Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan sangatlah penting untuk meraih kebahagiaan hidup. Syarat
utama seseorang dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup ini adalah saat
mereka memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani. Tanpa tubuh yang
sehat, tentu aktivitas tidak dapat dilakukan dengan optimal. Hidup sehat
berarti hidup tanpa gangguan masalah yang bersifat fisik ataupun non fisik.
Gangguan fisik berupa penyakit-penyakit yang menyerang tubuh dan fisik
seseorang. Sedangkan non fisik menyangkut kesehatan kondisi jiwa, hati dan
pikiran seseorang. Artinya, kesehatan meliputi unsur jasmani dan rohani
(Siregar, 2014).
Ada banyak upaya yang dilakukan sebagai wujud menjalani hidup
sehat, diantaranya adalah dengan memperlihatkan pola makan yang baik,
olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Mengkonsumsi makanan bergizi
tinggi yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Semua
harus seimbang karena tidak baik jika dikonsumsi hanya sebagian saja
(Siregar, 2014).
Kwashiorkor biasanya diderita anak-anak usia 2-3 tahun, dengan
gejala terhambat, otot-otot berkurang dan melemah, muka terbentuk bulan
(moonface), gangguan psikomotorik, dan perubahan kulit (Irnaningtyas,
2013).
Penderita marasmus umumnya berusia 1 tahun, penyebabnya karena
terlambat diberi makanan tambahan. Penyapihan mendadak, sering terserang
infeksi saluran pencernaan, atau formula pengganti ASI terlalu encer.
Marasmus berpengaruh pada keadaan mental dan fisik yang sukar diperbaiki,
gejalanya anak apatis, tampak lebih tua, dehidrasi, pembengkakan hati,
mudah terserang infeksi saluran pernapasan dan cacingan (Irnaningtyas,
2013).
Berdasarkan hasil dari uraian di atas yang melatarbelakangi praktikum
Uji karbohidrat dan protein yaitu masih banyaknya penyakit yang muncul
akibat berlebihan maupun kekurangan karbohidrat dan protein dari pola
makan yang buruk.
B. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum uji karbohidrat dan protein, yaitu:
1. Untuk menghidrolisis karbohidrat jenis polisakarida menjadi unit-unit
terkecilnya.
2. Untuk mengetahui sifat penggaraman protein (Salting Out).
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum uji karbohidrat dan protein, yaitu:
1. Manfaat Umum
Adapun manfaat umum dari praktikum uji karbohidrat dan protein
yaitu untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam makanan
terutama pada makanan yang mengandung karbohidrat dan protein
2. Manfaat bagi Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat bagi kesehatan masyarakat yaitu agar mahasiwa
kesehatan masyarakat dapat mengetahui dan menganalisis penyakit-
penyakt yang berkaitan tentang karbohidrat dan protein, serta mengetahui
cara mencegah dan menangani penyakit-penyakit tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat
1. Pengertian
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar, dan tidak berbau. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan
manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting
(Irnaningtyas, 2013).
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan
sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin
tidak bereaksi (Irnaningtyas).
2. Fungsi
Menurut Irnaningtyas (2013), karbohidrat mempunyai beberapa
fungsi, yaitu:
a. Sebagai Sumber Energi.
Setiap satu gram karbohidrat menghasilkan sekitar 4,1 kkal (17
kJ). Karbohidrat di dalam tubuh berbentuk glukosa dalam peredaran
darah, disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen, dan sebagian
diubah menjadi lemak sebagai cadangan energi.
b. Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna, yang akan menghasilkan badan keton (keton bodies). Keton
