3
Struktur dan Fungsi DNA dan RNA
Dr. Dadan Rosana, M.Si.
DNA Tra
nsk rips i
RNA Tra
nsla si
Protein
Ada dua kegiatan belajar dalam modul ini, yaitu; pertama, struktur dan
fungsi DNA yang akan membahas mengenai struktur double helix DNA,
interaksi DNA dan protein, serta metode penentuan DNA. Kedua, mengenai
struktur dan fungsi RNA yang akan membahas mengenai struktur RNA dan
Fungsi RNA.
Dengan mempelajari modul ini, Anda memiliki kemampuan untuk
menganalisis struktur dan fungsi DNA dan RNA. Secara lebih khusus modul
ini memberikan kemampuan pada mahasiswa agar dapat:
1. menganalisis struktur double helix DNA;
2. menganalisis interaksi DNA dengan protein;
3. menganalisis metode penentuan DNA;
4. penggunaan Teknologi DNA dalam Ilmu Forensik
5. menganalisis struktur RNA;
6. menganalisis fungsi RNA.
3.2 Biofisika
Kegiatan Belajar
1
Struktur dan Fungsi DNA
Lengan berjumlah satu atau dua; sama panjang atau tidak sama panjang;
bentuk simetris atau tidak simetris.
Bagian-bagian Kromosom terdiri dari; (1) Kromomer adalah struktur
berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi materi kromatin, (2)
Sentromer adalah daerah lekukan (kontriksi) disekitar daerah pertengahan
kromosom, dimana juga dijumpai kinetokor, (3) Kinetokor adalah daerah
tempat perlekatan benang-benang spindel dan tempat melekatnya lengan
kromosom, (4) Telomer adalah daerah terujung kromosom fungsinya
menjaga stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA tidak terurai.
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung
lengan kromatid
Metasentris
Akrosentris
Submetasentris Telosentris
deoksiribosa), (2) basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin
(Adenin = A) dan guanin (guanini = G), serta golongan pirimidin, yaitu
sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T), dan (3) gugus fosfat
Basa pada molekul DNA membawa informasi genetik, sedangkan gula
dan gugus fosfat mempunyai peranan struktural. Gula dalam
deoksiribonukleotida merupakan deoksiribosa. Awalan deoksi menunjukkan
bahwa gula ini kekurangan satu atom oksigen yang ada pada ribosa, senyawa
induknya. Basa nitrogen merupakan derivat purin dan pirimidin. Purin dalam
DNA adalah adenin (A) dan Guanin (G), serta pirimidinnya adalah timin (T)
dan sitosin (C).
Sebuah nukleosida terdiri dari basa dan purin atau pirimidin yang
berikatan dengan gula. Keempat unit nukletida dalam DNA disebut
deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksitimidin, dan deoksitidin. Dalam
sebuah deoksiribonukleosida, N-9 dalam purin atau N-1 dalam pirimidin
terikat pada C-1 deoksiribosa. Konfigurasi ikatan N-glikosida ini adalah
ikatan (basanya terletak di atas bidang gulanya). Suatu nukleotida
merupakan sebuah ester fosfat dari suatu ester fosfat dari suatu nukleosida.
Tempat esterifikasi yang paling umum dalam nukleotida yang terdapat di
alam secara alamiah adalah gugus hidroksil C-5 pada gula. Senyawa seperti
itu disebut nukleosida 5-fosfat atau 5-nukleotida. Misalnya, deoksiadenosin
5’-trifosfat (dATP) merupakan prekursor yang diaktifkan pada sintesis DNA;
nukleotida itu diaktifkan kalau ada dua ikatan fosfoanhidrida dalam unit
trifosfatnya. Bilangan dengan tanda menunjukkan atom pada gula, sedangkan
bilangan tanpa tanda menunjukkan bahwa gulanya berupa deoksiribosa untuk
membedakan senyawa ini dari ATP gula dalam bentuk ribosa.
