Anda di halaman 1dari 16

Makalah Ilmu Pengetahuan Alam

Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup

Guru Pembimbing :

Susi Yanti, M.SP

Disusun Oleh :

Viona Reskia Rahman

IX A

MTsN 3 Solok

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuia-NYA kepada kita semua. Sehingga atas kesempatan dan kesehatan yang diberikannya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas IPA ini dengan bentuk yang masih sederhana.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Susi Yanti yang telah menjelaskan materi
dan mengarahkan penulis dalam pembelajaran IPA. Sehingga dapat membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini.

Pada pembuatan makalah ini, disini penulis mencari dan membahas sumber yang
berhubungan dengan materi ini. Makalah ini membahas Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup.
Jadi, penulis akan menguraikan materi ini dari sumber sumber yang sudah dicari dan
ditemukan sebelumnya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan masukan baik itu kritik maupun saran yang membangun dari Ibu guru
dan semua pihak yang terkait. Karena kritikan kritikan yang mendukung akan sangat
berpengaruh untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Alahan Panjang, 6 September 2023

Viona Reskia Rahman

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah............................................................................................................... 1
C.Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Molekul yang Mendasari Pewarisan Sifat ........................................................................ 3
B. Hukum Pewarisan Sifat ..................................................................................................... 5
C.Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup dan Kelainan Sifat yang Diturunkan ..................... 6
D. Penerapan Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Makhluk Hidup ......................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 12
B.Saran ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pewarisan atau hereditas sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti
domestikasidan pengembangan berbagai rasternak dan kultivartanaman. Orang juga sudah
mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan
peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Namun
demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan penjelasan penyebab dari gejala-gejala
itu. Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori pewarisan
campur: seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa oleh generasi
sebelemnya, terutama dari pejantan karena membawa sperma. Hasil penelitian Mendel
menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam perpaduan yang
dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata. Pendapat terkait lainnya adalah teori
Lamarck: sifat yang diperoleh orang tua dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori
ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi
pengalaman individu yang mewariskan sifat itu. Charles Darwin juga memberikan penjelasan
dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis Galton. Dalam
pendapat ini, sel-sel tubuh memprodulsi partikel-partikel yang disebut gemmula yang akan
dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh
memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa zuriat (keturunan). Pada kesempatan
kali ini penulis akan membahas lebih lanjut penjelasan terkait molekul yang mendasari
pewarisan sifat, hukum pewarisan sifat, macam macam pewarisan sifat dan kelainan yang
diturunkan, dan penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaaan pada makhluk hidup.

B.Rumusan Masalah
1. Apa molekul yang mendasari pewarisan sifat?

2. Bagaimana hukum pewarisan sifat?

3. Apa saja pewarisan sifat pada makhluk hidup dan kelainan sifat yang diturunkan?

4. Bagaimana penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan makhluk hidup?

1
C.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan menambah wawasan mengenai molekul yang mendasari pewarisan sifat

2. Mengetahui dan menambah wawasan hukum pewarisan sifat

3. Mengetahui dan menambah wawasan mengenai pewarisan sifat pada makhluk hidup dan
kelainan sifat yang diturunkan

4. Mengetahui dan menambah wawasan mengenai pewarisan sifat dalam pemuliaan makhluk
hidup

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Molekul yang Mendasari Pewarisan Sifat

1.Materi Genetik

Materi genetik berperan penting dalam proses pewarisan sifat. Warna kulit, bentuk
rambut, bentuk hidung, atau bahkan beberapa jenis penyakit tertentu tidak serta-merta dimiliki
oleh seseorang. Setiap ciri atau sifat yang ada pada setiap orang adalah warisan dari orang tua
yang diwariskan melalui materi genetik. Ayah akan mewariskan materi genetiknya melalui sel
sperma, sedangkan ibu akan mewariskan materi genetik melalui sel ovum. Materi genetik dari
ayah dan ibu akan bergabung melalui proses fertilisasi. Oleh karena adanya penggabungan
materi genetik inilah, pada dirimu muncul beberapa ciri yang mirip dengan ayah dan
beberapa ciri yang mirip dengan ibu. Molekul yang berperan sebagai materi genetik adalah
asam nukleat. Ada dua macam asam nukleat yang berperan sebagai materi genetik yaitu
DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). Pada suatu untai DNA terdapat
unit yang memengaruhi sifat atau yang menentukan ciri setiap makhluk hidup yang disebut
gen.

