BAB 6
Berkenaan dengan Robertsonian changes ini sumber lain (Russel, 1992, dan
Cummings, 1994) menyebutnya sebagai Robertsonian translocation. Menurut Russel (1992)
Robertsonian translocation merupakan suatu tipe translokasi nonresiprok yang berakibat
bergabungnya lengan-lengan panjang dari dua kromosom akrosentrik.
Familial Down Syndrome ini tidak persis sama dengan kelainan Down Syndrome yang
lebih umum dikenal. Down Syndrome timbul akibat trisomi 21 yang terkait dengan gagal
berpisah kromosom 21 disaat meiosis sebelumnya, sedangkan familial down syndrome timbul
karena trisomi kromosom 21 khususnya lengan panjang dan kejadiannya tidak terkait dengan
peristiwa gagal berpisah.
Aneuploidi
Aneuploidi adalah kondisi abnormal yang disebabkan oleh hilangnya satu kromosom
atau lebih pada sesuatu pasang kromosom atau yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah
kromosom pada sesuatu pasang kromosom pada sesuatu pasang kromosom dari jumlah yang
seharusnya (Russel, 1992). Aneuploidi terjadi pada pasangan kromosom yang tergolong
autosom maupun gonosom.
Trisomi dapat menimbulkan dampak yang parah bahkan dapat bersifat letal, terutama
pada hewan. Pada manusia trisomi dilaporkan pada kromosom 21, 13, 18 serta kromosom X.
Trisomi pada kromosom-kromosom tersebut menimbulkan dampak yang parah. Belum
ditemukannya trisomi pada pasangan kromosom manusia diduga akibat dampak trisomi
tersebut bersifat letal.
Sindrom Down disebabkan oleh trisomi pada kromosom 21. Sindrom Palau,
disebabkan oleh trisomi pada kromosom 13. Sindrom Edwards disebabkan oleh trisomi, yaitu
pada kromosom 18. Sindrom Turner disebabkan oleh monosomi kromosom kelamin X.
Sindrom metafemale, disebabkan oleh trisomi pada kromosom X. Sindrom Klinefelter,
disebabkan oleh trisomi pada kromosom kelamin XXY, kariotip lain seperti XXYY
(tetrasomi), XXXY (totrasomi), XXXXY (pentasomi) dan XXXXXY (heksasomi). Sindrom
lain pada manusia akibat aneuploidi adalah yang berlatar belakang kariotip XYY.
Aneuplodi pada kromosom kelamin semula diakibatkan oleh segresi kromosom yang
abnormal disaat meiosis. Sindrom Klinefelter (XXY) merupakan hasil pembuahan sperma Y
atas ovum XX atau merupakan hasil pembuahan sperma XY atas ovum X.
Poliploidi Dan Monoploidi
Poliploidi
Jumlah perangkat komosom yang ganjil pada poliploid biasanya tidak bertahan dari
generasi ke generasi karena jumlah kromosom yang homolog/ tidak sama pada poliploid.
Sehingga tidak menghasilkan gamet-gamet yang secara genetik seimbang. Mengenai
peluang fertil atau steril dijelaskan bahwa poliploid yang berjumlah kromosom homolog
(berjumlah kromosom ganjil)biasanya steril. Hal tersebut berkaitan dengan masih adanya
peluang kromosom-kromosom berpasangan selama pembelahan meiosis. Salah satu contoh
poliploid yang berjumlah kromosom genap yang genap adalah Triticum aestivum (hexaploid)
dan salah satu contoh poliploid berjumlah kromosom ganjil yang steril adalah pisang
(triploid).
Poliploid dapat terjadi secara spontan maupun akibat perlakuan (Russel, 1992).
Dinyatakan lebih lanjut bahwa poliploidi sering terjadi sebagai akibat rusaknya aparatus
spindel selama satu atau lebih pembelahan meiosis ataupun selama pembelahan mitosis.
Poliploidi dapat terjadi akibat penyimpangan selama meiosis yang menghasilkan gamet-
gamet yang tidak mengalami reduksi (Ayala, dkk, 1984)
Poliploid dapat terjadi akibat perlakuan misalnya dengan pemberian kolkisin pada
tahap mitosis. Yang akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan benang-benang spindle
mitosis. Pada perlakuan ini kromosom-kromosom yang mengalami repiklasi tidak terpisah.
Lebih lanjut jika efek kolkisin hilang maka sel dapat langsung memasuki tahap interfase dan
pada keadaan tersebut sel tadi mempunyai jumlah kromosom sebanyak 2x lipat.
Autotriploidi dapat terjadi akibat perlakuan tekanan hidrostatik dan juga dapat
diakibatkan akibat perlakuan kejutan suhu dingin maupun suhu panas. Autetraploidi dapat
dihasilkan secara eksperimental melalui perlakuan terhadap sel-sel diploid
Pada umumnya ukuran individu Autopoliploidi lebih besar daripada ukuran kondisi
diploid. Kaitan ini juga berlaku pada tanaman yang semakin lama semakin besar. Secara
mendasar,individu-individu Autopoliploidi tidak mengandung informasi baru ataupun unik
yang berbeda dari kerabatnya yang diploid sehingga dapat memiliki nilai ekonomi tinggi.
Contoh tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu Solanum, Winesap apples, pisang
komersial, semangka tanpa biji, dan bunga Lilium tigrinum.
Monoploidi adalah kejadian yang menyebabkan suatu makhluk hidup misalnya yang
biasa tergolong diploid hanya mempunyai perangkat kromosom. Monoploid jarang terjadi
karena banyak individu monoploid tidak dapat bertahan hidup akibat pengaruh gen mutan
letal. Di sisi lain pihak spesies tertentu justru mempunyai individu-individu monoploid
sebagai suatu bagian atau kondisi yang normal dalam siklusnya misalnya tawon, semut serta
lebah. Monoploid digunakan dalam pemuliaan tanaman.
PERTANYAAN
1. Mengapa poliploidi jarang dijumpai pada hewan daripada pada tumbuhan, apa
alasannya? Jelaskan!
Jawab:
a. Poliploidi mengganggu keseimbangan antara autosom dan kromosom kelamin yang
bermanfaat untuk determinasi kelamin.
b. Kebanyakan hewan melakukan fertilisasi silang; dalam hal ini satu individu poliploid
yang baru terbentuk tidak dapat bereproduksi sendiri.
c. Hewan memiliki perkembangan yang lebih kompleks, yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan yang disebabkan oleh poliploidi, misalnya dalam kaitannya dengan ukuran
sel yang akhirnya menngubah ukuran organ.
d. Jika di kalangan tumbuhan, individu-individu poliploid sering timbul dari duplikasi
pada hibrid, tetapi di kalangan hewan hibrid-hibrid biasanya inviabel atau steril.
3. Umumnya jumlah kromosom adalah haploid mungkin juga diploid, nah bagaimana
bisa menjadi poliploidi ( triploid, tetraploid, dst)?
Jawab:
Poliploidi terjadi karena penggandaan perangkat kromosom secara keseluruhan.
Dalam hal ini dari individu-individu yang tergolong diploid dapat muncul turunan
yang triploid maupun tetraploid, pentaploid, heksaploid dst. Berkenaan dengn
kejadian selama mitosis, informasi lain menyebutkan bahwa poliploid dapat juga
terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat kromosom di dalam selsel somatik
secara spontan. Dalam hal ini kromosom berlangsung tanpa diikuti oleh pembelahan
sel. (pada individu diploid) kondisi ini dapat berakibat terbentuknya kelompok sel
(jaringan) tetraploid