Anda di halaman 1dari 20

SENYAWA KARBON

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi-reaksi kimia pada senyawa karbon dapat dikelompokkan
dalam beberapa tipe, diantaranya reaksi adisi, esterifikasi,
polimerisasi, yodoform, reaksi redoks, reaksi subtitusi, dan eliminasi.
Dimana subtitusi merupakan reaksi penggantian. Eliminasi reaksi
pengubahan ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap. Adisi merupakan
reaksi pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Polimerisasi merupakan penggabungan banyak molekul yang sangat
besar, ada dua jenis reaksi polimerisasi yaitu polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi. Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester
dimana pada percobaan ini ester dibuat. Redoks (reduksi-oksidasi)
merupakan dimana dua zat yang satu tereduksi dan yang satu
mengalami oksidasi. Yodoform adalah reaksi pembentukan senyawa
haloform.
Proses pembentukan polimer disebut juga reaksi polimerisasi.
Berdasarkan jenis reaksinya, terdapat dua macam polimerisasi, yaitu
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Polimer adalah
senyawa dengan rantai molekul sangat panjang yang terbentuk dari
penggabungan sejumlah besar monomer (molekul sederhana).
Senyawa polimer disebut juga senyawa makromolekul. Molekul
sederhana yang disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis
maupun beberapa jenis spesi. Sebagai contoh, selulosa dan pati
adalah polimer yang tersusun dari satu spesi tunggal yang berulang,
sedangkan protein adalah polimer yang tersusun sampai dengan 24
spesi.
Reduksi dan oksidasi merupakan reaksi-reaksi yang sangat
umum di dalam kimia organik. Reaksi-reaksi ini dapat memengaruhi
perubahan senyawa-senyawa lain. Dalam kimia organik, definisi
reduksi dan oksidasi sangat sederhana. Reaksi reduksi adalah reaksi
NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt
15020180187
SENYAWA KARBON

antara suatu senyawa dengan hidrogen, sedangkan reaksi oksidasi


adalah reaksi antara suatu senyawa dengan oksigen. Hasil-hasil
reduksi (reduction product) dan hasil-hasil oksidasi (oxidation product)
tergantung dari substrat dan kondisi proses.
Reaksi yodoform adalah reaksi haloform atau pembuatan
senyawa haloform. Untuk yodoform berarti akan dihasilkan senyawa
CHI3.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah mempelajari beberapa
aspek yang terkait dengan reaksi-reaksi senyawa karbon seperti
reaksi adisi, esterifikasi, redoks, polimerisasi dan yodoform.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu,
1. Menentukan reaksi esterifikasi berdasarkan reaksi dengan
alkohol, asam asetat, dan asam sulfat pekat.
2. Menentukan reaksi reduksi oksidasi berdasarkan reaksi dengan
alkohol, kalium dikromat, dan asam sulfat pekat.
3. Menentukan reaksi yodoform berdasarkan reaksi dengan alkohol,
larutan iodium, dan larutan natrium hidroksida.

