Anda di halaman 1dari 15

GENETIKA

Genetika ialah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan  pemindahan informasi
dari satu sel ke sel lain dan pewarisan sifat (hereditas) dari induk ke anaknya.

1. A.    Istilah-istilah yang perlu diketahui untuk memahami Genetika


2. 1.      Parental (Induk P)

Parental berarti Induk atau orang tua

1. 2.      Filial (Turunan F)

Filial adalah keturunan (generasi) yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan Parental.

F1 adalah keturunan pertama

F2 adalah keturunan kedua

F3 adalah keturunan ketiga dan seterusnya

1. 3.      Dominan

Dominan adalah sifat-sifat yang muncul pada keturunannya, yang atinya dalam suatu perkawinan sifat
ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.

Gen Dominan adalah gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan
alelanya, sifat dominan disimbolkan dengan huruf besar.

1. 4.      Resesif

Resesif  adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan
sifat ini dapat dikalahkan (ditutupi) oleh sifat pasangannya.

Gen Resesif adalah gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan
alelanya. Sifat resesif disimbolkan dengan huruf kecil.

1. 5.      Genotipe

Genotipe adalah bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang dikandung suatu individu yang
menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe

1. 6.      Fenotipe

Fenotipe adalah sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati.
Contoh : warna bunga merah, rasa buah manis, batang pohon tinggi, warna

bulu coklat.

Fenotipe merupakan gabungan antara genotype dan lingkungan.

1. 7.      Alel

Alela adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen tersebut terletak
pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.

1. 8.      Homozigot

Homozigot  adalah pasangan kedua alel atau gen-gen yang sama.

Contoh : Homozigot dominan : BB, AA, TT

               Homozigot resesif : bb, aa , tt


1. 9.      Heterozigot

Heterozigot adalah pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama

Contoh : Bb, Aa, Tt

1. 10.  Pembastaran

Pembastaran adalah perkawinan antara kedua individu yang mempunyai sifat beda.

Hobrida adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan sifat-sifat yang berbeda

Monhibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda

Dihibrida : hibrida yang memiliki dia sifat beda

Polihibrida : hibrida yang memiliki banyak sifat

1. B.     HUKUM MENDEL I

Hukum Mendel I (Hukum Segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel) yaitu pada pembentukan sel
gamet, 2 gen yang berpasangan akan dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas.

Monohibrid

Mendel melakukan penyilangan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu sifat beda (monohibrida)
yaitu antara kapri berbatang tinggi dengan kapri berbatang rendah, sifat tinggi dominan terhadap
rendah.

P    :           TT (tinggi)       X         tt (rendah)

G   :           T                                  t

F1   :                       Tt (tinggi)         X         Tt (tinggi)

G                           T , t                              T , t

F2  

T t
T TT Tt
t Tt tt

Rasio fenotipe :     Tinggi : rendah =  3  :  1

Rasio genotype:    TT  :  Tt  :  tt  =   1  :  2  :  1

Backcross

Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu hasil hibrid (F1) dengan salah satu
induknya

Tujuan backcross adalah untuk mencari genotip orang tua

1)      Tt (tinggi)       X     TT (tinggi dari induk)

T t
T TT Tt
Hasil backcross maka 100% tinggi

2)      Tt (tinggi)       X     tt (rendah dari induk)

T t
t Tt tt

Hasil rasio fenotip backcross :  tinggi :  rendah  =  1  :  1

Testcross

Testcross adalah perkawinan antara F1 dengan salah satu induk yang resesif

Tujuannya : untuk mengetahui apakah suatu individu bergenotip homozigot (galur murni)

        atau homozigot

 Jika hasil testcross menunjukkan perbandingan fenotip keturunannya  1 : 1 , maka dapat


disimpulkan bahwa individu yang diuji tersebut adalah bukan galur murni (heterozigot)
 Jika hasil testcross 100% berfenotip sama berarti homozigot.

