Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5 :

- Dwi Darmayanti 150341601390


- M. Taufik Aji Fahruli 150341602764

Bab 4

Mekanisme Perbaikan Dna, Mutasi Dan Adaptasi, Mutasi Dan Kanker, Aplikasi
Praktis Mutasi, Serta Sakit Genetik Manusia Yang Ditimbulkan Oleh Kesalahan
Replikasi Dna Dan Kesalahan Perbaikan Dna

A. Mekanisme Perbaikan DNA


1. Perbaikan Kerusakan DNA Akibat Mutasi Secara Langsung
Perbaikan oleh aktivitas enzim polimerase DNA
Selain mengalami polimerase dalam arah 4 ke 3, enzim polimerasi DNA pada
bakteri juga nengalami eksonuklease dalam arah 3 ke 5. Bukti peran penting aktivitas
eksonuklease dari enzim polimerasi DNA yang menekan laju mutasi pada bakteri dapat
terlihat dengan jelas jika terjadi mutasi gen mutator pada E. coli.
Fotoreaktivasi dimer pirimidin yang diinduksi oleh UV
Pada proses ini, melalui bantuan cahaya dimer timin dan pirimidin langsung berbalik
pulih menjadi bentukan semula. Reaksi ini dikatalisasu oleh enzim fotoliase.
Perbaikan kerusakan akibat alkilasi
Kerusakan dapat dipulihkan oleh enzim perbaikan DNA khusus yang disebut
metiltransferase O6-metilguanin atau O6-methylguanine mrthyltransferase.

2. Perbaikan Kerusakan DNA dengan Cara Membuang Pasangan Basa


Perbaikan melalui pemotngan
Perbaikan jenis ini disebut juga sebagai perbaikan gelap karena tidak dibutuhakan
cahaya. Beberapa peneliti mengisolasi beberapa mutan E. coli yang sensitiv teradap UV ysng
memperlihatkan laju mutasi dalam gelap yang leih tinggi daripada normal, contohnya adalah
uvr A yang dapat memperbaiki dimer hanya dengan bantuan cahaya (Wild-tipe dari mutan uvr
A* mampu memperbaiki dimer dalam gelap).
Perbaikan dengan bantuan glikosilase
Enzim glikosilase mampu mendeteksi basa yang tak lazim dan selanjutnya
mengkatalisasi penyingkirannya (pemutusannya) dari gula deosiribosa. Pada hal ini, enzim
ligase DNA menyambung penggalan nukleotida baru ke arah 3 dengan penggalan nukleotida
yang lama yang sebelumnya telah terputus.
Perbaikan melalui koreksi pasangan basa yang salah
Kesalahan-kesalahan yang masih tersisa saat perbaikan polimerase DNA biasanya
berupa pasangan basa yang tidak berpasangan dan pada proses replikasi berikutnya kondisi
tersebut dapat berakibat terjadinya mutasi spontan.

B. Mutasi dan Adaptasi


Mutasi yang terjadi tidak berkaitan dengan kepentingan apakah mutasi tersebut
bermanfaat atau bahkan merugikan. Efek merugikan atau menguntungkan baru dikualifikasi
setelah dihubungkan dengan habitat dan lingkungan tempat hidup individu yang mengalami
mutasi. Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian suatu individu lebih besar ketika
populasi menempati habitat baru atau terjadi perubahan lingkungan, pada keadaan tersebut
membuka kesempatan bagi mutan-mutan untuk bersifat adaptif.
Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian individu lebih besar manakala
populasi (yang mengandung individu mutan) menempati habitat baru atau terjadi perubahan
lingkungan.