Tulang punggung DNA, yang bersifat tetap di sepanjang molekul, terdiri
dari deoksiribosa yang berikatan dengan gugus-gugus fosfat. Khususnya 3'-
hidroksil pada bagian gula sebuah deoksiribonukleotida disambungkan pada
5’-hidroksil gula yang berdekatan melalui jembatan fosfodiester. Bagian
yang bervariasi pada DNA adalah urutan keempat macam basa (A, G, C dan
T). Unit-unit nukleotida tersebut dinamakan dioksidenilat, deoksiguanilat,
deoksisitidilat, dan deoksitimidilat.
PEFI4424/MODUL 3 3.7
Friederich Miescher untuk pertama kali memisahkan DNA dari inti sel
dalam tahun 1896 dan menamakan zat yang baru ditemukan itu "nuklein",
suatu awal dari istilah asam nukleat. Walaupun DNA secara luas dipelajari
3.8 Biofisika
Gambar 3.5a
3.10 Biofisika
Gambar 3.5.b
Aspek yang paling penting pada DNA heliks ganda adalah pasangan
basa yang spesifik. Watson dan Crick menyimpulkan bahwa adenin harus
berpasangan dengan timin, dan guanin dengan sitosisn, karena faktor-faktor
sterik ikatan hidrogen. Pembatasan sterik ini disebabkan oleh sifat heliks
tulang punggung gula fosfat yang teratur pada setiap rantai polinukleotida.
lkatan-ikatan glikosidik antara gula dan. basa yang berpasangan berjarak
kira-kira 10,8 A. Pasangan basa purinpirimidin sesuai benar dalam ruangan
itu. Sebaliknya disitu tidak terdapat cukup ruangan untuk dua purin. Terdapat
ruangan lebih dari cukup untuk dua pirimidin, tetapi keduanya akan terlalu
jauh terpisah untuk memberikan ikatan hidrogen. Karena itu satu anggota
pasangan basa dalam suatu heliks DNA harus selalu berupa purin dan yang
lain berupa pirimidin, karena faktor-faktor sterik. Pasangan basa ini lebih
jauh dibatasi oleh kebutuhan pengikatan hidrogen. Atom-atom hidrogen
dalam basa purin dan pirimidin mempunyai posisi yang sudah tertentu.
Adenin tidak dapat berpasangan dengan sitosin karena akan terdapat dua
hidrogen di dekat salah satu tempat pengikatan dan tidak ada hidrogen di
PEFI4424/MODUL 3 3.11
tempat yang lainnya. Demikian pula guanin tidak berpasangan dengan timin.
Sebaliknya adenin membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin, sedangkan
guanin membentuk tiga ikatan hidrogen dengan sitosin. Daya tarik antara
kedua pasangan basa paling kuat pada orientasi dan jarak ikatan hidrogen ini.
Gambar 3.6. Model molekul DNA heliks ganda yang memperlihatkan tiga
pasangan basa. Perhatikan bahwa arah kedua untai berlawanan. DNA bentuk
B, heliks ganda klasik Watson-Crick, digambarkan disini. Dalam bentuk ini,
bidang basa-basa tersebut tegak lurus terhadap sumbu heliks.
Skema pasangan basa ini sangat didukung oleh hasil kajian terdahulu
tentang komposisi basa DNA pada berbagai species. Pada tahun 1950, Erwin
Chargaff menemukan bahwa rasio adenin terhadap timin dan guanin
terhadap sitosin mendekati 1,0 pada semua species yang diamati. Arti
penemuan ini baru menjadi nyata pada waktu Watson-Crick dikemukakan.
Baru pada waktu itu dapat dilihat bahwa penemuan-penemuan di atas
mencerminkan segi esensial struktur dan fungsi DNA species pasangan basa.
Struktur DNA heliks ganda yang diperlihatkan pada Gambar 3.3 adalah DNA
bentuk B (B-DNA).
