6. Mekanisme pembasahan?
Tahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah pembasahan adhesional dimana
permukaan padat berhubungan dengan permukaan cairan. Tahap ini ekuivalen dengan
perubahan dari tahap (a) ke tahap (b) dalam gambar. Partikel kemudian ditekan di bawah
permukaan cairan ketika pembasahan pencelupan terjadi (b ke c) selama tahap ini terbentuk
antar muka padat-cair dan antar muka padat-udara hilang. Akhirnya cairan menyebar ke
seluruh permukaan zat padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja pembasahan
penyebaran sama dengan kerja untuk membentuk antar muka padat-cair dan cair-gas
dikurangi hilangnya antar muka padat-gas (Gennaro, A. R., et al. 1990).
7. Contoh-contoh bahan pembasah?
Bahan pembasah yang merupakan golongan surfaktan terbagi menjadi beberapa kelompok
yaitu (Fatmawaty, A., Nisa, M., dan Riski, R. 2015):
Sedangkan bahan pembasah lainnya yaitu (Fatmawaty, A., Nisa, M., dan Riski, R. 2015):
a. Bahan pembasah anionik, mempunyai molekul dengan bagian nonpolar atau aktif,
membawa muatan negatif. Contohnya: aerosol.
b. Bahan pembasah kationik, membawa muatan positif pada gugus nonpolar atau aktif.
Contohnya: senyawa ammonium kuartener seperti benzelonium klorida, cetil piridin klorida
dan benzalkonium klorida.
c. Bahan nonionik seperti tween dan span tidak terionisasi.
Aksi yang paling penting dari suatu bahan pembasah adalah menurunkan sudut kontak
antara permukaan dan cairan pembasah. Sudut kontak adalah sudut antara tetes cairan dan
permukaan yang mana partikel itu akan menyebar. Seperti ditunjukkan pada gambar. Sudut
kontak antara padatan dengan cairan dapat 0 o terbasahi secara sempurna atau sudut 180 o
dimana pembasahan tidak sempurna, sudut kontak dapat juga mempunyai beberapa nilai
antara batasannya.
Persamaan Young menyatakan bahwa sudut kontak akan <90°, jika interaksi antara padatan
dan cairan lebih besar daripada interaksi antara padatan dan udara, misalnya Ɣ S/L > ƔS/A . Di
bawah kondisi ini, pembatasan terjadi, garis pedoman umumnya adalah padatan yang siap
dibasahi jika sudut kontaknya dengan fase cair adalah <90°. Padatan diketahui mudah
dibasahi, seperti KCl, NaCl dan laktosa yang mempunyai sudut kontak paling rendah. Sudut
kontak yang menarik dari kloramfenikol meningkat dari 59 o-125o mengindikasikan suatu
perubahan menjadi permukaan yang tidak terbasahi ketika ester palmitat dibentuk. Bahan lain
yang diketahui susah untuk dibasahi seperti polietilen densitas tinggi, dimagnesium stearat
memiliki sudut kontak lebih besar dari 90o (Fatmawaty, A., Nisa, M., dan Riski, R. 2015).
Di mana : dv/dt mengacu pada laju sedimentasi; d 2 mengacu pada diameter partikel rata-rata;
ρs dan ρt masing-masing mengacu pada bobot jenis partikel padat dan pembawa; η mengacu
pada viskositas pembawa, dan g mengacu pada gravitasi.
Persamaan tersebut digambarkan bahwa faktor yang berpengaruh dalam laju pengendapan
adalah diameter partikel karena kecepatan langsung berhubungan secara proporsional dari
ukuran diameter partikel, partikel kecil lebih lambat mengendap dibandingkan partikel yang
besar. Jika partikel lebih kecil dari 3 µm dan berat jenisnya tidak lebih dari 20% dari
pembawanya, partikel yang tersisa dapat terdispersi karena adanya gerak Brown (Lieberman,
H. A., et al. 1988).
DEFLOKULASI FLOKULASI
a. Partikel berada dalam a. Partikel membentuk
suspensi dalam wujud agregat bebas.
yang memisah. b. Laju pengendapan tinggi
b. Laju pengendapan karena partikel
lambat karena partikel mengendap sehingga
mengendap terpisah dan flokulasi yang
ukuran partikel minimum. merupakan komposisi
c. Endapan yang terbentuk partikel.
lambat. c. Endapan yang terbentuk
d. Endapan biasanya cepat.
menjadi sangat padat d. Partikel tidak mengikat
karena berat dari lapisan kuat dan keras satu
atas dari bahan endapan sama lain tidak terbentuk
yang mengalami gaya lempeng. Endapan
tolak menolak antara mudah untuk
partikel dan cake yang didispersikan kembali
keras terbentuk dimana dalam bentuk suspensi
merupakan kesulitan jika aslinya.
mungkin didispersi e. Suspensi menjadi keruh
kembali. karena pengemasannya
e. Suspensi penampilan yang optimal dan
menarik karena supernatannya jernih.
tersuspensi untuk waktu Hal ini dapat dikurangi
yang lama jika volume endapan
supernatannya juga dibuat besar, idealnya
keruh bahkan ketika volume endapan harus
pengendapan terjadi. meliputi volume
suspensi.
17. Jelaskan sifat bahan yang perlu diperhatikan dalam menentukan laju pembasahan?
Menurut Idson dan Scheer, padatan tertentu siap terbasahi oleh cairan, dimana derajat dari
pembasahan tergantung afinitas dari obat untuk air dimana zat padat berupa hidrofilik. Zat
padat yang hidrofilik lebih mudah terbasahi oleh air dan dapat meningkatkan kekentalan dari
cairan suspensi. Zat padat yang hidrofobik air tetapi dapat terbasahi oleh cairan non polar
ketika terbasahi, biasanya tidak akan mengubah viskositas dari cairan suspensi (Fatmawaty,
A., Nisa, M., dan Riski, R. 2015).
20. Jelaskan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waktu pembasahan dan sudut
kontak?
Faktor-faktor yang berpengaruh (Fatmawaty, A., Nisa, M., dan Riski, R. 2015):
a. Afinitas obat untuk air, dimana zat padat berupa hidrofilik akan lebih mudah terbasahi oleh
air dan dapat meningkatkan kekentalan dari cairan suspensi. Sedangkan zat padat yang
hidrofobik air tetapi dapat terbasahi oleh cairan nonpolar ketika terbasahi, biasanya tidak
akan mengubah viskositas dari cairan suspensi.
b. Penggunaan konsentrasi surfaktan yang rendah berkisar 0,05% dapat menghasilkan
pembasahan yang tidak sempurna. Konsentrasi yang lebih besar 0,05% dari surfaktan
dapat melarutkan partikel yang sangat halus dan menyebabkan penggantian di dalam
distribusi ukuran partikel tumbuhnya kristal.
c. Tegangan antarmuka. Sudut kontak dihasilkan dari kesetimbangan yang melibatkan tiga
tegangan antarmuka, secara spesifik yang bereaksi pada antar muka antar fase cair dan
fase uap, pada fase padat dan fase cair serta pada fase padat dan fase uap.