Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang
berada di luar permukaan. Transportasi molekul yang menuruni gradien
konsentrasi disebut dengan transportasi pasif. Molekul-molekul yang
berukuran besar dalam proses transportasinya melibatkan pelekukan
membran sel sehingga membentuk suatu vesikula. Pernyataan ini berdasarkan
atas penemuan S.J Jinger dan G.Nicholson pada tahun 1972 tentang teori
membrane yang dikenal sebagai model mozaik fluid. Dengan melihat struktur
seperti yang disebutkan di atas, membran bukan hanya sebagai pembatas
suatu sel, tetapi lebih kompleks lagi karena membran memiliki kegunaan lain
seperti berperan dalam lalu lintas keluar masuknya sel (Krisno, 2005).
Transpor zat melalui membran dibedakan atas dua, yaitu transport
yang memerlukan energi (transport aktif) dan transpor yang tidak
memerlukan energi (transpor pasif). Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua
larutan di sebut gradien konsentrasi, difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel tersebar luas secara merata atu mencapai keadaan kesetimbangan
dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan
konsentrasi. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler, difusi
ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah molekul yang diam, difusi
termasuk dalam jenis aktifitas yang dilakukan oleh sel biasanya terjadi ketika
sel ingin mengambil  nutrisi atau molekul yang tidak berpolar, selanjutnya
molekul dapat langsung berdifusi kedalam membran plasma (Prasetio, 2007).
Peristiwa Difusi Osmosis juga berkaitan dengan kasus transfusi darah,
contohnya seorang anak perempuan berusia 5 tahun di Tiongkok tertular HIV
melalui transfusi darah. Menurut kantor berita Xinhua. Ia terinfeksi saat ia
menjalani operasi penyakit jantung bawaan pada tahun 2010 di provinsi timur
Fujian. Menurut data terbaru dari National Health and Family Planning
Commision, hampir setengah juta orang terinfeksi HIV/AIDS di Tiongkok.
Pada tahun 1990-an, di daerah pinggiran Tiongkok, terutama provinsi Henan,
paling banyak ditemukan kasus AIDS, salah satu pemicu adalah program
donor darah yang digagas pemerintah (Prasetio, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, hal yang melatarbelakangi praktikum
Difusi Osmosis yaitu mengamati molekul-molekul dan membedakan transpor
aktif dan transpor pasif.
B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum Difusi Osmosis yaitu:
1. Untuk mengamati gejala difusi osmotik.
2. Untuk menemukan faktor yang mempengaruhi osmosis.
3. Untuk menunjukkan prinsip dasar arah aliran air pada peristiwa osmosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telur
1. Definisi Telur
Telur merupakan produk peternakan yang memberikan
sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari
sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung
zat-zat gizi yang sangat baik dan mudah dicerna. Oleh karena telur
merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedang
tumbuh dan memerlukan protein dan mineral dalam jumlah banyak dan
juga dianjurkan diberikan kepada orang yang sedang sakit untuk
mempercepat proses kesembuhannya (Sudaryani, 2003).
2. Struktur Telur
Telur memiliki komponen didalamnya, yaitu, putih telur (flavor)
adalah albumen telur, putih telur terdiri sepenuhnya oleh protein dan air.
Kuning telur (Yolk) adalah mengandung uap basah dan setengahnya
kuning padat. Kulit telur (Shell) adalah keras dan benar-benar menutupi
isi telur. Rongga udara (Air Cell) adalah memiliki dua selaput pelindung
di anatara kulit telur dan putih telur. Dan chalazae adalah tali dari putih
telur yang mempertahankan kuning telur agar tetap ditengah-tengah telur
(Figoni, 2008).
B. Definisi Membran Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat-zat tertentu yang hanya dibutuhkan
oleh sel saja yang dapat masuk, sedangkan zat lainnya tidak dapat masuk.
Keadaan inilah yang lazim ditemui pada semua jenis sel. Semipermeabel
adalah sifat membran sel yang hanya dilewati oleh zat atau molekul-molekul
tertentu seperti air dan gas.Umumnya sifat inilah yang dimiliki membran sel
(Volk, 2008).
C. Definisi Difusi Osmosis
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan
ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan ini
mendorong terjadinya difusi. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi
dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian
dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang
lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya
pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung
pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri
(Syarifudin, 2012).
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Difusi Osmosi
1. Difusi
Menurut Campbell (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi difusi yaitu:
a. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan membran
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat
kecepatan difusinya.
2.Osmosis
Menurut Campbell (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis
yaitu:
a. Ukuran molekul yang meresap
Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran
akan meresap dengan lebih mudah.
b. Keterlarutan lipid
Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap
lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
c. Luas permukaan membran
Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan
membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
d. Ketebalan membran
Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak
yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal,
kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
e. Suhu
Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan
menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu
yang rendah.
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat 


