140341808621
PERUBAHAN MATERI GENETIK:
PENGERTIAN MUTASI DAN SEBAB-SEBAB MUTASI
Mutasi adalah perubahan materi genetik dan hasil perubahan itu dapat (tidak selalu)
diwariskan serta yang dapat (tidak selalu) dideteksi.
Mutasi pada dasarnya merupakan peristiwa yang lumrah terjadi karena materi genetik itu
tersusun dari senyawa kimia (polinukleotida).
Secara umum penyebab mutasi adalah keadaan atau faktor-faktor lingkungan dan faktor
internal materi genetik. Ada dua jenis mutasi berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1) Mutasi spontan, adalah perubahan materi genetik tanpa sebab-sebab yang jelas
2) Mutasi terinduksi, yang terjadi karena pemaparan makhluk hidup pada penyebab mutasi
semacam radiasi pengion, radiasi ultraviolet, dan berbagai senyawa kimia.
Faktor internal merupakan penyebab mutasi spontan. Faktor internal penyebab mutasi antara
lain, kesalahan replikasi akibat tautomerisme, penggelembungan unting di saat replikasi,
perubahan kimia tertentu (misalnya depurinisasi dan deaminasi) secara spontan, transposisi
elemen transposabel, dan efek gen mutator.
Faktor eksternal penyebab mutasi tergolong yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis.
Contoh faktor eksternal fisik penyebab mutasi antara lain, radiasi, suhu, dan tekanan
hidrostatik, yang bersifat kimiawi antara lain dari kelompok agen alkilasi, analog basa,
akridin, agen deaminasi, dan sebagainya (miscellaneous), sedangkan yang bersifat biologis
antara lain virus.
Faktor Internal Materi Genetik sebagai Sebab Mutasi
Tautomerisme, sebagai akibat perubahan posisi suatu proton yang mengubah suatu sifat
kimia molekul. Dalam hal ini S* dapat membentuk ikatan hidrogen dengan A, demikian pula
G* dengan T, T* dengan G, serta A* dengan S. S*, G*, T*, dan A* adalah tautomer dari S,
G, T, dan A. Efek perikatan ini terjadi karena sewaktu pasangan tidak lazim memisah pada
replikasi berikutnya, masing-masingnya akan berpasangan dengan basa komplementernya
sehingga terjadilah mutasi.
1
Depurinasi dan deaminasi basa-basa tertentu. Pada depurinasi, suatu purin (A dan G)
tersingkir dari DNA karena terputusnya ikatan kimia antara purin dan gula deoksiribose.
Pada deaminasi, suatu gugus amino tersingkir dari basa, contohnya deaminasi itosin dan 5metilsitosin. Jika tersingkirnya purin itu tidak diperbaiki maka di saat replikasi tidak
terbentuk pasangan basa komplementer yang lazim.
Perpindahan atau transposisi elemen transposabel, terjadi karena insersi ke dalam gen.
Adanya gen mutator, yaitu gen yang ekspresinya memengaruhi frekuensi mutasi gen-gen
lain. Dua contoh makhluk hidup yang memiliki gen mutator adalah E. coli dan D.
melanogaster. Contohnya gen mutator pada E. coli adalah mut D yang mengubah sub unit
DNA polymerase III.
Faktor Eksternal (lingkungan) sebagai Sebab Mutasi
Penyebab mutasi yang bersifat fisik, yaitu radiasi, suhu, dan perlakuan dengan tekanan
hidrostatik. Radiasi dibedakan menjadi radiasi pengion (berenergi tinggi, misalnya sinar X,
gamma, dan kosmik) dan bukan pengion (pengenergi rendah, misalnya sinar UV). Sinar UV
membebaskan energinya kepada atom-atom yang dijumpai sehingga atom berada dalam
keadaan tereksitasi. Molekul-molekul yang mengandung atom yang berada dalam keadaan
tereksitasi secara kimiawi lebih reaktif. Reaktivitas yang meningkat mengundang terjadinya
sejumlah reaksi kimia termasuk mutasi. Radiasi pengion dapat memyebabkan terjadinya
mutasi gen dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi, duplikasi, inversi, translokasi,
serta fragmentasi kromosom umumnya. Suhu dan tekanan hidrostatik menginduksi terjadinya
poliploidi pada ikan. Yang terjadi akibat tekanan hidrostatik adalah penghambatan polar
body karena rusaknya spindel meiosis.