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Senyawa organik yang satu dapat diubah menjadi lainnya
sehingga memungkinkan untuk membuat berbagai bahan yang
berguna untuk keperluan sehari-hari. Berdasarkan perubahan ikatan
kovalen yang alami oleh molekul-molekul senyawa organik selama zat
bereaksi, reaksi organik dapat dikelompokkan menjadi reaksi
substitusi, reaksi adisi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi, reaksi reduksi,
dan reaksi penataan ulang (Sumardjo,2006).
Adisi merupakan reaksi pengubahan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal. Polimerisasi merupakan penggabungan banyak
molekul yang sangat besar, ada dua jenis reaksi polimerisasi yaitu
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Esterifikasi adalah
reaksi pembentukan ester dimana pada percobaan ini ester dibuat.
Redoks (reduksi-oksidasi) merupakan dimana dua zat yang satu
tereduksi dan yang satu mengalami oksidasi. Yodoform adalah reaksi
pembentukan senyawa haloform (Chang, 2003).
Adisi artinya penambahan atau penangkapan. Dalam reaksi
adisi, suatu zat ditambahkan ke dalam suatu senyawa yang
mempunyai ikatan rangkap sehingga ikatan rangkap itu berubah
menjadi ikatan tunggal. Reaksi adisi dibedakan atas reaksi elektrofilik
dan reaksi nukleofilik (Sumardjo,2006).
Reaksi adisi adalah jika senyawa karbon memiliki ikatan
rangkap dua (alkena) atau rangkap tiga (alkuna) dan pada atom-atom
karbon tersebut berkurang ikatan rangkapnya, kemudian digantikan
dengan gugus fungsi (atom atau molekul). Hidrokarbon yang memiliki
ikatan rangkap dua atau rangkap tiga merupakan senyawa tak jenuh.
Pada senyawa tak jenuh ini memungkinkan adanya penambahan atom
hirogen. Ketika suatu senyawa tak jenuh direaksikan dengan hidrogen
halida maka akan menghasilkan produk tunggal (Oxtoby, 2001).

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

Polimer disebut juga makromolekul, yaitu molekul besar yang


disusun oleh molekul-molekul sederhana (monomer). Misalnya protein
monomernya asam amino, amilum monomernya glukosa, selulosa
monomernya glukosa, karet alam monomernya isoprena, asam nukleat
monomernya nukleotida, dan lain-lain. Reaksi pembentukan polimer
dari monomernya disebut polimerisasi. Ada dua jenis reaksi
pembentukan polimer yaitu : polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi (Oxtoby, 2001).
Polimerisasi adisi merupakan polimerisasi yang terjadi melalui
penggabungan monomer-monomer yang memiliki ikatan rangkap
secara adisi membentuk molekul baru sehingga ikatan rangkanya
jenuh (Crys, 2003).
Polimerisasi kondensasi adalah penggabungan monomer-
monomer secara eliminasi. Disamping polimer yang dihasilkan, ada
molekul yang dilepas seperti H2O. Reaksi itu terjadi pada monomer
yang mempunyai gugus fungsi pada kedua ujung rantainya. Biasanya
monomer yang bergabung tidak sejenis dan polimer yang terbentuknya
disebut kopolimer (Crys, 2003).
Polimer adalah senyawa dengan rantai molekul sangat panjang
yang terbentuk dari penggabungan sejumlah besar monomer (molekul
sederhana). Senyawa polimer disebut juga senyawa makromolekul.
Molekul sederhana yang disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis
maupun beberapa jenis spesi (Saraswati, 2015).
Sebenarnya, plastik merupakan hasil dari proses polimerisasi,
yaitu proses penggabungan beberapa molekul sederhana menjadi
molekul besar. Hasil dari proses polimerisasi tidak hanya terdapat
pada barang-barang yang terbuat dari plastik, akan tetapi juga karet,
serat, nilon, protein, karbohidrat, dan asam nukleat. Senyawa hasil
proses polimerisasi disebut polimer atau makromolekul, yaitu molekul

