Anda di halaman 1dari 8

IV.

SIKLUS SEL DAN PEMBELAHAN MEIOSIS

1. SIKLUS SEL

Pada siklus sel terdapat 2 fase yang terjadi secara bergantian, yaitu interfase dan mitosis. Secara
garis besar fase-fase pada siklus sel dapat dilihat pada Gambar IV.1.

Gambar IV.1. Skema siklus sel

Interfase
Interfase merupakan fase terpanjang dalam siklus sel. Pada stadium interfase, inti sel dapat
terlihat dengan jelas di dalam tiap-tiap selnya, namun kromosom masih berupa benang-benang
kromatin yang memanjang, sehingga tidak tampak dengan jelas. Interfase terbagi dalam tiga fase
yaitu fase G1 (pertumbuhan pertama), S (sintesa), dan G2 (pertumbuhan kedua).
Pada fase G1 ini terjadi pertumbuhan sel, nukleus membesar dan sitoplasma bertambah. Fase G1
ini memakan waktu 30-50% dari seluruh waktu interfase. Fase selanjutnya adalah fase S yang
merupakan fase sintesa DNA. Pada fase ini terjadi replikasi DNA bersamaan dengan duplikasi
kromosom, sehingga sebuah kromosom akan memiliki sepasang kromatid serupa (sister
chromatid) dengan satu sentromer. Fase ini memakan waktu 35-45% dari seluruh waktu interfase.
Fase terakhir dari interfase yaitu fase G2 yang merupakan fase pertumbuhan kedua. Pada fase ini
pembentukan DNA berlangsung cepat dan DNA bertambah kompleks. Selain itu pada fase ini
juga masih berlangsung pembentukan protein kromosom dan RNA.
Mitosis
Mitosis adalah suatu proses pembentukan dari satu sel parental menjadi 2 sel anakan yang identik
termasuk jumlah kromosom dan informasi genetiknya. Pada mitosis terdapat 2 tahap pembelahan yaitu
karyokinesis (pembelahan inti) dan sitokinesis (pembelahan sel). Adanya karyokinesis dan sitokinesis
yang berlangsung secara berkesinambungan menyebabkan informasi genetik di dalam semua sel
somatis suatu individu selalu tetap. Mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, prometafase, metafase,
anaphase, dan telofase. Keseluruhan fase ini merupakan tahap kariokinesis yang kemudian diakhiri
dengan sitokinesis setelah telofase, sehingga dari satu sel parental akan dihasilkan 2 sel anakan yang
identik.
Pada fase profase, kromosom tampak memendek (terkondensasi) dan telah terdiri dari 2 kromatid
serupa (sister chromatid). Pada fase ini nukleolus lenyap (hilang), membran inti juga mengalami
disintegrasi (hancur), dan komponen-komponen penyusun membran inti akan bercampur dengan
sitoplasma. Di akhir fase ini benang-benang spindel terbentuk di dalam sitoplasma.
Pada fase antara profase dengan metafase terdapat fase prometafase Pada fase ini kromosom-
kromosom tampak tersebar tidak saling tumpang tindih, karena kromosom sedang menuju ke pelat
metafase (metaphase plate).
Fase berikutnya dari mitosis yaitu fase metafase. Pada fase ini benang-benang spindel telah terbentuk
secara utuh dan kromosom berada pada pelat metafase yakni dibagian ekuator.
Selanjutnya pada fase anafase, sentromer dari kromosom akan membelah sepanjang lengan
kromosom dan tegak lurus benang spindel, sehingga masing-masing kromatid serupa yang telah
terpisah tersebut akan ditarik kearah kutub (pada tumbuhan) atau sentriol (pada hewan).
Fase terakhir dari mitosis adalah telofase. Pada fase ini masing-masing kromatid yang telah menjadi
kromosom tunggal telah berada di masing-masing kutub dan setiap kutub memiliki jumlah kromosom
dan informasi genetik yang identik. Selain itu pada fase ini inti sel, membrane inti dan nukleolus mulai
terbentuk , benang-benag spindel lenyap, dan kromosom membuka untuk membentuk kromatin yang
kusut kembali. Diakhir fase ini kemudian terjadi sitokinesis sehingga akan terbentuk dua sel anakan
yang identik. Proses sitokinesis pada sel tumbuhan dan sel hewan berbeda. Kalau pada sel tumbuhan
sitokinesis berlangsung dari arah tengah ke tepi, sedangkan pada sel hewan berlangsung dari arah tepi
ke tengah. Secara garis besar mitosis baik pada sel tumbuhan maupun sel hewan dapat diamati pada
Gambar IV.2, IV.3, dan IV.4.
Gambar IV.2. Skema Interfase dan Mitosis

