BIOKIMIA
Disusun Oleh:
NPM : 210106173
Kelas : Farmasi D
FAKULTAS KESEHATAN
2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
penulis diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “Isolasi DNA Bakteri".
Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN......................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Biologi sel dan molekuler merupakan bidang ilmu yang terus menerus
berkembang. Ilmu ini bermanfaat hampir di semua bidang. Baik dalam
bidang medis untuk menangani kelainan-kelainan genetik dan penemuan
obat-obat baru, pada bidang pertanian, peternakan, kehutanan untuk
meningkatkan produk-produk baik tanaman maupun hewan unggul serta
dibidang lingkungan dalam hal mengatasi polutan dan perannya dalam
kemajuan produksi pangan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, seluruh unit kegiatan manusia tidak bisa terlepas dari analisis
tingkat molekuler yang melibatkan asam nukleat (DNA) (Restu & Gusmiaty,
2018).
1
molekuler yang melibatkan asam nukleat (DNA). Analisis tingkat molekuler
dengan DNA sebagai objeknya diawali dengan proses ektraksi DNA untuk
mendapatkan DNA yang murni dengan konsentrasi tinggi sehingga dapat
digunakan untuk analisis molekuler selanjutnya, seperti PCR, RLFP, dan
RAPD (Fatchiyah, 2019).
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
DNA adalah salah satu dari asam nukleat, selain RNA. Manusia normal
memiliki 46 kromosom atau 23 pasang kromosom, terdiri dari 22 pasang
autosom yaitu kromosom yang terdapat pada sel tubuh, yang jumlahnya sama
baik pada laki-laki maupun perempuan sama, dan 1 pasang sex kromosom
yaitu kromosom yang terdapat pada gamet. Kromosom XY pada gamet jantan
(sperma), kromosom XX pada gamet betina (sel telur). DNA di dalam setiap
sel yang dimiliki, dikemas sedemikian rupa dengan protein yang disebut
protein histon. DNA yang dikemas dengan protein histon disebut nukleosom.
Rangkaian nukleosom disebut kromatin, kemudian rangkaian kromatin dikenal
dengan kromosom. Secara singkat, bila diurutkan, unsur paling kecil adalah
gen dan yang paling rumit adalah kromosom (Brown, 2021).
DNA terletak didalam sel. Oleh karena itu untuk mendapatkan DNA
diperlukan tahap khusus yang biasanya dilakukan di laboratorium tertentu.
Untuk mengeluarkan DNA dari sel maka teknik pemurnian DNA secara
biokimia dilakukan dengan cara merusak dinding sel menggunakan larutan
bufer tententu dan campuran berbagai jenis deterjen. Dengan terbukanya
lapisan membran sel maka DNA dapat dikeluarkan dan diendapkan dengan
penambahan alkohol (Artama, 2021).
Keberhasilan proses isolasi DNA ditentukan oleh tiga hal penting, yaitu
kemurnian DNA 1.8-2.0, keutuhan DNA dan konsentrasi tinggi. DNA total
yang dihasilkan dari proses isolasi DNA dari sel hewan terdiri atas DNA inti
dan DNA mitokondria. DNA inti merupakan komponen penyusun gen yang
berada dalam lokus kromosom di dalam inti sel (Nurhayati & Damarwati,
2017).
6
penggunaan Kit juga memberikan keunggulan yaitu sederhana. Dikatakan
sederhana karena dalam pengerjaannya tidak rumit dan aman (resiko terpapar
bahan toksik dapat dihindari seperti tidak adanya penggunaan kloroform dan
deterjen). Ekstraksi DNA dengan menggunakan kit umumnya menghasilkan
DNA dengan kualitas yang lebih baik (Nurhayati & Damarwati, 2017).
Untuk memperoleh isolat DNA dari spesimen ada beberapa hal yang
harus dilakukan dengan benar, yaitu (Ahmed et al, 2018):
7
1. Pemecahan dinding sel-sel atau jaringan yang akan diisolasi DNA-nya,
seperti sel-sel darah merah, kultur sel bakteri, dan jaringan hewan atau
tanaman. Sel-sel dari kultur sel atau bakteri disentrifugasi dengan
kecepatan 8.000-10.000 rpm selama 10 menit.
a. Secara fisik: sel dipecah dengan kekuatan mekanik atau resonansi
b. Secara kimiawi: sel dirusak dengan buffer lisis berisi senyawa kimia
yang dapat merusak integritas barrier dinding sel. Senyawa kimia yang
biasa dipakai adalah: lisozim, EDTA (etilen diamin tetra asetat), Tris-
Cl dan SDS (sodium dodecyle sulphate).
2. Debris sel dipisahkan dari larutan DNA.
3. Presipitasi RNA dan protein agar diperoleh DNA yang murni.
4. Presipitasi DNA dengan etanol dingin.
5. Pemurnian DNA dari ekstrak sel dengan menggunakan salah satu bahan
kimia seperti berikut ini: fenol; fenol: kloroform; isopropanol; fenol:
kloroform: isoamilalkohol.
6. Selain itu untuk pemurnian DNA dari kontaminan protein digunakan
enzim protease yaitu Pronase atau Proteinase-K, dan kontaminan RNA
dengan menggunakan RNase.