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

yang terbentuk dari penggabungan molekul-molekul sederhana


(monomer) menjadi bentuk rantai yang panjang (Oxtoby, 2001).
Alkohol yang direaksikan dengan asam karboksilt disebut reaksi
esterifikasi, yaitu pembuatan ester yang merupakan senyawa
beraroma (essen). Gugus fungsi alkohol-OH. Reaksi kebalikannya
disebut reaksi hidrolisis ester (Saraswati, 2015).
Dikarenakan asam amino mempunyai radikal karboksil bebas,
pemanasan asam amino dan alkohol dengan menggunakan asam
klorida atau asam sulfat sebagai katalis dapat membentuk eter. Reaksi
esterifikasi ini dipakai oleh emil fischer sebagai dasar untuk
memisahkan asam-asam amino yang diperoleh dari hidrolisis protein
sebab ester-ester yang terbentuk dapat dipisahkan dengan cara
distilasi bertingkat. Pada bidang kimia, radioisotop digunakan untuk
mempelajari mekanisme reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18
(O-18) digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi
(Chang, 2003).
Proses elektrokimia adalah reaksi redoks (oksidasi-reduksi)
dimana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi spontan
diubah menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan agar reaksi
yang nonspontan bisa terjadi. Dalam reaksi redoks, elektron-elektron
ditransfer dari satu zat ke zat lain. Reaksi antara logam magnesium
dan asam klorida merupakan salah satu contoh reaksi redoks (Chang,
2003).
Hidrogen yang dipakai dalam reaksi reduksi tidak hanya
hidrogen bebas, tetapi juga hidrogen dari sumber lain. Reaksi reduksi
yang juga dikenal sebagai reaksi hidrogenasi banyak terjadi di dalam
sistem biologi; namun, reaksi reduksi di dalam sistem ini adalah
reduksi sistem enzim (Sumardjo,2006).
Oksigen yang dipakai dalam reaksi oksidasi tidak hanya gas
oksigen bebas, tetapi juga oksigen dari sumber lain, misalnya dari

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

asam nitrat pekat, kalium permanganat dalam suasana asam, kalium


bikromat dalam suasana asam, kalium permanganat dalam suasana
alkalis, hidrogen peroksida, aqua bromata, dan masih banyak yang
lain. Reaksi oksidasi banyak sekali terjadi di dalam sistem biologi;
namun, reaksi oksidasi di dalam sistem ini adalah reaksi sistem enzim
(Sumardjo,2006).
Reaksi yodoform adalah reaksi haloform atau pembuatan
senyawa haloform. Untuk yodoform berarti dihasilkan senyawa CHI 3
(Anonim, 2017).
Iodoform dalam suhu kamar berwujud padat, berwarna kuning
yang dapat melumpuhkan saraf dan biasanya digunakan sebagai zat
antiseptik. Reaksi ini menggunakan pereaksi : NaOH + I 2 atau NaOI.
Endapan iodoform (CHI3) berwarna kuning dan berbau khas (Oxtoby,
2001).
2.2 Uraian Bahan
a. Air Suling (Ditjen POM, 1979 h. 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling / aquadest
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur :H–O–H
Berat molekul : 18,02
Pemerian :Cairan jernih,tidak berwarna, tidak
berasadan tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
b. Alkohol (Ditjen POM, 1979 h. 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus Struktur : CH3 – CH2 - OH

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

Berat molekul : 46,07


Bobot jenis : 1,41
Pemerian : Cairantakberwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas;
rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan

c. Asam Asetat (Ditjen POM, 1979 h. 241)


Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM
Sinonim : Asam Asetat
Rumus Molekul : CH3COOH
Berat Molekul : 60,05
Rumus Struktur : H O

H–C–C–O–H

H
Bobot Jenis : 1,04
Pemerian : Cairan, jernihtidak berwarna, bau khas
menusuk, rasa asam yang tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan
etanol dan dengan air, dengan etanol
dan gliserol
d. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979 h. 58)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam Sulfat

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

Rumus molekul : H2SO4


Berat molekul : 98,07
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan kentalseperti minyak, korosif;


tidak\berwarna;jika ditambahkan kedalam
air menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
e. Aseton (Ditjen POM, 1979 h. 655)
Nama resmi : ASETONUM
Nama lain : Aseton
Rumus molekul : (CH3)2CO
Berat molekul : 58,08
Rumus struktur : CH3 – C – CH3
O
Pemerian : .Cairan jernih tidak berwarna,
mudahmenguap, bau khas, mudah
terbakar
Kelarutan : Larut dalam air, etanol (95%) eter P dan
kloroform P, membentuk larutan jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
f. Eter (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHER ANASTHETICUS
Nama lain : Eter anastesi, efoksierana
Rumus molekul : C4H10O
Berat molekul : 74,12

