Anda di halaman 1dari 34

GEN dan DNA

Dosen Pengampu :
....................................

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Fitri Damayanti (210207072)


Putri Puspita Sari (210207038)
Sella Damayanti (210207054)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NERERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2021/2022

1
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis hadiahkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena kami masih dapat membuat tugas Makalah ini tepat pada waktunya.
Serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah,
yang telah banyak mencurahkan ilmunya pada kami. Tulisan ini membahas
tentang gen dan DNA. Adapun tugas ini dibuatuntuk memenuhi tugas makalah
mata kuliah.

Kami sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu
kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga
mengharapkan kritik dan saran dalam tugas ini agar di lain waktu bisa membuat
tugas dengan lebih baik lagi. Semoga hasil laporan makalah ini bermanfaat bagi
pembaca umumnya,dan bagi penulis khususnya.

Banda Aceh, Maret 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I..................................................................................................................................

1. PENDAHULUAN...................................................................................................
2. LATAR BELAKANG ............................................................................................
3. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................
4. TUJUAN..................................................................................................................

BAB II…………………….................................................................................................

1. PEMBAHASAN......................................................................................................

BAB III...............................................................................................................................

1. METODE PENELITIAN........................................................................................
2. HASIL PENELITIAN.............................................................................................

BAB IV................................................................................................................................

1. KESIMPULAN.......................................................................................................
2. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman dahulu orang mengira bahwa sifat seseorang diwariskan melalui darah.Pendapat
demikian tidak benar, hal ini dibuktikan melalui tranfusi darah. Meskipun seseorang menerima
darah orang lain, ia tidak akan mewarisi sifat apapun dari pemberian darah.

Sekarang telah dibuktikan bahwa sifat makhluk hidup dikendalikan oleh gen, yaitu
sepenggal DNA yang terdapat didalam kromosom. Jika gen berubah, maka sifat makhluk hidup
akan berubah. Oleh karena itu gen dikatakan sebagai materi genetic pengendali sifat makhluk
hidup. Jumlah gen sangat banyak sesuai dengan banyaknya sifat individu.

Materi genetic adalah material atau substansi yang menyimapn informasi genetic dari
suatu organisme hidup. Bahan ini diwariskan secara generative dari satu individu ke individu
lain. Dalam transmisi ini, bahan genetic harus kekal (tidak berubah).Hampir semua organisme
hidup dibumi menyimpan informasi genetic dalam bentuk DNA. Sejumlah virus dan organize
sub virus menyimapn bahan genetic dalam nbentuk RNA

B. Rumusan masalah
a. apa yang dimaksud dengan DNA ?
b. apa yang dimaksud dengan RNA ?
c. apa yang dimaksud dengan Kromosom ?
C. Tujuan
a. Menjelaskan tentang DNA
b. Menjelaskan tentang RNA
c. Menjelaskan tentang Kromosom

4
BAB II
PEMBAHASAN

Pada tahun 1868 seorang mahasiswa kedokteran diswedia, J.F. Miescher, menemukan
suatu zat kimia bersifat asam yang banyak mengandung nitrogen dan fosfor. Zat ini diisolasi dari
nucleus sel nanah manusia dan kemudian dikenal dengan nama nuklein atauasam nukleat.
Meskipun ternyata asam nukleat selalu dapat diisolasi dari nucleus berbagai macam sel, waktu
itu fungsinya sama sekali belum diketahui.

Dari hasil analisis kimia yang dilakukan sekitar empat puluh tahun kemudian ditemukan
bahwa asam nukleat ada dua macam, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid
(DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA).Pada tahun 1924 studi mikroskopis
menunjukkan bahwa DNA terdapat didalam kromosom, yang waktu itu telah diketahui sebagai
organel pembawa gen (materi genetic).Akan tetapi, selain DNA didalam kromosom juga terdapat
protein sehingga muncul perbedaan pendapat mengenai hakekat materi genetic, DNA atau
protein.

A. DNA ( Deoxyribose Nucleic Acid)


1. Pengertian DNA

DNA ( Deoxyribose Nucleic Acid) adalah asam nukleotida yang merupakan rangkaian
molekul penentu bentuk dan sifat semua makhluk hidup, biasanya dalam bentuk heliks ganda
yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan biologis dari seluruh
bentuk kehidupan sel. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.

DNA berbentuk polimer panjang nukleotida, mengkode barisan residu asam amino dalam
protein dengan menggunakan kode genetik, sebuah kode nukleotida triplet. DNA seringkali
dirujuk sebagai molekul hereditas karena ia bertanggung jawab untuk penurunan sifat genetika
dari kebanyakan ciri yang diwariskan. Pada manusia, ciri-ciri ini misalnya dari warna rambut
hingga kerentanan terhadap penyakit.Selama pembelahan sel, DNA direplikasi dan dapat

5
diteruskan ke keturunan selama reproduksi. DNA bukanlah suatu molekul tunggal, ia adalah
sepasang molekul yang digandeng oleh ikatan hidrogen.

DNA tersusun sebagai untai komplementer dengan ikatan hidrogen di antara mereka.
Masing-masing untai DNA adalah rantai kimia (batu bata penyusun), yakni nukleotida, yang
terdiri dari empat tipe:

1. Adenin nukleosida = adenine deoksiribosa fosfat


2. Guanine nukleosida = guanine deoksiribosa fosfat
3. Sitosin nukleosida = sitosin deoksiribosa fosfat
4. Timin nukleosida = timin deoksiribosa fosfat

DNA mengandung informasi genetika yang diwariskan oleh keturunan dari suatu
organisme; informasi ini ditentukan oleh barisan pasangan basa. Sebuah untai DNA mengandung
gen, sebagai cetak biru organisme .

2. Strukur DNA
Model struktur fisik molekul DNA pertama kali diajukan pada tahun 1953 oleh J.D.
Watson dan F.H.C. Crick. Ada dua dasar yang digunakan dalam melakukan dedukasi
terhadap model tersebut, yaitu :

6
- Hasil analisis kimia yang dilakukan oleh E. Chargaff terhadap kandungan basa nitrogen
molekul DNA dari berbagai organisme selalu menunjukkan bahwa konsentrasi adenine
sama dengan timin, sedangkan guanine sama dengan sitosin. Dengan sendirinya,
konsentrasi basa purin total menjadi sama dengan konsentrasi basa pirimidin total.
Akan tetapi, nisbah kensentrasi adenine + timin terhadap konsentrasi guanine + sitosin
sangat bervariasi dari spesies ke spesies.
- Pola difraksi yang diperoleh dari hasil pemotretan molekul DNA menggunakan sinar X
oleh M.H.F. Wilkins, R. Franklin, dan para koleganya menunjukkan bahwa basa-basa
nitrogen tersusun vertical disepanjang sumbu molekul dengan interval 3,4 Å.

