Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi DNA sangat penting dalam biologi molekul maupun bidang
bioteknologi. Pengenalan DNA sangat penting mengingat bioteknologi pada
akhir-akhir ini sangat maju. Terlebih untuk bidang biologi molikuler.
Beberapa bakteri telah berhasil di introduksi ke dalam tanaman seperti pada
kapas dan kedelai. Pentingnya bioteknologi untuk perkembangan
keanekaragaman hayati di masa mendatang memerlukan keterampilan dan
pemikiran. Salah satunya adalah dengan mengetahui cara pengumpulan DNA
dan prinsip dasarnya sebagai pijakan untuk mempelajari biologi molekuler
pada khususnya (Agus, 2014).
DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu, DNA
juga bisa di isolasi. Isolasi DNA adalaha suatu teknik dimana hasil akhirnya
stran-stran DNA dapat terpisah dalam bentuk kumpulan strand berwujud
benang-benang putih. Tujuan isolasi DNA adalah untuk mendapatkan ekstrak
DNA pada jaringan atau sel yang diinginkan (Agus, 2014).
Isolasi DNA perlu dilakukan karena isolasi DNA sendiri merupakan
teknik esensial dalam biologi molikuler. Isolasi DNA adalah tahap awal
dalam mempelajari DNA sequence yang spesifik dengan populasi DNA
lengkap, dan dalam analisa struktur gen (Intan, 2016).
Salah satu kasus DNA yaitu hemofilia adalah suatu penyakit yang
mengakibatkan darah sukar membuka. Jika orang normal mengalami luka,
darahnya akan segera membeku dalam waktu 5-7 menit, sedangkan penderita
hemofilia darahnya baru akan membeku antara 50 menit sampai 2 jam,
sehingga dapat mengakibatkan kematian karena kehabisan darah. Hemofilia
disebabkan oleh gen resesif yang tertau seks pada kromosom X (Intan, 2016).
Berdasarkan uraian di atas yang melatarbelakangi praktikum isolasi
DNA ialah bisa mengetahui dan juga dapat mengamati proses isolasi DNA
dari buah-buahan.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum isolasi DNA ialah untuk mengetahui dan
mengamati proses isolasi DNA dari sampel buah-buahan.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum isolasi DNA, yaitu:
1. Manfaat Umum
Untuk mengetahui tentang isolasi DNA dan bisa mengetahui
bagaimana struktur dari DNA.
2. Manfaat bagi Kesehatan Masyarakat
Isolasi DNA ini sangat penting diketahui orang kesehatan karena di
dunia kesehatan terjadi yang namanya pengecekan DNA, dan pengecekan
DNA itu dilakukan oleh bagian kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DNA (Deoxyribose Nucleic Acid)
1. Pengertian DNA (Deoxyribose Nucleic Acid)
DNA adalah dasar kimiawi hereditas dan penyusun gen yang
menjadi unit fundamental informasi genetik. Informasi genetik yang
disimpan dalam nukleotida berfungsi untuk memenuhi dua tujuan, yaitu
sumber informasi bagi sintesis semua molekul protein pada semua sel,
organisme serta memberikan informasi yang diwariskan kepada anak atau
generasi selanjutnya (Rina, 2017).
DNA pada makhluk hdiup dapat ditemukan pada inti sel (Nukleus),
mitokondria, dan klorofil. Pada manusia, DNA ditemukan pada inti sel
dan mitokondria. DNA pada nukleus berbentuk linear dan memiliki jumlah
pasang basa sekitar tiga milyar, sedangkan DNA yang berada di
mitokondria (mtDNA) berbentuk sirkuler dan memiliki jumlah pasang
basa lebih sedikit yaitu sekitar 160.000. Namun, apabila terjadi mutasi
pada DNA mitokondria, dapat terjadi kerusakan pada sistem yang peka
terhadap kebutuhan energi seperti sistem saraf dan otot (Valensa, 2016).
2. Sejarah DNA (Deoxyribose Nucleic Acid)
Asam nukleat dan protein ditemukan dalam setiap kromoson
organisme kompleks. Makromulekuler asam nukleat dalam makhluk hidup
ini ditemukan pertama kali oleh Friedrich Miescher yang berasal dari
Jerman pada tahun 1869. Ia berhasil menemukan senyawa yang
mengandung fosfat dalam inti sel darah putih, disebut nuklein (Elvira,
2017).
Selanjutnya pada tahun 1928, Frederick Griffith melakukan
penelitian mengenai tmasfonnasi pada bakteri streptococcus pneumoniae
pada tikus. Tipe alami bakteri ini berbentuk sel bulat, diselubungi senyawa
berlendir disebut kapsula. Sel-sel tipe alami akan membentuk koloni yang
berkilap sebagai koloni halus (smooth, S). Tipe sel semacam ini bersifat
virulen, dapat menyebabkan kematian jika disutikkan dengan sel yang
masih hidup. Selain itu ada strain mutan, tidak berkapsula, ukuran sel lebih
kecil, dan membentuk koloni yang lebih besar (rough, R). Sel semacam ini
