Bab 4
Mekanisme Perbaikan Dna, Mutasi Dan Adaptasi, Mutasi Dan Kanker, Aplikasi
Praktis Mutasi, Serta Sakit Genetik Manusia Yang Ditimbulkan Oleh Kesalahan
Replikasi Dna Dan Kesalahan Perbaikan Dna
E. Sakit Genetik Manusia Yang Ditimbulkan Oleh Kesalahan Replikasi Dna Dan
Kesalahan Perbaikan DNA
Beberapa penyakit pada manusia yang ditimbulkan oleh kesalahan replikasi DNA dan
kesalahan perbaikan DNA adalah sebagai berikut.
Sakit Fungsi yang Diserang
Xerodermapigmentosum Perbaikan kerusakan DNA oleh radiasi UV atau oleh senyawa
(XP) kimia. Enzim yang cacat tampaknya adalah endonuklease, atau
mutan resesif yang bersangkut paut dengan suatu gen pengkode
yang berperan pada perbaikan kerusakan DNA. Mutasi pada 6 gen
yang berbeda dapat menimbulkan sakit tersebut.
Ataxiatelangiactase Replikasi perbaikan DNA.
(AT)
AnemiFanconi (FA) Replikasi perbaikan DNA dimer UV serta tambahan senyawa
kimia tidak disingkirkan dari DNA.
Sindrom Bloom (BS) Pemanjangan rantai DNA pada replikasi.
BAB V
Mutasi kromosom dapat terjadi karena perubahan struktur kromosom dan karena
perubahan jumlah kromosom. Ada empat macam mutasi kromosom yaitu delesi, duplikasi,
inversi, dan translokasi.
Delesi
Delesi adalah suatu aberasi kromosom(mutasi kromosom) berupa proses perubahan
struktural yang berakibat hilangnya suatu segmen materi genetik dari suatu kromosom. Jika
delesi terjadi dibagian ujung kromosom maka disebut delesi terminal, sedangkan bila delesi
terjadi bukan di ujung kromosom maka disebut delesi interkalar. Bersifat letal pada kondisi
homolog atau pada kondisis homozigot jika delesi terjadi pada kromosom kelamin. Misalnya
pada kromososm X. Drosophila tersebut mengakibatkan efek Notch. Fenotip dari notch dapat
terlihat dengan adanya lekukan sayap pada tepi posterolateral. Sedangkan pada manusia
contoh delesi yang terkenal adalah yang menimbulkan sindrom Cri-du-chat. Delesi penyebab
hal itu bersifat heterozigot. Mutan Notch pada Drosophila tersebut terpaut kromosom
kelamin X bersifat letal pada kondisi homozigot (betina) dan hemizigot (jantan), jadi hanya
pada individ betina heterozigot saja yang ditemukan fenotip mutan seperti tersebut.
Duplikasi
Duplikasi adalah aberasi kromosom yang terjadi karena keberadaan suatu segmen
kromosom yang lebih dari satu kali pada kromosom yang sama. Jika segmen yang mengalami
duplikasi itu berurutan maka disebut duplikasi tandem. Jika sebaliknya disebut reverse
tandem, dan jika duplikasi terletak di ujung kromosom maka disebut duplikasi terminal.
Contoh duplikasi adalah yang menimbulkan mata Bar pada D. melogaster. individu D.
melogaster yang bermata Bar memiliki mata serupa celah akibat berkurangnya faset mata.
Pewarisan sifat mata Bar ini memperlihatkan ciri semidominan. Duplikas yang menimbukan
mata Bar terjadi atas segmen kromosom 16 A dari kromosom X.
Inversi
Inversi adalah pembalikan 180o segmen-segmen kromosom. Pada inverse ada materi
genetik yang hilang. dikenal dua macam inverse yaitu yang perisentrik dan parasentrik.
