Genetika
PERCOBAAN VI
ISOLASI DNA
NAMA : FATMAWATI
NIM : H041211002
KELOMPOK : IV (EMPAT) B
LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
pewarisan sifat pada mahluk hidup. Kata genetika sendiri pertama kali
diperkenalkan oleh William Bateson sebagai cabang baru dalam ilmu Biologi.
Ilmu genetika telah lama diterapkan oleh nenek moyang kita melalui proses
seleksi buatan. Nenek moyang kita mendomestifikasi tumbuhan dan hewan liar
dengan sifat yang diinginkan. Jagung rnerupakan salah satu contoh hasil
memperoleh informasi genetik dan analisis genetik. DNA dengan kualitas yang
pustaka genom, hingga sekuensing. Prinsip isolasi DNA terdiri dari tiga tahapan,
yaitu: lisis dinding dan membran sel, pemisahan atau purifikasi DNA, dan
presipitasi DNA. Permasalahan utama yang sering muncul dalam proses isolasi
dan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman yang dapat
untuk mengetahui cara atau metode yang benar secara konvensional untuk
1. Untuk mengetahui cara atau metode yang benar untuk memisahkan atau
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 22 April 2022 pukul
Universitas Hasanuddin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahun 1869 seorang ahli ilmu kimia berkebangsaan Jerman bernama
bahwa nukleus sel tidak terdiri dari kerbohidrat, protein maupun lemak,
melainkan terdiri dari zat yang mempunyai pengandungan fosfor sangat tinggi.
Oleh karena itu zat itu terdapat didalam nukleus sel, maka zat itu disebut nuklein.
Nama ini kemudian diubah menjadi asam nukleat, karena asam ikut
menyusunnya. Asam nukleat terdiri atas dua tipe yaitu asam deoksiribonukleat
atau ADN (deoxyribonucleic acid atau DNA) dan asam ribonukleat atau ARN
adalah bahan genetik seperti beberapa kejadian memberikan petunjuk secara tidak
langsung bahwa ADN itu mengandung informasi genetik dari makhluk hidup,
banyak terdapat didalam sitoplasma, adanya korelasi yang tepat antara banyaknya
ADN tiap sel dengan jumlah sel kromosom dalam setiap sel kromosom dalam tiap
sel, dan susunan molekuler dari ADN dalam semua sel yang berbeda-beda dari
suatu organisme adalah sama sedangkan susunan ARN dan protein bervariasi dari
satu tipe sel lainnya baik kualitas maupun kuantitasnya. Percobaan-percobaan ini
terdapat didalam kromosom. Sedikit ADN terdapat juga didalam organel seperti
mitokondria dari tumbuhan dan hewan, dan dalam kloroplast dari ganggang dan
tumbuhan tingkat tinggi. Asam nukleat tersusun atas nukleotida, yang bila terurai
terdiri dari gula, pospat dan basa yang mengandung nitrogen. Karena banyaknya
nukleotida yang menyusun molekul ADN, maka molekul ADN merupakan suatu
polinukleotida. Molekul gula yang menyusun ADN adalah sebuah pentosa, yaitu
molekul ADN dibedakan atas kelompok pirimidin yaitu sitosin dan timin
DNA adalah materi genetik yang diwarisi organisme dari induknya. Setiap
satu atau lebih gen. Ketika sel mereproduksi diri melalui pembelahan, maka
semua aktivitas sel. Namun, DNA sendiri tidak terlibat langsung dalam
pelaksanaan operasi sel (Campbell dkk., 2010). Basa nitrogen, dibedakan atas
primidin yang terdiri atas cytosine (C) dan thymine (T) serta purin yang terdiri
Hibridisasi DNA terbagi dalam dua kategori, yaitu Hibridisasi Southern dan
Hibridisasi Nothern Blot. Hibridisasi Southern adalah proses perpasangan antara
DNA yang menjadi sasaran dan DNA pelacak, hibridisasi southern dibagi ke
dalam empat tahap, yaitu fiksasi DNA di membran (nitroselulosa atau nilon),
Hibridisasi Nothern atau RNA Blot secara umum sama seperti Suothern Blot yang
membedakan adalah pada sampel yang digunakan yaitu RNA (Aisah dkk., 2017).
Asam nukleat lain yang juga sangat penting ialah asam ribonukleat
(ribonucleic acid, RNA). Seperti halnya DNA, RNA terdiri atas tiga macam
molekul, yakni gula pentosa, asam pospat, dan basa nitrogen. Perbedaan DNA dan
RNA salah satunya terletak pada basa primidinnya. Basa pirimidin pada DNA
terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) sedangkan basa pirimidin pada RNA terdiri
hidup. Sel mengandung materi genetik yang terletak pada inti sel dan mitokondria
(pada hewan) atau kloroplas (pada tumbuhan). Materi genetik ini dapat berupa
tercampur dengan komponen sel lainnya seperti protein dan karbohidrat. Isolasi
DNA genom dapat dilakukan dengan metode lisis sel secara fisik dan kimia.
Secara fisik sel dipecah dengan kekuatan mekanik yaitu secara freeze thaw, bead
kimia sel dirusak dengan buffer lisis berisi senyawa kimia yang dapat merusak
integritas barrier dinding sel, misalnya SDS (Sodium Dedocyl Sulfate) dan CTAB
seluler. Isolasi DNA dianggap penting sebagai langkah awal dalam mengenali
profil pita DNA. Namun, yang menjadi kendala adalah terkadang dalam
melakukan isolasi DNA, ditemukan DNA yang memiliki kualitas dan kuantitas
yang rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari konsentrasi DNA-nya. Memang
Isolasi DNA merupakan salah satu tahap penting dalam kegiatan berbasis
molekuler. Dibutuhkan DNA dengan kualitas yang baik untuk berbagai kegiatan
sekuensing. Permasalahan utama yang sering muncul dalam proses isolasi DNA
tanaman adalah kehadiran senyawa kontaminan pada sampel yang diisolasi seperti
Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis),
ekstraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta
pemurnian DNA. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses isolasi
DNA antara lain harus menghasilkan DNA tanpa adanya kontaminan seperti
protein dan RNA, metodenya harus efektif dan bisa dilakukan untuk semua
spesies. Metode yang dilakukan dilakukan tidak boleh mengubah struktur dan
fungsi molekul DNA, dan metodenya harus sederhana dan cepat (Nugroho, 2017).