C. Mutasi dan Kanker


Radiasi pengion dan radiasi UV maupun berbagai zat kimia bersifat karsinogenik
(penginduksi kanker). Uji karsonogenik dilakukan dengan memanfaatkan rodentia, dan
terutama tikus yang baru lahir. Uji mutagenitas sering dilakukan dengan cara yang sama.
Namun karean mutasi adalah peristiwa yang sangat jarang dan hewan coba dibutuhkan
banyak, maka pengujian semacam itu tidak selayanknya dan daya mutagen yang rendan
jarang dideteksi.
Adanya korelasi antara daya mutagen dan daya karsinogenik sejalan dengan teori
yang mengemukakan bahwa kanker disebabkan mutasi somatik. Dan sudah diperkuat oleh
penemuan onkogen seluler (onkogen penyebab kanker), dan diperkuat oleh demonstrasi yang
menunjukkan bahwa onkogen bertanggung jawab terhadap karsinoma kandung kemih akibat
perubahan satu pasang basa. Sifat umum dari sel kanker adalah terus menerus membelah. Hal
tersebut terlihat bahwa semua sel kanker kehilangan kontrol terhadap pembelahan sel secara
normal dan akibatnya terbentuk tumor.
D. Aplikasi Praktis Mutasi
Pengkajian struktur genetic dan analisis genetic melalui alela mutan.
Mutasi bermanfaat pada perakitan bibit tanaman. Tanaman hasil rakitan tersebut terbukti
menghasilkan panen yang meningkat, kandungan zat (misalnya protein dan lain sebagainya)
yang meningkat, dapat tahan serangan hama maupun penyakit. Salah satu contoh bibit rakitan
yang memanfaatkan mutasi induksi adalah adanya Penicillium yang menghasilkan penisilin
lebih banyak . Bakteri Penicilium sp dapat bermutasi akibat perlakuan radias tadi.
Telaah Proses Biologi Mutasi Melalui Analisis Mutasi
Mutasi melibatkan enzim-enzim terntentu. Mutasi dapat mengurangi aktivitas polipeptida.
Misalnya Intermediet Y dihasilkan oleh precursor X dengan bantuan enzim A (produk gen
A), sedangkan Intermediet Y dapat dikonversi menjadi produk Z dengan bantuan enzim B
(produk gen B), apabila salah satu bagian terkena mutasi atau rusak (hilang) maka akan
menyebabkan proses yang lain terganggu dan tidak terbentuknya suatu produk. Mekanisme
morofogenesis fag memerlukam 50 gen yang terlibat. Masing-masing gen melakukan
fungsinya masing-masing dan mengkode protein tertentu.

E. Sakit Genetik Manusia Yang Ditimbulkan Oleh Kesalahan Replikasi Dna Dan
Kesalahan Perbaikan DNA
Beberapa penyakit pada manusia yang ditimbulkan oleh kesalahan replikasi DNA dan
kesalahan perbaikan DNA adalah sebagai berikut.
Sakit Fungsi yang Diserang
Xerodermapigmentosum Perbaikan kerusakan DNA oleh radiasi UV atau oleh senyawa
(XP) kimia. Enzim yang cacat tampaknya adalah endonuklease, atau
mutan resesif yang bersangkut paut dengan suatu gen pengkode
yang berperan pada perbaikan kerusakan DNA. Mutasi pada 6 gen
yang berbeda dapat menimbulkan sakit tersebut.
Ataxiatelangiactase Replikasi perbaikan DNA.
(AT)
AnemiFanconi (FA) Replikasi perbaikan DNA dimer UV serta tambahan senyawa
kimia tidak disingkirkan dari DNA.
Sindrom Bloom (BS) Pemanjangan rantai DNA pada replikasi.
BAB V