Model heliks ganda segera menyarankan metode replikasi DNA. Watson
& Crick mengemukakan hipotesis sebulan setelah mereka menyajikan model
struktural DNA dalam risalah sederhana dan mudah dimengerti sebagai
berikut.
3.12 Biofisika
Bila susunan basa yang sebenarnya pada salah satu rantai diketahui,
dapat dituliskan dengan tepat susunan basa pada rantai pasangannya
karena pembentukan pasangan adalah spesifik. Jadi, satu rantai
merupakan komplemen rantai yang lain, dan inilah gambaran yang
menunjukkan bagaimana molekul asam deoksiribonukleat dapat
melakukan duplikasi.
(DNA)n residu + dNTP (DNA)n+1 +
PPi
(Singkatan dNTP menunjukkan deoksiribonukleotida trifosfat, dan PPi
menunjukkan gugus pirofosfat). DNA polimerase I memerlukan komponen-
komponen berikut untuk mensintesis sebuah rantai DNA:
l. Harus ada keempat prekursor yang telah diaktifkan-deoksiribonukleosida
5'-trifosfat dATP, dGTP, dTTP dan dCTP. Ion Mg 2+ juga diperlukan.
2. DNA polimerase 1 menambahkan deoksiribonukleosida ke ujung 3'-
hidroksil pada rantai DNA yang sudah ada. Dengan kata lain, diperlukan
suatu rantai pemula dengan sebuah gugus 3'-OH bebas.
3. Sebuah cetakan DNA adalah esensial. Cetakan dapat berupa untai DNA
tunggal atau ganda. DNA untai ganda merupakan cetakan yang efektif
hanya bila tulang punggung gula fosfat diputus pada satu atau dua
tempat (Gambar 3. 4).
Gambar 3.8. DNA polimerase mengkatalisis elongasi rantai DNA arah 5' + 3'.
Gambar 3.9. Reaksi rantai polimerase (PCR). Siklus terdiri dari 3 tahap:
pemisahan untai, hibridasi primer-primer, dan pemanjangan primer-primer
melalui sintesis DNA. Reaksi dilakukan dalam bejana tertutup. Siklus
didorong oleh perubahan suhu. Urutan-urutan pada 1 untai DNA awal
ditandai dengan abcde dan urutan untai komplementernya dengan a'b'c'd'e'.
Primer b diperlihatkan dengan warna kuning dan primer d' dengan warna
biru; DNA baru berwarna merah.
pada satu untai, dan pemula d' membentuk hibrida dengan d pada untai
komplemennya. Karena jumlah pemula sangat berlebihan, dupleks-
dupleks DNA induk tidak dibentuk. Pemula memiliki panjang yang khas,
yaitu 20 sampai 30 nukleotida.
3. Sintesis DNA. Larutan kemudian dipanaskan sampai mencapai suhu
72°C, suhu optimum untuk polimerase DNA Taq. Polimerase yang tahan
panas ini berasal dari thermus aquaticus, suatu bakteri termofil.
Perpanjangan kedua pemula terjadi ke arah urutan sasaran karena ujung
3' pemula d' berhadapan dengan c, dan ujung 3' pemula b berhadapan
dengan c'. Polimerasi dibiarkan berlangsung 30 detik. Satu untai DNA
baru adalah b-c-d-e dan yang lainnya adalah a'-b'-c'-d'. dengan demikian
kedua untai sasaran direplikasi.
Ketiga tahap ini -pemisahan untai, hibriodasi pemula, dan sintesis DNA-
dapat dilakukan dengan berulang-ulang hanya dengan mengubah suhu
campuran reaksi tersebut. Termostabilitas polimerase memungkinkan PCR
dilakukan dalam suatu wadah tertutup; tidak ada pereaksi yang ditambahkan
setelah siklus pertama. Ciri kunci PCR adalah bahwa semua untai DNA baru
bertindak sebagai acuan pada siklus berikutnya. Secara spesifik, b-c-d-e yang
dibentuk pada siklus pertama bertindak sebagai acuan untuk sintesis b'-c'-d'
pada siklus ke-2 dan siklus-siklus berikutnya. Demikian juga, a'-b'-c'-d'
bertindak sebagai acuan untuk sintesis b-c-d. Pada akhir siklus ke-3, setengah
jumlah total untai DNA merupakan unit b-c-d dan b'-c'-d'. Jumlah DNA ini
yang terdiri dari sasaran target yang diapit oleh pemula pemula bertambah
secara eksponensial pada siklus-siklus berikutnya. Sedangkan urutan-urutan
DNA lainnya dalam campuran tersebut hanya bertambah secara linier.