Dari data kimia Chargaff serta difraksi sinar X Wilkins dan Franklin tersebut Watson dan
Crick mengusulkan model struktur DNA yang dikenal sebagai model tangga berpilin
(double helix). Menurut model ini kedua untai polinukleotida saling memilin disepanjang
sumbu yang sama. Satu sama lain arahnya sejajar tetapi berlawanan (antiparalel). Basa-
basa nitrogen menghadap kearah dalam sumbu, dan terjadi ikatan hydrogen antara basa A
pada satu untai lainnya melalui ikatan hydrogen. Oleh karena itu, begitu urutan basa pada
satu untai polinukleotida diketahui, maka urutan basa pada untai lainnya dapat ditentukan
pula. Adanya perpasangan yang khas diantara basa-basa nitrogen itu menyebabkan kedua
untai polinukleotida komplementer satu sama lain.

Setiap pasangan basa berjarak 3,4 Å dengan pasangan basa berikutnya. Didalam satu kali
pilinan (360 o) terdapat 10 pasangan basa. Antara basa A dan T yang berpasangan terdapat
ikatan hydrogen rangkap dua, sedangkan antara basa G dan C yang berpasangan terdapat
ikatan hidrogen rangkap tiga. Hal ini menyebabkan nisbah A+T terhadap G+C
mempengaruhi stabilitas molekul DNA.Makin tinggi nisbah tersebut, makin rendah
stabilitas molekul DNAnya, dan begitu pula sebaliknya.

Gugus fosfat dan gula terletak disebalah luar sumbu.Seperti telah disebutkan diatas,
nukleotida-nukleotida yang berurutan dihubungkan oleh ikatan fosfodiester.Ikatan ini
menghubungkan atom C nomor 3’ dengan atom C nomor 5’ pada gula deoksiribosa.
Disalah satu ujung untai polinukleotida, atom C nomor 3’ tidak lagi dihubungkan oleh
ikatan fosfodiester dengan nukleotida berikutnya, tetapi akan mengikat gugus OH. Oleh
karena itu, ujung ini dinamakan ujung 3’ atau ujung OH, diujung lainnya atom C nomor

7
5’ akan mengikat gugus fosfat sehingga ujung ini dinamakan ujung 5’b atau ujung P.
kedudukan antiparalel diantar kedua untai polinukleotida sebenarnya dilihat dari ujung-
ujung ini. Jika untai yang satu mempunyai arah dari ujung 5’ ke 3’, maka untai
komplementernya mempunyai arah dari ujung 3’ ke 5.

Publikasi dari model double heliks DNA ini disusun berdasarkan penemuan:

a. Penemuan struktur asam nukleat dari Pauling & Corey


b. Pola difraksi DNA (Single-crystal X-ray analysis) dari Wilkins &Franklin
c. Pola perbandingan jumlah A-T, G-C (1:1) dari Chargaff atau dikenalsebagai Hukum
Ekivalen Chargaff:
- Jumlah purin sama dengan pirimidin
- Banyaknya adenin sama dengan timin, juga jumlah glisin sama dengan sitosin.

DNA terbentuk dari empat tipe nukleotida, yang berikatan secara kovalen membentuk
rantai polinukleotida (rantai DNA atau benang DNA) dengan tulang punggung gula-fosfat
tempat melekatnya basa-basa.Dua rantai polinukleotida saling berikatan melalui ikatan hydrogen
antara basa-basa nitrogen dari rantai yang berbeda.Semua basa berada di dalam double helix dan
tulang punggung gula-fosfat berada di bagian luar.Purin selalu berpasangan dengan pirimidin (A-
T, G-C).Perpasangan secara komplemen tersebut memungkinkan pasangan basa dikemas dengan

8
susunan yang paling sesuai.Hal ini bisa terjadi bila kedua rantai polinukleotida tersusun secara
antiparalel.

Untuk memaksimumkan pengemasan pasangan basa tersebut, kedua tulang punggung


gula-fosfat tersebut berpilin membentuk double heliks, dengan satu putaran komplementer

9
setiap 10 pasang basa.Polaritas dari rantai DNA ditunjukkandengan sebutan ujung 5‛ dan
ujung 3‛.Arah pembacaan basa nukleotida dari ujung-5‛ menuju ujung-3‛.3‛ membawa gugus
–OH bebas pada posisi 3‛ dari cincin gula, dan ujung 5‛ membawa gugus fosfat bebas pada
posisi 5‛ dari cincin gula. DNA dobel heliks dapat dikopi secara persis karena masing-masing
untai mengandung sekuen nukleotida yang persis berkomplemen dengan sekuen untai
pasangannya. Masing-masing untai dapat berperan sebagai cetakan untuk sintesis dari untai
komplemen baru yang identik dengan pasangan awalnya.
3. DNA Sebagai Materi Genetik
Ada dua bukti percobaan yang menunjukkan bahwa DNA adalah materi genetik, yaitu :
a. Percobaan Transformasi
F. Griffith pada tahun 1928 melakukan percobaan infeksi bakteri pneumokokus
(streptococcus pneumonia) pada mencit. Bakteri penyebab penyakit pneumonia ini dapat
menyintesis kapsul polisakaria yang akan melindunginya dari mekanisme pertahanan tubuh
hewan yang terinfeksi sehingga bersifat virulen (menimbulkan penyakit). Jika ditumbuhkan
pada medium padat, bakteri pneumokokus akan membentuk koloni dengan kenampakan
halus mengkilap. Sementara itu, ada pula strain mutan pneumokokus yang kehilangan
kemampuan untuk menyintesis kapsul polisakarida sehingga menjadi tidak tahan terhadap
sistem kekebalan tubuh hewan inangnya, dan akibatnya tidak bersifat virulen. Starin mutan
ini akan membentuk koloni dnegan kenampakan kasar apabila ditumbuhkan pada medium
padat. Pneumokokus yang virulen sering dilambangkan dengan S, sedangkan strain
mutannya yang tidak virulen dilambangkan dengan R.
Mencit yang diinfeksi dengan pneumokokus S akan mengalami kematian, dan dari organ
paru-parunya dapat diisolasi strain tersebut. Sebaliknya, mencit yang diinfeksi dengan strain
R dapat bertahan hidup. Dengan demikian juga, mencit yang diinfeksi dnegan strain S yang
sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu akan dapat bertahan hidup. Hasil yang
mengundang pertanyaan adalah ketika mencit diinfeksi dengan campuran antara strain S
yang telah dipanaskan dan strain R yang masih hidup. Ternyata dengan perlakuan ini mencit
mengalami kematian, dan dari organ paru-parunya dapat diisolasi strain S yang masih hidup.
Dengan hasil tersebut Griffith menyimpulkan bahwa telah terjadi perubahan (transformasi)
sifat strain R menjadi S. transformasi terjadi karena ada sesuatu yang dipindahkan dari sel-
sel strain S yang telah mati (dipanaskan) ke strain R yang masih hidup sehingga strain R