MUTASI KROMOSOM: PERUBAHAN STRUKTUR KROMOSOM

Mutasi kromosom dapat terjadi karena perubahan struktur kromosom dan karena
perubahan jumlah kromosom. Ada empat macam mutasi kromosom yaitu delesi, duplikasi,
inversi, dan translokasi.
Delesi
Delesi adalah suatu aberasi kromosom(mutasi kromosom) berupa proses perubahan
struktural yang berakibat hilangnya suatu segmen materi genetik dari suatu kromosom. Jika
delesi terjadi dibagian ujung kromosom maka disebut delesi terminal, sedangkan bila delesi
terjadi bukan di ujung kromosom maka disebut delesi interkalar. Bersifat letal pada kondisi
homolog atau pada kondisis homozigot jika delesi terjadi pada kromosom kelamin. Misalnya
pada kromososm X. Drosophila tersebut mengakibatkan efek Notch. Fenotip dari notch dapat
terlihat dengan adanya lekukan sayap pada tepi posterolateral. Sedangkan pada manusia
contoh delesi yang terkenal adalah yang menimbulkan sindrom Cri-du-chat. Delesi penyebab
hal itu bersifat heterozigot. Mutan Notch pada Drosophila tersebut terpaut kromosom
kelamin X bersifat letal pada kondisi homozigot (betina) dan hemizigot (jantan), jadi hanya
pada individ betina heterozigot saja yang ditemukan fenotip mutan seperti tersebut.
Duplikasi
Duplikasi adalah aberasi kromosom yang terjadi karena keberadaan suatu segmen
kromosom yang lebih dari satu kali pada kromosom yang sama. Jika segmen yang mengalami
duplikasi itu berurutan maka disebut duplikasi tandem. Jika sebaliknya disebut reverse
tandem, dan jika duplikasi terletak di ujung kromosom maka disebut duplikasi terminal.
Contoh duplikasi adalah yang menimbulkan mata Bar pada D. melogaster. individu D.
melogaster yang bermata Bar memiliki mata serupa celah akibat berkurangnya faset mata.
Pewarisan sifat mata Bar ini memperlihatkan ciri semidominan. Duplikas yang menimbukan
mata Bar terjadi atas segmen kromosom 16 A dari kromosom X.
Inversi
Inversi adalah pembalikan 180o segmen-segmen kromosom. Pada inverse ada materi
genetik yang hilang. dikenal dua macam inverse yaitu yang perisentrik dan parasentrik.
Segmen yang mengalami inverse mungkin pendek atau panjang; bahkan dapat juga
mencapai sentromer. Dalam hubungan ini jika inverse tersebut mencapai sentromer, maka itu
adalah inverse perisentrik dan sebaliknya tidak mencakup sentromer maka itu adalah inverse
parasentrik. Inverse parasentrik tidak mengakibatkan perubahan suatu lengan kromosom;
sedangkan inverse perisentrik dapat menimbulkan perubahan panjang sesuatu lengan
kromosom.
Dampak Inversi Terhadap Pembentukan Gamet
Dampak inversi terhadap pembentukan gamet tergantung kepada apakah meiosis
terjadi pada yang heterozigot inversi atau pada individu homozigot inversi. Contoh individu
heterozigot misalnya yang mempunyai urutan segmen kromosom.
ABCDEFGH/ ADCBEFGH; sedangkan yang homozigot inversi misalnya
ADCBEFGH/ ADCBEFGH. Dalam hal ini jika individu yang mengalami meosis itu inversi
homozigot, maka meiosis itu akan berlangsung secara normal, dan tidak ada permasalahan
yang terkait dengan duplikasi gen atau delesi. Sebaliknya jika individu yang mengalami
meosis itu inversi heterozigot maka sinapsis linear yang mormal itu tidak mungkin terwujud
selama meiosis. Sinapsis antara kromosom-kromosom homolog baru akan terwujud jika
terbentuk lengkung (loop) yang yang mengandung segmen-segmen yang mengalami inversi.
Lengkung itu tersebut inversion loop.
Translokasi
Pada translokasi atau trasposisi terjadi perubahan posisi segmen kromosom maupun
urutan gen yang terkandung pada kromosom itu. Translokasi dibedakan menjadi yang
intrakromosom dan interkromosom.
Pada translokasi intrakromosom, perubahan posisi segmen kromosom itu berlangsung
di dalam satu kromosom, terbatas pada suatu lengan kromosom atau antar lengan kromosom.
Translokasi interkromosom dibedakan menjadi yang nonresiprok dan resiprok. Pada
translokasi interkromosomal nonresiprok , terjadi perpindahan segmen kromosom dari
sesuatu kromosom ke suatu kromosom lain yang nonhomolog. Pada translokasi
interkromosomal resiprok terjadi perpindahan segmen kromosom timbal balik antara dua
kromosom yang nonhomolog. Dampak translokasi terhadap hasil meiosis berlangsung pada
tipe translokasi yang didapat. Pada beberapa kasus, beberapa gamet yang dihasilkan juga
mengalami duplikasi atau delesi, oleh karena itu seringkali tidak hidup, salaah satu
perkecualian adalah sindrom Down familial yang terjadi akibat duplikasi yang disebabkan
oleh translokasi. Dalam hal ini dikatakan bahwa sindrom Down familial ini disebabkan oleh
translokasi Robertson. Pada translokasi Robertson yang memunculkan sindrom Down
familial, lengan panjang kromosom 21 bergabung dengan lengan panjang kromosom 14 atau
15 (Russel,1992).
Mutasi kromosom akibat perubahan jumlah kromosom dibedakan berdasarkan penyebabnya
yaitu fusi sentrik, fisi sentrik, aneuploidi, poliploidi, dan monoploidi
1. Fusi Sentrik dan Fisi Sentrik
Penggabungan (fusi) kromosom dan pemisahan (fisi) kadang-kadang disebut sebagai
perubahan Robertson change, terdapat sumber lain yang menyebutnya sebagai
Robertsonian translocation. Fusi kromosom terjadi bilamana dua kromosom homolog
bergabung membentuk satu kromosom, sedangkan fisi kromosom terjadi manakala satu
kromosom terpisah menjadi dua. Contoh menimbulkan kelainan Familial Down
Syndrome. kelainan ini terjadi translokasi nonresiprok pada lengan panjang kromosom 21
bergabung dengan lengan panjang kromosom 14.
2. Aneuploidi
Aneuploidi adalah kondisi abnormal yang disebabkan oleh hilangnya satu kromosom
atau lebih pada sesuatu pasang kromosom, atau yang disebabkan oleh bertambahnya
jumlah kromosom pada sesuatu pasang kromosom dari jumlah yang seharusnya (Russel,
1992 dalam Corebima, 2011). Aneuploidi terjadi pada pasangan kromosom yang
tergolong autosom maupun gonosom (kromosom kelamin). Aneuploidi dibedakan
menjadi nullisomi (2n-2), monosomi (2n-1), trisomi (2n+1), tetrasomi (2n+2), pentasomi
(2n+3) dan sebagainya. Jumlah kromosom ini berlaku jika macam aneuploidi terjadi pada
satu pasangan kromosom. Contoh: sindrom down terjadi akibat trisomi pada kromosom
21, sindrom Turner disebabkan oleh monosomi kromosom kelamin X.
3. Monoploidi
Kejadian yang menyebabkan suatu makhluk hidup, misalnya yang biasa tergolong
diploid, hanya mempunyai satu perangkat kromosom disebut monoploidi. Kadang-kadang
monoploidi disebut sebagai haploidi (Ayala, dkk., 1984; Russel, 1994 dalam Corebima,
2011), tetapi istilah terakhir ini biasanya digunakan khusus di kalangan sel-sel gamet.
Monoploidi jarang terjadi, mungkin karena banyak individu monoploid tak dapat hidup
akibat pengaruh gen mutan letal (termasuk yang resesif). Di lain hak spesies tertentu
justru' mempunyai individu-individu monoploid sebagai suatu. Sel-sel dari suatu induksi
monoploid juga dapat diinduksi untuk mengalami mutasi, tanpa setiap kali harus
menginduksi mutasi yang resesif.