Hipotesis Mendel :

1. Sifat-sifat organism dikendalikan oleh sepasang factor keturunan (gen) satu dari induk jantan
dan lainnnya dari induk betina
2. Tiap pasangan factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya
3. Satu dari pasangan alel bersifat dominan akan menutup alel yang resesif
4. Pasangan factor keturunan akan memisah secara bebas

1. C.    HUKUM MENDEL II

Hukum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam
dua macam sifat atau lebih, maka penurunan sifat yang satu tisak tergantung pada sifat yang lain.

Dihibrida

Contoh : Penyilangan dengan dua sifat beda antara kacang kapri bulat kuning dengan

   kacang kapri keriput hijau.

B   :  bulat, dominan terhadap keriput

b    :  keriput

K   :  kuning, dominan terhadap hijau

k    :  hijau

P     :           BBKK (bulat kuning) X   bbkk (keriput hijau)

G     :           BK                                    bk

F1     :               BbKk (bulat kuning)

G     :           BK  ,  Bk  ,  bK  ,  bk

BK Bk bK bk
BBKK BBKk BBKK BbKk
BK
(bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning)
BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bk
(bulat kuning) (bulat hijau) (bulat kuning) (bulat hijau)
BbKK BbKk bbKK bbKk
bK
(bulat kuning) (bulat kuning) (keriput kuning) (keriput kuning)
BbKk Bbkk bbKk bbkk
bk
(bulat kuning) (bulat hijau) (keriput kuning) (keriput hijau)

 http;//zhuldyn.wordpress.com

Rasio fenotip :  bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau =

                                9  :  3  :  3  1

Trihibrida

Contoh : Penyilangan kapri dengan 3 sifat beda yaitu tinggi batang, warna kulit biji, bentuk

   Biji

T :   gen untuk sifat tinggi batang, dominan terhadap rendah

t  :   gen untuk sifat rendah

K            :   gen untuk sifat warna kuning, dominan terhadap hijau

k :   gen untuk sifat warna hijau

B            :   gen untuk sifat bentuk biji bulat, dominan terhadap keriput

b :   gen untuk sifat biji keriput

P :           TTKKBB (tinggi,kuning,bulat)   X    ttkkbb (rendah, hijau, keriput)

G            :           TKB                                                    tkb

F1                                               TtKkBb (tinggi,kuning,bulat)

G            :                       TKB , TKb , TkB , Tkb , tKB , tKb , tkB , tkb

Rasio fenotip F2 :

Tinggi kuning bulat : tinggi kuning keriput : tinggi hijau bulat : tinggi hijau keriput : rendah kuning
bulat : rendah kuning keriput : rendah hijau bulat : rendah hijau keriput  =  27  :  9  :  9  :  9  :  3  :  3  : 
3  :  1

Hubungan antara sifat beda dan jumlah kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada F2
untuk fenotip dan genotip

Jumlah macam
Jumlah sifat Jumlah macam Kemungkinan Jumlah individu
kemungkinan Rasio fenotip F2
beda gamet fenotip F2 F2
genotip F2
1 21 : 2 3 2 3:1 4
2
2 2 :4 9 4 9:3:3:1 16
3
3 2 :8 27 8 27:9:9:9:3:3:3:1 64
n n n
N 2 3 2
1.
o http;//zhuldyn.wordpress.com

D.    PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL1.      Sifat Intermediat (semidominan


atau kodominan)
Intermediat adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana sifat dominan tidak mampu
menutupi sifat resesif, tetapimenampakkan sifat diantara keduanya. Hal ini disebabkan beberapa gen
yang tidak dominan dan juga tidak resesif.

