Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA DIFUSI

DISUSUN OLEH:

Fira Destiana Safitri

2118031031

Farmasi

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan pada praktikum adalah sebagai berikut.
I.1 Mengamati peristiwa difusi sederhana
I.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi difusi

II. DASAR TEORI


Sejak beberapa Farmakope terutama Farmakope Amerika (USP XVIII)
mencantumkan adanyauji disolusi khususnya untuk sediaan padat bentuk tablet, maka
pengamatan jumlah zat aktif yang terlarut dalam medium sebagai fungsi waktu
menjadi hal yang mutlak harus dikerjakan sebagai jaminan akan ketersediaan
farmasetis suatu obat. Disolusi adalah proses melarutnyazat aktif (bahan obat) dalam
sediaan obat ke dalam suatu medium. Pada umumnya medium yang digunakan adalah
air.

Perbedaan konsentrasi (suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah) yang ada pada dua larutan disebut gradien
konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau mencapai keadaan kesetimbangan manakala perpindahan molekul tetap
terjadi, walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.

Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi.
Berdasarkan energi yang dibutuhkan ada dua jenis difusi yang dilakukan yaitu difusi
biasa dan difusi khusus.

1. Difusi Biasa
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atau tidak berpolar/berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke
dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak
memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate).

2. Difusi Khusus
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus
yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu
dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut
tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut
campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
Berdasarkan jenis membran yang dilalui, difusi dibagi tiga jenis yaitu :
 Difusi molekuler atau permeasi Difusi molekuler adalah difusiyang
melalui media yang tidak berpori, ketika difusi ini bergantung pada
disolusi dari molekul yang menembus dalam keseluruhan membran.
Contoh: Transpor teofilin yang melalui suatu membran polimer meliputi
disolusi obat tersebut kedalam membrane.
 Difusi yang melalui pori suatu membran yang berisi pelarut, manakala
difusi ini dipengaruhi oleh ukuran relatif molekul yang menembus
membran serta diameter dari pori tersebut. Contoh: Lewatnya molekul-
molekul steroid (yang disubtitusi dengan gugus hidrofilik) melalui kulit
manusia yang terdiri dari folikel rambut, saluran sebum dan pori-pori
keringat pada epidermis.
 Difusi melalui suatu membran dengan susunan anyaman polimer yang
memiliki saluran yang bercabang dan saling bersilangan. Faktor – faktor
yang mempengaruhi difusi:
a. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan membran
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
e. Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
f. Konsentrasi Obat
Semakin besar konsentrasi obat, semakin cepat pula kecepatan
difusinya.
g. Koefisien difusi
Semakin besar koefisien difusi, maka besar kecepatan difusinya.
h. Viskositas
i. Koefisien partisi
Difusi pasif dipengaruhi oleh koefisien partisi, yaitu semakin besar
koefisien partisi maka semakin cepat difusi obat.

III. RANGKUMAN VIDEO


Pada video tersebut terdapat 4 percobaan yaitu membandingkan waktu difusi
sederhana dengan melarutkan KMnO4 tanpa pengadukan dan dengan pengadukan.
Lalu percobaan selanjutnya membandingkan waktu melarutkan KMnO4 dengan suhu
dingin dan dengan suhu panas.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan adalah sebagai berikut.

Alat Bahan
Gelas beker 250 ml Aquades
Batang pengaduk Kalium Permanganat 100 mg
Stopwatch Es batu
Air hangat (500C) dan air dingin
(100C)
Tabel 3.1 Alat dan Bahan

III.1 Cara Kerja


3.2.1 Difusi Sederhana
 KMnO4 ditimbang 0,1 gram lalu dimasukkan kedalam gelas kimia
dan di tambahkan 100 ml aquades. Diamkan tanpa pengadukan dan
stel pengatur waktu untuk menentukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan sampai KMnO4 melarut.
 KMnO4 ditimbang 0,1 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia
dan di tambahkan 100 ml aquades. Stel pengatur waktu dan diaduk.
Bandingkan kedua percobaan.

3.2.2 Pengaruh Suhu pada Difusi


 Pengaruh suhu dingin terhadap KMnO4
a. KMnO4 100 mg dimasukkan ke dalam beker glass dan
tambahkan aquades 100ml yang sudah didinginkan.
b. Lalu diamkan tanpa pengadukan.

 Pengaruh suhu panas terhadap KMnO4


a. KMnO4 100mg dimasukkan ke dalam beker glass lalu
ditambahkan aquades 100 ml yang sudah dipanaskan hingga
suhu 50˚C.
b. Didiamkan saja dan ditunggu hingga beberapa menit. Lalu waktu
nya dibandingkan dengan percobaan pada suhu dingin.

IV. KESIMPULAN
IV.1 Hasil dan Pembahasan

Aquades Keterangan Waktu Pengamatan


Suhu Normal Tanpa Pengadukan 3 menit Tidak larut
Dengan Pengadukan 3 menit Larut
Suhu 100C Tanpa Pengadukan - -
0
Suhu 50 C Dengan Pengadukan - -
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

Dari tabel didapatkan hasil bahwa kristal KMnO 4 0,1 gram lebih mudah larut pada
pengadukan karena dengan pengadukan dapat mempengaruhi kecepatan difusi,
sehingga ketika kita memberikan pengadukan terhadap kalium permanganat dan
aquades maka kalium permanganat akan cepat memecah dan ukuran partikelnya
menjadi lebih kecil dan menyebabkan kalium permanganat melarut dalam molekul air.

Pada percobaan kedua didapatkan hasil bahwa pada Kristal KMnO 4 0,1 gram yang
dilarutkan di dalam air bersuhu 50°C tanpa dilakukan pengadukan kristal KMnO 4
dapat melarut dengan sempurna. Menurut Parrot (1971) mengatakan bahwa kecepatan
pelarutan menjadi semakin tinggi dengan naiknya temperatur. Sementara itu, pada
kristal KMnO4 yang dilarutkan di dalam air bersuhu 10°C tanpa dilakukan pengadukan
didapatkan hasil bahwa KMnO4 tidak dapat melarut dengan sempurna hal ini
dikarenakan suhu yang rendah menyebabkan energi kinetik yang ada pada molekul
tidak meningkat yang membuat kecepatan difusi juga menjadi tidak meningkat. Selain
suhu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi difusi, berikut beberapa faktor yang
mempengaruhi difusi:
a. Ukuran partikel.
b. Ketebalan membran.
c. Luas suatu area.
d. Jarak.
e. Suhu.
f. Konsentrasi Obat
g. Koefisien difusi
h. Viskositas
i. Koefisien partisi

Area tempat berlangsungnya difusi juga menjadi faktor penentu kecepatan difusi.
Semakin luas area terjadinya difusi maka semakin cepat difusi tersebut. Semakin
sempit maka akan semakin lambat difusi.

IV.2 Kesimpulan
1. Pada peristiwa difusi sederhana, pengadukan serta kenaikan temperatur dapat
mempengaruhi kecepatan difusi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi adalah suhu, berat molekul,
kelarutan zat dalam pelarut, perbedaan konsentrasi, jarak perpindahan, dan
area tempat berlangsungnya difusi.
DAFTAR PUSTAKA

Sinko PJ. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 6th Edition.
Philadelphia: Lippincott William and Wilkins;2011.

Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi 4. Jakarta: UI Press;2008.

Sinala S. Farmasi Fisik Komprehensif. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia; 2016.

Lachman L. HA. Lieberman. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd
edition. Philadelphia: Lea & Febiger;1986.

Anda mungkin juga menyukai