10
yang semula tidak dapat membentuk kapsul berubah menjadi strainS yang dapat membentuk
kapsul dan bersifat virulen.

Percobaan Griffith sedikit pun tidak memberikan bukti tentang materi genetik. Namun,
pada tahun 1944 tiga orang peneliti, yakni O.Avery, C. Macleod, dan M. McCarty
melakukan percobaan untuk mengetahui hakekat materi yang dipindahkan dari strain S
ke strain R.

11
Mereka melakukan percobaan transformasi secara in vitro, yaitu dengan menambahkan
ekstrak DNA dari strain S yang telah mati kepada strain R yang ditumbuhkan dimedium padat.
Di dalam ekstrak DNA ini terdapat juga sejumlah protein kontaminan, dan penambahan tersebut
ternyata menyebabkan strain R berubah menjadi S seperti pada percobaan Griffith.Jika pada
percobaan Avery dan kawan-kawannya itu ditambahkan enzim RNase (pemecah RNA) atau
enzim protease (pemecah protein), transformasi tetap berjalan atau strain R berubah juga menjadi
S. Akan tetapi, jika enzim yang diberikan adalah DNase (pemecah DNA), maka transformasi
tidak terjadi. Artinya, strain R tidak berubah menjadi strain S. Hal ini jelas membuktikan bahwa
materi yang bertanggung jawab atas terjadinya transformasi pada bakteri pneumonia, dan
ternyata juga pada hampir semua organisme, adalah DNA, bukan RNA atau protein.

b. Percobaan infeksi bakteriofag

Percobaan lain yang membuktikan bahwa DNA adalah materi genetic dilaporkan pada
tahun 1952 oleh A. Hershey dan M. Chase. Bukti lain bahwa DNA merupakan materi genetik
dapat dipelajari dari bakteriofag atau faga, yaitu virus yang menginfeksi bakteri. Komponen
virus terdiri dari DNA (atau RNA pada virus tertentu) dan protein yang menyelubunginya.Untuk
memperbanyak diri, virus harus menginfeksi sel dan mengambil alih perangkat metabolisme sel
tersebut.Bakteriofag artinya pemakan bakteri.Materi genetik dari bakteriofag yang dikenal
sebagai T2 itu adalah DNA.Alfred Hershey dan Martha Chase menyebutkan T2 merupakan salah

12
satu dari faga yang menginfeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) yang hidup di usus
mamalia.Seperti virus lainnya T2, terdiri dari DNA dan protein. Melalui E.coli, T2 bisa
memperbanyak diri, sehingga disebutkan bahwa E.coli sebagai pabrik penghasil T2 yang dilepas
ketika sel itu pecah. T2 dapat memprogram sel inang (E.coli) untuk memproduksi virus, tetapi
belum diketahui bagian mana dari virus tersebut yang berperan program tersebut, protein atau
DNA.

Hershey dan Chase melakukan percobaan untuk membuktikan bagian mana dari dua
komponen penyusun T2 yang masuk ke dalam sel bakteri.Dalam percobaan ini mereka
menggunakan isotop radio aktif yang berbeda untuk menandai DNA dan protein.Pertama kali,
T2 ditumbuhkan dengan E.coli dalam sulfur radio aktif (35S).Karena protein mengandung sulfur,
atom-atom radio aktif ini hanya masuk ke dalam protein faga tersebut. Dengan cara yang serupa,
kultur T2 yang berbeda ditumbuhkan dalam fosfor radio aktif (32P).

Karena DNA mengandung fosfor, bukan protein, maka fosfor radio aktif akan melekat
pada DNA. Kedua macam kultur mengandung T2 yang sudah berlabel radio aktif tersebut
kemudian dibiakkan secara terpisah bersama kultur E. Coli yang non radio aktif. Setelah terjadi
infeksi, kultur diblender untuk melepaskan bagian faga yang terdapat di luar sel bakteri. Hasil
blender kemudian diputar dengan sentrifus, sehingga ada bagian sel yang membentuk pelet di
dasar tabung sentrifus.Bagian lainnya yang lebih ringan berada di dalam cairan (supernatan).

Dari hasil pengamatan radioaktivitas di dalam pelet dan supernatan, dapat dibuktikan
bahwa bakteri yang terinfeksi faga T2 yang berlabel radioaktif pada proteinnya, sebagian
radioaktifnya ditemukan di dalam supernatan yang mengandung partikel-partikel virus.Hasil ini
membuktikan bahwa protein faga tidak memasuki sel inang.Pada bakteri yang terinfeksi faga T2
yang DNA-nya ditandai dengan fosfor radioaktif, hasil peletnya yang merupakan materi bakteri,
sebagian besar mengandung unsur radioaktif tersebut. Ketika bakteri tersebut dikembalikan ke
dalam kultur, infeksi terus berjalan, dan melepaskan faga-faga yang mengandung fosfor
radioaktif.

Hershey dan Chase menyimpulkan bahwa DNA virus masuk ke dalam sel inang, sementara
sebagian besar protein tetap berada di luar.Masuknya molekul DNA ini menyebabkan sel-sel

13
memproduksi DNA dan protein virus baru.Peristiwa ini membuktikan bahwa asam nukleat
merupakan materi herediter, bukan protein.