Jaringan Kromatin
kulit
Inti sel
Kulit DNA

DNA terlilit pada


protein histon

Kromatid

DNA terletak di dalam inti sel. Namun, adapula DNA yang tidak terdapat di dalam inti sel.
DNA merupakan untaian yang sangat panjang. DNA melilit pada protein yang disebut
protein histon. Seluruh untai DNA tersebut dikenal dengan kromosom. Pada saat sel akan
membelah, kromosom memadat sehingga lebih mudah diamati. Oleh karena itu, kita dapat
melihat struktur kromosom pada saatsel akan membelah.

3
2.Struktur DNA dan RNA

Berdasarkan penelitian Rosalind Franklin, pada tahun 1953, Frances Crick dan James
Watson mengemukakan bahwa DNA memiliki struktur seperti suatu untai ganda yang
membentuk heliks atau bentukulir. Berikut gambarnya :

Asam nukleat baik DNA maupun RNA terdiri dari subunit nukleotida. Masing-masing
nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula, dan basa nitrogen. Pada DNA, gulanya berupa
gula deoksiribosa, sedangkan pada RNA gulanya adalah gula ribosa. Nukleotida ini dapat
dibagi menjadi struktur yang lebih kecil disebut nukleosida. Satu unit nukleosida tersusun
atas gula dan basa nitrogen (tanpa gugus fosfat). Ada empat senyawa basa nitrogen yang
menyusun DNA yaitu adenin (A) yang selalu berpasangan dengan timin (T), serta guanin
(G) yang selalu berpasangan dengan sitosin (C). Basa nitrogen adenin dan guanin
dikelompokkan dalam basa purin, sedangkan timin dan sitosin dikelompokkan dalam basa
pirimidin. Pada RNA tidak terdapat basa nitrogen timin (T). Basa nitrogen timin ini pada
RNA digantikan oleh basa nitrogen urasil (U).

3.Peranan Materi Genetik dalam Penentuan Sifat

Dalam pewarisan terdapat istilah sifat dominan dan sifat resesif. Karakter yang
mampu mengalahkan atau menutupi karakter yang lain disebut sifat dominan. Karakteristik
yang kalah disebut sifat resesif. Selain morfologi makhluk hidup yang dapat diamati,
fisiologi dan tingkah laku juga merupakan fenotipe. Setiap fenotipe dikendalikan oleh
genotipe. Genotipe adalah keseluruhan informasi genetik dari suatu individu. Manusia
berdasarkan jenis kelaminnya dibedakan menjadi jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Susunan kromosom pada sel penyusun tubuh berbeda dengan susunan kromosom pada sel
kelamin (sel telur atau ovum dan sel sperma). Jumlah kromosom sel tubuh manusia sebanyak
23 pasang. Pada keadaan diploid atau 2n, jumlah kromosomnya 23 × 2 = 46 buah kromosom.

4
Kromosom nomor 1 sampai nomor 22 disebut autosom (kromosom tubuh), sedangkan
kromosom nomor 23 disebut gonosom (kromosom kelamin). Kromosom nomor 23 (gonosom)
inilah yang membedakan kamu laki-laki atau perempuan. Pada biologi, laki- laki diberi
simbol ♂ (atau jantan pada hewan dan tumbuhan), dan perempuan diberi simbol ♀ (atau
betina pada hewan dan tumbuhan).