Segmen yang mengalami inverse mungkin pendek atau panjang; bahkan dapat juga
mencapai sentromer. Dalam hubungan ini jika inverse tersebut mencapai sentromer, maka itu
adalah inverse perisentrik dan sebaliknya tidak mencakup sentromer maka itu adalah inverse
parasentrik. Inverse parasentrik tidak mengakibatkan perubahan suatu lengan kromosom;
sedangkan inverse perisentrik dapat menimbulkan perubahan panjang sesuatu lengan
kromosom.
Dampak Inversi Terhadap Pembentukan Gamet
Dampak inversi terhadap pembentukan gamet tergantung kepada apakah meiosis
terjadi pada yang heterozigot inversi atau pada individu homozigot inversi. Contoh individu
heterozigot misalnya yang mempunyai urutan segmen kromosom.
ABCDEFGH/ ADCBEFGH; sedangkan yang homozigot inversi misalnya
ADCBEFGH/ ADCBEFGH. Dalam hal ini jika individu yang mengalami meosis itu inversi
homozigot, maka meiosis itu akan berlangsung secara normal, dan tidak ada permasalahan
yang terkait dengan duplikasi gen atau delesi. Sebaliknya jika individu yang mengalami
meosis itu inversi heterozigot maka sinapsis linear yang mormal itu tidak mungkin terwujud
selama meiosis. Sinapsis antara kromosom-kromosom homolog baru akan terwujud jika
terbentuk lengkung (loop) yang yang mengandung segmen-segmen yang mengalami inversi.
Lengkung itu tersebut inversion loop.
Translokasi
Pada translokasi atau trasposisi terjadi perubahan posisi segmen kromosom maupun
urutan gen yang terkandung pada kromosom itu. Translokasi dibedakan menjadi yang
intrakromosom dan interkromosom.
Pada translokasi intrakromosom, perubahan posisi segmen kromosom itu berlangsung
di dalam satu kromosom, terbatas pada suatu lengan kromosom atau antar lengan kromosom.
Translokasi interkromosom dibedakan menjadi yang nonresiprok dan resiprok. Pada
translokasi interkromosomal nonresiprok , terjadi perpindahan segmen kromosom dari
sesuatu kromosom ke suatu kromosom lain yang nonhomolog. Pada translokasi
interkromosomal resiprok terjadi perpindahan segmen kromosom timbal balik antara dua
kromosom yang nonhomolog. Dampak translokasi terhadap hasil meiosis berlangsung pada
tipe translokasi yang didapat. Pada beberapa kasus, beberapa gamet yang dihasilkan juga
mengalami duplikasi atau delesi, oleh karena itu seringkali tidak hidup, salaah satu
perkecualian adalah sindrom Down familial yang terjadi akibat duplikasi yang disebabkan
oleh translokasi. Dalam hal ini dikatakan bahwa sindrom Down familial ini disebabkan oleh
translokasi Robertson. Pada translokasi Robertson yang memunculkan sindrom Down
familial, lengan panjang kromosom 21 bergabung dengan lengan panjang kromosom 14 atau
15 (Russel,1992).
Mutasi kromosom akibat perubahan jumlah kromosom dibedakan berdasarkan penyebabnya
yaitu fusi sentrik, fisi sentrik, aneuploidi, poliploidi, dan monoploidi
1. Fusi Sentrik dan Fisi Sentrik
Penggabungan (fusi) kromosom dan pemisahan (fisi) kadang-kadang disebut sebagai
perubahan Robertson change, terdapat sumber lain yang menyebutnya sebagai
Robertsonian translocation. Fusi kromosom terjadi bilamana dua kromosom homolog
bergabung membentuk satu kromosom, sedangkan fisi kromosom terjadi manakala satu
kromosom terpisah menjadi dua. Contoh menimbulkan kelainan Familial Down
Syndrome. kelainan ini terjadi translokasi nonresiprok pada lengan panjang kromosom 21
bergabung dengan lengan panjang kromosom 14.
