Anda di halaman 1dari 12

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKALAH
BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURUL AWALIAH


NIM : 15020180187
KELAS : C10

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk
menyelesaikan makalah “Biologi Sel dan Molekuler”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh
alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali.
Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini
masih memiliki banyak kekurangan.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya
makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada
setiap pembacanya.

Makassar, 26 Mei 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

Setiap bagian tubuh makhluk hidup merupakan hasil dari kerja gen
yang terdapat di dalam tubuh. Apa yang diinformasikan oleh gen adalah
apa yang dapat kita lihat dalam tubuh makhluk hidup, mulai dari seorang
bayi lahir sampai ia mati. Apa yang terl;ihat merupakan ekspresi dari gen.
Gen merupakan pewaris sifat yang diturunkan dari induk kepada anaknya.
Dalam prosesnya terdapat suatu mekanisme yang kompleks salah
satunya yang dikenal “Central Dogma”. Central dogma dideskripsikan
sebagai proses Deoxyribonucleic acid (DNA) membuat Ribonucleic acid
(RNA) selanjutnya RNA membuat protein, yang merupakan suatu
rangkaian.
Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, proses tersebut dapat tidak
sempurna dalam melangsungkan tugasnya. Begitu juga gen yang
mengekspresikan suatu sifat atau suatu kerja. Gen dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar yang dapat mengubah susunan dan struktur dari gen itu
sendiri. Perubahan susunan gen tersebut dinamakan dengan mutasi.
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun
RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru
dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Gen adalah bagian kromosom yang akan digunakan untuk
mengkode protein. Gen memiliki daerah exon, intron dan daerah regulator
(daerah yang dikenali faktor pembentuk transkripsi). Exon adalah daerah
pada gen yang diterjemahkan digunakan untuk mengkode pembentukan
protein. intron adalah bagian dari gen yang tidak dipergunakan untuk
menterjemahkan kode protein tertentu. Bagian intron akan dihilangkan
pada waktu pemrosesan RNA. Asam nukleat adalah polinukleotida yang
terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya
dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat (DNA)
dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat
(RNA).
DNA (deoxyribonucleic acid) adalah asam nukleat yang merupakan
biomolekul penyusun organisme yang terdapat dalam sel, umumnya pada
inti sel (nukleus) yang berperan sebagai materi genetik, yang terdiri dari
gugus fosfat, gula deoksiribosa,dan basa nitrogen, yang terdiri dari Adenin
(A), Guanin (G), Sitosin (C) Timin (T). DNA dan RNA mempunyai sejumlah
sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara unit-unit mononukleotida
terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara
posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida lainnya.
BAB 2
TEORI UMUM