Gen-gen pada kromosom kelamin Y berperan penting dalam menentukan jenis


kelamin pada manusia. Pada sel ovum hanya terdapat autosom dan kromosom kelamin
X saja. Jadi, ketika sel telur yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan
sel sperma yang mengandung kromosom kelamin X maka akan menghasilkan anak
(keturunan) dengan jenis kelamin perempuan (XX). Jika sel telur yang mengandung
kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin
Y maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin laki-laki (XY).
Keturunan dalam proses pewarisan sifat dapat disebut dengan filial (F), sedangkan
orang tua atau induk disebut dengan parental (P).

B. Hukum Pewarisan Sifat

1.Persilangan Monohibrida ( Satu Sifat Beda )

Persilangan monohybrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda.


Maksudnya adalah pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti
warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan
monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet , alel-alel yang
sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel gamet.
Adapun bunyi Hukum Mandel I yaitu “Setiap alel dari gen yang sama akan berpisah atau
bersegregasi secara bebas pada saat pembentukan gamet.” Alel itu sendiri adalah variasi atau
bentuk alternatif dari suatu gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom
homolog. Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua alel tersebut tidak
dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan alel yang lainnya.

Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan
sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara
penuh (intermediet). Pada penelitian pertama, Mendel menyilangkan kapri berbunga ungu
dengan kapri berbunga putih. Ternyata, seluruh keturunan pertama berbunga ungu. Namun,

5
ketika keturunan tersebut disilangkan dengan sesamanya, keturunan kedua memiliki perbandingan
3 berbunga ungu dan 1 berbunga putih. Berdasarkan hasil persilangan yang dilakukannya,
Mendel mengemukakan rumusan yang disebut hukum I Mendel atau disebut juga Hukum
Segregasi. Hukum Segregasi menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet terjadi
segregasi atau pemisahan alela (variasi gen) secara bebas, dari diploid menjadi haploid.
Misalnya genotipe suatu tanaman Uu, maka gamet yang dibentuk akan membawa gen U dan gen
u.

2.Persilangan Dihibrida ( Dua Sifat Beda )

Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan
F2, alel-alel dari gen yang berbeda akan bergabung (mengelompok) secara bebas saat
pembentukan gamet. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah alelyang satu dapat
secara bebas bergabung dengan alel dari gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.
Berdasarkan Hukum Segregasi, setiap variasi gen dapat berpisah secara bebas, dan
menghasilkan gamet (sel sperma dan sel ovum). Dalam hal ini dari induk (parental) yang memiliki
genotipe BBKK dan bbkk akan terbentuk gamet dengan pasangan gen BK dan bk. Keturunan
pertama (filial 1) dari induk tersebut semua bergenotipe BbKk (berbiji bulat dan berwarna
kuning). Selanjutnya Mendel melakukan persilangan kedua, yaitu antarsesama keturuan
pertama (BbKk × BbKk).

Berdasarkan hasil yang tampak pada turunan kedua (F2) ini, Mendel menyimpulkan
bahwa pada saat pembentukan gamet, alela atau variasi gen yang menentukan karakter-
karakter berbeda dapat bergabung secara bebas satu sama lain. Misalnya suatu induk
memiliki genotipe BbKk, maka gen B dan gen b serta gen K dan gen k akan memisah,
kemudian kedua pasangan tersebut akan bergabung secara bebas sehingga kemungkinan
gamet yang terbentuk akan memiliki susunan gen BK, Bk, bK, dan bk. Kesimpulan ini
kemudian dikenal dengan hukum II Mendel atau disebut juga hukum Penggabungan
Bebas

C.Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup dan Kelainan Sifat yang Diturunkan

1.Pewarisan Warna Kulit

Warna kulit dikode oleh banyak gen. Misalnya, gen pengode warna kulit
adalah gen A, B, C. Gen ini mengode pembentukan pigmen kulit yaitu pigmen melanin.

