1. Ukuran Kristal
Ukuran Kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu zat.
Apabila semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin sulit
terjadinya pelelehan/peleburan.
2. Banyaknya Sampel.
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya
proses peleburan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang
digunakan maka semakin cepat proses peleburannya, begitu pula sebaliknya
jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin lama proses
peleburannya.
3. Pengemasan Dalam Kapiler
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas
yang bertahan.· Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik
lebur
11. Bagaimana pemanfaatan titik lebur dalam bidang farmasi
Dengan mengetahui titik lebur suatu zat maka kit dapat mengetahui
kemurnian suatu zat. Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik
lebur yang lebih tinggi dibanding ketika zat tersebut telah tercampur dengan
zat lain. dengan mengukur titik lebur maka murni atau palsunya suatu zat
dapat diketahui. Selain itu, berdasarkan titik lebur, akan mengiring seorang
farmasis dalam memformulasi suatu zat baik yang dapat maupun tidak dapat
dibuat menjadi sebuah sediaan, yang akhirnya akan menghasilkan suatu
sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.
Selain itu penentuan titik lebur dari bahan suatu obat juga digunakan
dalam pembuatan sediaan obat terutama obat yang diberikan melalui raktal
dan diperlukan dalam cara penyimpanan suatu sediaan obat agar tidak
mudah rusak pada suhu kamar tertentu
12. Kenapa harus digerus pada penentuan titik lebur menggunakan pipa kapiler?
Pada dasarnya bahan hasil penimbangan berbentuk serbuk yang tidak halus ,
sehingga harus dihaluskan terlebih dahulu guna memudahkan dalam proses
memasukkan sampel ke dalam pipa kapiler yang sangat kecil dan mempengaruhi
proses peleburan karena molekul besar dan kecil membutuhkan waktu yang
berbeda untuk melebur.
13. Bagaimana cara penentuan titik lebur
1. Melting point apparatus
Alat yang digunakan untuk menentukan titik lebur suatu zat adalah
melting point apparatus. Prinsip ker#a dari pada melting point apparatus adalah
pertamam e n y a l a k a n m e l k t i n g p o i n t d e n g a n m e m u t a r
p e m u t a r s u h u 2 0 °C p e r m e n i t . Kedua ketika suhu pada
thermometer mencapai ,60° C d a r i t i t i i k l e b u r a t a u t i t i k leleh
pada suatu senyawa murni yang telah ditetapkan oleh ilmuan, maka
pemutar suhunya harus diturunkan hingga mencapai 10 o* per menit.
Ketiga jika suhunyatelah mencapai suhu titik lebur atau titik pada
suatu senyawa murni yang telah ditetapkan oleh ilmuan maka pada
pemutar suhu harus diputar kekiri hingga 1°C per menit
2. Metode Rest
Penurunan titik lebur dapat dilakukan sebagai dasar penentuan berat molekul,
cara ini juga dikenal dengan metode Rest yang mengukur penurunan titik lebur
(Sutrisno, 2001). Penurunan titik lebur disebabkan karena kenaikkan tekanan
yang dapat dimanfaatkan dalam ski es. Tekanan dari ski menurunkan titik lebur
es dan juga menyebabkan es melenur dibawah ski, lapisan tipis zat cair ini
memberikan aksi sebagai pelincir sehingga memungkinkan ski dpat meluncur
diatas permukaan yang keras dari es. Tentu saja gesekan ski dengan penuh
permukaan es juga akan memegang oeranan besar terhadap peleburan dan aksi
dari pelincur tersebut (Moechtar, 1990).
3. Penentuan Titik Lebur dengan Metode Pipa Kapiler dengan titik lebur
dibawah 100°C dan diatas 100°C
Sampel untuk titik lebur di bawah 100°C adalah mentol dan asam stearat
Sampel untuk titik lebur di atas 100°C adalah aspirin dan metil paraben
1. Sampel digerus menjadi serbuk yang sangat halus dan diayak dengan ayakan
2. Pipa kapiler kaca (yang salah satu ujungnya tertutup) diisi dengan serbuk kering
secukupnya hingga membentuk kolom di dasar tabung dengan tinggi 2,5 mm
hingga 3,5 mm.
3. Setelah diisi, sampel dalam pipa kapiler dimampatkan dengan cara mengetukkan
pipa kapiler pada permukaan padat
4. Ikat pipa kapiler pada termometer dengan bagian terbuka menghadap ke bawah
5. Panaskan aquadest dalam gelas beaker menggunakan tangas air atau kompor
listrik hingga lebih kurang 30°C dibawah suhu lebur yang diperkirakan
6. Termometer dan pipa kapiler dicelupkan kedalam tangas. Bagian bawah pipa
kapiler tepat berada dipermukaan air yang dipanaskan
7. Lanjutkan pemanasan dengan begadukan tetap secukupnya hingga suhu naik
sekitar 3 derajat per menit
8. Pada saat suhu kurang lebih 3°C dibawah jarak lebur yang diperkirakan, kurangi
pemanasan hingga suhu naik lebih kurang 1°-2° per menit. Lanjutkan
pemanasan sampai bahan melebur sempurna.
9. Amati Suhu pada saat kolom zat uji yang diamati terlepas sempurna dari dinding
kapiler didefinisikan sebagai suhu akhir peleburan atau suhu lebur. Kedua suhu
tersebut berada dalam batas lebur