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, bau


khas, rasa manis atau membakar, sangat
mudah terbakar.
Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air, dapat
bercampur dengan etanol (95%) P
dengan kloroform P, minyak lemak, dan
minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Anestesi Umum

g. Iodium (Ditjen POM, 1995)


Nama Resmi : IODUM
Sinonim : Iodium
Berat Molekul : 126,90
Rumus Molekul : I2
Pemerian : Keping atau granul, berat, hitam keabu-
abuan, bau khas, berkilau seperti metal
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut
dalam karbon disulfide, dalam kloroform,
dalam karbon tetraklorida dan dalam
eter, larut dalam etanol dan dalam
larutan iodide, agak sukar larut dalam
gliserin
h. Kalium Dikromat (Ditjen POM, 1979 h. 687)
Nama lain : Kalium dikromat
Rumus molekul : K2Cr2O7
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; merah jingga,
larut dalam air. Mengandung tidak
kurang dari 99,8% K2Cr2O7.

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

i. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979 h. 412)


Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Sinonim : Natrium Hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00
Rumus struktur : Na – O – H
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur; putih,
mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap
Karbondioksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
j. Asetaldehida (Ditjen POM, 2014 : 1692)
Nama Resmi : ACETALDEHYDE
Nama Lain : Etanal
Berat Molekul : 44,05 gr/mol
Rumus Molekul : CH3CHO
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna


Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : murni pereaksi
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2019 : 13)
A. Reaksi Adisi
1) Dimasukkan 3 mL eter ke dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 3 mL aseton

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

3) Diteteskan sebanyak 10 mL tetes NaHSO3 jenuh


4) Dikocok dan amati perubahan yang terjadi
B. Reaksi Polimerisasi
1) Dimasukkan 2 mL asetaldehida 1 : 1 ke dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 2 mL NaOH 2 M
3) Dipanaskan perlahan-lahan
4) Diamati perubahan yang terjadi
C. Reaksi Pengesteran
1) Dimasukkan 2 mL alcohol 50 % ke dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 2 mL aseton dan 5 tetes H2SO4 pekat
3) Dipanaskan tabung reaksi selama beberapa menit
4) Dituangkan ke dalam tabung reaksi lain yang sudah diisi
dengan 3
mL air
5) Diamati perubahan yg terjadi dan dicium baunya
D. Reaksi Redoks
1) Dimasukkan 2 mL alcohol 50% ke dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat dan 4 mL larutan K2Cr2O7 0,1
M
3) Dipanaskan tabung reaksi yang telah ditutup aluminium foil
4) Dikocok dan amati perubahan yang terjadi dan amati baunya
E. Reaksi Yodoform
1) Dimasukkan 5 mL larutan I2 0,2 M dan 2 mL alcohol ke dalam
tabung reaksi
2) Ditambahkan tetes pertetes larutan NaOH 0,1 M, sampai
larutan berwarna kuning pucat
3) Dipanaskan tabung reaksi
4) Dikocok dan amati perubahan yang terjadi dan amati baunya

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

BAB III METODE KERJA

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aluminium foil, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, tabung reaksi,
penangas air.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu Natrium
Hidroksida (NaOH) 0,1 M, Alkohol 50%, Asam Asetat (CH3COOH) 6
M, Asam Sulfat (H2SO4) pekat, Kalium Bikromat (K2Cr2O7) 0,1 M,
Iodium (I2) 0,2 M, asetaldehida dan Aquadest.
3.3 Cara Kerja
1. Pengesteran
Siapkan tabung reaksi, diisi 2 mL alcohol 50%, 2 mL asam
asetat 6 M dan 5 tetes H2SO4 pekat. Panaskan tabung rekasi ini
selama beberapa menit, kemudian tuangkan kedalam tabung
reaksi lainnya yang telah diisi 3 mL air. Cium bau larutan.
2. Redoks
Siapkan tabung reaksi, masukkan 2 mL alcohol 50%, 3
tetes H2SO4 pekat dan 4 mL larutan K2Cr2O7 0,1 M kedalam
tabung reaksi. Tutup tabung dengan sebuah gabus dan panaskan
selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi dan cium
bau larutan.
3. Yodoform
Siapkan tabung reaksi, isi tabung reaksi dengan 5 mL
larutan I2 0,2 M dan 2 mL alkohol. Setelah itu tambahkan tetes
pertetes larutan NaOH 0,1 M sampai larutan berubah warna
menjadi kuning pucat. Tutup dengan kapas/tissue. Kemudian
panaskan sampai larutan berubah menjadi bening. Amati
perubahan dan cium bau larutan yang telah dipanaskan.