Karenanya setelah beberapa siklus, hampir semua DNA adalah BCD. Secara
ideal, setelah n siklus, urutan ini diperbanyak 2 n kali. Dalam waktu kurang
dari 1 jam, dapat dihasilkan perbanyakkan sejuta kali setelah 20 siklus, dan
semilyar kali setelah 30 siklus.
3.18 Biofisika
rayap yang terpendam dalam batu akik kuning. DNA sampel ini berumur 25-
30 juta tahun. Urutan gen RNA ribosom fosil rayap, yang berasal dari jaman
Meosin ini memperlihatkan evolusi rayap dan kecoa. DNA tanaman-tanaman
purba juga telah mengungkap banyak informasi. Suatu gen kloroplas yang
penting dari fosil Magnolia dari zaman yang sama telah digali kembali.
Arkeologi dan palaontologi molekuler telah mulai dihidupkan. PCR
menceritakan hikayat peninggalan-peninggalan purba yang telah banyak
mengungkap sejarah.
Sehelai rambut sedikit atau bahkan sel-sel kulit dari hewan tersebut akan
cukup untuk menghasilkan hasil tes yang akurat, sehingga transporter hewan
yang dicurigai atau pemburu tidak perlu ditangkap dengan binatang yang
sebenarnya.
3. Aplikasi Lainnya
Bukti DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis bakteri atau
parasit yang mungkin telah menyebabkan kematian seseorang. Informasi ini
dapat berguna dalam kasus-kasus kelalaian medis atau orangtua. Asal-usul
bahan habis pakai mahal seperti minuman keras dan caviars dapat diverifikasi
menggunakan analisis DNA. Terakhir, sampel DNA dapat membantu para
profesional medis menemukan donor organ cocok untuk orang-orang yang
membutuhkan transplantasi organ untuk bertahan hidup.
jika basa pada nukleotida yang masuk merupakan komplemen dari basa
pada untai cetakan. Dengan kata lain, DNA polimerase merupakan
enzim yang diarahkan oleh cetakan.
1) Pada setiap DNA, purin dan pirimidin terikat pada gula deoksiribosa
dan sebuah fosfat, unit ini disebut ….
A. nukleolus
B. nukleosida
C. nukleotida
D. nukleus
7) Pada langkah pemisahan untai dalam metode PCR, cara yang digunakan
untuk memisahkan kedua untai molekul DNA induk adalah ….
A. pemanasan larutan pada suhu 95°C selama 15 detik
B. pendinginan larutan sampai mencapai suhu -4° C selama 15 detik
C. pengadukan (centrifuging) selama 30 menit
D. mengkatalisis rantai DNA dengan ribosa
8) Pada langkah hibridasi pemula dalam metode PCR, agar setiap pemula
dapat membentuk hibrid dengan seuntai DNA, maka dilakukan
langkah ….
A. pemanasan larutan pada suhu 95°C selama 15 detik
B. pendinginan larutan sampai mencapai suhu -4° C selama 15 detik
C. pengadukan (centrifuging) selama 30 menit
D. didinginkan dengan tiba-tiba sampai mencapai suhu 54°C
Kegiatan Belajar
2
Struktur dan Fungsi RNA
A. STRUKTUR RNA
Gen pada semua organisme prokariot dan eukariot terbuat dari DNA.