Contoh : Percobaan terhadap bunga Antherhinum mayus

P    :     MM (Merah)   X   mm (putih)

F1   :     Mm (merah muda)

Apabila  disilangkan dengan sesamanya maka akan dihasilkan F2 :

M m
MM Mm
M
(merah) (merah muda)
Mm Mm
m
(merah muda) (putih)

  http;//zhuldyn.wordpress.com

Rasio fenotip : merah : merah muda : putih = 1  :  2  :  1

Rasio genotip: MM  :  Mm  :  mm  =  1 : 2 : 1

1. 2.      Interaksi antargen

Peristiwa dua gen atau lebih yang bekerjasama atau menghalang-halangi dalam memperlihatkan
fenotip

Bentuk jengger ayam ada empat yaitu :

1)      Ercis atau biji (pea), dengan genotip rrP-

2)      Mawar atau gerigi (rose), dengan genotip  R-pp

3)      Sumpel (walnut), dengan genotip  R-P-

4)      Belah atau tunggal (single), dengan genotip  rrpp

Perkawinan ayam berjengger rose dengan pea didapatkan F1 yang semuanya bertipe walnut.

P1   :           ♀  RRpp          X         ♂  rrPP

                        rose                            pea

G                     Rp                               rP

F1                                                  RrPp

                                       Walnut

Gamet                     RP , Rp , rP , rp


RP Rp rP rp
♀               
RRPP RRPp RrPP RrPp
RP
walnut walnut walnut walnut
RRPp RRpp RrPp Rrpp
Rp
walnut rose walnut rose
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
pea
walnut walnut pea
RrPp Rrpp rrPp rrpp
rp
walnut rose pea single

http;//zhuldyn.wordpress.com

Perbadinngan fenotip F2 : walnut : rose : pea : single = 9  :  3  :  3  :  1

1. 3.      Kriptomeri (epistasis resesif)

Kriptomeri adalah peristiwa pembastaran, dimana suatu factor dominan tersembunyi oleh suatu factor
dominan lainnya dan baru tampak bila tidak bersama-sama dengan factor penutup

Contoh : Penyilangan bunga Linaria maroccana berwarna merah (AAbb) dengan putih (aaBB), maka
hasilnya adalah bunga ungu (AaBb)

P1   :           ♀  AAbb         X         ♂  aaBB

                        merah                          putih

G                     Ab                               aB

F1                                                  AaBb

                                        ungu

Gamet                     AB , Ab , aB , ab


AB Ab aB ab
♀      
AABB AABb AaBB AaBb
AB
ungu ungu ungu ungu
AABb AAbb AaBb Aabb
Ab
ungu merah ungu merah
AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
ungu ungu putih putih
AaBb Aabb aaBb aabb
ab
ungu merah putih putih

http;//zhuldyn.wordpress.com

Perbadinngan fenotip F2 : ungu : merah : putih  = 9  :  3  :  4

1. 4.      Epistasis hipostasis

Epistasis-hipotasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen dominan lain yang bukan
alelanya.

Contoh : Gandum berkulit biji warna hitam disilangkan dengan gandum berkulit biji

    warna kuning

H = gen kulit biji warna hitam, epistasis terhadap K

h  = gen kulit biji warna putih hipostasis terhadap K

K = gen kulit biji warna kuning,   hipostasis(tertutup) terhadap H


k  = gen kulit biji warna putih

P1   :           ♀  HHkk         X         ♂  hhKK

                        hitam                          kuning

G                     Hk                               hK

F1                                                  HhKk

                                         hitam


Gamet                     HK , Hk , hK , hk


HK Hk hK hk
♀               
HHKK HHKk HhKK HhKk
HK
hitam hitam hitam hitam
HHKk HHkk HhKk Hhkk
Hk
hitam hitam hitam hitam
HhKk HhKk hhKK hhKk
hK
hitam hitam kuning kuning
HhKk Hhkk hhKk Hhkk
hk
hitam hitam kuning putih

http;//zhuldyn.wordpress.com

Perbadinngan fenotip F2 : hitam : kuning : putih  = 12  :  3  :  1

1. 5.      Polimeri

Adalah gen denngan banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama
dari suatu organism

Contoh : Penyilangan gandum berwarna merah (M1M1M2M2) dengan gandum berwarna putih
(m1m1m2m2)