bersifat avirulen, tidak menyebabkan kematian jika disuntikkan oleh sel
mutan. Hasil menunjukkan bahwa sel-sel avirulen dapat bertransformasi
(berubah) menjadi sel virulen (Dewi, 2017).
Bukti bahwa DNA sebagai materi genetik yang menyebabkan
terjadi transformasi pada streptococcus pneumoniae ditunjukkan oleh
Oswald Avery, Colin Macleod, dan Mackyn Mccarty pada tahun 1944.
Penelitian terfokus pada lanjutan penelitian Griffith sebelumnya. Hasil
ektraksi sel virulen yang menghilangkan proteinnya diberi beberapa
perlakuan dengan berbagai enzim perusak protein (tripsin dan
khimotripsin) maupun enzim penghancur RNA (Rnase). Hasil yang
didapat menunjukkan bahwa ekstrak tersebut masih dapat menyebabkan
proses transformasi. Ini membuktikan bahwa senyawa penyebab
transformasi bukanlah RNA. Selanjutnya ekstrak tersebut diberi perlakuan
dengan enzim perusak DNA, ternyata kemampuan untuk melakukan
transformasi hilang. Ini membuktikan bahwa senyawa penyebab
transformasi adalah DNA itu sendiri (Dewi, 2017).
3. Struktur DNA (Deoxyribose Nucleic Acid)
DNA merupakan polimer linear (polinukleotida) yang tersusun dari
subunit dan monomer nukleotida. Komponen penyusun nukleotida terdiri
tiga jenis moleku, yaitu gula pentose, basa nitogen dan gugus fosfat. Basa
nitrogen terdapat pada nukleotida adalah purin (adenin dan guanin) dan
basa pirimidin (sitosin dan timin). Basa sitosin disombalkan dengan huruf
C, basa adenin disimbolkan dengan huruf A, basa Guanin disimbolkan
dengan huruf G, dan basa timin disimbolkan dengan huruf T. Setiap basa
akan terikat oleh pasangannya masing-masing yaitu basa adenin dengan
timin diikat oleh dua ikatan hidrogen, basa guanin dengan sitosin diikat
oleh tiga ikatan hidrogen Monomer nukleotida mempunyai gugus hidroksil
pada posisi karbon 3, gugus fosfat pada karbon 5, dan basa pada Posisi
karbon l molekul gula. Nukleotida satu dengan yang lainnya berikatan
melalui ikatan fosfodjester antara gugus 5 fosfat dengan 3 hedroksil (Rina,
2017).
DNA berbentuk double helix. DNA akan mencetak yang namanya
RNA. Molekul RNA adalah polimer asam nukleotida dari empat
nukleotida. Terdapat tiga macam RNA yaitu mRNA (messenger RNA)
tRNA (transfer RNA), dan rRNA (ribosamal RNA) ( (Elvira, 2017).
B. Prinsip Isolasi DNA
Menurut Gusrina (2014), ada dua prinsip utama dalam isolasi DNA, yaitu:
1. Sentrifugasi
Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan subtansi
berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal
sehingga subtansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan
subtansi yang lebih ringan berada diatas.
2. Presipitasi
Prinsip utama presipitasi adalah proses mengendapkan protein
histon sehingga untai-untai DNA tidak menggulung dan berikatan dengan
protein histon yang menyebabkan DNA menjadi terlihat.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakan praktikum isolasi DNA, yaitu:
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 November 2019
Waktu : 08.00 - 11.30 WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum isolasi DNA, yaitu:
1. Alat
a. Rak dan Tabung Reaksi
b. Pipet tetes
c. Garpu
d. Gelas ukur
e. Gelas kimia
f. Neraca digital
g. Sendok
h. Ember
i. Spatula
j. Lumpang dan Alu
2. Bahan
a. Aquadest
b. Garam dapur
c. Etanol Absolut Dingin
d. Detergen cair
e. Bawang merah
f. Buah pisang
g. Es batu
h. Kertas saring
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum isolasi DNA, yaitu:
1. Mengupas dan memotong halus buah pisang dan bawang merah,
kemudian melumatkannya dengan menggunakan sendok atau garpu.
2. Menambahkan 3 gram dapur, lalu melumatkannya secara perlahan-lahan.
3. Menambahkan cairan detergen dengan ukuran 1:1.
4. Selanjutnya menambahkan 20 mL aquadest, lalu mengaduknya perlahan
sampai homogen, kemudian mendiamkannya selam 5-15 menit.
5. Menyaring ekstrak, dan memasukkan filtratnya ke dalam tabung reaksi
sekitar ¼ volume tabung reaksi.
6. Menambahkan etanol absolut dingin dengan cara mengalirkannya melalui
dinding tabung reaksi secara perlahan.
7. Mengamati pemisahan masa bening dari ektrak buah, massa bening
adalah DNA buah.
8. Mengambil gambar hasil yang diperoleh.
9. Hasil positif terlihat adanya 3 lapisan yaitu lapisan didasar tabung adalah
ekstrak buah, lapisan tengah berisi etanol dan lapisan ketiga massa putih
(DNA).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