Pada virus gen terbuat dari DNA atau RNA (asam ribonukleat). RNA, seperti
halnya DNA, merupakan polimer panjang tidak bercabang yang terdiri dari
nukleotidanukleotida yang bersambung dengan ikatan 3' 5' fosfodiester
(Gambar 3.8). Struktur kovalen RNA berbeda dengan DNA dalam dua hal.
Sebagaimana terbaca dari namanya, unit-unit gula dalam RNA berupa ribosa
bukan deoksiribosa. Ribosa mengandung sebuah gugus 2'-hidroksil yang
tidak terdapat deoksiribosa. Perbedaan yang lain ialah bahwa satu dari
keempat basa utama dalam RNA adalah urasil (U) yang menggantikan timin
(T). Urasil, seperti timin, dapat membentuk pasangan basa dengan adenin,
tetapi tidak mengandung gugus metil yang terdapat dalam timin. Molekul
RNA dapat berbentuk Gambar 3.11. Struktur bagian dari suatu untai tunggal
atau untai ganda.
1. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yakni
merupakan molekul genetik yang secara keseluruhan bertanggung jawab
dalam membawa segala materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA.
Dengan kata lain, RNA ini berfungsi sebagai DNA. RNA genetik ini
hanya dimiliki oleh makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA,
seperti pada beberapa jenis virus.
2. RNA nongenetik
RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai
DNA. RNA nongenetik dimiliki oleh makhluk hidup yang materi
genetiknya diatur oleh DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam
selnya terdapat DNA dan RNA.
Berdasarkan letak serta fungsinya, RNA non-genetik dibedakan
menjadi tiga macam, yakni RNA duta, RNA ribosom, dan RNA transfer.
a. RNA duta atau “messenger RNA” (mRNA) merupakan asam nukleat
yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau
terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode
genetik dari DNA ke ribosom. mRNA juga berfungsi sebagai cetakan
dalam sintesis protein.
b. RNA transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak
sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi
mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein dan
mengangkutnya ke ribosom. Pada tRNA terdapat bagian yang
berhubungan dengan kodon yang disebut antikodon dan bagian yang
berfungsi sebagai pengikat asam amino.
3.28 Biofisika
Tabel 3.1.
Sifat-sifat fisik asam-asam nukleat dari Ecoli
Persentasi RNA
Jenis total Batas-batas jumlah satuan NMP
dalam sel
t-RNA 75 – 90 16
m-RNA 75 - 3000* 2
r-RNA 5 S : kira-kira 100
l6 S : kira-kira 1500 82
23 S: kira-kira.3100
Keterangan:
* Ukuran-molekul m-RNA ditentukan oleh jumlah sisa asam amino yang
harus disintesiskan di dalam protein.
Istilah 5 S, 16 S, dan 23 S menunjuk kepada laju komponen molekuler
tertentu suatu preparat RNA ribosomal mengendap, atau mengempas
dalam medan gravitasi tinggi suatu ultrasentrifus. Molekul yang lebih
berat (besar) mengendap lebih cepat dan karenanya mempunyai
koefisien sendimentasi lebih fnggi. Koefisien sendimentasi dinyatakan
dalam satuan Svedberg (S) diambil dari nama ahli Fisika Swedia T.
Svedberg yang menciptakan ultrasentrifus dalam tahun 1925.
1. Ribosom
2. Virus
Virus merupakan partikel lembam yang menular dan terdiri dari molekul
asam nukleat dikelilingi oleh lapisan protein pelindung. Lapisan protein
melindungi asam nukleat viral terhadap aksi nuklease. Protein viral juga
dapat melakukan fungsi-fungsi struktural seperti dalam hal virus bakterial
pemakan bakteri T2. Virus tidak dapat melaksanakan metabolisme energi dan
PEFI4424/MODUL 3 3.31
dapat berada dalam keadaan tetap hanya dengan menulari sel tuan rumah.