2.1 DOGMA SENTRAL EKSPRESI DNA


2.1.1 Materi Genetik
DNA sebagai bahan genetik karena DNA dapat
mewariskan sifat-sifat organisma induk, sudah diidentifikasi
pada pertengahan abad 20 (Greenspan and Baxter 1994).
Genom adalah sepotong DNA/segment DNA yang
menyandi protein mengandung semua informasi genetik
yang dimilikinya. Dengan penemuan ini ditemukan
bagaimana informasi genetik diwariskan dan diekspresikan.
Mekanisme molekuler dari pewarisan melibatkan proses yang
dikenal sebagai replikasi, dimana rantai DNA induk berfungsi
sebagai cetakan untuk sintesis salinan DNA (Murray et al.
2000).
Setiap kita yang ingin memahami bagaimana
metabolisme sel dan pewarisan sifat dari induk (parental) ke
generasi berikutnya adalah dengan memahami mekanisme
kerja DNA. Berbagai eksperimen dan kajian sampai pada
kesimpulan bahwa mekanisme kerja DNA adalah replikasi,
transkripsi dan translasi. Tiga proses ini dikenal dengan
sebutan dogma sentral. Replikasi adalah proses menyalin
secara utuh 2 untai DNA menjadi 2 untai yang
baru.Transkripsi adalah proses menyalin salah satu untai
DNA menjadi mRNA sedangkan translasi adalah proses
penterjemahan mRNA menjadi polipeptida (Yuwono, 2013).
Materi genetik (DNA) yang terdapat pada suatu sel
selalu dalam keadaan aktif karena senantiasa melakukan
replikasi, transkripsi, translasi, reparasi (perbaikan) dan
rekombinasi. Proses penyimpanan dan pemindahan informasi
genetik dinyatakan dalam suatu dalil yang disebut dogma
sentral, yang ditemukan oleh Francis Crick dan George Gamov
pada tahun 1957. Prinsip dogma sentral bahwa DNA
menjadi penentu jenis RNA yang selanjutnya akan
diterjemahkan menjadi suatu protein (Yuwono, 2013).
2.1.2 Teori Dogma Sentral DNA
Dogma sentral biologi menjelaskan mengenai proses
perubahan gen dari DNA menjadi RNA, dan RNA menjadi
protein. Dogma ini menjelaskan bagaimana proses pembacaan
materi genetik menjadi protein yang berperan di setiap
tahap metabolisme di dalam tubuh suatu organisme
(Bettelheim et al, 1984) Sebagai pernbawa informasi
genetika, DNA rnempunyai dua fungsi utama: 1) rnembuat
kopi yang tepat dari pada dirinya sendiri pada waktu proses
repllkasi atau duplikasi dan 2) rneneruskan koda-koda
informasi yang dimiliki ke.nRNA (tnessenger RNA) pada
waktu proses transkripsi. Dengan demikian mRNA
kelaknya dapat menterjemahkan (mengtranslasikan)
informasi-informasi "bahasa dalam 4 huruf" dari pada asam
nukleat ke dalam "bahasa dalam 24 huruf" darl pada protein.
Konsep ini (gambar 1) merupakan dasar yang terkenal
sebagai Dogma Sentral yang dlkemukakan oleh Crick (2)
pada tahun 1958 (Soedigdo, 1973).
2.1.3 Sistem Dan Metode Analisis DNA
1. Jaringan hewan dan alkali hangat
RNA akan terpecah menjadi komponen-komponen
nukleotida yang larut dalam asam. DNA sulit dipecah atau
dirusak oleh alkali.
2. Metode Schnider
Jaringan dan asam trikloro asetat panas dan
diperkirakan DNA dapat diuji oleh reaksi kalorimetri dengan
difenilanin, yang mana akan bereaksi dengan purin dioksiribosa
dan tidak bereaksi dengan purin ribosa.
3. Metode Feligen
Fuchsin sulfurous acid akan berwarna merah
dengan DNA, dan tidak dengan RNA. Reaksi ini diterapkan untuk
mempelajari distribusi RNA dan DNA didalam bagian-bagian sel.
4. Secara Spektroskopi
Pengukuran absorbsi cahaya oleh RNA dan DNA
pada 260nm dimana spektra cincin purin dan pirimidin asam
nukleat menunjukkan maksimal.
Tiga bentuk utama RNA yang terdapat didalam sel adalah
mRNA(messenger RNA), rRNA(ribosa RNA), dan tRNA(transfer
RNA). Tiap bentuk RNA ini mempunyai berat molekul dan
komposisi yang berlainan, tetapi khas untuk tiap macam bentuk
RNA.
Semua RNA terdiri dari rantai tunggal poliribonukleotida.
Pada sel bakteri, hampir semua RNA ada di dalam sitoplasma.
Disel hati kira-kira 11% terdapat dalam nukleus(terutama
mRNA), sekitar 15% dalam mitokondria, lebih dari 50% dalam
ribosom, dan kira-kira 24% dalam strosol.
(Suryono, 2008)
2.2 STRUKTUR DAN SIFAT-SIFAT ASAM NUKLEAT
2.2.1 Struktur DNA dan RNA
DNA adalah suatu polimer. Rekombinasi DNA
merupakan suatu proses alamiah dengan mana unsur-unsur
material genetic ( pecahan-pecahan polimer DNA) dipersatukan
kedalam suatu moekul DNA yang lain. DNA produk di rujuk
sebagi DNA rekombinan. (Fessenden, 1982)
Secara kimia DNA mengandung karakteristik/sifat
sebagai berikut:
1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.