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Difusi Osmosis yaitu:
Hari /Tanggal : Sabtu, 23 November 2019
Waktu : Pukul 08.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan praktikum Difusi Osmosis yaitu:
1. Alat
a. Macis Gas
b. Spidol
c. Stopwatch
d. Mistar
e. Gelas Plastik
f. Cutter
2. Bahan
a. Telur Ayam
b. Lilin
c. Air
d. Sedotan
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum Difusi Osmosis yaitu:
1. Mengambil sebutir telur, kemudian pukul-pukullah pelan-pelan pada bagian
ujung telur yang tumpul sehingga cangkangnya retak-retak. Jangan sampai
selaput di dalamnya pecah.
2. Membersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah
retak-retak dengan cara mengambil retakan-retakan cangkang dengan hati-
hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang kurang lebih 3
cm2.
3. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk
memasukkan sedotan.
4. Memasukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
5. Menyalakan lilin dan arahkan tetesan lilin ke bagian telur tempat masukkan
sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor).
6. Mengambil aqua gelas lalu lubang diatasnya menggunakan cutter.
7. Memasukkan telur kedalam aqua gelas dan mulailah mencatat waktunya.
8. Mengamati pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu 5 menit
kurang lebih 30 menit hingga mendapatkan data yang representatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

NO. Waktu Gambar Keterangan


1. Sebelum Sebelum pengamatan,
albumin telur belum
mengalami kenaikan
skala.

2. 5 menit Pada 5 menit pertama


albumin telur belum
mengalami kenaikan
skala.

3. 10 menit Pada 5 menit kedua


albumin telur belum
mengalami kenaikan
4. 15 menit Pada 5 menit ketiga
albumin telur belum
mengalami kenaikan.

5. 20 menit Pada 5 menit keempat


albumin telur naik pada
skala 0,7 cm .

6. 25 menit Pada 5 menit kelima


albumin telur naik pada
skala 2 cm dengan
kenaikan 1,3 cm.
7. 30 menit Pada 5 menit keenam
albumin telur naik pada
skala 3,5 cm dengan
kenaikan 2,2 cm