No Praktikum DNA Praktikum DNA Keterangan


Pisang Bawang Merah
a. Isolasi DNA
pada pisang
berhasil.
b. Isolasi DNA
I. pada
bawang
merah
berhasil.

B. Pembahasan

Pada pengamatan buah pisang positif mengandung DNA,


dikatakan berhasil karena DNA muncul pada permukaan atas etanol seperti
massa putih berupa benang-benang halus. Hal ini sesuai literatur Deni (2016),
bahwa proses presipitasi akan menyebabkan DNA yang telah terkumpul
mampu memisah dari larutan sehingga terlihat perbedaan antara DNA
(serabut putih) dengan komponen lain.
Pada pengamatan bawang merah positif mengandung DNA,
dikatakan berhasil karenan DNA muncul pada permukaan atas etanol seperti
massa putih berupa benang-benang halus. Hal ini sesuai dengan literatur Deni
(2016), bahwa adanya proses sentrifugasi yang menyebabkan substansi yang
lebih berat akan berada didasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan
terletak diatas. Pada proses ini DNA memiliki bobot molekul yang lebih
ringan sehingga akan terlihat perbedaannya antara DNA (serabut putih)
dengan komponen lain
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum isolasi DNA, yaitu untuk
mengetahui metode atau cara bagaimana mengisolasi DNA dari buah yang
dijadikan sebagai sampel. Cara mengisolasi DNA yaitu melalui penghancuran
(lisis), dengan menggunakan garam dapur, cairan detergen, aquadest, dan
menggunakan etanol absolut dingin untuk melihat pemisahan massa yang
menghasilkan tiga lapisan. Pada lapisan pertama (di dasar tabung reaksi)
adalah ekstrak buah, lapisan tengah berisi etanol, dan lapisan ketiga yaitu
DNA dari ibu itu sendiri.
B. Saran
Adapun saran dari praktikum isolasi DNA, yaitu:
1. Saran untuk selanjutnya
Sebaiknya setiap alat dan bahan dalam praktikum ditembah sehingga
masing-masing praktikum dapat mengamati setiap bahan yang terdapat
dalam percobaan, dan sebaiknya cepat memiliki laboratorium sendiri.
2. Saran untuk Asisten
Agar selalu mendampingi praktikan jika kalau praktikan tidak
mengerti, dan sebaiknya juga asisten harus memperhatikan praktikan
apakah yang dilakukan sudah benar atau belum.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, 2014, Penuntun Praktikum Genetika, Universitas Hasanuddin, Makassar
Dewi, 2017, Genetika Tanaman, Universitas Malikussaleh, Aceh.
Intan, 2016, ‘Resensi Menyelami Biologi Molekuler dan Geneomes 3’, Jurnal
Teknosains, Vol. 5, No. 2, PP. 81-146.
Rina, dkk, 2017, ‘Identifikasi Fragmen DNA Mitokondria pada satu garis
Keturunan Ibu dari Sel Epitel Rongga Mulut dan Sel Folikel Akar
Rambut’, Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, Vol. 8, No. 1, ISSN
2580-4960, PP. 13-27.
Valensa 2016, Perbedaan DNA RNA, Universitas Diponegoro Semarang.
LEMBAR ASISTENSI
ISOLASI DNA

NAMA : ANDI NUR ISLAMIYAH


STAMBUK : P 101 19 160
KELAS :D
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : MAWADDAH AZALIA
NO HARI/TANGGAL PERBAIKAN PARAF

Anda mungkin juga menyukai