis
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses
kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi
sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:

1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel
kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan
spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua
sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya
lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam
lumen tubulus seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder
yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-
masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu
kromosom kelamin (Y atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat
sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami
pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses
spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

B. OOGENESIS
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak
prosesnya lebih lanjut :

1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer
melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya
dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak
sitoplasma dari oosit primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu
pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang
akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi
dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan
23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan
ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai
perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat
dipoid (2n).

Jadi, Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta
segala seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah
Johan Gregor Mendel. Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan
dari sel sperma adalah Haeckel (1868), Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang
ercis (Pisum sativum)Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun, Besarnya diprkirakan 4-
50. Istilah gen pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti
istilah factor keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel.

Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis
proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis,sedangkan faktor yang mempengaruhi
pembentukanjenis kelamin ada 2 yaitu faktor lingkungan danfaktor genetik, Golongandarah
sistem AOB membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O, didasarkan
pada adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut isoaglutinogen. Golongan
darah sistem rhesus tidak memiliki nilai medis karena hanya dijumpai antigen penentu
golongan dalam eritrosit dan tidak dijumpai antibodi dalam plasma.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tari Kecak
    Tari Kecak
    Dokumen2 halaman
    Tari Kecak
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Kelainan Pada Tulang
    Kelainan Pada Tulang
    Dokumen7 halaman
    Kelainan Pada Tulang
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Kelompok II
    Kelompok II
    Dokumen22 halaman
    Kelompok II
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Mineral Magnesium
    Mineral Magnesium
    Dokumen32 halaman
    Mineral Magnesium
    Rahfita Ferdinah
    Belum ada peringkat
  • Enzim
    Enzim
    Dokumen10 halaman
    Enzim
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Osifikasi
    Osifikasi
    Dokumen1 halaman
    Osifikasi
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja Siswa
    Lembar Kerja Siswa
    Dokumen2 halaman
    Lembar Kerja Siswa
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Cover 3
    Cover 3
    Dokumen1 halaman
    Cover 3
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Peserta
    Daftar Hadir Peserta
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Peserta
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Panitia
    Daftar Hadir Panitia
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Panitia
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Panitia
    Daftar Hadir Panitia
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Panitia
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Arab
    Arab
    Dokumen3 halaman
    Arab
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Surat Dispen
    Surat Dispen
    Dokumen3 halaman
    Surat Dispen
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Panitia
    Daftar Hadir Panitia
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Panitia
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Artiii
    Artiii
    Dokumen1 halaman
    Artiii
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Artiii
    Artiii
    Dokumen17 halaman
    Artiii
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Syarat
    Syarat
    Dokumen14 halaman
    Syarat
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Kak Fan - Ldul-1 (1)
    Kak Fan - Ldul-1 (1)
    Dokumen1 halaman
    Kak Fan - Ldul-1 (1)
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Surat Aktif Organisasi
    Surat Aktif Organisasi
    Dokumen1 halaman
    Surat Aktif Organisasi
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Artiii
    Artiii
    Dokumen1 halaman
    Artiii
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Cover SKT Pak Marwan
    Cover SKT Pak Marwan
    Dokumen1 halaman
    Cover SKT Pak Marwan
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Artiii
    Artiii
    Dokumen17 halaman
    Artiii
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • 4.1. Warna (Colour) : Allochromatic
    4.1. Warna (Colour) : Allochromatic
    Dokumen7 halaman
    4.1. Warna (Colour) : Allochromatic
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • 1MIH02152
    1MIH02152
    Dokumen19 halaman
    1MIH02152
    AriefIH
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • 1HK09164 PDF
    1HK09164 PDF
    Dokumen13 halaman
    1HK09164 PDF
    M. Fani
    Belum ada peringkat
  • Anion
    Anion
    Dokumen8 halaman
    Anion
    sayidil tohari
    Belum ada peringkat