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
1. Reaksi Pengesteran
Zat-zat yang direaksikan Hasil Reaksi
Alkohol + Asam Asetat + H2SO4 Bau Khas (Bau balon ammonia)

2. Reaksi Redoks
Zat-zat yang direaksikan Hasil Reaksi
Terbentuk endapan kalium
Alkohol + H2SO4 + K2Cr2O7 berwarna hijau tosca, berbau
alkohol

3. Reaksi Yodoform

Zat-zat yang direaksikan Hasil Reaksi


Berwarna orange pucat yang
I2 + Alkohol + NaOH
melayang-layang, berbau betadine

3.2 Reaksi
a. Reaksi Pengesteran
O O
‖ ‖
CH3 ─ C ─ OH + C2H5OH → nCH3 ─ C ─ C2H5O + H2O
Asam asetat Etanol Etil etanoat
b. Reaksi Redoks
Red : Cr2O72- + 14H+→ 2Cr3+ + 7H2O x2
Oks : C2H5OH + H2O → CH3COOH + 4H+ + 4e- x3
2Cr2O72- + 28H++ 12 e- → 4Cr3+ + 14 H2O
3C2H5OH + 3H2O → 3CH3COOH + 12 H- + 12 e-
2Cr2O72- + 16H+ + 3C2H5OH →3CH3COOH + 4Cr3+ + 11H2O

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

Reaksi lengkap :
2K2Cr2O7 + 8H2SO4 + 3C2H5OH → 2Cr2 (SO4)3 + 11H2O +
3CH3COOH + 2K2SO4
e. Reaksi Yodoform
O

C2H5OH + I2→ CH3 ─ C ─ H + 2HI

O O
‖ ‖
CH3 ─ C ─ H + 3I2 → CI3 ─ C ─ H
CI3COH + NaOH → CHI3 + HCOONa

3.3 Pembahasan
Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung
unsur C, H, dan O. Dimana apabila senyawa organik ini dibakar, akan
menghasilkan uap air (H2O) dan gas Karbondioksida (CO2). Tipe
reaksinya yaitu adisi, polimerisasi, pengesteran, redoks, dan
yodoform.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
reaksi adisi, polimerisasi, esterifikasi, rediks, dan yodorm dari
beberapa senyawa karbon dan mengamati dengan seksama
perubahan reaksi yang terjadi.
Pada reaksi pengesteran ini akan menghasilkan ester. Dimana
mereaksikan alkohol + asam asetat + H2SO4 setelah dipanaskan
menghasilkan warna bening dan bau khas (bau balon ammonia).
Hasil dari percobaan pengesteran ini adalah senyawa ester. Pada
percobaan ini sesuai dengan teori dimana memberikan bau yang khas
atau bau aromatik.