6
Pigmen melanin menyebabkan kulit berwarna gelap. Variasi atau alternatif gen warna
kulit (alela) yaitu gen a, b, c. Orang yang memiliki gen AABBCC memiliki kulit sangat
gelap, sedangkan yang memiliki gen aabbcc memiliki kulit sangat terang. Orang yang
memiliki gen AaBbCc memiliki warna kulit sawo matang (tengah-tengah antara sangat
gelap dan sangat cerah). Selain akibat gen, faktor lingkungan seperti paparan sinar
matahari juga berpengaruh pada fenotipe warna kulit.

Orang yang tidak memiliki zat melanin sama sekali dalam tubuhnya dikenal dengan
istilah albino. Seorang albino mempunyai kelainan yang umum seperto fotofobia atau
ketakutan pada cahaya. Tanpa adanya pigmen kulit membuat orang-orang albino ini jadi
lebih rentan mengalami kulit melepuh karena paparan sinar matahari hingga risiko kanker
kulit. Gen penyebab albino sifatnya resesif yaitu gen a, dengan genotipe homozigot resesif
yaitu gen aa, sedangkan pada orang normal memiliki genotipe homozigot dominan yaitu gen
AA. Lalu, pembawa atau carrier dari gen ini memiliki genotipe heterozigot atau gen Aa.

2. Pewarisan Tipe Perlekatan Cuping Telinga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tipe perlekatan cuping telinga ini juga
dikontrol oleh gen, yaitu gen G untuk cuping telinga terpisah atau terlepas dan gen g untuk
cuping telinga melekat. Jadi, seseorang yang memiliki gen G (baik bergenotipe GG atau
Gg) akan memiliki tipe perlekatan cuping telinga terpisah, sedangkan yang memiliki tipe
perlekatan cuping melekat memiliki gen gg.

3. Pewarisan Bentuk Rambut

Bentuk rambut juga dikode oleh gen. Ada dua macam gen yang
mengendalikan bentuk rambut, gen C (dominan) mengode rambut keriting, dan gen s
(resesif) mengode rambut lurus. Bentuk rambut merupakan kasus yang menarik yang
dikenal dominansi tidak sempurna. Artinya, jika kamu memiliki salah satu dari
kedua jenis gen tersebut (gen C dan gen s), kamu akan mendapat campuran dari
keduanya yaitu rambutmu akan menjadi berombak (Cs). Jadi, orang yang memiliki
rambut keriting memiliki genotipe CC, orang yang memiliki rambut berombak
memiliki genotipe Cs, dan yang memiliki rambut lurus memiliki genotipe ss.

4.Pewarisan Bentuk Pertumbuhan Rambut pada Dahi


bentuk rambut yang tumbuh di dahi setiap orang bisa berbeda-beda, misalnya
ada yang tumbuh melingkar biasa, ada juga yang tumbuh menjadi huruf V atau widow's

7
peak. Tumbuhnya rambut seperti huruf ”V” dikontrol oleh gen W (diambil dari istilah
widow’s peak). Gen W ini bersifat dominan, orang yang memiliki pertumbuhan rambut
pada dahi memiliki gen WW (homozigot dominan) atau gen Ww (heterozigot),
sedangkan orang yang tidak memiliki pertumbuhan rambut seperti huruf ”V” memiliki
genotipe homozigot resesif (ww).

(a) (b)

Pertumbuhan Rambut pada Dahi (a) Seperti Huruf ”V” (Memiliki Gen WW atau Ww), (b)
Melengkung (Memiliki Gen ww).