Apabila virus menulari sel tuan rumah, bahan genetik viral (DNA atau RNA)
tersuntikkan ke dalam sel. Protein sel dan alat biosintetik asam nukleat
kemudian menghasilkan asam nukleat viral baru dan protein dengan
menggunakan keterangan genetik yang dibawa oleh DNA dan RNA yang
disuntikkan. Penyusunan spontan dari protein-protein viral dan asam nukleat
berakibatkan pembentukan virus baru. Banyak virus akhimya membinasakan
sel tuan rumah dan dengan demikian dikatakan bersifat patogenik atau
pembangkit penyakit. Beberapa virus menyebabkan sel tuan rumah
memperkembangkan pola-pola pertumbuhan dan permukaan-permukaan sel
yang tak normal. Hal ini diistilahkan sebagai virus oncogenik atau virus yang
menyebabkan tumor.
Struktur asam nukleat-protein dari kebanyakan virus telah diketahui
dengan baik. Beberapa virus adalah rudimentar yaitu mempunyai asam
nukleat kecil dengan hanya 3 gene. Virus lain mempunyai struktur lebih
rumit dan karena itu lebih banyak gen dalam beberapa hal sebanyak 250 atau
lebih.
Virus pertama yang diteliti sebagai suatu ribonukleoprotein adalah virus
mosaik tembakau (TMV) pada tahun 1935. Strukturnya merupakan
perwakilan dari suatu kelompok umum virus yang mempunyai bentuk seperti
tongkat heliks. TMV menggambarkan jenis umum dari struktur viral yang
asam nukleatnya dikelilingi oleh sebuah kulit struktural yang tersusun dari
banyak molekul protein identik atau banyak dari beberapa macam protein.
Struktur TMV terdiri atas heliks, RNA tunggal yang sangat rapat
dikelilingi oleh kurang lebih 2130 subunit protein yang identik, dengan
o
Tiga proses utama terlihat pada Gambar 3.14, yaitu replikasi, transkripsi,
dan translasi:
1. Replikasi menyangkut perangkaian secara linier satuan-satuan monomer
DNA untuk membentuk replikat atau kopi yang tepat dari rangkaian
struktur DNA yang lama. Proses ini memungkinkan pembentukan dua
molekul anak DNA selama pembelahan sel, masing-masing satu kopi
yang tepat dari induk DNA.
2. Transkripsi menyangkut perangkaian secara linier satuan-satuan
monomer RNA., atau ribo-nukleotida, dengan menggunakan suatu
bagian khas yang kecil (gene) dari untaian DNA sebagai model. Molekul
RNA tidak saja menyediakan cetakan kerja bagi biosintesis protein,
PEFI4424/MODUL 3 3.33
tetapi juga bekerja sebagai pembawa istimewa untuk asam amino serta
juga memperlengkapi tempat tautan di mana sintesis protein akan
berlangsung.
3. Translasi meliputi perangkaian secara linier monomer-monomer asam
amino, dengan menggunakan satu jenis khas RNA sebagai cetakan dan
jenis khas RNA lain sebagai pembawa dan pengubah asam amino. Ini
sesuai dengan proses yang sesungguhnya dalam sintesis protein.
Bagan yang tampak pada Gambar 3.14. juga memuat proses lain, yang
ditemukan oleh penelitian baru-baru ini: dalam keadaan tertentu, RNA dapat
bertindak sebagai suatu cetakan untuk biosintesis DNA proses ini diistilahkan
transkripsi kebalikan. Dalam hal ini jelas bahwa asam-asam nukleat
memainkan peranan penting dalam biosintesis protein.
Dalam Gambar 3.14 telah kita lihat bagaimana arus informasi genetik
dalam suatu sel berlangsung dari DNA ke RNA. Transkripsi adalah suatu
satuan spesifik dari informasi genetik dalam DNA yang menyebabkan
pembentukan sebuah molekul RNA berserat tunggal dengan suatu urutan
asam basa komplementer terhadap bagian untai DNA yang ditranskripsikan.