Percobaan Hershey – Chase

4. Replikasi DNA
Ada tiga cara teoretis replikasi DNA yang pernah diusulkan, yaitu konservatif,
semikonservatif, dan dispersive. Pada replikasi konservatif seluruh tangga berpilin DNA
awal tetap dipertahankan dan akan mengarahkan pembentukan tangga berpilin baru. Pada
replikasi semikonservatif tangga berpilin mengalami pembukaan terlebih dahulu sehingga
kedua untai polinukleotida akan saling terpisah. Namun, masing-masing untai ini tetap
dipertahankan dan akan bertindak sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untai
polinukleotida baru. Sementara itu, pada replikasi dispersive kedua untai polinukleotida
mengalami fragmentasi di sejumlah tempat. Kemudian, fragmen-fragmen polinukleotida
yang terbentuk akan menjadi cetakan bagi fragmen nukleotida baru sehingga fragmen lama
dan baru akan dijumpai berselang-seling di dalam tangga berpilin baru.

14
Di antara ketiga cara replikasi DNA yang diusulkan tersebut , hanya cara semikonservatif
yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui percobaan yang dikenal dengan nama
sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan atau equilibrium density – gradient
centrifugation. Percobaan ini dilaporkan hasilnya pada tahun 1958 olen M.S Meselson dan
F.W. Stahl.
Mereka menumbuhkan bakteri Escherichia coli selama beberapa generasi di dalam
medium yang mengandung isotope nitrogen N untuk menggantikan isotop normal
15 14
N
yang lebih ringan.Akibatnya , basa – basa nitrogen pada molekul DNA sel – sel bakteri
tersebut akan memiliki 15
N yang berat. Molekul DNA dengan basa nitrogen yang
mengandung 15N mempunyai tingkat kerapatan (berat persatuan volume) yang lebih tinggi
dari pada DNA normal (14N).oleh karena molekul – molekul dengan tingkat kerapatan yang
berbeda dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi tersebut diatas, maka Meselson dan
Stahl dapat mengikuti perubaahan tingkat kerapatan DNA sel – sel bakteri E. coli yang
semula ditumbuhkan pada medium 15N selama beberapa generasi berikutnya.
Molekul DNA mempunyai kerapatan yang lebih kurangsama dengan kerapatan larutan
garam yang sangat pekat seperti larutan 6MCsCI (sesium khlorida). Sebagai perbandingan ,
kerapatan DNA E.coli dengan basa nitrogen yang mengandung isotope 14N dan15N masing
masing adalah 1,708 g/cm3 dan 1,724 g/cm3 , sedangkan kerapatan larutan 6M CsCI
adalah 1,700 g/cm3.

15
Ketika larutan 6M CsCI yang didalamnya terdapat molekul DNA disentrifugasi dengan
kecepatan sangat tinggi, katakanlah 30.000 hingga 50.000 rpm, dalam waktu 48 hingga 72
jam , maka akan terjadi keseimbangan tingkat kerapatan. Hal ini karena molekul – molekul
garam tersebut akan mengendap kedasar tabung sentrifuga akibat adanya gaya sentifugal,
sementara disisi lain difusi akan menggerakkan molekul – molekul garam kembali keatas
tabung. Molekul DNA dengan tingkat kerapaatan tertentu akan menempati kedudukan yang
sama dengan kedudukan larutan garam yang tingkat kerapatannya sama dengannya.
DNA yang diekstrak dari sel E. coli yang ditumbuhkan pada medium 15N terlihat
imenempati dasar tabung. Selanjutnya, DNA yang diekstrak dari sel E.coli yang pertama
kali dipindahkan kembali ke medium 14N terlihat menempati bagian tengah tabung, pada
generasi kedua setelah E.coli ditumbuhkan pada medium 14N ternyata DNAnya
menempati bagian tengah dan atas tabung. Ketika E.coli telah ditumbuhkan selama
beberapa generasi pada medium 14N, DNAnya Nampak makin banyak berada dibagian
atas tabung, sedangkan DNA yang berada dibagian tengah tabung tetap. Meselson dan
Stahl menjelaskan bahwa generasi 15N, atau dianggap sebagai generasi 0, DNAnya
mempunyai kerapatan tinggi.Kemudian , pada generasi 14N yang pertama atau disebut
sebagai generasi 1, DNAnya merupakan hybrid antara DNA dengan kerapatan tinggi dan
rendah. Pada generasi 2 DNA hibridnya masih ada, tetapi muncul pula DNA baru dengan
kerapatan rendah. Demikian seterusnya, DNA hybrid akan tetap jumlahnya, sedangkan
DNA baru dengan kerapatan rendah akan makin banyak dijumpai. Pada Gambar 9.7
terlihat bahwa interpretasi data hasil percobaan sentrifugasi ini jelas sejalan dengan cara
pembentukan molekul DNA melalui replikasi semikonservatif.

16
Pada percobaan Meselson dan Stahl ekstrak DNA yang diperoleh dari sel – sel E.coli
berada dalam keadaan terfragmentasi sehingga replikasi molekul DNA dalam bentuknya
yang utuh sebenarnya belum diketahui. Replikasi DNA kromosom dalam keadaan utuh –
yang pada prokariot ternyata berbentuk melingkar atau sirkular – baru dapat diamati
menggunakan teknik autoradiografi dan mikrosopi elektron.Dengan kedua teknik ini
terlihat bahwa DNA berbagai virus, khloroplas, dan mitokondria melakukan replikasi yang
dikenal sebagai replikasi Ɵ (theta) karena autoradiogramnya menghasilkan gambaran
seperti huruf yunani tersebut.Selain replikasi Ɵ, pada sejumlah bakteri dan organisme
eukariot dikenal pula replikasi yang dinamakan replikasi lingkaran menggulung (rolling
circle replication).Replikasi ini diawali dengan pemotongan ikatan fosfodiester pada daerah
tertentu yang menghasilkan ujung 3’ dan ujung 5’.Pembentukan (sintesis) untai DNA baru
terjadi dengan penambahan deoksinukleotida pada ujung 3’ yang diikuti oleh pelepasan
ujung 5’ dari lingkaran molekul DNA. Sejalan dengan berlangsungnya replikasi diseputar
lingkaran DNA, ujung 5’ akan makin terlepas dari lingkaran tersebut sehingga membentuk
‘ekor’ yang makin memanjang .

