BAB 1 PENDAHULUAN
titik lebur dari suatu zat ataupun bahan obat dari titik lebur yang
sebenarnya.Selain itu penentuan titik lebur dapat digunakan sebagi
acuan untuk menentukan suhu penyimpanan suatu bahan obat karena
bahan obat dapat rusak pada suhu tertentu.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk dapat
mengetahui dan memahami cara penentuan titik lebur dari suatu zat
padat secara mikro dengan alat tile (thiele).
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan titik
lebur asam salisilat dengan menggunakan labu tile dan menggunakan
paraffin cair sebagai medium penghantar panas.
4.1 Hasil
A. Tabel Pengamatan
No
Nama Hasil
.
1. Suhu awal peleburan 158,5˚C
2. Suhu akhir peleburan 161˚C
3. Kesimpulan 161˚C – 158,5˚C = 2,5˚C
B. Perhitungan
a. Suhu awal peleburan = 158,5˚C
b. Suhu akhir peleburan = 161˚C
Suhu awal peleburan
c. Kesimpulan
Suhu akhir peleburan
161° C
¿
158,5° C
= 2,5˚C
4.2 Pembahasan
Penentuan titik lebur adalah suhu dimana terjadi perubahan zat
dari bentuk padat menjadi zat cair. Titik lebur atau suhu lebur adalah
suhu dimana pada saat zat tepat melebur seluruhnya yang ditujukan
dengan fase padat yang cepat hilang seluruhnya.
Pada praktikum menggunakan asam salisilat. Pertama sampel
yang ada pada cawan porselin ditotol dengan menggunakan pipa
kapiler yang salah satu ujungnya ditutup. Kemudian diketuk-ketuk
secukupnya pada permukaan padat. Lalu dinyalakan alat melting point
hingga suhu yang terbaca sekitar 30˚C dibawah titik lebur yang
diharapkan. Masukkan pipa kapiler yang berisi sampel ke dalam
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan yaitu suhu
awal peleburan 158,5˚C, pada suhu akhir peleburan 161˚C. Dan
diperoleh hasil akhir yaitu 2,5˚C
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum yaitu sebaiknya asisten
membimbing praktikannya agar kesalahan dapat diminimalisir serta
praktikan sebaiknya belajar sebelum masuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Masukkan pipa kapiler yang berisi sampel ke dalam lubang alat yang telah
disediakan.