5. Pewarisan Kelainan Buta Warna


Buta warna merupakan kelainan seseorang yang tidak dapat membedakan
beberapa warna dengan baik, biasanya antara merah, oranye, biru, dan hijau. Kelainan
buta warna diakibatkan gen yang berada pada kromoson kelamin X. Seorang perempuan
akan menderita buta warna jika kedua kromosom X mengandung gen buta warna

(XcbXcb), namun jika hanya salah satu kromosom X yang mengandung gen buta warna

(XcbX) maka perempuan tersebut akan menjadi pembawa (carrier) gen buta warna tanpa
menjadi penderita. Pada laki-laki jika kromosom X mengandung gen buta warna maka akan

langsung menderita buta warna (XcbY).

6. Pewarisan Kelainan Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan dengan ciri darah penderita sulit menggumpal ketika
terjadi luka pada bagian tubuh tertentu, yang disebabkan tidak dihasilkannya faktor
penggumpalan darah dalam tubuh seseorang. Saat penderita hemofilia mengalami luka
disertai pecahnya pembuluh darah, maka darah akan terus mengalir keluar dan sukar
membeku sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah dan dapat menyebabkan
kematian. Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan lambang

Xh (huruf X sebagai penanda jenis kromosom, huruf h sebagai penanda gen hemofilia).
Jika wanita memiliki salah satu kromosom X yang mengandung gen hemofilia (memiliki

8
genotipe XhX), maka ia akan menjadi pembawa (carrier) kelainan hemofilia. Wanita

dengan kedua kromosom X mengandung gen hemofilia (memiliki genotipe Xh Xh) akan
meninggal (letal) pada saat dilahirkan. Seorang laki-laki memiliki satu kromosom X saja,
sehingga orang laki-laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki

kromosom X yangmengandung gen hemofilia (XhY).

D. Penerapan Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Makhluk Hidup


Genetika mempunyai peran penting dalam membantu manusia menghadapi
masalah penyediaan bahan pangan. Penerapan genetika memungkinkan manusia untuk
merakit bibit unggul pada bidang pertanian dan peternakan, sehingga dapat menghasilkan
bahan pangan yang diperlukan manusia. Pemuliaan tanaman atau makhluk hidup lainnya
biasanya bertujuan untuk mendapatkan varietas baru yang lebih unggul (bibit unggul).
Bibit unggul adalah bibit yang mempunyai sifat sifat baik sesusai dengan kebutuhan
manusia, dimana sifat sifat baik ini dapat dikumpulkan pada satu individu melalu
perkawinan silang.

1.Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tanaman

Salah satu contoh pemuliaan tumbuhan adalah dalam penyiapan bibit unggul
melalui pembuatan varietas hibrida. Varietas hibrida merupakan suatu jenis tumbuhan
yang merupakan keturunan dari persilangan antara dua atau lebih jenis tumbuhan yang
memiliki karakteristik genetik yang berbeda. Persilangan ini tentunya juga berdasar pada
penemuan yang dilakukan Mendel tentang hukum pewarisan sifat. Varietas hibrida ini
dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik dari induk-induk
yang disilangkan.

Padi hibrida dapat menghasikan beras 30% lebih banyak daripada padi pada umumnya,
lebih tahan terhadap lahan yang kering, lebih pulen, lebih wangi, dan lebih cepat dipanen.
Contoh padi hibrida misalnya varietas Arize, Intani, PPH, Bernas Prima, dan varietas IPB 4S.
Varietas padi IPB 4S merupakan varietas padi yang dikembangkan oleh Institut Pertanian
Bogor (IPB). Padi ini dikembangkan dalam rangka membantu pemerintah mencegah krisis
pangan. Padi varietas ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut :
Umur tanaman genjah sekitra 112 hari, umur ini lebih pendek jika dibandingkan
dengan varietas Ciherang.