Dimulainya (inisiasi) replikasi DNA terjadi disuatu tempat tertentu didalam lingkaran
molekul DNA yang dinamakan titik awal replikasi atau origin of replicaion (Ori). Proses
inisiasi memisahnya kedua untai DNA, yang masing-masing akan berperan sebagai cetakan
bagi pembentukan untai DNA baru sehingga akan diperoleh suatu gambaran yang disebut
sebagai garpu replikasi. Biasanya, inisiasi replikasi DNA, baik pada prokariot maupun
eukariot, terjadi duah arah (bidireksional). Dalam hal ini dua garpu replikasi akan bergerak

17
melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan. Pada eukariot, selain terjadi replikasi
dua arah, ori dapat ditemukan dibeberapa tempat.

Enzim-enzim yang berperan dalam replikasi DNA


Replikasi DNA, atau sintesis DNA, melibatkan sejumlah reaksi kimia yang diatur oleh
beberapa enzim. Salah satu diantaranya adalah enzim DNA Polimerase, yang mengatur
pembentukan ikatan fosfodiesfer antara kedua nukleotida yang berdekatan sehingga akan
terjadi pemanjangan untai DNA (polinukleotida).
Agar DNA polymerase dapat bekerja mengatalisis reaksi sintesis diperlukan tiga
komponen reaksi, yaitu :
1. Deoksinukleosida trifosfat, yang terdiri atas deosiadenosin trofosfat (dATP),
deoksiguanosin trifosfat (dGTP), deoksisitidin trifosfat (dCTP), dan deoksitimidin
trifosfat (dTTP). Keempat molekul ini berfungsi sebagai sumber basa nukleotida.
2. Untai DNA yang akan digunakan sebagai cetakan (template)
3. Segmen asam nukleat pendek, dapat berupa DNA atau RNA, yang mempunyai
gugus 3’-OH bebas. Molekul yang dinamakan primer ini diperlukan karena tidak
ada enzim DNA polymerase yang diketahui mampu melakukan inisiasi sintesis
DNA.

Reaksi sintesis DNA secara skema dapat dilihat pada gambar 9.9.dalam gambar tersebut
sebuah molekul dGTP ditambahkan ke molekul primer yang terdiri atas tiga nukleotida
(A-C-A). penambahan dGTP terjadi karena untai DNA cetakannya mempunyai urutan
basa T-G-T-C…. Hasil penambahan yang diperoleh adalah molekul DNA yang terdiri
atas empat nukleotida (A-C-A-G).dua buah atom fosfat (PPi) dilepaskan dari dGTP
karena sebuah atom fosfatnya diberikan ke primer dalam bentuk nukleotida dengan basa
G atau deoksinukleosida monofosfat (dGMP). Kita liaht bahwa sintesis DNA
(penambahan basa demi basa) berlangsung dar ujung 5’ ke ujung 3’.

18
Enzim DNA polymerase yang diperlukan untuk sintesis DNA pada E.coli ada dua macam,
yaitu DNA polymerase I (Pol I) dan DNA polymerase III (pol III).Dalam sintesis DNA, Pol III
merupakan enzim replikasi yang utama, sedangkan enzim pol I memegang peran
sekunder.Sementara itu, enzim DNA polymerase untuk sintesis DNA kromosom pada eukariot
disebut polymerase α.

Selain mampu melakukan pemanjangn atau polimerisasi DNA, sebagian besar enzim
DNA polymerase mempunyai aktivitas nuclease, yaitu pembuangan molekul nukleotida dari
untai polinukleotida. Aktivitas nuclease dapat dibedakan menjadi

- Eksonuklease atau pembuangan nukleotida dari ujung polinukleotida


- Endonuclease atau pemotongan ikatan fosfodiester di dalam untai polinukleotida

Enzim pol I dan pol III dari E.coli mempunyai aktivitas eksonuklease yang hanya bekerja
pada ujung 3’.Artinya, pemotongan terjadi dari ujung 3’ kea rah ujung 5’.Hal ini bermanfaat
untuk memperbaiki kesalahan sintesis DNA atau kesalahan penambahan basa, yang bisa saja
terjadi meskipun sangat jarang (sekita satu diantara sejuta basa).Kesalahan penambahan basa
pada untai polinukleotida yang sedang tumbuh (dipolimerisasi) menjadikan basa-basa salah
berpasangan, misalnya A dengan C. fungsi perbaikan kesalahan yang dijalankan oleh enzim pol
I dan III tersebut dinamakan fungsi penyuntingan (proofreading). Khusus enzim pol I ternyata
juga mempunyai aktivitas eksonuklease 5’ 3’ disamping aktivitas eksonuklease 3’
5’

Enzim lain yang berperan dalam proses sintesis DNA adalah primase. Enzim ini bekerja
pada tahap inisiasi dengan cara mengatur pembentukan molekul primer didaerah ori. Setelah
primer terbentuk barulah DNA polymerase melakukan elongasi atau pemanjangan untai DNA.

Tahap inisiasi sintesis DNA juga melibatkan enzim DNA girase dan protein yang
mendestabilkan pilinan (helix destabilizing protein).Kedua enzim ini berperan dalam pembukaan
pilinan diantara kedua untai DNA sehingga kedua untai tersebut dapat saling memisah.

19
Pada bagian berikut ini akan dijelaskan bahwa sintesis DNA baru tidak hanya terjadi
pada salah satu untai DNA, tetapi pada kedua-duanya. Hanya saja sintesis DNA pada salah satu
untai berlangsung tidak kontinyu sehingga menghasilkan fragmen yang terputus-putus. Untuk
menyambung fragmen-fragmen ini diperlukan enzim yang disebut DNA ligase.

Replikasi pada kedua untai DNA

Proses replikasi DNA yang kita bicarakan diatas sebenarnya barulah proses terjadi pada salah
satu untai DNA. Untai DNA tersebut sering dinamakan untai pengarah (leading strand). Sintesis
DNA baru pada untai pengarah ini berlangsung secara kontinyu dari ujung 5’ ke ujung 3’ atau
bergerak disepanjang untai pengarah dari ujung 3’ ke ujung 5’.