B. Pembahasan
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradient konsentrasi. Pada
proses osmosis alami yang terjadi pada telur ayam, proses osmosis ini
merupakan proses transpor pasif karena tanpa menggunakan energi. Osmosis
adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah
(hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui
membran semipermeabel. Dari hasil pengamatan dapat mengetahui dan
menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam.
Pada praktikum Difusi Osmosis, alat-alat yang digunakan yaitu
sedotan digunakan sebagai tempat melintasnya albumin, gelas plastik
digunakan sebagai wadah pengisisan air mineral, penggaris digunakan untuk
mengukur skala albumin pada sedotan, dan stopwatch digunakan untuk
mengetahui waktu esmosis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah
sebutir telur ayam sebagai bahan utama yang bersifat hipertonik, lilin
digunakan untuk merekatkan sedotan pada cangkang telur, macis gas
digunakan untuk menyalakan lilin, dan air mineral sebagai pelarut yang
bersifat hipertonik
Prosedur kerja pada praktikum Difusi Osmosis yang pertama yaitu
mengambil sebutir telur kemudian memukul-mukul bagian ujung telur yang
tumpul sehingga cangkangnya retak kemudian bersihkan cangkang tersebut
hingga menyisakan selaput pada telur. Pada ujung telur yang tajam dilubangi
untuk memasukkan sedotan. Memasukkan sedotan sampai menyentuh selaput
telur. Meneteskan tetesan lilin pada bagian telur tempat memasukkan sedotan
hingga cangkang telur dan sedotan menjadi rapat dan tidak bocor. Meletakkan
telur pada gelas plastik yang telah diisi air mineral. Memotret hasil
pengamatan setiap 5 menit menggunakan kamera.
Pada 5 menit pertama percobaan yang dilakukan tidak mengalami
kenaikan, pada 5 menit kedua percobaan yang dilakukan tidak mengalami
kenaikan, pada 5 menit ketiga percobaan yang dilakukan tidak mengalami
kenaikan, pada 5 menit keempat percobaan yang dilakukan tidak mengalami
kenaikan, pada 5 menit kelima percobaan yang dilakukan mengalami
kenaikan albumin 0,75 cm, pada 5 menit keenam percobaan yang dilakukan
mengalami kenaikan albumin telur naik pada skala 2 cm dengan kenaikan 1,3
cm, pada 5 menit ketujuh percobaan yang dilakukan mengalami kenaikan
albumin telur pada skala 3,5 cm dengan kenaikan 2,2 cm. Jadi percobaan yang
dilakukan diketahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi osmosis yaitu
kelambatan yang terjadi karena ketebalan selaput pada telur. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Volk (2008) bahwa faktor yang
mempengaruhi osmosis adalah ketebalan membran.
Pada 25 menit kelima, percobaan yang dilakukan mengalami kenaikan
albumin telur naik pada skala 2 cm dengan kenaikan 1,3 cm. Semakin lama
waktu dari proses osmosis tersebut semakin besar naiknya albumin didalam
sedotan tersebut, ketebalan membran semipermeabel juga mempengaruhi
tingginya albumin yang masuk ke dalam sedotan. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Elli (2014) bahwa tekanan osmotik albumin lebih
besar d aripada air.
Pada 30 menit keenam, percobaan yang dilakukan mengalami
kenaikan albumin telur naik pada skala 3,5 cm dengan kenaikan 2,2 cm. Hal
ini disebabkan oleh membrane semipermeabel pada telur yang mengakibatkan
proses masuknya albumin ke dalam sedotan, dan luas dari membran tersebut.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Volk (2008) bahwa laju
osmosis dipengaruhi oleh ketebalan membran semipermeabel dan luas
permukaan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum Difusi Osmosis, yaitu:
1. Pada saat praktikum telah diamati gejala difusi osmotik pada sampel telur
bahwa saat telur yang dikupas cangkangnya dan direndam ke dalam
wadah yang berisi air akan terlihat adanya gejala perubahan osmotik di
dalam telur akibatnya tekanan luar dari air yang mengalami penaikan air
di dalam sedotan yang telah ditusukkan di atas permukaan telur.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis yaitu luas permukaan, karena
semakin luas area, maka semakin cepat kecepatan difusinya. Suhu,
apabila semakin tinggi suhu maka partikel mendapat energi untuk
bergerak lebih cepat. Jarak, semakin besar jarak antara kedua
konsentrasi  maka semakin lambat kecepatan difusinya. Ukuran partikel,
semakin kecil ukuran partikel maka  kecepatan difusi semakin tinggi.
3. Prinsip dasar aliran air pada peristiwa osmosis yaitu proses naiknya
cairan yang terdapat dalam telur yang dapat diartikan sebagai proses
osmosis karena perpindahan molekul air dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi, cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas
karena air yang merupakan pelarut memiliki konsentrasi rendah
(hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi
tinggi (hipertonik) melewati selaput membran telur yang selektif
(permeable) dengan melawan (gradien) konsentrasi melalui proses
osmoregulasi. Maka air tersebut mengakibatkan tekanan pada cairan telur
tersebut naik dari konsentrasi rendah sampai konsentrasi tinggi.
B. Saran
Adapun saran praktikum Difusi Osmosis yaitu:
1. Saran untuk Praktikum Selanjutnya
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu agar praktikan
lebih teliti lagi dalam mempersiapkan objek yang akan diteliti lebih agar
tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya bahan yang digunakan praktikum
disediakan terlebih dahulu agar praktikan tidak bergantian
menggunakannya dan tidak mengganggu proses praktikum.
2. Saran untuk Asisten
Adapun saran untuk asisten yaitu agar dapat membimbing
praktikannya dengan baik. Diharapkan kepada pembimbing praktikum
untuk menandai tempat kesalahan kami agar menjadi acuan pada laporan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Burhan. 2011. Hasil distilasi. Penelitian kualitatif. Vol. 24 No. 2 ISSN. 1829-
9334.

Change. 2009. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Harty. 2013. Biologi medik. Yogyakarta: Graha ilmu.

Campbell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Intan. 2010. Transport Zat Difusi dan Osmosis. Universitas Andalas. Padang

kamarudin. 2011. Biodiversitas Jamur.Ensiklopedia Manajemen. Vol.7. N0.3.


ISSN. 1412-033.

Lakitan, B. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada .

Krisno. 2005. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Pitoyo. S. 2002.  Deteksi Pencemaran Air Minum. Semarang: Aneka ilmu.

Prasetio. 2007. Dunia Tumbuhan. Bandung: Mediantara Putra.

Anda mungkin juga menyukai