9
Tanaman tahan terhadap kekeringan, Pada beberapa jenis lahan seperti lahan tadah
hujan padi ini dapat beradaptasi dengan baik.
Potensi hasil panen tinggi, padi ini mampu menghasilkan 11,2 - 13,4 ton per hektar
dengan rata-rata hasil panen 7 ton per hektar.
Tahan terhadap penyakit tungro dan serangan hawar daun bakteri prototipe III.
Cocok ditanam di berbagai jenis lahan. Padi jenis ini sangat cocok ditanam di daerah
irigasi, lahan gambut berawa, dan tadah hujan.
Bentuk gabah agak gendut.Pada umumnya padi jenis lain adalah langsing namun padi
jenis ini bertubuh medium (gendut).
Jumlah gabah permalai di atas 300. Pada umumnya padi biasa setiap malai hanya
terdiri dari 160-200 buah.
Tekstur nasi pulen, padi jenis ini memiliki tekstur pulen dan kadar amilosa yang
manis sehingga disukai masyarakat.

Selain padi terdapat juga jagung hibrida, misalnya Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2,
Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2,Malin, Metro, dan Varietas Bima. Jagung varietas Bima-14
Batara merupakan jagung hibrida unggul yang dihasilkan dari hasil persilangan galur atau
jenis dari Balai Penelitian Sereal dengan galur hasil kerjasama dengan Syngenta, perusahaan
asal Swiss yang bergerak dalam bidang agrobisnis termasuk biji dan bahan kimia pertanian
serta terlibat aktif dalam penelitian di bidang gen-gen tumbuhan dan bioteknologi. Jagung
Hibrida Bima-14 mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya adalah sebagai berikut.

Hibrida Bima-14 Batara ini dapat dipanen sekitar ± 95 hari setelah penanaman,
memiliki tinggi ± 199 cm, memiliki perakaran yang kuat sehingga tidak mudah
roboh.
Penampilan jagung ini kokoh dan seragam, kelobot jagung menutup rapat sehingga
tahan penyakit bulai, karat, dan bercak daun.
Selain berpotensi hasilnya tinggi, tanaman jagung hasil persilangan ini memiliki
ketahanan yang lama sehingga dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi dan
domba.
Bentuk biji jagung ini seperti mutiara dan berwarna kuning sehingga sangat baik
digunakan sebagai pakan ternak ayam. Jagung varietas Bima-14 Batara ini mampu
menghasilkan hasil panen sebesar 12,9 ton/ha.

10
2. Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Hewan

Pemuliaan ternak merupakan suatu teknologi beternak yang dipakai untuk


meningkatkan mutu genetik. Mutu genetik adalah kemampuan warisan yang berasal dari
tetua dan moyang individu. Pewarisan sifat berperan penting dalam pemuliaan hewan, yaitu
dalam rangka untuk menghasilkan hewan ternak berkualitas tinggi, misalnya unggas yang
mampu menghasilkan banyak telur atau sapi dengan kualitas susu dan daging yang baik.
Salah satu cara pemuliaan hewan adalah dengan inseminasi buatan. Inseminasi buatan atau
kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan sperma yang telah dicairkan
dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
reproduksi betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination
gun'. Inseminasi buatan (IB) memungkinkan peternak untuk menghasilkan lebih banyak
keturunan dari masing-masing pejantan yang terpilih (unggul) dibandingkan dengan
persilangan secara alami. Pada dasarnya arti genetis dari IB adalah seleksi dari hasil seleksi
untuk sifat-sifat yang diinginkan untuk ditingkatkan secara maksimal sehingga kecepatan
perubahan genetik meningkat.