P1   :           ♀  M1M1M2M2            X         ♂  m1m1m2m2

                           merah                                      putih

G                        M1M2                                       m1m2

F1                                                        M1m1M2m2

                                                   merah

Gamet                     M1M2 , M1m2 , m1M2 , m1m2


M1M2 M1m2 m1M2 m1m2
♀               
M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2
M1M2
merah Merah merah merah
M1M1M2m2 M1m1m2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2
M1m2
merah Merah merah merah
M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2
m1M2
merah Merah merah merah
M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
m1m2
merah Merah merah putih

http;//zhuldyn.wordpress.com

Perbadinngan fenotip F2 : merah : putih  = 15 : 1

1. 6.      Gen-gen komplementer

Gen komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama akan saling
melengkapi sehingga muncul fenotip alelanya, bila salah satu tidak ada, maka pemunculan sifat
terhalang

Contoh : Perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli

P1   :           ♀  rrBB           X         ♂  RRbb

                    bisu tuli                        bisu tuli

G                      rB                                Rb

F1                                            RrBb

                                     Normal

Gamet                     RB , Rb , rB , rb


RB Rb rB rb
♀               
RRBB RRBb RrBB RrBb
RB
normal normal normal normal
RRBb RRbb RrBb Rrbb
Rb
normal bisu tuli normal bisu tuli
RrBB RrBb rrBB rrBb
rB
normal normal bisu tuli bisu tuli
RrBb Rrbb rrBb rrbb
rb
normal bisu tuli bisu tuli bisu tuli

http;//zhuldyn.wordpress.com

Perbadinngan fenotip F2 : normal : bisu tuli = 9 : 7

1. 7.      Gen dominan rangkap

Penyimpangan semu ini terjadi  karena terdapat dua gen dominan yang mempengaruhi bagian tubuh
makhluk hidup yang sama. Jika berada bersama-sama , fenotipnya merupakan gabungan dari kedua
sifat gen-gen dominan tersebut. Sehingga perbandingan fenotipnya = 9 : 6 : 1

Contoh : Penyilangan tanaman berbuah bentuk oval dan bulat

P1   :           ♂  RRBB        X         ♀  rrbb

                         oval                          bulat


G                      RB                              rb

F1                                            RrBb

                                        oval

Gamet                     RB , Rb , rB , rb


RB Rb rB rb
♀               
RRBB RRBb RrBB RrBb
RB
oval oval oval oval
RRBb RRbb RrBb Rrbb
Rb
oval lonjong oval lonjong
RrBB RrBb rrBB rrBb
rB
oval oval lonjong lonjong
RrBb Rrbb rrBb rrbb
rb
oval lonjong lonjong bulat

http;//zhuldyn.wordpress.com

Perbadinngan fenotip F2 : oval : lonjong : bulat = 9 : 6 : 1

1. 8.      Gen penghambat

Merupakan penyimpangan semu hokum mendel, karena terdapat dua gen dominan yang jika bersama-
sama pengaruhnya akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut , sehingga
perbandingan fenotipnya = 13 : 3

Contoh : Persilangan ayam berbulu putih dengan ayam berbulu putih

C = gen yang menghasilkan warna

c  = gen yang tidak menghasilkan warna

I  = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna (inhibitor)

i  = gen yang tidak menghalangi keluarnya warna

P1   :           ♀  CCII           X         ♂  ccii

                       Putih                           putih

G                      CI                               ci

F1                                            CcIi

                                       putih

Gamet                     CI , Ci , cI , ci


CI Ci cI ci
♀               
CCII CCIi CcII CcIi
CI
putih putih putih putih
Ci CCIi CCii CcIi Ccii
putih berwarna putih berwarna
CcII CcIi ccII ccIi
cI
putih putih putih putih
CcIi Ccii ccIi Ccii
ci
putih berwarna putih putih

http;//zhuldyn.wordpress.com

Perbadinngan fenotip F2 : putih : berwarna = 13 : 3

Pustaka

 Drs. Wildan Yatim, 1983, Genetika, Transito Bandung


 John W. Kimball 1983, Biologi Edidi kelima, Erlangga
 Dra. Pratiwi dkk, 1996, Biologi SMU Jilid 3 untuk kelas 3, Erlangga

“Semoga Dapat Membantu”