Prinsip isolasi DNA terdiri dari tiga tahapan, yaitu lisis untuk
menghancurkan dinding dan membran sel baik secara fisik menggunakan deterjen
menggunakan garam karena mengandung SDS, dan presipitasi DNA atau proses
Ekstraksi DNA terdiri dari tiga tahap utama yakni perusakan dinding sel
Pemecahan sel atau lisis pada proses ekstraksi sel bertujuan untuk menghancurkan
membran dan dinding sel sehingga bagian dalam sel dapat keluar. Selanjutnya
tahap pemisahan DNA dari makromolekul lain seperti protein, sebagian kecil
RNA, lipid dan polisakarida. Tahap terakhir ialah pemurnian DNA, tahap ini
bertujuan untuk menghilangkan residu dari zat yang digunakan pada tahap lisis
cukup lama (± 18 jam). Salah satu bentuk modifikasi proses ekstraksi DNA ialah
penggunaan kit ekstraksi komersial yang telah berisi campuran bahan yang
dibutuhkan untuk proses ekstraksi dengan waktu pengerjaan yang cukup singkat (
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, tabung
reaksi, gelas kimia, corong, erlenmeyer, batang pengaduk, pisau, mesin blender,
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah jeruk (Citrus
auriantum), detergen (bubuk dan cair), kertas saring, label, aluminium foil, garam
dilarutkan deterjen cair dan bubuk sebanyak 5 gr menggunakan 500 mL air dan
diaduk selama 15 menit. Setelah itu, dipotong dan diambil daging buah jeruk
menggunakan blender dan dibagi kedalam dua gelas kimia yang masing-masing
gelas diisi 50 mL cairan jeruk halus. Setelah itu, ditambahkan larutan detergen
cair ke salah satu gelas dan larutan detergen bubuk ke gelas lainnya, kemudian
diberi label sesuai jenis detergen yang ditambahkan. Setelah itu, ekstrak jeruk
satu sendok spatula dan diaduk kembali. Setelah itu kedua larutan ini diasring
diamati.
BAB IV
IV.1.3 Purifikasi
IV.1.4 Presipitasi
Gambar 5. Tahapan Presipitasi menggunakan Etanol 96%
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
IV.1.5 Hasil
DNA
Supernatan
Natan
DNA
Supernatan
IV.2 Pembahasan
sel yang lain. Pada percobaan ini, dilakukan isolasi DNA terhadap buah-buahan.
Tahapan isolasi DNA dilakukan dengan 3 tahap yaitu lisis, purifikasi dan
presipitasi. Lisis yaitu tahapan penghancuran dinding sel, dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu mekanik dan kimiawi. Secara mekanik dapat menggunakan alat,
menggunakan NaCl, proses ini bertujuan untuk memisahkan protein, lipid dan
benang/pilinannya.
Keberhasilan proses isolasi DNA ditentukan oleh kuantitas dan kualitas
konvensional. Hal pertama yang dilakukan adalah memotong buah sebanyak 100
gr, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses lisis (fisik) menggunakan blender
dan ditambahkan dengan air. Setelah itu, proses lisis (kimiawi) juga dilakukan
menghancurkan/merusak dinding sel jeruk sebagai tahapan awal isolasi. Hasil dari
tahapan ini ialah ekstrak jeruk yang kemudian dimasukkan kedalam 2 tabung
berisi ekstrak jeruk, hal ini dinamakan sebagai proses purifikasi yang bertujuan
untuk memisahkan/mengikat DNA dari komponen sel yang lain, sehingga DNA
akan mudah diamati. Penggunaan garam pada proses ini dikarenakan garam
mengandung Na+ yang dapat berikatan dengan gugus fosfat DNA. Setelah itu,
penambahan etanol dingin 96% pada masing-masing ekstrak yang telah disaring,
terbentuk pada lapisan atas yang terdapat DNA yang melayang seperti benang-
benang dan dibawah terdapat pengendapan (natan). Presipitat DNA terlihat seperti
jenis etanol lebih kecil daripada massa jenis air. Namun, pada tabung reaksi
sampel dengan detergen cair, presipitasi terjadi pada lapisan atas bukan lapisan
bawah yang menunjukkan bahwa DNA tidak terlarut dalam etanol tetapi larut
dalam air. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan etanol yang digunakan kurang
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
buah jeruk.
dalam ekstraksi DNA buah jeruk, sehingga penggunaan detergen akan sangat
V.2 Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah sebaiknya praktikan lebih telaten
dan teliti dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan hasil pada
Mawardi, A., dan Simonapendi, M. I., 2016, Uji Efektivitas Metode Isolasi DNA
Genom Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Asal Kabupaten Jayawijaya,
Jurnal Biologi Papua, 8(1): 7-12.
Nugroho, E. D., dan Rahayu, D. A., 2017, Pengantar Bioteknologi (Teori dan
Aplikasi), Deepublish, Yogyakarta.
Artadana, I. D. M., dan Savitri, W. D., 2018, Dasar-Dasar Genetika Mendel dan
Pengembangannya, Yogyakarta, Graha Ilmu.