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

O O

CH3 – C – OH + C2H5OH nCH3 – C – C2H5O +H2O


Asam asetat Etanol Etil etanoat
Pada reaksi redoks zat yang direaksikan yaitu alkohol + HSO4
+ Kr2Cr2O7 mengasilkan warna orange sebelum dipanaskan dan
setelah dipanaskan berubah warna menjadi coklat. Hal sesuai terjadi
karena zat satu tereduksi dan zat satunya teroksidasi. Dengan reaksi:
2 K2Cr2O7 + 8 H2SO4 + 3 C2H5OH 2Cr2( SO4 )3 + 11 H2O +
3 CH3COOH + 2 K2SO4
Pada percobaan ini sesuai dengan teori dimana reaksi redoks
menghasilkan perubahan warna dari orange menjadi coklat dan
terdapat endapan berwarna hijau tosca.
Pada reaksi yodofrom yaitu pembuatan senyawa haloform. Zat
yang direkasikan adalah I2 + Alkohol + NaOH menghasilkan warna
kuning pucat sebelum dipanaskan dan warna bening dan memberikan
bau betadine setelah dipanaskan. Praktikum ini sesuai dengan teori
yaitu perubahan warna dari kuning pucat menjadi bening dengan bau
betadine.
Pada praktikum ini terjadi faktor kesalahan yaitu kurang
bersihnya alat yang digunakan, praktikan yang kurang teliti dalam
melakukan praktikum baik itu dalam mempipet larutan sampai dengan
proses memanaskan serta konsentrasi larutan yang tidak sesuai.

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulan yaitu:
a. Reaksi Pengesteran, Alkohol yang ditambahkan dengan asam
asetat dan asam sulfat pekat menghasilkan warna bening yang bila
dipanaskan tidak mengalami perubahan warna namun berbau
cuka.
b. Reaksi Redoks, Alkohol direaksikan dengan asam sulfat pekat
ditambahkan kalium dikromat kemudian dimasukkan kedalam gelas
kimia yang berisi air panas menghasilkan bau balon yang berwarna
hijau tosca.
c. Reaksi Yodoform, Alkohol ditambahan larutan iodium dan
diteteskan dengan NaOH tidak terbentuk endapan.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih
serius dalam melakukan praktikum ini dan lebih berhati-hati lagi
karena yang digunakan larutan yodoform yang bisa berbahaya bagi
kesehatan.

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jl. 1 Ed. 3,Jakarta; Erlangga

Crys, Fajar P. 2003. Kimia Dasar 2. Yogjakarta: IMSTEP UNY.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Edisi III. Departemen Kesehatan RI:


Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Edisi IV. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
Ditjen POM. 2014. Farmakope Edisi V. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
Oxtoby,David. 2001. Prinsip 2 Kimia Modern. Jakarta: Erlangga

Saraswati, Indah. 2015. Panduan Praktikum Kimia. Yogyakarta:


Deepublish
Sumardjo, Damin. 2006. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

LAMPIRAN
SKEMA KERJA

A. Reaksi pengesteran
Disiapkan tabung reaksi

Ditambahkan 2 ml alkohol 50%

Ditambahkan 2 ml asam asetat

Diteteskan 5 tetes H2SO4 pekat

Dipanaskan beberapa menit

Dituang kedalam tabung reaksi lain yang sudah diisi dengan 3 ml


air

Cium bau larutan


B. Reaksi redoks
Disiapkan tabung reaksi

Ditambahkan 2 ml alkohol 50%

Ditambahkan 3 tetes H2SO4

Ditambahkan 4 ml K2Cr2O7

Ditutup tabung reaksi dengan sebuah gabus dan letakkan dalam


gelas kimia yang berisi air panas beberapa menit

Amati perubahan dan cium bau larutan

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

C. Reaksi yodoform
Disiapkan tabung reaksi

Ditambahkan 5 ml larutan I2

Ditambahkan 2 ml alkohol 50%

Ditambahkan tetes pertetes NaOH 0,1 M sampai larutan berwarna


kuning pucat

Ditutup tabung reaksi dengan sebuah gabus dan letakkan dalam


gelas kimia yang berisi air panas beberapa menit

Amati perubahan dan cium bau larutan

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187
SENYAWA KARBON

GAMBAR HASIL PRAKTIKUM

NURUL AWALIAH MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


15020180187

Anda mungkin juga menyukai