“Tidak Ada Kesusahan selama kita tyus berusaha untuk menyelesaikannya”

http://zhuldyn.wordpress.com

Share this:




 0diggsdigg
 Print

inShare0

 More

Pewarisan Sifat
14 Thursday Apr 2011

Posted by zhuldyn in Biologi Umum

≈ Leave a Comment

Tags

Pewarisan sifat

Beberapa teori pewarisan sifat :


1. Teori Darah
2. Teori Preformasi
3. Teori Epigenesis
4. Teori Pangenesis
5. Teori Heckel
Pewarisan Sifat Menurut Mendel :

Untuk mengembangkan dan membuktikan teori pewarisan sifat, Mendel melakukan :


- Eksperimen pembastaran / kawin silang pada tanaman kacang kapri ( Pisum sativum):
1. 1 sifat beda (monohibrid)
2. 2 sifat beda (dihibrid)
3. 3 sifat beda (trihibrid)
4. Banyak sifat beda (polihibrid)

- Membuat simbol-simbol untuk tiap-tiap persilangan :


P = Parental/induk : P1 , P2
F = Filial/filius/keturunan : F1 , F2
G = Gamet
Gen = Genotife
Fen = Fenotipe
Penulisan huruf besar double mis : BB , MM dll = u/ induk homozigot dominan
Penulisan huruf kecil double mis : bb , mm dll = u/ induk homozigot resesif
Penulisan huruf besar dan kecil mis : Bb , Mm dll = u/ induk heterozigot.

1. Hukum Mendel I (Prinsip Segregasi Bebas)


” Pd saat pembentukkan gamet terjadi pemisahan bebas dr sifat/gen yang dikandung induk, sehingga
setiap gamet mengandung gen yg telah memisah secara acak dari induknya”
Mis : monohibrid : Bb gamet masing2 B dan b
dihibrid : BbPp gamet masing2 BP , Bp , bP , bp
trihibrid : MMPPQg gamet masing2 MPQ , MPq
trihibrid : RrkkBb gamet masing2 RkB , Rkb , rkB , rkb
polihibrid : AaBbCcDD gamet masing2 ABCD , ABcD , AbCD , AbcD , aBCD, aBcD, abCD , abcD

Contoh soal :

1. Dik : Kapri biji bulat (B = Bulat ) dikawinkan dengan kapri biji keriput (b = keriput).
Dit : Tentukan F1 dan F2
Jawab :
P : BB x bb
Gamet : B ; b
F1 : Bb (bulat)

P2 : Bb x Bb
Gamet : B, b ; B, b
F2 : BB, Bb, Bb, bb
( Bulat) (Bulat ) (Bulat) ( keriput)
Ratio fen: 3 : 1
Ratio gen: 1 : 2 : 1

BB = homozigot dominan
Bb = heterozigot
Bb = homozigot resesif

2. Dik : kapri batang tinggi (T) disilangkan dengan kapri batang rendah (t)
Dit : Tentukan F1 dan F2
Jawab :

P : TT x tt
Gamet : T ; t
F1 : Tt

P2 : Tt x Tt
Gamet : T,t ; T,t
F2 : TT, Tt, Tt, tt
Ratio gen: 1 : 2 : 1
Ratio fen : 3 : 1

II. Hukum Mendel II (Hukum Asortasi/Hukum Berpasangan Secara Bebas)


“ Setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain, tetapi gen untuk satu sifat tidak
berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya”
(Terjadi pada persilangan dihibrid/plihibrid)

Contoh soal :

1.Dik : kapri biji bulat, warna kuning dikawinkan dengan kapri biji keriput warna hijau.
B = bulat, K = Kuning, b = keriput, k = hijau
Dit : Tentukan F1 dan F2!
Jawab :

P : BBKK x bbkk
(Bulat kuning) (keriput hijau)