dibentuk di dalam hati dan dikeluarkan melalui urine. Dibutuhkan
karbohidrat sekitar 50-100 gram/hari untuk mencegah gangguan
ketois (keracunan akibat peningkatan keton dalam darah).
c. Menghemat Protein
Jika kebutuhan karbohidrat tercukupi maka protein tidak
digunakan sebagai sumber energy.
d. Membantu Pengeluaran Feses
Hemiselulosa dan pectin mampu menyerap banyak air dalam
usus sehingga memberi bentuk feses. Serat makanan mencegah
kegemukan, konstipasi, hemoroid, dan kanker usus besar
3. Klasifikasi
Menurut Irnaningtyas (2013), karbohidrat dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang tersusun atas 1
monomer (atau molekul gula). Monosakarida mudah larut dalam air,
memiliki rasa manis, dan merupakan gila yang umu ditemukan pada
buah dan madu. Jenis-jenis monosakarida yang penting adalah
glukosa, fruktosa, dan gluktosa. .
b. Disakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas 2
monomer (2 molekul gula yang berikatan). Disakarida mudah larut
dalam air, manis, dan merupakan gula yang paling banyak di produksi
dalam industri. Jenis-jenis disakarida yang penting adalah sukrosa,
maltose, dan laktosa.
c. Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas banyak
monomer (banyak molekul gula), dan umunmnya tidak ada rasa
manis, amilum, selulosa, dan glikogen adalah polisakarida yang
umum dalam kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis polisakarida yang
penting adalah amilum, selulosa dan glikogen.
B. Protein
1. Pengertian
Protein adalah suatu senyawa yang tersusun oleh unsur-unsur
karbon, nitrogen, dan kadang-kadang mengandung sulfur dan fosfor. Protein
terdiri atas satu atau lebih polimer. Setiap polimer tersusun dari monomer-
monomer yang disebut asam amino. Berbagai jenis asam amino membentuk
rantai panjang melalui ikatan peptide (Wigati, 2013).
2. Fungsi
Menurut Irnaningtyas (2013), protein mempunyai beberapa fungsi,
yaitu:
a. Sebagai Sumber Energi
Besarnya energi yang dihasilkan oleh protein sama dengan
karbohidrat, yaitu sekitar 4,1 kkal (17 kJ).
b. Menghasilkan Jaringan Baru
Contohnya, jaringan baru yang terbentuk selama masa
pertumbuhan, kehamilan, dan laktasi, serta proses penyembuhan dari
cedera.
c. Menggantikan Protein yang Hilang
Selama proses metabolism dan pengausan yang normal.
Contohnya, protein yang menghilang dalam pembentukan rambut dan
kuku, dan protein pada sel-sel mati yang terlepas dari permukaan kulit.
d. Pembuatan Protein Baru dengan Fungsi Khusus.
Misalnya, enzim, hormon, dan hemoglobin.
e. Mengatur Keseimbangan Air.
Cairan intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler ( di luar sel),
intraseluler (di antar sel), dan intravesikuler ( di dalam pembuluh darah)
dipisahkan satu sama lainnya oleh membran sel.
3. Klasifikasi
Menurut Subono (2016), protein di klasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Protein Serabut
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral
yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk terhadap enzim
pencernaan.
b. Protein Konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan
non-asam amino. nukleoprotein terdapat dalam inti sel dan merupakan
bagian penting DNA dan RNA .
c. Protein Globular atau Berserat
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini
larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah di bawah
pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin
terdapat dalam telur, susu, plasma, hemoglobin. Globulin terdapat
dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon
terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas.
C. Salting Out
