DISUSUN OLEH:
2118031031
Farmasi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan pada praktikum adalah sebagai berikut.
I.1 Mengamati peristiwa difusi sederhana
I.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi difusi
Perbedaan konsentrasi (suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah) yang ada pada dua larutan disebut gradien
konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau mencapai keadaan kesetimbangan manakala perpindahan molekul tetap
terjadi, walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi.
Berdasarkan energi yang dibutuhkan ada dua jenis difusi yang dilakukan yaitu difusi
biasa dan difusi khusus.
1. Difusi Biasa
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atau tidak berpolar/berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke
dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak
memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate).
2. Difusi Khusus
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus
yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu
dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut
tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut
campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
Berdasarkan jenis membran yang dilalui, difusi dibagi tiga jenis yaitu :
Difusi molekuler atau permeasi Difusi molekuler adalah difusiyang
melalui media yang tidak berpori, ketika difusi ini bergantung pada
disolusi dari molekul yang menembus dalam keseluruhan membran.
Contoh: Transpor teofilin yang melalui suatu membran polimer meliputi
disolusi obat tersebut kedalam membrane.
Difusi yang melalui pori suatu membran yang berisi pelarut, manakala
difusi ini dipengaruhi oleh ukuran relatif molekul yang menembus
membran serta diameter dari pori tersebut. Contoh: Lewatnya molekul-
molekul steroid (yang disubtitusi dengan gugus hidrofilik) melalui kulit
manusia yang terdiri dari folikel rambut, saluran sebum dan pori-pori
keringat pada epidermis.
Difusi melalui suatu membran dengan susunan anyaman polimer yang
memiliki saluran yang bercabang dan saling bersilangan. Faktor – faktor
yang mempengaruhi difusi:
a. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan membran
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
e. Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
f. Konsentrasi Obat
Semakin besar konsentrasi obat, semakin cepat pula kecepatan
difusinya.
g. Koefisien difusi
Semakin besar koefisien difusi, maka besar kecepatan difusinya.
h. Viskositas
i. Koefisien partisi
Difusi pasif dipengaruhi oleh koefisien partisi, yaitu semakin besar
koefisien partisi maka semakin cepat difusi obat.
Alat Bahan
Gelas beker 250 ml Aquades
Batang pengaduk Kalium Permanganat 100 mg
Stopwatch Es batu
Air hangat (500C) dan air dingin
(100C)
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
IV. KESIMPULAN
IV.1 Hasil dan Pembahasan
Dari tabel didapatkan hasil bahwa kristal KMnO 4 0,1 gram lebih mudah larut pada
pengadukan karena dengan pengadukan dapat mempengaruhi kecepatan difusi,
sehingga ketika kita memberikan pengadukan terhadap kalium permanganat dan
aquades maka kalium permanganat akan cepat memecah dan ukuran partikelnya
menjadi lebih kecil dan menyebabkan kalium permanganat melarut dalam molekul air.
Pada percobaan kedua didapatkan hasil bahwa pada Kristal KMnO 4 0,1 gram yang
dilarutkan di dalam air bersuhu 50°C tanpa dilakukan pengadukan kristal KMnO 4
dapat melarut dengan sempurna. Menurut Parrot (1971) mengatakan bahwa kecepatan
pelarutan menjadi semakin tinggi dengan naiknya temperatur. Sementara itu, pada
kristal KMnO4 yang dilarutkan di dalam air bersuhu 10°C tanpa dilakukan pengadukan
didapatkan hasil bahwa KMnO4 tidak dapat melarut dengan sempurna hal ini
dikarenakan suhu yang rendah menyebabkan energi kinetik yang ada pada molekul
tidak meningkat yang membuat kecepatan difusi juga menjadi tidak meningkat. Selain
suhu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi difusi, berikut beberapa faktor yang
mempengaruhi difusi:
a. Ukuran partikel.
b. Ketebalan membran.
c. Luas suatu area.
d. Jarak.
e. Suhu.
f. Konsentrasi Obat
g. Koefisien difusi
h. Viskositas
i. Koefisien partisi
Area tempat berlangsungnya difusi juga menjadi faktor penentu kecepatan difusi.
Semakin luas area terjadinya difusi maka semakin cepat difusi tersebut. Semakin
sempit maka akan semakin lambat difusi.
IV.2 Kesimpulan
1. Pada peristiwa difusi sederhana, pengadukan serta kenaikan temperatur dapat
mempengaruhi kecepatan difusi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi adalah suhu, berat molekul,
kelarutan zat dalam pelarut, perbedaan konsentrasi, jarak perpindahan, dan
area tempat berlangsungnya difusi.
DAFTAR PUSTAKA
Sinko PJ. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 6th Edition.
Philadelphia: Lippincott William and Wilkins;2011.
Lachman L. HA. Lieberman. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd
edition. Philadelphia: Lea & Febiger;1986.