Kita dapat membayangkan adanya suatu untai DNA yang terbagi menjadi
bagian-bagian pendek yang saling dihubungkan. Setiap bagian, atau gen
terdiri dari suatu urutan basa yang membuat suatu kode untuk molekul RNA
yang unik. Molekul RNA yang sesuai dengan suatu gene tertentu, mungkin
merupakan salah satu dari tiga tipe RNA, yaitu m-RNA, r-RNA dan t-RNA,
sebagaimana telah dibahas terdahulu.
Golongan terbesar yang maha luas dari gene dalam kromosom memberi
kode untuk molekul-molekul m-RNA, dengan demikian menyediakan
pengarahan utama untuk sintesis protein. Peta-peta genetik yang
menunjukkan tempat-tempat dari banyak gene yang sesuai dengan protein-
protein tertentu, telah disimpulkan untuk bakteri tertentu, termasuk E. Coli.
Proses sintesis molekul RNA oleh transkripsi dari cetakan DNA yang
bersangkutan dapat dibagi menjadi beberapa tahap.
Tahap 1. Enzim RNA polimerase terikat pada urutan spesifik dari basa,
atau tanda permulaan, pada permulaan gene sedang mengalami
transkripsi. Tempat-tempat permulaan ini merupakan urutan
basa yang kaya akan pirimidin dan mempunyai sekitar 10
nukleotida. Pengikatan RNA polimerase pada tempat permulaan
menyebabkan terbukanya gulungan heliks rangkap DNA pada
3.34 Biofisika
Hasil guna dari ikatan misalnya CGI dan tiap-tiap ketiga kodon yang
bersesuaian adalah tidak sama untuk masing-masing. Variasi dalam
kemampuan mengikat ini dapat berguna sebagai dasar untuk pengendalian
laju sintesis protein. Adalah mungkin karenanya bahwa laju penggabungan
suatu asam amino tertentu pada suatu rantai protein yang sedang tumbuh,
ditentukan oleh kemungkinan kodon mana yang digunakan.
satu subsatuan kecil (40 S). subsatuan 60 S mengandung tiga molekul RNA :
5 S, 7 S, dan 23 S. Subsatuan 40 S mempunyai satu molekul RNA 18 S yang
tunggal. Selain itu terdapat protein-protein ribosomal di dalam nukleoprotein
yang berstruktur kompleks dari ribosom eukariotik.
Dalam suatu sel eukariotik, seperti hepatosit, ribosom biasanya
ditemukan dalam persekutuan dengan retikulum endoplasmik, yaitu suatu
struktur yang tersusun dari banyak saluran terbentang ke segala jurusan di
dalam seluruh sitoplasma. Gambar 3.20 menunjukkan retikulum endoplasmik
dan ribosom.
Tidak memandang jenis sel apa, maka cara kerja ribosom dalam sintesis
protein adalah umum. Kedua subsatuan ribosomal membentuk suatu ribosom
lengkap apabila terikat pada m-RNA. Kompleks ribosom m-RNA merupakan
satuan penyebab sintesis protein yang aktif. Hubungan antara ribosom, m-
RNA dan t-RNA biasanya lebih dari satu ribosom terikat pada satu untai m-
RNA. Ini memungkinkan pembentukan serentak beberapa protein dari
cetakan yang sama dengan cara "garis rakitan". Multi-ribosom/m-RNA
kompleks ini disebut polisom, dan telah diamati secara langsung dengan
mikroskop elektron. Pembentukan m-RNA dengan transkripsi dari DNA dan
3.42 Biofisika
penjelmaan dari urutan basa dari m-RNA ke dalam struktur protein oleh
sintesis protein ribosomal terkoordinasi secara ketat terhadap waktu dan
tempat, setidak-tidaknya di dalam E. Coli. Sementara ujung 5' dari m-RNA
yang baru terbentuk terkelupas dari cetakan DNA, maka subsatuan ribosomal
mengikatkan diri dan sintesis protein dimulai meskipun cetakan m-RNA
sedang dibuat.
Komponen penyusun DNA dan RNA memiliki banyak kemiripan.