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai keterlarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan
penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi
kimia. Pengendapan pada metode salting out terjadi karena proses persaingan
antara garam dan protein untuk mengikat air. Grup ion pada permukaan protein
menarik banyak molekul air dan berikatan dengan sangat kuat. Contohnya
ammonium sulfat yang ditambahkan kedalam larutan protein akan
menyebabkan tertariknya molekul air oleh ion garam. Hal ini disebabkan ion
garam memiliki destinitas muatan yang lebih besar dibandingkan protein (Adi,
2011).
D. Uji Biuret
Biuret merupakan persenyawaan dengan dua gugus karbonil dan tiga
gugus amino dan membentuk ikatan koordinat dengan Cu2+ dengan cara yang
sama seperti protein (Robert, 2013).
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein,
karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan
peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk
ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom
nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul
air sehingga disebut reaksi kondensasi (Nugroho, 2013).
E. Uji Iodin
Iodin atau Iodium adalah unsur kimia pada tabel periodik yang
memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua
mahkluk hidup. Iodin adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan
paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah
reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada iodin, tetapi kelangkaan astatin
membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini. Nama awal unsur ini dalam
bahasa Indonesia adalah yodium yang diambil dari bahasa Belanda atau bahasa
Latin. Selaras dengan penggunaan simbol kimia "I", maka nama ini kemudian
diubah m enjadi Iodium atau dengan mengacu kepada bahasa Inggris, disebut
"Iodin" (dari Iodine). Iodin terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan
sebagai pewarna. Seperti halnya semua unsur halogen lain, iodin ditemukan
dalam bentuk molekul diatomik (Agus, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksananakannya praktikum uji
karbohidrat dan protein yaitu:
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 November 2019
Waktu : 08.00 – 11.30 WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum uji
karbohidrat dan protein, yaitu:
1. Karbohidrat
a. Alat
1. Rak dan Tabung Reaksi
2. Gelas Kimia
3. Pipet Tetes
4. Penangas Listrik
5. Plat Tetes
6. Gelas Ukur
7. Stopwatch
b. Bahan
1. Larutan HCl 3M
2. Suspensi Amilum 0,1%
3. Larutan Iodin 1%
4. Aquades
5. Tissue
2. Protein
a. Alat
1. Sendok
2. Gelas kimia
3. Pipet tetes
4. Kain Kasa
b. Bahan
1. Putih Telur Ayam
2. Kristal Amonium Sulfat
3. Biuret
4. Tissue
C. Prosedur Kerja
1. Karbohidrat
a. Menyiapkan 1 buah tabung reaksi yang bersih
b. Mengisi tabung reaksi sebanyak 5 mL suspensi amilum kemudian
menambahkan 3 mL larutan HCl 3 M ke dalam tabung reaksi tersebut.
c. Memanaskan tabung reaksi tersebut pada penangas air selama 20
menit dan mengambil 5 tetes suspensi amilum pada tabung raksi
setiap 5 menit dan diteteskan pada plat tetes.
d. Menambahkan 3 tetes larutan iodin pada sampel tersebut.
e. Mencatat perubahan warna yang dihasilkan.
f. Mengambil gambar hasil pengamatan dengan menggunakan kamera
handphone
2. Protein
a. Memasukkan 10 mL larutan protein ke dalam gelas kimia dan
menambahkan kristal amonium sulfat kira kira 8 gram.
b. Mengaduk larutan tersebut sampai jenuh.
c. Menyaring dan menguji filtrat dan endapan dengan uji biuret.
d. Mencatat hasil yang diperoleh.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Tabel Pembanding
No. Perlakuan Hasil Keterangan