7. Pemisahan DNA dari molekul RNA dan protein dapat dilakukan dengan
menggunakan densitas gradien sentrifugasi Cesium Chlorida (CsCl),
dengan cara ini DNA akan terpisah pada band yang berbeda dengan
protein dan RNA bahkan antara DNA linier dan DNA sirkuler. Selain itu,
dengan menggunakan garam dengan konsentrasi tinggi, seperti 0,25 M
natrium asetat atau 0,1 M natrium klorida.
8. Presipitasi akhir DNA dapat dilakukan dengan menggunakan etanol dingin
di bawah kondisi ionik yang kuat. Dan dicuci dengan EtOH (etanol) 70%.
9. Pelet DNA dilarutkan dengan buffer TE atau ddH2O steril.
Preparasi DNA bakteriophage atau virus, sedikit agak berbeda dengan sel-
sel bakteri, yaitu (Ahmed et al, 2018):
Saat ini, isolasi DNA bakteri dapat dilakukan dengan teknik yang
lebih modern, atau disebut dengan teknik Kit (Quick Extract Plant DNA
Extraction). Kelebihan dari Metode Kit ini adalah prosedur kerja yang simpel,
proses pengerjaan yang cepat, dan tidak menggunakan bahan kimia
berbahaya seperti kloroform dan memerlukan penanganan yang mudah.
Metode Kit tersebut hanya memerlukan satu jenis reagen dan dua kali
inkubasi tanpa proses penggerusan dan sentrifugasi (Nurhayati & Damarwati,
2017).
9
2.5 Alat isolasi DNA
Berikut ini alat-alat yang hanya digunakan untuk isolasi DNA di antaranya
(Fatchiyah, 2017):
10
4. Tambahkan Proteinase K sebanyak 20 μL (pastikan ddH2O telah
ditambahkan sebelumnya).
5. Inkubasi pada suhu 60°C minimal selama 10 menit. Selama inkubasi,
tabung dibalik setiap 3 menit.
6. Pada tahapan lisis, tambahkan 200 μL GB Buffer ke dalam sampel dan
dicampur hingga merata dengan cara divortex selama 10 detik.
7. Inkubasi pada suhu 70°C minimal selama 10 menit. Selama inkubasi,
tabung dibalik setiap 3 menit.
8. Selanjutnya pada tahap pengikatan DNA, tambahkan 200 μL etanol
absolut pada lisat sampel dan dengan segera dicampur dengan cara
dikocok. Jika terjadi pengendapan, pisahkan sebisa mungkin dengan
menggunakan pipet.
9. GD Column diletakkan pada Collection tube2 mL. Campuran (termasuk
endapan) dipindahkan ke dalam GD Column selanjutnya disentrifugasi
dengan kecepatan 14.000-16.000 x g selama 2 menit.
10. Collection tube ukuran 2 mL yang berisi materi sisa dipisahkan
selanjutnya GD Column diletakkan pada Collection tube ukuran 2 mL
yang baru.
11. Pada tahap pencucian, tambahkan 400 μL of W1 Bufer pada GD Column.
Disentrifugasi dengan kecepatan 14-16.000 x g selama 30 detik
selanjutnya materi pada collection tube dipisahkan.
12. GD Column diletakkan kembali pada collection tube 2 mL. Ditambahkan
600 μL Wash Buffer (pastikan etanol telah ditambahkan) pada GD
Column. Disentrifugasi pada kecepatan 14.000-16.000 x g selama 30 detik
selanjutnya materi pada collection tube dipisahkan.
13. GD Column diletakkan kembali pada collection tube 2 mL. Disentrifugasi
kembali selama 3 menit pada kecepatan 14.000-16.000 x g untuk
mengeringkan kolom matrik dan selanjutnya dilakukan elusi DNA.
14. GD Column kering dipindahkan pada tabung mikrosentrifuge 1,5 mL
bersih. Ditambahkan pre-heated Elution Buffer ke dalam tengah kolom
matrik. Didiamkan sedikitnya 3 menit agar Elution Buffer terserap
11
sempurna. Disentrifugasi dengan kecepatan 14.000-16.000 x g selama 30
detik untuk menghasilkan DNA yang murni.
15. Setelah proses isolasi selesai, kemudian dilanjutkan dengan analisis isolat
DNA. Analisis DNA dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan utama isolasi asam nukleat adalah untuk memisahkan DNA atau
RNA dari bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Dengan
memperoleh DNA atau RNA yang murni, maka akan diperoleh bahan DNA
dan atau RNA untuk digunakan dan dimanfaatkan sebagai sampel untuk
pemeriksaan analisis molekuler tahap selanjutnya sesuai tujuan tertentu,
misalnya untuk dilanjutkan proses amplifikasi untuk mengidentifikasi atau
mendeteksi ada tidaknya gen pada suatu penyakit infeksi tertentu atau gen
resisten terhadap suatu antibiotik tertentu (MDR) dan lain-lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, B., & Damarwati, S. (2017). Biologi Sel dan Molekuler. Kemenkes RI.
Jakarta.
Restu, M., Mukrimin, & Gusmiaty. (2018). Optimalisasi Teknik Ekstraksi dan
Isolasi DNA Tanaman Suren (Toona SureniMerr.) untuk Analisis
Keragaman Genetik berdasarkan Random Amplified Polymorphic DNA
(RAPD). Jurnal Natur Indonesia, 14 (2): 138-142.
14