Namun, karena fungsinya berbeda, keduanya juga memiliki beberapa
perbedaan, terutama dalam hal letak, struktur, kadar, fungsi, dan komposisi
kimianya. Berbagai perbedaan tersebut dapat Anda pelajari pada Tabel
1) Jelaskanlah secara ringkas apa perbedaan antara RNA genetik dan non
genetik!
2) Jelaskanlah perbedaan antara 3 macam RNA, yaitu t-RNA, m-RNA, dan
r-RNA!
3) Jelaskanlah apa fungsi ribosom!
4) Jelaskanlah tahapan proses sintesis molekul RNA oleh transkripsi dari
cetakan DNA!
5) Jelaskanlah secara skematik bagaimana informasi genetik terjadi melalui
DNA dan RNA!
4) Tahap 1. Enzim RNA polimerase terikat pada urutan spesifik dari basa,
atau tanda permulaan, pada permulaan gene sedang
mengalami transkripsi
Tahap 2. Substrat untuk reaksi RNA polimerase, yaitu ATP, GTP,
UTP, dan CTP, merupakan pasangan basa terhadap basa
komplementernya pada satu dari bagian-bagian DNA
Tahap 3. Sementara RNA polimerase bergerak ke bawah menuruti
untai DNA, maka hibrida RNA/DNA dupleks yang
dihasilkan, membuka kumparannya, dan untai cetakan DNA
membentuk kembali heliks rangkap DNA/DNA yang lebih
mantap dengan untai komplementer kromosomnya.
Tahap 4. Setelah molekul RNA disintesis, ia mungkin dapat diubah
secara kimiawi. Misalnya telah diketahui bahwa 18 S dan 28
S r-RNA ribosom mamalia merupakan hasil dari metilasi dan
pembelahan pelopor 45 S yang tunggal.
5) Untuk memahami soal ini lihat kembali Gambar 3.11. Dogma pusat dari
genetika molekuler.
2) Satu dari keempat basa utama dalam RNA yang menggantikan timin (T)
adalah ….
A. urasil (U)
B. fenilalanin (F)
C. lisin (L)
D. prolin (P)
Tes Formatif 1
1) C Pada setiap DNA, purin dan pirimidin terikat pada gula
deoksiribosa dan sebuah fosfat. Unit ini disebut nukleotida
2) B Bentuk submetasentrik, yaitu jika letak sentromer agak jauh dari
ujung kromosom dan biasanya membentuk huruf L atau J
3) B struktur penyusun intinya berupa nukleotida yang terdiri dari
adenin (A), Guanin (G), timin (T) dan sitosin
4) D Membawa informasi genetik.
5) D. Sitosin (C) dengan Timin (T).
6) B. Pemisahan untai, hibridasi primer-primer, dan pemanjangan
primer-primer melalui sintesis DNA.
7) A. Pemanasan larutan pada suhu 95°C selama 15 detik.
8) D. Didinginkan dengan tiba-tiba sampai mencapai suhu 54°C.
9) A. Deoksiribosa yang berikatan dengan gugus-gugus fosfat.
10) D. Mendeteksi pancaran gelombang elektromagnetik dari sel-sel
otak.
Tes Formatif 2
1) C. Ribosa.
2) A. Urasil (U).
2) C. m-RNA.
4) A. Histon.
5) A. r-RNA.
6) C. Ribosom.
D. t-RNA.
7)
A. Konsep goyang.
8)
D. Transkripsi.
9) C. Translasi.
10)
3.50 Biofisika
Daftar Pustaka
. (2001). How things work: the physics of everyday life (2" ed),
(Versi Elektronik). httta://rabi.nhys.vireiniaedu/HTW/book.html
http://www.biosci.uga.edu/ahnanac/bio_103/notes/may_15.htm.
http.www.cellsalive.com/cells
Ralph Nossal & Harold Leccar. (1991). Mollecular & Cell Biophysics.
Canada: Addison-Wesley Publishing Company.