Amilum + Iodin
1. (0,1 % + 100 ml Warna Biru
aquadest)

2. Tabel Uji Karbohidrat

No. Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan

Warna
1. Amilum + 3 HCl
Bening

Amilum + 3 HCl Warna


2.
dipanaskan Bening

Amilum + 3 HCl
Dipanaskan selama 5 Warna
3. Orange
menit + Iodin (++++)
Amilum + 3 HCl
Warna
4. Dipanaskan selama 10 Orange
(+++)
menit + Iodin

Amilum + 3 HCl
Warna
5. Dipanaskan selama 15 Orange
(++)
menit + Iodin

Amilum + 3 HCl
Warna
6. Dipanaskan selama 20 Orange
(+)
menit + Iodin

3. Tabel Uji Protein


No. Perlakuan HasilPengamatan Keterangan

Protein (albumin Warna


1.
telur) Kuning

Protein + Kristal Warna Putih


2.
Amonium Sulfat Keruh

a. Endapan
Putih
3. Penyaringan
Keruh
b. Filtrat
Berwarna
Putih

Terjadi
4. Penambahan Biuret Perubahan
Warna Cream

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan Uji Karbohidrat, yaitu 5 mL amilum
ditambahkan dengan 3 ml larutan HCl 3 M menghasilkan warna bening. Hal
ini sesuai dengan literatur Diwan (2011), yang menyatakan bahwa jika
amilum ditambahkan dengan larutan HCl 3 M maka warna yang dihasikan
adalah bening. Setelah dipanaskan, larutan tersebut tidak menghasilkan
perubahan warna, warna yang dihasilkan tetap bening. Setelah larutan yang
berisi campuran amilum dan HCl 3 M dipanaskan lalu ditambahkan dengan
iodin, larutan tersebut berubah warna dari orange menjadi lebih bening dari
waktu ke waktu. Hal ini sesuai dengan literatur Diwan (2011) yang
mengatakan bahwa amilum yang ditambahkan asam klorida ketika diuji
dengan larutan iodin menunjukkan hasil negatif, maka amilum terhidrolisi
dengan sempurna.
Pada uji protein, sampel yang digunakan yaitu albumin telur. Saat
protein (albumin telur) ditambahkan dengan kristal amonium sulfat, maka
akan terjadi perubahan warna yaitu berwarna putih keruh. Saat penyaringan,
larutan protein dapat menghasilkan endapan berwarna putih keruh dan filtrat
berwarna putih. Hal ini sesuai dengan literatur Raharjo (2011), yang
menyatakan bahwa endapan dan fitrat yang dihasilkan terjadi setelah
penambahan kristal amonium sulfat yang berisi higrokopis atau mampu
menyerap air. Sehingga endapan berada diatas gelas kimia dan filtrat berada
dibawah permukaan gelas kimia. Pada saat ditambahkan biuret, terjadi
perubahan warna pada larutan protein yaitu berwarna krem. Hal ini sesuai
dengan literatur Raharjo (2011), yang menyatakan bahwa warna yang
dihasilkan menandakan adanya ikatan peptida pada larutan protein.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum uji karbohidrat dan protein, yaitu:
1. Menghidrolisis karbohidrat dengan cara mencampurkan aquadest,
suspensi amilum dan larutan HCl 3 M. untuk mendapatkan perubahan
warna yaitu dengan menambahkan larutan iodin yang berfungsi untuk
memberi warna pada larutan yang telah dipanaskan dan didapatkan hasil
dengan warna orange yang sedikit berbeda di tiap 5 menitnya. Perubahan
warna sampel yang terjadi berarti sampel berhasil dihidrolisis menjadi
unit-unit terkecilnya yaitu monosakarida dan disakarida.
2. Mengetahui sifat penggaraman protein dengan cara menggunakan albumin
telur kemudian diuji menggunakan biuret yang menghasilkan perubahan
warna putih cream yang berarti albumin telur mengandung protein.
B. Saran
Adapun saran dari praktikum uji karbohidrat dan protein, yaitu:
1. Saran untuk Praktikum Selanjutnya
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu agar praktikan
lebih teliti lagi dalam mempersiapkan objek yang akan diteliti lebih agar
tidak terjadi kesalahan.
2. Saran untuk Asisten
Saran untuk asisten sebaiknya agar selalu mendampingi praktikan
jika kalau praktikan tidak mengerti, dan sebaiknya juga asisten harus
memperhatikan praktikan apakah yang dilakukan sudah benar atau belum

DAFTAR PUSTAKA
Adi Muhammad, 2011, Seni Dalam Ilmiah, Grasindo, Jakarta.
Agus, 2013, Cara Cepat Kuasai Konsep Kimia, Pustaka Utama, Jakarta.
Irnaningtyas, 2013, Biologi Umum, Erlangga, Jakarta.
Nugroho, 2013, Biologi Umum, Graha Pustaka, Jakarta.
Putri, 2016, ‘Analisa Kadar Albumin Ikan Sidat dan Uji Aktivitas Penyembuhan
Luka Termuka pada Kelinci’, Jurnal Farmasi, Vol. 2, No. 2, PP. 90-
95, ISSN 2442-8744.
Siregar, 2014, ‘Karbohidrat’, Jurnal Ilmu Keolahragaan, Vol. 13, No. 2, PP. 34-
38.
Subono, 2016, Biokimia Pegangan Dasar, Erlangga, Jakarta.
Wigati, 2013, Biologi Dasar, Intan Pariwara, Klaten.

Anda mungkin juga menyukai