2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T)


dan adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama
banyak dan berpasangan spesifik satu dengan lain. Guanin
selalu berpasangan dengan sitosin (G±C), dan adenidan adenin
berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin
selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan
timin.
Semua rantai asam nukleat berpasangan secara
antiparalel seperti itu, tak perduli apakah pasangannya terjadi
antarrantai DNA, antara rantai DNA dengan rantai RNA, ataupun
antarrantai RNA. Terdapat 4 macam basa organik yang
membentuk perpasangan tersebut : adenin, sitosin, guanin, dan
timin (dilambangkan secara berturut-turut dengan A,C,G, dan T)
( Dasar-dasar Biokimia, 2006).
RNA terdiri atas rantai poliribonukleotida yang basa-
basanya biasanya adalah adenine, guanine, urasil dan sitosin.
RNA ditemukan dalam nucleus maupun sitoplasma sel. Variasi
bentuk RNA lebih banyak dari DNA. RNA memiliki berat molekul
antara 25.000 samapai beberapa juta. Sebagian besar RNA
berisi rantai polinukleutida tunggal, tetapi rantai ini bisa terlipat
sedemikian rupa membentuk daerah heliks ganda yang
mengandung pasangan basa A : U dan G. Terdapat tiga tipe
utama RNA, yakni transfer RNA ( tRNA), ribosomal RNA (rRNA),
dan messenger RNA (mRNA). RNA berperan dalam ekspresi
informasi genetic. tRNA (Mr25.000) berfungsi sebagai suatu
adapter dalam sintesis rantai polipeptida. tRNA meliputi 10-20
persen total RNA dalam sel. Setidaknya terdapat satu tipe tRNA
untuk setiap tipe asam amino. tRNA memiliki proporsi nukleosida
yang relative tinggi. Nukleosida ini memiliki struktur unik,
misalnya adenine, citosin, guanine, serta urasil yang termitilasi
atau terasetilasi (Ngili, 2013).
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA
merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida.
Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus
pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer
tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari
satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.
Asam Ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri
atas molekul-molekul ribonukleutida. Asam ribonukleat ini
terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dan atom C
nomor 5 pada molekul ribose dengan perantaraan gugus fosfat
(Poedjiati, 2006).

RNA pesuruh (mRNA) disintesis dibawah pengarahan


DNA. molekul-molekul mRNA lebih kecil dari pada molekul-
molekul DNa. dalam sintesis suatu molekul mRNA, hanya
sebagian spiral DNA yang terurai, kemudian berjajarlah
ribonukleotida yang komplementer, lalu berpolimerisasi. setelah
polimerisasi, suatu molekul mRNa tidaklah membentuk sebuah
sprila dengan molekul DNA. melainkan meninggalkan inti sel
untuk membantu biosintesis protein. (Fessenden, 1982).
2.2.2 Sifat DNA dan RNA
2.3 REPLIKASI DAN REPARASI DNA
2.3.1 Proses Replikasi DNA
Proses replikasi DNA dalam suatu sel yang khas
dimulai dengan terurainya (unwinding;Jawa; udar) untaian-
rangkap yang dikatalis oleh ensim. sementara untaian rangkap
itu terurai, nukleotida baru (dalam hal ini trifosfat)
terpasangberjajar sepanjang tiap untaian. nukleotida-nukleotida
itu digabungkan, satu persatu, dengan suatu cara yang paling
melengkapi secara tepat. timina bersebrangan dengan adenina
dan sitosina bersebrangan dengan guanina.

Polimerisasi nukleotida-nukleotida ini (dan serempakk


terbentuknya gugus difosfat). dikatalis oleh enzim DNa
polimerase menghasilkan sepasang untaian baru. tiap untaian
baru merupakan komplemen (pelengkap) salah satu untaian
lama. hasilnya ialah sepasang spiral DNA yang identik, padahal
semula hanya ada satu spiral.
2.3.2 Stabilitas Genetik dan Kerusakan DNA
2.3.3 Respon Sel Terhadap Kerusakan DNA
2.3.4 Proses Reparasi DNA
2.4 SISTEM REGULASI DAN EKSPRESI GEN
2.4.1 Transkripsi Pada Prokariotik dan Eukariotik

Anda mungkin juga menyukai