Anda di halaman 1dari 6

IV.

KESETIMBANGAN KIMIA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah, disebut reaksi dapat
balik. Apabila dalam suatu reaksi kiimia kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepata reaksi ke
kiri, maka reaksi dinyatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat
dinyatakan sebagai berikut:

A+B C+D

Kesetimbangan ada dua macam, yaitu kesetimbanga dalam sistem homogen dan kasetimbangan
sistem heterogen. Hokum Guldberg dan Wange menyatakan dalam keadaan kesetimbangan pada
suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi di bagi dengan hasil kali konsentrasi
pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya
adalah tetap. Yang disebit juga sebagai hokum kesetimbangan.

Di dalam reaksi kimia ada reaksi dimana zat-zat pereaksi bereaksi sempurna atau zat-zat hasil reaksi
tidah dapat bereaksi kembali untuk menentukan zat-zat pereaksi. Tetapi ada juga reaksi yang zat-zat
reaksinya dapat bereaksi atau terurai kembali membentuk zat-zat pereaksi. Reaksi semacam ini
disebut reaksi kesetimbangan.

Pengetahuan tentang reaksi kesetimbangan ini sangat penting, antara lain di bidang industry yang
menggunakan reaksi kimia. Karena di dalam reaksi kesetimbangan reaksi dapat kita geser kea rah
yang kita inginkan. Kesetimbangan kimia ini juga diterapkan dalam industry di bidang pertanian,
yaitu dalam pembuatan amoniak dengan proses haberbosch serta pembuatan asam sulfat melalui
proses kontak.

Harga tetapan kesetimbangan ini memberikan petunjuk tentang banyaknya hasil reaksi yang dapat
terbentuk pada suatu reaksi kesetimbangan.

Untuk menyatakan hubungan antara konsentrasi zat-zat pada keadaan setimbang, dinyatakan
dengan tetapan kesetimbangan. Usaha untuk memperbesar zat-zat hasil reaksi adalah dengan
mengubah konsentrasi zat, mengubah volume gas atau tekanan gas, dan mengubah suhu.

2. Tujuan Praktikum

Pada praktikum acara IV ini nertujuan untuk mengetahui hokum kesetimbangan dan tetapan
kesetimbangan.

3. Waktu dan Tempat

Pada praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 25 November 2010, pukul 09.30-
11.00 WIB di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka

Suatu reaksi dikatakan setimbang apabila reaksi pembentukan dan penguraian pada reaksi tersebut
berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak ada lagi perubahan pada sistem tersebut.
Ketika laju penguapan sama dengan laju pengembunan sistem dikatakan berada dalam keadaan
setimbang. Pada keadaan setimbang ini bukan berarti proses penguapan dan pengembunan ini
berhenti samsekali. Kedua proses yang berlawanan itu tetap berlangsung, hanya saja laju keduanya
sama sehingga tidak ada lagi perubahan yang terjadi. Kondisi demikian kerap kali dinamakan
keseimbangan dinamis (Bird, 1987).

Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu campuran yang mengandung
baik zat pereaksi maupun hasil reaksi. Hukum kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang
zat yang berada di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kiri,
masingg-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Takeuchi, 2008).

Sebagian besar reaksi kimia bersifat reversible artinya hanya reaktan-reaktan yang bereaksi
membentuk produk, tetapi produkpun saling bereaksi untuk menentukan reaktan kembali (Bird,
1987).

Kondisi kesetimbangan untuk sembarang sistem yaitu bahwa potensi kimia dari tiap konstituen pada
seluruh sistem harus sama. Bila ada beberapa fese dari tiap konstituen, maka potensial kimia setiap
konstituen pada setiap fase harus mempunyai nilai yang sama (Dogra, 1990).

Salah stu ciri yang menujukkan bahwa suatu sistem telah mencapai kesetimbangan adalah adanya
sifat-sifat tertentu yang menjadi konstan dan dapat diukur. Konsentrasi reaktan maupun konsentrasi
produk tidak berubah lagi setelah melewati waktu tertentu (Bird, 1987).

Hukum distribusi atau partisipasi dapat dirumuskan apabila suatu zat terlarut terdistribusi antara
dua pelarut yang tidak dapat bercampur, maka pada suatu temperatur konstan antara kedua pelarut
itu, dan angka banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin
ada. Dalam kesetimbangan kimia, jika tekanan diperbesar sama dengan volume diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih kecil, dan jika
tekanan diperkecil sama dengan volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih besar (Atkins, 1997).