Gambar IV.3. Mitosis pada sel tumbuhan


Gambar IV.4. Mitosis pada sel hewan

2. MEIOSIS

Meiosis merupakan pembelahan sel yang terdiri dari 2 tahap (meiosis I dan meiosis II) pada organisme
yang bereproduksi secara seksual yang menghasilkan gamet dengan jumlah kromosom separuh dari
jumlah kromosom sel semula (sel parental). Meiosis terdiri dari 2 tahap utama yaitu meiosis I dan
meiosis II. Meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I , dan telofase I. Khusus pada profase-
meiosis I terdapat beberapa fase yaitu leptoten (leptonema), zigoten (zigonema), pakhiten
(pakhinema), diploten (diplonema), dan diakinesis. Pada fase leptotene, kromososm masih dalam
bentuk benang-benang kromatin yang kusut, kemudian pada fase zigoten, kromosom mengalami
duplikasi sehingga tiap kromosom terdiri dari 2 kromatid serupa. Selanjutnya pada fase pakhiten
kromosom-kromosom homolog saling mendekatkan diri pada proses sinapsis dan membentuk bivalen
atau tetrad. Proses sinapsis ini terjadi karena adanya struktur kompleks sinaptonema (synaptonemal
complex). Pada fase diploten, kromosom-kromosom homolog yang mengadakan sinapsis tersebut
dapat mengalami pindah silang (crossing over), sehingga pada fase diakinesis nanti setiap kromosom
yang mengalami pindah silang nantinya tidak terdiri dari 2 kromatid serupa (sister chromatids), tetapi
berupa dyad (kromatid serupa yang lengannya sudah tidak identik lagi karena peristiwa pindah silang).
Setelah fase profase ini berakhir, kemudian dilanjutkan dengan fase metafase-meiosis I.

Pada fase metafase-meiosis I, kromosom-kromosom homolog yang saling mengadakan sinapsis tadi
berjajar di pelat metafase. Selanjutnya pada fase anafase I, masing-masing kromosom homolog akan
ditarik ke arah kutub, sehingga di fase telofase masing-masing kutub akan memiliki jumlah kromosom
separuh dari jumlah kromosom semula, namun tiap kromosom masih terdiri dari 2 kromatid. Setelah
telofase-meiosis I berakhir kemudian dilanjutkan dengan sitokinesis. Hasil akhir dari meiosis I ini adalah
dua sel anakan yang mempunyai jumlah kromosom separuh dari sel semula (parental), tetapi tiap
kromosom masih terdiri dari 2 kromatid, sehingga pembelahan reduksi ini masih belum sempurna dan
dilanjutkan dengan meiosis II. Meiosis II ini prosesnya mirip dengan mitosis, dimulai dengan profase II,
kemudian metafase II, anafase II, dan diakhiri dengan telofase II.

Pada profase-meiosis II, kromosom-kromosom menuju ke arah pelat metafase. Kromosom-kromosom


homolog ini apabila pada profase-meiosis I mengalami pindah silang maka tiap kromosom terdiri dari
dyad yaitu kromatid serupa yang lengan kromosomnya sudah tidak identik lagi. Namun apabila
kromosom-kromosom homolog tersebut tidak mengalami pindah silang, maka masing-masing
kromosom masih tetap terdiri dari 2 kromatid serupa. Pada fase selanjutnya yaitu fase metafase II,
masing-masing kromosom berada di pelat metafase. Pada fase anafase II, masing-masing kromatid
ataupun dyad dari tiap kromosom akan ditarik ke arah kutub yang berlawanan, sehingga di fase
telofase-meiosis II yang diakhiri dengan sitokinesis, tiap sel akan membawa jumlah kromosom separuh
dari jumlah kromosom semula (parental) dan tiap kromosom terdiri dari satu kromatid. Dengan
demikian pembelahan reduksi ini telah sempurna dengan hasil setiap sel parental akan menghasilkan 4
sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel parental.

Untuk lebih jelasnya skema meiosis secara umum dapat dilihat pada Gambar IV.5. Adapun meiosis
pada tumbuhan dapat diamati pada Gambar IV.6. dan meiosis pada hewan yang berupa
spermatogenesis dan oogenesis dapat diamati pada Gambar IV.7. Spermatogenesis merupakan suatu
proses pembentukan sel-sel sperma yang berlangsung dalam testis, sedangkan oogenesis adalah
proses terbentuknya sel telur di dalam indung telur (ovarium).
Gambar IV.5. Proses meiosis I dan II
Gambar IV.6. Proses meiosis pada tumbuhan

Gambar IV.7. Spermatogenesis dan oogenesis pada hewan


1. Mengapa pembelahan meiosis disebut dengan pembelahan reduksi?

2. Jelaskan apa itu tahap interfase serta sebutkan tahap-tahap dalam prosesnya!

3. Apa maksudnya Sermatogenesis dan di mana terjadinya ?

4. Jelaskan apa yang terjadi selama fase G1, S, dan G2.

Anda mungkin juga menyukai