Gamet : BK ; bk
F1 : BbKk

P2 : BbKk x BbKk
Gamet :BK, Bk, bK, bk ; BK, Bk, bK, bk
F2 :
♀ : ♂: BK——— Bk——– bK——— bk
BK— BBKK (1)— BBKk (2)— BbKK (3)— BbKk (4)
Bk— BBKk (5)— BBkk (6)— BbKk (7)— Bbkk (8)
bK— BbKK (9)— BbKk (10)– bbKK (11)– bbKk (12)
bk— BbKk (13)– Bbkk (14)– bbKk (15)– bbkk (16)

Ratio Genotipe :
BBKK = 1 (1)
BBKk = 2 (2; 5)
BbKK = 2 (3; 9)
BbKk = 4 (4, 7, 10, 13 )
BBkk = 1 (6)
Bbkk = 2 ( 8; 14)
bbKK = 1 ( 11)
bbKk = 2 ( 12; 15 )
bbkk = 1 (16)
maka ratio genotype = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1

Ratio fenotipe : buat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1

2.Dik : Kapri batang tinggi (T), bunga kuning (K), dan letak bunga di ketiak/aksial (A) dominan
terhadap kapri batang pendek (t), bunga putih (k) dan letak bunga di ujung (a). Kapri batang tinggi,
warna kuning, letak bunga aksial heterozigot sempurna disilangkan sesamanya.
Dit : Tentukan macam genotype dan fenotipe keturunannya!
Jawab :

a. Rumus Jumlah macam gamet : 2n (n = jumlah pasangan alel yang heterozigot)


= 23 = 8
b. Rumus Jumlah kombinasi : (2n)2 = (23)2 = 64
c. Rumus Macam fenotype : 2n = 23 = 8
d. Rumus Macam genotype : 3n = 33 = 27

P : TtKkAa x TtKkAa
Gamet : TKA,TKa,TkA,Tka,tKA,tKa,tkA,tka ; TKA,TKa,TkA,Tka,tKA,tKa,tkA,tka
Ratio genotype :
- 1 TTKKAA
- 2 TTKKAa
- 1 TTKKaa
- 2 TTKkAa
- 4 TTKkAa
- 2 TTKkaa
- 1 TTkkAA
- 2 TTkkAa
- 1 TTkkaa
- 2 TtKKAA
- 4 TtKkAa
- 2 TtKKaa
- 4 TtKkAA
- 8 TtKkAa
- 4 TtKkaa
- 2 TtkkAA
- 4 TtkkAa
- 2 Ttkkaa
- 1 ttKKAA
- 2 ttKKAa
- 1 ttKKaa
- 2 ttKkAA
- 4 ttKkAa
- 2 ttKkaa
- 1 ttkkAA
- 2 ttkkAa
- 1ttkkaa

Ratio fenotype :
Tinggi kuning aksial : tinggi kuning terminal : tinggi putih aksial : pendek kuning aksial : tinggi putih
terminal : pendek kuning terminal : pendek putih aksial : pendek putih terminal =
27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1.

Cara Mencari Jumlah Macam Gamet


1. Rumus macam gamet : 2 pangkat n , n adalah jumlah pasangan alel yang heterozigot.
Mis :
1. BB, jumlah pasangan alel heterozigot = 0, sehingga macam gamet : 2 pangkat n = 2 pangkat 0 = 1
yaitu B
2. Aa, jumlah pasangan alel heterozigot = 1, sehingga macam gamet : 2 pangkat n = 2 pangkat 1 = 2
yaitu A dan a
3. AaBB, , jumlah pasangan alel heterozigot = 1 sehingga macam gamet : 2 pangkat n = 2 pangkat 1 =
2 yaitu AB dan aB
4. AaBb, , jumlah pasangan alel heterozigot = 2 sehingga macam gamet : 2 pangkat n = 2 pangkat 2 = 4
yaitu AB, Ab,aB,ab

2.Diagram Garpu :
Mis :

1.Monohibrid Rr :
- R dan – r
Jumlah gamet 2 macam : R dan r

2.Dihibrid RrKk :
R : – K dan – k
r : – K dan – k
Jumlah gamet 4 macam : RK, Rk, rK, rk