Pada untai DNA pasangannya ternyata juga terjadi sintesis DNA baru dari ujung 5’ ke ujung 3’
atau bergerak disepanjang untai DNA cetakannya ini dari ujung 3’ ke ujung5’. Namun, sintesis
DNA pada untai yang satu ini tidak berjalan kontinyu sehingga menghasilakan fragmen terputus-
putus, yang masing-masing mempunyai arah 5’ 3’. Terjadi sintesis DNA yang tidak kontinyu
sebenarnya disebabkan oleh sifat enzim DNA polymerase yang hanya dapat menyintesis DNA
dari arah 5’ ke 3’ serta ketidakmampuannya untuk melakukan inisiasi sintesis DNA.

Untai DNA yang menjadi cetakan bagi sintesis DNA tidak kontinyu ini disebut untai tertinggal
(lagging strand). Sementara itu, fragmen-fragmen DNA yang dihasilkan dari sintesis yang tidak
kontinyu dinamakan fragmen okazaki, sesuai dengan nama penemunyaa. Seperti telah
dikemukakan diatas, fragmen-fragmen Okasaki akan disatukan menjadi sebuah untai DNA yang
utuh dengan bantuan enzim DNA ligase.

20
Konsep dasar replikasi DNA adalah:

- Sebelum melakukan replikasi, molekul induk mempunyai dua untai DNA komplementer
- Langkah pertama dalam replikasi adalah pemisahan kedua untai DNA
- Setiap untai yang lama berfungsi sebagai cetakan yang menetukan urutan nukleotida
terpasang untai komplementer yang baru yang sesuai
- Nukleotida baru tersebut disambung satu sama lain untuk membentuk tulang belakang gula
fosfat dari untaian baru

Tiga model replikasi DNA adalah:

- Model konservatif yaitu heliks ganda induk tetap dalam keadaan utuh dan salinan kedua
yang sama telah dibuat
- Model semi konservatif yaitu kedua untai molekul iduk berpisah dan setiap untai berfungsi
sebagai cetakan untuk mensintesis komplementer yang baru
- Model dispersif yaitu setiap untai dari kedua molekul anak terdiri dari campuran bagian
untai lama dan untai yang baru disintesis

5. Transkripsi
Transkripsi DNA merupakan proses pembentukan RNA dari DNA sebagai cetakan. Proses
transkripsi menghasilkan mRNA, rRNA dan tRNA. Pembentukan RNA dilakukan oleh
enzim RNA polymerase. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu :
a. Inisiasi : enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga pengikatan RNA polymerase
terjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan ditranskripsi. Tempat
pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter. Kemudian
RNA polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu utas DNA berfungsi
sebagai cetakan. Nukleotida promoter pada eukariot adalah 5′-GNNCAATCT-3′ dan 5′-
TATAAAT-3′. Simbul N menunjukkan nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada
prokariot, urutan promotornya adalah 5′-TTGACA-3′ dan 5′-TATAAT-3′.
b. Elongasi : Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA, membuka double
heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3′ dari RNA yang sedang tumbuh.

21
c. Terminasi : terjadi pada tempat tertentu. Proses terminasi transkripsi ditandai dengan
terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan.

Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang tidak
menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas
yang membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut
splicing. Proses splicing terjadi di nukleus.Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan
pada ujung 5′, selanjutnya ujung 5′ yang bebas menempelkan diri pada suatu tempat pada
intron dan membentuk struktur seperti laso yang terjadi karena ikatan 5′-2′fosfodiester.
Selanjutnya tempat pemotongan pada ujung 3 terputus sehingga dua buah ekson menjadi
bersatu.rRNA dan tRNA merupakan hasil akhir dari proses transkripsi, sedangkan mRNA
akan mengalami translasi. tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida
pada mRNA dan mengubahnya menjadi asam amino. Struktur molekul tRNA adalah
seperti daun semanggi yang terdiri dari 5 komponen yaitu
- Lengan aseptor: merupakan tempat menempelnya asam amino,
- Lengan D atau DHU: terdapat dihidrourasil pirimidin,

22
- Lengan antikodon: memiliki antikodon yang basanya komplementer dengan basa pada
mRNA
- Lengan tambahan
- Lengan TUU: mengandung T, U dan C

6. Translasi
Bila dibandingkan dengan transkripsi, translasi merupakan proses yang lebih rumit karena
melibatkan fungsi berbagai makromolekul. Oleh karena kebanyakan di antara
makromolekul ini terdapat dalam jumlah besar di dalam sel, maka sistem translasi menjadi
bagian utama mesin metabolisme pada tiap sel.
Pada prokariota yang terdiri dari satu ruang, proses transkripsi dan translasi terjadi
bersama-sama. Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA
menjadi polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetic merupakan aturan yang penting.
Dalam kode genetic, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga – tiga.Setiap
gugus tiga disebut kodon.Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang
terdapat pada tRNA.
Mekanisme translasi adalah:
1. Inisiasi. Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA.
Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5′-AGGAGGU-3′, sedang pada
eukariot terjadi pada struktur tudung (7mGpppNpN).Selanjutnya ribosom bergeser ke arah
3′ sampai bertemu dengan kodon AUG.Kodon ini menjadi kodon awal.Asam amino yang
dibawa oleh tRNA awal adalah metionin.Metionin adalah asam amino yang disandi oleh
AUG.pada bakteri, metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara
mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks inisiasi.
Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang melibatkan
banyak protein initiation factor.
2. Elongation. Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil
menghasilkan dua tempat yang terpisah .Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang
ditempati oleh tRNA-Nformil metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang
terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan
antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya kedua tempat di

23
ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino.Ikatan tRNA dengan
Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada
tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada
pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang
tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti
sebelumnya.
3. Terminasi. Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu
UAA, UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon
yang sesuai. Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai
polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi
sub unit kecil dan besar.