2. Aneuploidi
Aneuploidi adalah kondisi abnormal yang disebabkan oleh hilangnya satu kromosom
atau lebih pada sesuatu pasang kromosom, atau yang disebabkan oleh bertambahnya
jumlah kromosom pada sesuatu pasang kromosom dari jumlah yang seharusnya (Russel,
1992 dalam Corebima, 2011). Aneuploidi terjadi pada pasangan kromosom yang
tergolong autosom maupun gonosom (kromosom kelamin). Aneuploidi dibedakan
menjadi nullisomi (2n-2), monosomi (2n-1), trisomi (2n+1), tetrasomi (2n+2), pentasomi
(2n+3) dan sebagainya. Jumlah kromosom ini berlaku jika macam aneuploidi terjadi pada
satu pasangan kromosom. Contoh: sindrom down terjadi akibat trisomi pada kromosom
21, sindrom Turner disebabkan oleh monosomi kromosom kelamin X.
3. Monoploidi
Kejadian yang menyebabkan suatu makhluk hidup, misalnya yang biasa tergolong
diploid, hanya mempunyai satu perangkat kromosom disebut monoploidi. Kadang-kadang
monoploidi disebut sebagai haploidi (Ayala, dkk., 1984; Russel, 1994 dalam Corebima,
2011), tetapi istilah terakhir ini biasanya digunakan khusus di kalangan sel-sel gamet.
Monoploidi jarang terjadi, mungkin karena banyak individu monoploid tak dapat hidup
akibat pengaruh gen mutan letal (termasuk yang resesif). Di lain hak spesies tertentu
justru' mempunyai individu-individu monoploid sebagai suatu. Sel-sel dari suatu induksi
monoploid juga dapat diinduksi untuk mengalami mutasi, tanpa setiap kali harus
menginduksi mutasi yang resesif.
4. Poliploidi
Poliploidi terjadi karena penggandaan perangkat kromosom secara keseluruhan.
Dalam hal ini dari individu-individu yang tergolong diploid dapat muncul turunan yang
triploid maupun tetraploid, pentaploid, heksaploid dst.
Berkenaan dengn kejadian selama mitosis, informasi lain menyebutkan bahwa poliploid
dapat juga terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat kromosom di dalam selsel
somatik secara spontan. Dalam hal ini kromosom berlangsung tanpa diikuti oleh
pembelahan sel. (pada individu diploid) kondisi ini dapat berakibat terbentuknya
kelompok sel (jaringan) tetraploid, yang pada akhirnya menghasilkan gamet-
gamet diploid, lebih lanjut jika terjadi pembuahan sendiri maka akan menghasilkan zigot
tetraploid, tetapi jika terjadi pembuahan yang melibatkan suatu gamet haploid, maka
akan terbentuk zigot triploid.
Pertanyaan
1. Umumnya jumlah kromosom adalah haploid mungkin juga diploid, nah bagaimana
bisa menjadi poliploidi ( triploid, tetraploid, dst)?
Jawab: Poliploidi terjadi karena penggandaan perangkat kromosom secara
keseluruhan. Dalam hal ini dari individu-individu yang tergolong diploid dapat
muncul turunan yang triploid maupun tetraploid, pentaploid, heksaploid dst.
Berkenaan dengn kejadian selama mitosis, informasi lain menyebutkan bahwa
poliploid dapat juga terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat kromosom di dalam
selsel somatik secara spontan. Dalam hal ini kromosom berlangsung tanpa diikuti
oleh pembelahan sel. (pada individu diploid) kondisi ini dapat berakibat terbentuknya
kelompok sel (jaringan) tetraploid
Jawab: Hal ini juga akan terjadi jika pindah silang terjadi di dalam lengkung inversi
selama meiosis individu pengidap inverse heterozigot yang perisentrik. Dalam hal ini
kromatida-kromatida rekombinan yang langsung terlibat pada pertukaran segmen
mengalami duplikasi dan delesi; namun demikian tidak ada kromatid asentrik
maupun disentrik yang dihasilkan. Gamet yang memiliki kromatid-kromatid tersebut
akan menurunkan embrio mati.