Pengertian DNA
Apa itu DNA? Kami telah merangkum beberapa pengertian DNA dari berbagai
sumber:
DNA dapat mereplikasi yaitu membentuk salinan dirinya sendiri. Setiap untaian
DNA berisi sekuens basis tertentu. Setiap basis juga dihubungkan oleh molekul
gula dan fosfat. Bila basis membentuk anak tangga (horizontal), maka molekul
gula dan fosfat membentuk bagian vertikal dari tangga tersebut.
1
DNA (Asam deoksiribonukleat)
Struktur molekul DNA. Atom karbon berwarna hitam, oksigen merah, nitrogen
biru, fosfor hijau, dan hidrogen putih.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum
bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa
jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
2
II. Karakteristik Kimia DNA
Struktur DNA
1. Struktur primer
nukleotida terdiri dari satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau
furanosa, dan satu molekul fosfat. Penulisan urutan basa dimulai dari
kiri yaitu ujung 5’ bebas (tidak terikat nukleotida lain) menuju ujung
2. Struktur sekunder
3
menggunakan metode kromatografi untuk pemisahan dan analisis
sama.
lingkungan.
4
tersebut tersusun dari dua untai polinukleotida secara antiparalel (arah
sumbu. Unit gula fosfat berada di luar molekul DNA dengan basa-
(a)
(b) Gambar 1 Struktur DNA (Prentis
Steve, 1990)
Keterangan: a. Struktur primer DNA
b. Struktur sekunder DNA
basa purin (lebih besar) dengan basa pirimidin (lebih kecil). Adenin
gula, tidak persis berhadapan. Akibatnya, jarak antara unit-unit gula fosfat
5
yang berhadapan sepanjang heliks ganda tidak sama dan membentuk
celah antara yang berbeda, yaitu celah mayor dan celah minor
3. Struktur tersier
Molekul DNA lingkar tertutup yang diisolasi dari bakteri, virus dan
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
gugus fosfat
gula deoksiribosa
basa nitrogen, yang terdiri dari:
o Adenina (A)
o Guanina (G)
o Sitosina (C)
o Timina (T)
Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut
dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3
Å. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan
nukleotida yang terangkai seperti rantai.
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua
gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom
karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya.
6
DNA terdiri atas dua untai benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk
struktur heliks ganda. Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas
rangkaian nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas:
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk “tulang punggung” yang
sangat panjang bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga,
dimana ibu tangganya adalah gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah
susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat menghubungkan gula pada satu
nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk membentuk polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin
(G), serta basa pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T). Ikatan
antara gula pentosa dan basa nitrogen disebut nukleosida. Ada 4 macam basa
nukleosida yaitu :
7
III. Sifat-sifat DNA
8
IV. Fungsi DNA
Fungsi biologis
Replikasi
Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida
pada DNA yang digandakan.
9
pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka
susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA
ini terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-
masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal
merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai
pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang
diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai "cetakan" untuk
membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang
terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim
pembantu pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses
replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu
di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh enzim
helikase yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu
membuka pilinan rantai DNA.
Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA
polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka
secara lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai
dengan pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda.
Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA
polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar
terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses
sintesis rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya
kesalahan pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme
inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil.
10
DAFTAR PUSTAKA
Darnell J., Lodish H., and Batlimore D., 1990, Molecular Cell
nd
Biology, 2
edition, Scientific American Book Inc., New York, p. 99-76
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_pcr.pdf
11