4. Poliploidi
Poliploidi terjadi karena penggandaan perangkat kromosom secara keseluruhan.
Dalam hal ini dari individu-individu yang tergolong diploid dapat muncul turunan yang
triploid maupun tetraploid, pentaploid, heksaploid dst.
Berkenaan dengn kejadian selama mitosis, informasi lain menyebutkan bahwa poliploid
dapat juga terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat kromosom di dalam selsel
somatik secara spontan. Dalam hal ini kromosom berlangsung tanpa diikuti oleh
pembelahan sel. (pada individu diploid) kondisi ini dapat berakibat terbentuknya
kelompok sel (jaringan) tetraploid, yang pada akhirnya menghasilkan gamet-
gamet diploid, lebih lanjut jika terjadi pembuahan sendiri maka akan menghasilkan zigot
tetraploid, tetapi jika terjadi pembuahan yang melibatkan suatu gamet haploid, maka
akan terbentuk zigot triploid.

Pertanyaan

1. Umumnya jumlah kromosom adalah haploid mungkin juga diploid, nah bagaimana
bisa menjadi poliploidi ( triploid, tetraploid, dst)?
Jawab: Poliploidi terjadi karena penggandaan perangkat kromosom secara
keseluruhan. Dalam hal ini dari individu-individu yang tergolong diploid dapat
muncul turunan yang triploid maupun tetraploid, pentaploid, heksaploid dst.
Berkenaan dengn kejadian selama mitosis, informasi lain menyebutkan bahwa
poliploid dapat juga terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat kromosom di dalam
selsel somatik secara spontan. Dalam hal ini kromosom berlangsung tanpa diikuti
oleh pembelahan sel. (pada individu diploid) kondisi ini dapat berakibat terbentuknya
kelompok sel (jaringan) tetraploid

2. Bagaimana dalam suatu gen bisa terbentuk kromatid yang abnormal?

Jawab: Hal ini juga akan terjadi jika pindah silang terjadi di dalam lengkung inversi
selama meiosis individu pengidap inverse heterozigot yang perisentrik. Dalam hal ini
kromatida-kromatida rekombinan yang langsung terlibat pada pertukaran segmen
mengalami duplikasi dan delesi; namun demikian tidak ada kromatid asentrik
maupun disentrik yang dihasilkan. Gamet yang memiliki kromatid-kromatid tersebut
akan menurunkan embrio mati.

3. Bagaimana peluang tiap mutan memperbesar daya adaptasinya?


Jawab: Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian suatu individu lebih besar
ketika populasi menempati habitat baru atau terjadi perubahan lingkungan, pada
keadaan tersebut membuka kesempatan bagi mutan-mutan untuk bersifat adaptif.
Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian individu lebih besar manakala
populasi (yang mengandung individu mutan) menempati habitat baru atau terjadi
perubahan lingkungan.

4. Bagaimana hubungan antara mutasi dan kanker?


Jawab: Pembelahan sel diatur atau dikontrol oleh gen. apabila sel yang bertanggung
jawab dalam megatur pembelahan sel mengalami perubahan struktur materi genetic
atau mengalami mutasi, maka sel tersebut akan mengalami hilang control terhadap
pembelahan sel. Akibatnya sel membelah terus menerus dan menimbulkan tumor,
padahal sel normal disekitarnya tidak mengalami pembelahan.

Anda mungkin juga menyukai