Penyebab mutasi yang bersifat kimiawi, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu analog basa,
agen pengubah basa (base modifying agent), dan agen penyela (intercalating agent). Contoh
analog basa misalnya AZT (azidothymidine) yang berperan sebagai analog timin. Yang
termasuk termasuk kelompok ini adalah agen deaminasi, agen hidroksilasi, serta agen
2
Penyebab mutasi bersifat biologis, mutagen biologis yang umum adalah fag. Efek mutagenic
yang ditimbulkan fag terutama berkaitan dengan integrase DNA fag, pemutusan, dan delesi
DNA inang.
Dari sudut pandang sel yang mengalami mutasi, dikenal adanya mutasi somatik dan mutasi
germinal. Mutasi somatik adalah yang terjadi pada sel-sel somatik, sedangkan mutasi
germinal adalah yang terjadi pada sel-sel germ (gamet). Akibat mutasi somatik maupun
germinal dapat diwariskan melalui reproduksi aseksual maupun seksual. Akibat mutasi
somatik pada hewan (termasuk manusia) hingga saat ini memang tidak dapat diwariskan,
sedangkan pada tumbuhan (misalnya tumbuhan dikotil), akibat mutasi somatik dapat
diwariskan melalui reproduksi aseksual maupun seksual. Akibat mutasi germinal yang
dominan dapat segera terekspresi pada turunan, sebaliknya akibat mutasi germinal yang
resesif dapat tidak segera terekspresi.
Dari sudut pandang lingkup kejadian, dikenal adanya mutasi gen dan mutasi kromosom.
Berkenaan dengan mutasi gen dikenal pula macam-macam mutasi gen yang spesifik.
1) Mutasi pergantian pasangan basa, dibedakan menjadi transisi dan transversi. Transisi jika
purin diganti dengan purin atau pirimidin diganti dengan pirimidin. Transversi jika terjadi
suatu pergantian basa purin dengan pirimidin. Misalnya pasangan AT diganti oleh
pasangan GS.
3
Mutasi Kromosom (aberasi kromosom) dipilah menjadi dua yaitu berupa perubahan struktur
kromosom dan perubahan jumlah kromosom. Perubahan struktur kromosom berupa
perubahan jumlah kromosom dan perubahan struktur kromosom. Yang tergolong perubahan
struktur kromosom adalah delesi (defisiensi), duplikasi, inversi, dan translokasi. Yang
tergolong mutasi kromoso berupa penambahan jumlah kromosom adalah fusi sentrik, fisi
sentrik, aneuploidi, serta monoploidi, maupun poliploidi. Monoploidi maupun poliploidi
disebut juga gneom mutation.
Dikenal pula macam mutasi spontan dan mutasi terinduksi, mutasi morfologi, mutasi
biokimia, mutasi letal, mutasi kondisional, demikian pula ada mutasi yang memengaruhi pola
perilaku dan yang memengaruhi regulasi gen.
Mutasi merupakan kejadian yang bersifat kebetulan, tidak terarah serta acak. Maksudnya
adalah sebagai berikut.
1) Mutasi adalah kejadian kebetulan karena merupakan perkecualian yang jarang terhadap
keteraturan proses replikasi DNA.
2) Mutasi adalah kejadian kebetulan atau acak, karena tidak ad acara untuk mengetahui
apakah suatu gen tertentu akan bermutasi pada suatu sel tertentu atau suatu generasi
tertentu.
3) Mutasi adalah kejadian kebetulan, tidak terarah, atau acak karena tidak diarahkan untuk
kepentingan adaptasi. Salah satu cara untuk membuktikan bahwa mutasi itu terjadi begitu
saja dan tidak terarah adalah penerapan teknik replica plating.
LAJU MUTASI DAN DETEKSI MUTASI
Laju mutasi gen dan frekuensi mutasi adalah dua parameter yang digunakan untuk mengukur
kejadian mutasi. Pada umumnya laju mutasi yang teramati (mutasi spontan) rendah sekalipun
beberapa gen terlihat sering bermutasi.