3. Trihibrid RrkkBb :
R-k : – B dan – b
r-k : – B dan – b
Jumlah gamet 4 macam : RkB, Rkb, rkB, rkb

4. Trihibrid RrKkBb :
R : – K : – B dan – b serta – k : – B dan – b
r : – K : – B dan – b serta – k : – B dan – b
Jumlah gamet 8 macam : RKB, RKb, RkB, Rkb, rKB, rKb, rkB, rkb

Hubungan antara banyaknya Sifat Beda, Jumlah Gamet, serta Kombinasi Fenotipe dan Genotipe
keturunan F2 dapat dicari dengan menggunakan rumus al :
- rumus macam gamet : 2 pangkat n
- rumus kombinasi F2 : (2 pangkat n)kuadrat
- rumus jumlah macam fenotip : 2 pangkat n
- rumus banyaknya macam genotipe dalam F2 : 3 pangkat n
- rumus banyak kombinasi baru yang homozigot : 2 pangkat n – 2
Menghitung Macam Kombinasi Keturunan Kedua (F2) :
Untuk menghitung ratio (perbandingan) fenotip pada F2 dapat dilakukan dengan cara :
a. Segitiga Pascal :
- rumus Perbandingan Fenotipe F2 : 3 pangkat n ( n = jumlah sifat beda/pasangan alel heterozigot)
- rumus jumlah macam fenotip : 2 pangkat n
Misal :
1. Jumlah Sifat beda 1 (monohibrid): Aa x Aa : jumlah macam fenotip = 2 pangkat n = 2 pgkt 1 = 2,
kemungkinan macam fenotip : 1 – 1,
- ratio fenotip :
# angka 1 pertama pada segitiga Pascal = 1(3pgkt1)= 1(3)
berarti, ada 1 macam fenotip dgn 1 faktor dominan dgn frekuensi 3
# angka 1 kedua pada segitiga Pascal = 1(3pgkt0)= 1(1)
berarti, ada 1 macam fenotip dgn 0 faktor dominan dgn frekuensi 1, maka ratio fenotipe F2 dgn 1 sifat
beda = 3 : 1

2. Jumlah sifat beda 2 (dihibrid) AaBb x AaBb : jumlah macam fenotipe 2 pagkt n = 2 pgkt 2 = 4,
kemungkinan macam fenotip : 1 – 2 – 1,
- ratio fenotip :
# 1 (3 pgkt 2) = 1 (9), berarti 1 mcm fen dgn 2 faktor dominan dgn frekuensi 9
# 2 (3 pgkt 1) = 2 (3), berarti 2 mcm fen dgn 1 fktr dominan dgn frek 3
# 1 (3 pgkt 0) = 1 (1), berarti 2 mcm fen dgn 1 fktr dominan dgn frek 1; maka ratio fenotipe F2 gdgn 2
sifat beda = 9 : 3 : 3 : 1

3. Jumlah sifat beda 3 (trihibrid) AaBbCc x AaBbCc : jumlah mcm fen 2 pgkt 3 = 8; kemungkinan
macam fenotipe : 1 – 3 – 3 – 1
- ratio fenotip :
# 1 (3 pgkt 3) = 1 (27), berarti 1 mcm fen dgn 3 fktr dominan dgn frek 27
# 3 (3 pgkt 2) = 3 (9), berarti 3 mcm fen dgn 2 fktr dominan dgn frek 9
# 3 (3 pgkt 1) = 3 (3), berarti 3 mcm fen dgn 1 fktr dominan dgn frek 3
# 1 (3 pgkt 0) = 1 (1), berarti 1 mcm fen dgn 0 fktr dominan dgn frek 1; maka ratio fenotipe F2 dgn 3
sifat beda = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1