7. Fungsi DNA

DNA sebagai materi genetik pada sebagian besar organisme harus dapat menjalankan tiga
macam fungsi pokok berikut ini :

 DNA harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat meneruskan
informasi tersebut dari yang tertua kepada keturunannya, dari generasi ke generasi.
Fungsi ini merupakan fungsi genotipik, yang dilaksanakan melalui replikasi.
 DNA harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi genetik harus
mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu
dewasa. Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik.
 DNA sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga organisme yang
bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah. Tanpa
perubahan semacam ini, evolusi tidak akan pernah berlangsung. Fungsi ini merupakan
fungsi evolusioner.

B. RNA ( ribonucleic acid )

RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi
sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.RNA sebagai penyimpan informasi genetik
misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus.RNA sebagai penyalur

24
informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein.RNA juga dapat berfungsi
sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA
lain.

1. Struktur RNA

RNA merupakan rantai tungga polinukleotida.Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus
molekul, yaitu :

 5 karbon
 basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan
golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
 gugus fosfat

Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul yang
dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar untuk sintesis
DNA.Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu nukleotida atau
ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA
merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA.

2. Tipe RNA

RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu mRNA ( messenger RNA ) atau RNAd ( RNA duta ),
tRNA ( transfer RNA ) atau RNAt ( RNA transfer ), dan rRNA ( ribosomal RNA ) atau RNAr
( RNA ribosomal ).

25
 RNAd

RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah satu urutan
basa rantai DNA.RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari kromosom (di dalam
inti sel) ke ribosom (di sitoplasma).Kode genetik RNAd tersebut kemudian menjadi cetakan
utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida.RNAd berupa rantai
tunggal yang relatif panjang.

 RNAr

RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom.Setiap subunit


ribosom terdiri dari 30 – 46% molekul RNAr dan 70 – 80% protein.

 RNAt

RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke ribosom.Pada salah
satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa pendek ( disebut antikodon ).Suatu asam amino
akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung antikodon.Pelekatan ini
merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam amino spesifik yang nantinya
berguna dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada
RNAd.

3. RNA sebagai Materi Genetik pada Beberapa Virus

Beberapa virus tertentu diketahui tidak mempunyai DNA, tetapi hanya tersusun dari RNA
dan protein. Untuk memastikan diantara kedua makromolekul tersebut yang berperan sebagai
materi genetic anatara lain telah dilakukan percobaan rekonstitusi yang dilaporkan oleh H.
Fraenkel.Concrat dan B. Singer pada tahun 1957.

Mereka melakukan penelitian pada virus mozaik tembakau atau tobacco mosaic virus
(TMV), yaitu virus yang menyebabkan timbulnya penyakit mozaik pada daun tembakau.Virus
ini mengandung molekul RNA yang terbungkus di dalam selubung protein. Dengan perlakuan
kimia tertentu molekul RNA dapat dipisahkan dari selubung proteinnya untuk kemudian yang
digabungkan (direkonstitusi) dengan selubug protein dari strain TMV lain.

26
RNA dari strain A direkonstitusi dengan protein strain B. sebaliknya, RNA dari strain B
direkonstitusi dengan protein dari strain A. kedua TMV hasil rekonstitusi ini kemudian
diinfeksikan ke inangnya (daun temabakau) agar mengalami penggadaan. TMV hasil
penggandaan ternyata merupakan strain A jika RNAnya berasal dari strain A dan merupakan
strain B jika RNAnya berasal dari strain B. jadi, faktor yang menentkan strain hasil penggandaan
adalah RNA, bukan protein. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa materi genetic pada
virus-virus yang tidak mempunyai DNA, seperti halnya TMV, adalah RNA.

Perbedaan antara DNA dan RNA


Berdasarkan penjelasan sebelumnya kita dapat menyimpulkan beberapa perbedaan antara
DNA dengan RNA sebagai berikut :
- komponen : Gula pada DNA deoksiribosa , sedangkan RNA adalah ribosa Basa nitrogen :
- purin : DNA adalah Adenin dan Guanin, pada RNA adalah Adenin dan Guanin
- Pirimidin : DNA adalah Timin dan sitosin, pada RNA adalah Urasil dan sitosin
- Bentuk : DNA berbentuk rantai panjang , ganda, dan berpilin (double heliks) — RNA
berbentuk rantai pendek, tunggal, dan tidak berpilin
- Letak : — DNA terletak di dalam nukleus, kloroplas, mitokondria – RNA terletak di dalam
nukleus, sitoplasma, kloroplas, mitokondria
- Kadar : — DNA tetap – RNA tidak tetap

C. KROMOSOM

27
Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-
cirinya dijelaskan dengan detail oleh Walther Flemming pada 1882. Kromosom (bahasa
Yunani: chroma, warna; dan soma, badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret
panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein terkait yang
merupakan informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima jenis histon dan faktor
transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens
nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut
kromatin.

Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur
order-quasi dalam nukleus, di mana ia membungkus histon (protein struktural, Gambar 1), dan
di mana material komposit ini disebut kromatin. Selama mitosis (pembelahan sel), kromosom
terkondensasi dan disebut kromosom metafase.Hal ini menyebabkan masing-masing
kromosom dapat diamati melalui mikroskop optik.Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang
pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancispetit yang berarti kecil) dan lengan yang panjang
lengan q (q mengikuti p dalam alfabet).

Kromosom ini berfungsi sebagai penyimpanan bahan materi genetik kehidupan.Ia


terdiri dari DNA, kita tahu DNA memiliki peran sangat penting, yaitu untuk menjalankan tugas
sehari-hari, dan juga menyimpan setiap informasi genetik, ia dapat juga membantu langsung
suatu organisme untuk tumbuh. Jadi kromosom ini memiliki fungsi yang besar dalam tubuh
kita.

1. Struktur Kromosom
Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon.Dari
Ikatan ini dihasilkan Nukleosom, yang memiliki ukuran panjang sekitar 10 nm. Kemudian
nukleosom akan membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi penyusun dari
kromatid (lengan kromosom) , satu lengan kromosom ini kira-kira memiliki lebar 700 nm.