Laju mutasi dan frekuensi mutasi yang tidak hanya didasarkan pada mutasi yang dampaknya
teramati (terdeteksi), tetapi juga berdasarkan pada mutasi yang dampaknya tidak teramati
(terdeteksi), maupun pada mutasi yang sempat diperbaiki. Mutasi yang dampaknya teramati
(terdeteksi) sebenarnya frekuensinya tidak rendah bahkan mungkin sangat tinggi.
Pengukuran laju mutasi spontan pada bakteri dan fag relative mudah, karena kelompokkelompok itu tergantung monoploid, demikian pula karena pengukuran dan pemeriksaan
laboratorium dapat dilakukan atas sejumlah besar populasi. Kebanyakan penelitian tentang
mutasi pada kelompok-kelompok makhluk hidup yang lebih tinggi sudah tidak lagi
berhubungan dengan mutasi gen tunggal karena sudah sangat jarang, yang dilakukan adalah
pengkajian seluruh kromosom, misalnya yang diperkenalkan oleh H. J. Muller sebagai teknik
Mullers X chromosome (pada Drosophila). Teknik itu bahkan bermanfaat untuk pengukuran
laju mutasi maupun deteksi penyebab mutasi.
Deteksi mutasi pada bakteri dan jamur monoploid sangat efisien yang didasarkan pada sistem
seleksi yang memisahkan sel mutan dari yang bukan mutan.
Selain teknik Mullers X chromosome, deteksi mutasi pada Drosophila juga dilakukan dengan
rposedur kromosom X berlekatan atau attached-X procedure.
Pada tumbuhan tinggi deteksi mutasi dilakukan melalui pengamatan visual, analisis
komposisi biokimia, serta melalui kultur jaringan galur-galur sel yang memperlakukan sel-sel
tumbuhan sebagai mikroorganisme.
Deteksi mutasi pada manusia dilakukan antara lain melalui analisis silsilah, dan analisis in
vitro seperti analisis aktivitas enzim, migrasi protein pada medan elektroforetik, serta
pengurutan langsung protein maupun DNA. Uji Ames dapat juga digunakan untuk deteksi
mutasi pada manusia.
RUJUKAN
Corebima, A.D. 2000. Genetika Mutasi dan Rekombinasi. Malang : Jurusan Biologi, Universitas
Negeri Malang.
6
REVIEW DOSEN
Replica plating adalah percobaan untuk membuktikan bahwa mutasi bersifat
acak, kebetulan, berangkat dari ketidakpercayaan apakah benar mutasi
terjadi acak? Hasil yang ada menunjukkan kebenaran bahwa mutasi bersifat
demikian. Apakah sudah final? ternyata belum. masih ada pihak yang curiga
jangan2 mutasi itu benar2 terarah. Mutasi itu kebetulan, berubah-ubah, dan
yang dipakai masih sebatas mikroorganisme. yang terjadi adalah perubahan
basa purin dan pirimidin (transisi dan transversi). Tidak ada penjelasan
kenapa transisi lebih banyak terjadi daripada transversi. Kalau sebelumnya
kita mempelajari bahwa mutasi itu merupakan perubahan A menjadi a,
dalam kasus terjadinya mutasi mana A atau a itu tidak diurus. Baru diketahui
setleh diekspresikan.
Ada satu hal lagi yang harus diperhatikan dengan benar tentang mutasi,
jangan sekali-kali melakukan kebiasaan jahat, Anak-anak sekalian, mutasi
itu tidak baik, merugikan. Jadi mutasi itu sebenarnya rahmat, nikmat, yang
memberikan stigma tidak baik dengan pembahasan tersebut adalah tidak
mensyukuri adanya nikmat. Tanpa adanya mutasi maka tidak akan terjadi
keanekaragaman, tanpa keanekaragaman maka kelompok suatu makhluk
hidup itu terancam. Kestabilan ekosistem basisnya adalah keanekaragaman.
Gen itu sudah tidak berfungsi lagi meskipun secara keseluruhan hampir
sama dengan yang lain, namun sebenarnya tidak sama disebutlah
pseudogen. Dilihat dari skala perubahannya sebenarnya kecil sekali tetapi
perubahannya rupanya sangat vital. Apakah itu berarti bisa berdampak
7