Contoh pewarisan sifat pada hewan yang lain adalah pada ayam broiler. Ayam broiler
dapat dikelompokkan berdasar asal daerahnya antara lain: Amerika, Mediterania, Inggris, dan
Asia. Pada umumnya ayam broiler di Indonesia juga berasal dari daerah-daerah tersebut.
Contoh jenis ayam broiler dari Asia yaitu jenis Brahma yang berasal dari India. Ayam broiler
dari Inggris misalnya jenis Cornish, ayam ini memiliki tubuh yang pendek, namun
menghasilkan banyak daging. Ayam broiler dari Amerika misalnya jenis Playmouth Rock,
ayam ini memiliki bulu butih keabuan, tubuh besar, daging yang lezat, dan mampu
menghasilkan telur dengan baik. Ayam ini dihasilkan dari persilangan ayam Dominique
dengan ayam jenis Black Cochin.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pewarisan sifat atau hereditas adalah penurunan sifat yang diturunkan dari induk atau
orang tua terhadap anak/keturunannya. Dalam pewarisan sifat terdapat 3 molekul yang
mendasarinya, yaitu materi genetik, struktur DNA dan RNA, dan peranan genetik dalam
penentuan sifat. Molekul yang berperan sebagai materi genetik adalah asam nukleat. Ada dua
macam asam nukleat yang berperan sebagai materi genetik yaitu DNA (deoxyribonucleic acid)
dan RNA (ribonucleic acid). Selain itu juga terdapat 2 hukum dalam pewarisan sifat, yakni
persilangan monohobrid dan persilangan dihibrida. Persilangan monohobrid sesuai dengan
Hukum I Mandel yaitu pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alela
(variasi gen) secara bebas, dari diploid menjadi haploid. Sedangkan persilangan dihobrid sesuai
dengan Hukum II Mendel, yakni pada saat pembentukan gamet, alela (variasi gen) yang
menentukan karakter-karakter berbeda dapat bergabung secara bebas satu sama lain.

Pada pewarisan sifat, juga terdapat bermacam macam pewarisan sifat pada
makhluk hidup beserta kelainan yang diturunkannnya. Terdapat pewarisan warna kulit,
tipe perlekatan kuping telinga, bentuk rambut, bentuk pertumbuhan rambut pada dahi, buta
warna, dan kelainan hemofilia. Tidak hanya itu, terdapat juga penerapan pewarisan sifat
dalam pemuliaan tanaman dan hewan. Hal tersebut bertujuan untuk merakit bibit unggul
pada bidang pertanian dan peternakan, sehingga dapat menghasilkan bahan pangan yang
diperlukan manusia dan untuk mendapatkan varietas baru yang lebih unggul (bibit
unggul).

B.Saran
Setelah penulisan makalah ini, semoga penulis dan para pembaca bisa lebih
meningkatkan minat baca di bidang akademik lagi. Lebih kritis dan kompeten dalam
memahami suatu teori, karena sangat berguna untuk menambah wawasan kita. Selain itu,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu jika ada
kesalahan penulisan, ataupun ejaan kata dalam makalah ini sangat dimohon kan kritik dan
sarannya dari ibu guru dan semua pihak yang terkait. Karena kritik dan saran yang
membangun akan sangat membantu demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang. Semoga penulisan makalah ini dapat berguna dan dimanfaatkan dengan sebaik dan
sebagaimana mestinya, terutama bagi penulis. Terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ajim,Nanang. “Pewarisan Sifat Dalam Pemuliaan Tumbuhan dan Hewan”.


https://www.mikirbae.com/2016/01/pewarisan-sifat-dalam-pemuliaan.html diakses
pada Kamis, 07 September 2023 pukul 06.45 AM

Amariah,Hani. 2022. “Persilangan Monohibrid dan Dihibrid pada Hukum Mendel”.


https://www.ruangguru.com/blog/biologi-kelas-12-persilangan-monohibrid-dan-
dihibrid-pada-hukum-mendel diakses pada Kamis, 07 September 2023 pukul 06.15
AM

Ma’as, Ayu. 2022. “Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup dan Kelainan Sifat Yang
Diturunkan”. https://kids.grid.id/read/473560035/pewarisan-sifat-pada-makhluk-
hidup-dan-kelainan-sifat-yang-diturunkan-materi-ipa-kelas-9-smp?page=3 diakses
pada Kamis, 07 September 2023 pukul 06.30 AM

Zubaidah,Siti dkk. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.2018.

13

Anda mungkin juga menyukai