4. Jumlah sifat beda 4 (tetrahibrid) AaBbCcDd x AaBbCcDd : jmlh mcm fen 2 pgkt 4 = 16;
kemungkinan mcm fen : 1 – 4 – 6 – 4 – 1
- Ratio fen :
# 1(3 pgkt 4) = 1 (81), berarti 1 mcm fen dgn 4 fktr dominan dgn frek 81
# 4(3 pgkt 3) = 4 (27), berarti 4 mcm fen dgn 3 fktr dominan dgn frek 27
# 6(3 pgkt 2) = 6 (9), berarti 6 mcm fen dgn 2 fktr dominan dgn frek 9
# 4(3 pgkt 1) = 4 (3), berarti 4 mcm fen dgn 1 fktr dominan dgn frek 3
# 1(3 pgkt 0) = 1 (0), berarti 1 mcm fen dgn 0 fktr dominan dgn frek 1, maka ratio fenotipe F2 dgn 4
sifat beda = 81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 :9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 3 : 1

b. Diagram Garpu (Branched System)

Cara mencari ratio antar fenotip yang dihasilkan :


- Setiap faktor dominan diberi angka 3 ; resesif diberi angka 1
- Kemudian nilai dari tiap faktor dikalikan sehingga diperoleh frekuensi masing2 fenotip
Mis :

1. Dik : Tanaman bunga merah (M), buah besar (N) heterozigot disilangkan sesamanya
Dit : Tentukan macam dan ratio fenotipe, jika sifat merah dominan terhadap putih dan sifat buah besar
dominan terhadap sifat kecil.
Jawab :
P : MmNn x MmNn
Gamet : 2 pgkt 2 = 4
M : – N dan – n
m : – N dan – n
Jumlah kombinasi : (2 pgkt 2) kuadrat = 16
3M : – 3N dan – 1n = – 9 MN ( merah besar) dan – 3Mn (merah kecil)
1m : – 3N dan – 1n = – 3 mN (putih besar) dan – 1mn ( putih kecil)

- Untuk dominan homozigot diberi nilai 1; dominan heterozigot diberi nilai 2; dan resesif diberi nilai 1
- Kemudian nilai dari tiap faktor dikalikan sehingga diperoleh frekuensi masing2 fenotip
Mis :
2. Dik : Persilangan dihibrid antara buah manis (M) besar (B) yang masing2 dominan terhadap sifat
hambar buah kecil (mmbb). Kedua induk heterozigot
Dit : Tentukan macam genotip dan fenotip keturunannya!
Jawab :
P : MmBb x MmBb
1MM : – 1BB ; – 2Bb ; – 1bb = 1MMBB = manis besar ; – 2MMBb = manis besar ; – 1MMbb (manis
kecil)
2Mm : – 1BB ; – 2Bb ; – 1bb = 2MmBB = manis besar ; – 4MmBb = manis besar ; – 2Mmbb (manis
kecil)
1mm : – 1BB ; – 2Bb ; – 1bb = 2mmBB = hambar besar ; – 4mmBb = hambar besar ; – 2mmbb
(hambar kecil)
Persilangan Resiprok :
- Persilangan yang tidak dipengaruhi oleh sifat yang dibawa oleh kelamin jantan atau kelamin betina
- Mis : bunga warna merah disilangkan dgn bunga warna putih akan menghasilkan keturunan yang
sama bila serbuk sari diambil dari bunga merah atau putih.
Mis : AA x aa = aa x AA

Backcross :
- Persilangan F1 dgn salah satu induknya, dominan atau resesif
- Tujuannya untuk mengetahui genotip induk
- Mis :
F1 : Kk (kuning) x … induk…(putih)
Gamet : K, k ; k,k
Hasil : Kk, Kk, kk. kk = ratio fen kuning : putih = 1 : 1, berarti induk bergenotip kk

Testcross :
- Perkawinan F1 dgn salah satu induk yang resesif
- Tujuannya u/ mengetahui individu yang diuji homozigot galur murni atau heterozigot.
- Jika ratio fen = 1 : 1 berarti heterozigot
- Jika ratio fen = 100% sama berarti homozigot
- Mis :

F1 : ….?….(bulat) x bb (keriput)
Gamet : B, b ; b
Hasil : Bb , Bb , bb, bb = 50% : 50%, berarti individu heterozigot.

Share this:




 digg
 Print

 inShare0
 More

Anda mungkin juga menyukai