28
Struktur Penyusun Kromosom

Gambar di bawah ini merupakan bentuk kromosom secara umum

Bentuk Kromosom
Berikut adalah penjelasan dari bagian-bagian kromosom

1.Kromatid
Kromatid merupakan bagian lengan kromosom yang terikat satu sama lainnya, 2 kromatid
kembar ini diikat oleh sentromer. Nama jamak dari kromatid adalah kromonema.Kromonema
biasanya terlihat pada pembelahan sel masa profase dan kadang – kadang interfase.
2. Sentromer
Pada kromosom terdapat satu daerah yang tidak mengandung gen (informasi genetik), daerah ini
dinamakan Sentromer. Pada masa pembelahan, sentromer merupakan struktur yang sangat
penting, di bagian inilah lengan kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada

29
masing-masing bagian kutub pembelahan. Bagian dari kromosom yang melekat pada sentromer
dikenal dengan istilah ‘kinetokor’.

3.Kromomer
Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi
kromatid yang kadang-kadang terlihat pada pembelahan masa interfase.Pada kromosom yang
telah mengalami pembelahan berkali-kali, biasanya kromomer ini sangat jelas terlihat.
4.Telomer
Telomer adalah bagian berisi DNA pada kromosom, fungsinya untuk menjaga stabilitas ujung
kromosom agar DNA nya tidak terurai.
2. Tipe Kromosom
Apabila dibedakan berdasarkan letak sentromer pada lengan kromatid, maka akan ada 4 tipe
kromosom.

 Talosentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di ujung kromosom.


 Metasentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di tengah kromatid sehingga
secara relatif membagi kromatid menjadi dua bagian.
 Submetasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah,
namun tidak pada bagian tengah, sehingga kromatid nya terlihat sedikit panjang sebelah.
 Akrosentrik, yaitu kromosom yang letak sentromer nya berada diantara tengah dan
ujung lengan kromatid.

Tipe Sentromer

2. Jumlah Kromosom

30
Dalam tubuh suatu organisme terdapat jumlah kromosom yang berbeda-beda.
Pada Organisme terdapat dua macam kromosom, yaitu :

 Kromosom Seks (Genosom) yang menentukan jenis kelamin


 Kromosom Tubuh (Autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin

Kromosom pada makhluk hidup biasanya ditemukan dalam keadaan berpasang-pasangan, oleh
karena itu disebut diploid. Kromosom diploid dipertahankan dari generasi ke generasi dengan
pemebelahan mitosis (pembelahan yang menghasilkan dua anak yang bersifat sama dengan
induknya). Kromosom yang berpasangan (kromosom homolog) memiliki bentuk, ukuran, dan
komposisi yang sama.

Pada manusia setiap sel somatik berjumlah 46 (kecuali sel sperma dan ovum, karena memiliki
set tunggal kromosom) kromosom atau 23 pasang. 46 kromosom manusia ini merupakan dua set
kromosom yang terdiri dari masing-masing 23 kromosom, yaitu satu set maternal (dari ibu) dan
satu set paternal (dari ayah). Gambar di bawah merupakan bentuk 23 pasang kromosom manusia

31
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Materi genetic adalah gen yang merupakan sepotong DNA yang membawa informasi
suatu sifat dan gen tersebut terdapat di kromosom. Secar garis peran DNA didalam sebuah sel
adalah sebagai materi genetic ; artinya, DNA menyipan cetak biru bagi segala aktivitas sel.

DNA ( Deoxyribose Nucleic Acid) adalah asam nukleotida yang merupakan rangkaian
molekul penentu bentuk dan sifat semua makhluk hidup, biasanya dalam bentuk heliks ganda
yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan biologis dari seluruh
bentuk kehidupan sel. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.DNA tersusun
sebagai untai komplementer dengan ikatan hidrogen di antara mereka. Masing-masing untai
DNA adalah rantai kimia (batu bata penyusun), yakni nukleotida, yang terdiri dari empat tipe:
adenine, guanine, sitosin, timin. Dari data kimia Chargaff serta difraksi sinar X Wilkins dan
Franklin tersebut Watson dan Crick mengusulkan model struktur DNA yang dikenal sebagai
model tangga berpilin (double helix).Menurut model ini kedua untai polinukleotida saling
memilin disepanjang sumbu yang sama. Satu sama lain arahnya sejajar tetapi berlawanan
(antiparalel). Basa-basa nitrogen menghadap kearah dalam sumbu, dan terjadi ikatan hydrogen
antara basa A pada satu untai lainnya melalui ikatan hydrogen. Oleh karena itu, begitu urutan
basa pada satu untai polinukleotida diketahui, maka urutan basa pada untai lainnya dapat
ditentukan pula. Adanya perpasangan yang khas diantara basa-basa nitrogen itu menyebabkan
kedua untai polinukleotida komplementer satu sama lain

RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi
sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.RNA sebagai penyimpan informasi genetik
misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus.RNA sebagai penyalur
informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein.RNA juga dapat berfungsi

32
sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA
lain. RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida.Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus
molekul, yaitu : 5 karbon, basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan
DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U) dan gugus fosfat.
RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu mRNA ( messenger RNA ) atau RNAd ( RNA duta ), tRNA
( transfer RNA ) atau RNAt ( RNA transfer ), dan rRNA ( ribosomal RNA ) atau RNAr ( RNA
ribosomal ).

Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna; dan soma, badan) merupakan struktur di
dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai
protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima
jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur
regulator dan sekuens nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota,
secara khusus disebut kromatin.Kromosom ini berfungsi sebagai penyimpanan bahan materi
genetik kehidupan.Ia terdiri dari DNA, kita tahu DNA memiliki peran sangat penting, yaitu
untuk menjalankan tugas sehari-hari, dan juga menyimpan setiap informasi genetik, ia dapat
juga membantu langsung suatu organisme untuk tumbuh. Jadi kromosom ini memiliki fungsi
yang besar dalam tubuh kita.

33
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus H. Susanto.2011. Genetika. Graha Ilmu, Yogyakarta
2. Victoria Henuhili, 2013. Genetika Molekuler.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ir.%20Victoria%20Henuhili,%20%20M.Si./
Genetika%20Molekular_diktat%20kuliah.pdf
3. Anonym, Materi Genetik (DNA dan RNA), http://ebookinga.com/pdf/materi-genetika
4. Saefudin, 2007 Genetika.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031-SAEFUDIN/
GENETIKA_saefudin-BIOUPI.pdf
5. Dadan Rosana, 2012.struktur dan fungsi DNA dan RNA
http://gatotciptadi.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/2012-klh5-struktur -dan-fungsi-DNA-RNA.pdf

34

Anda mungkin juga menyukai