C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja

1. Alat

a. Tabung reaksi

b. Gelas ukur

c. Erlenmeyer

d. Pipet
e. Spektrofotometer

2. Bahan

a. Aquadest

b. Lautan KCNS 0,002 M

c. Larutan Fe(NO3)3 0,2 M

3. Cara Kerja

a. Menyediakan 5 tabug reaksi dan diberi label no 1-5, memasukkan 5 ml larutan KCNS 0,002 M
dalam masing-masing tabung dan pada tabung 1 ditambahkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M. larutan ini
menjadi larutan standart.

b. Memasukkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M 10 ml ke dalam gelar ukur , tuang ke dalmam erlenmeyer
dan menambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 25 ml, ini menjadi larutan A.

c. Mengambil 5 ml dari larutan A dan dimasukkan dalam tabung reaksi 2, serta mengambil 5 ml
lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan menambahkan aquadest hingga volume larutan
menjadi 25 ml (larutan B).

d. Mengambil 5 ml dari larutan B dan dimasukkan dalam tabung reaksi 3, serta mengambil 5 ml
lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan menambahkan aquades hingga volume larutan menjadi
25 ml (larutan C).

e. Mengambil 5 ml dari larutan C dan dimasukkan dalam tabung reaksi 4, serta mengambil 5 ml
lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan mengambil 5 ml lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer
dan menambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 25 ml (larutan D).

f. Mengambil 5 ml dari larutan D dan dimasukkan dalam tabung reaksi 5.

g. Menentukan konsentrasi larutan setiap tabung setiap tabung dengan spektrofotometer.

h. Mencari hubungan yang konstan antara konsentrasi berbagai ion dalam keadaan setimbang
dari masing-masing tabung reaksi.

D. Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan

1. Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standart

X (konsentrasi)

Y (absorbansi)

1,5
3

4,5

7,5

0,000

0,187

0,302

0,551

0,702

0,989

Sumber: Laporan Sementara

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Sampel

Tabung ke…

Y (Absorbansi A°)

0,846

0,535

0,157

0,025

Sumber: Laporan Sementara

2. Analisis Hasil Pengamatan

a. Menentukan garis regresi dengan persamaan , nilai dan dapat dicari dengan kalkulator, yang
kemudian didapatkan:

123,75

22,5
1 0,999

Garis regresinya diperoleh:

( 0;123,75 )

( -5,5;0 )

E. Pembahasan dan Kesimpulan

1. Pembahasan

Pada percobaan kesetimbangan larutan KCNS dangan Fe(NO3)3 tarlebih dahulu kami membuat
larutan standar KCNS yang kemudian kami tambah kan beberapa mili aquades dan larutan Fe(NO3)3
sebagai larutan A yang kemudian dari larutan ini kami ambil beberapa mili lagi untung tabung dan
mengambil beberapa mili serta menambahkannya dengan beberapa mili aquades sebagai larutan
B,yang seterusnya hingga tabung ke-5.

Dari larutan-larutan yang telah dibuat kemudian dapat ditentukan konsentrasinya masing-masing
dengan menggunakan spektrofotometer. Pada percobaan ini dapat dicari persamaan regresinya dari
larutan standar dengan persamaan , dimana nilai a dan b dapat ditentukan melalui perhitungan
kalkulator dimana nilai a = 123,75 dan b = 22,5, nilai r = 0,999 sebagai penentu apakah nilai a dan b
yang dihitung dari data menggunakan kalkulator sudah tepat atau belum. Maka persamaannya
adalah . Dari persamaan . dapat digunakan untuk membuat garis regresi dengan nilai absorbansi
pada tabung 2, 3, 4, 5 yaitu: 0,025; 0,157; 0,535; 0,864.Dan didapati garis regresi sejajar dengan garis
absorbansi yang berarti talah terjadi hukum kesetimbangan.

Disini dapat diketahui bila konsentrasi semakin besar atau semakin pekat maka nilai absorbansinya
semakin besar, begitu pula sebaliknya. Bila dilihat dari warna larutan tabung 1 sampai tabung 5
semakin pekat, hal ini disebabkan oleh adanya proses pengenceran.

2. kesimpulan

Dari percobaan dan analisis yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Kesetimbangan dipengaruhi oleh besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi.


b. Konstanta kesetimbangan dipengaruhi oleh besar konsentrasi larutan, semakin besar
konsentrasi larutan, makin besar kostanta kesetimbangannya.

c. Dalam percobaan, dari tabung 2 sampai ke 5 dan larutan A sampai D warna larutan semakin
memudar karena penambahan aquades.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesetimbangan antara lain dari jenis zat atau
larutan yang digunakan, suhu, dan konsentrasi zat.

e. Kesetimbangan yang terjadi adalah kesetimbangan homogen.

ass=Ms� h?t a �$� �� SpLast style='margin-top:0in;margin-right:0in; margin-


bottom:0in;margin-left:40.5pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-
justify:inter-ideograph;text-indent:-13.5pt;line-height: 150%;mso-list:l7 level1 lfo9;tab-stops:0in'>b.
Kenaikan titik didih (ΔTd) yang diperoleh sebesar 3.

c. Besarnya titik didih larutan adalah 71 dan besarnya titik didih air adalah 68 sehingga didapatkan
kenaikan titik didih sebesar 3.

d. Kenaikan titik didih berbanding lurus dengan BM urea, jika kenaikan titik didih makin besar maka
BM urea juga semakin besar dan sebaliknya.

e. Besarnya BM urea adalah 11 gr/mol.

f. Penambahan suatu zat terlarut pada suatu palarut akan mengakibatkan kenaikan titik didih
larutan tersebut.

http://cha-icha-cha-icha.blogspot.com/2011/12/iv.html

Anda mungkin juga menyukai