PERCOBAAN IV
SEDIMENTASI PARTIKEL SUSPENSI
NAMA
NIM
: O1A115015
KELAS
:A
KELOMPOK
: 3 (TIGA)
ASISTEN
: CICI NOVIANTI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
perbedaan
antara
sistem
suspensi
terflokulasi
dan
terdeflokulasi.
B. DASAR TEORI
Suspensi farmasi merupakan disperse kasar dimana partikel padat
yang tidak larut terdispersi dalam medium cair. Suspensi dalam farmasi
digunakan dalam berbagai cara, antara lain injeksi intramuskuler, tetes
mata, oral, dan rektal. Suspensi oral dapat didefinisikan sebagai preparat
yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus disebarkan
secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang
sangat minimum Stabilitas sediaan suspensi dipengaruhi oleh komponenkomponen yang terdapat dalam formulasi tersebut, salah satu adalah zat
pensuspensi atau suspending agent. Oleh karena itu untuk mendapatkan
suspensi yang stabil dan baik diperlukan penanganan dalam proses
pembuatan, penyimpanan maupun pemilihan bahan pensuspensi. Contoh
suspending
agent
yang
digunakan
adalah
CMC
Na
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan
dituang. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum Stokes (Syamsuni,2006).
d2 ( - 0 ) g
V = ------------------------
Keterangan :
V = Kecepatan aliran
d = Diameter partikel
= Bobot Jenis Partikel
o = Bobot jenis cairan
g = Gravitasi
= Viskositas
Besarnya luas permukaan partikel yang diakibatkan oleh
mengecilnya zat padat berhubungan dengan energi bebas permukaan yang
membuat sistem tersebut tidak stabil secara termodinamik., dimana
dimaksudkan di sini bahwa partikel-partikel tersebut berenergi tinggi dan
cenderung untuk mengelompok kembali untuk mengurangi luas
permukaan total dan memperkecil energi bebas permukaan. Oleh karena
itu partikel-partikel dalam suspensi cair cenderung untuk berflokulasi
yakni membentuk suatu gumpalan yang lunak dan ringan yang bersatu
karena gaya van der Walls yang lemah. Pada keadaan tertentu misalnya
dalam suatu lempeng padat partikel tersebut dapat melekat dengan gaya
yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan (aggregates). Pembentukan
setiap jenis gumpalan (agglomerates), apakah itu flokulat atau aggregat
dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem utnuk mencapai keadaan
yang lebih stabil secara termodinamik. Kenaikan dalam kerja W atau
energi bebas permukaan total F diperoleh dengan membagi zat padat
menjadi partikel yang lebih kecil dan mengakibatkan meningkatnya luas
permukaan total A yang digambarkan dengan ( Martin, 2008) :
F = SL . A
Keterangan :
F = Energi bebas permukaan
SL= Tegangan antarmuka antara medium cair dan partikel padat
A = Luas permukaan total
Sistem pembentukan suspense ada dua yaitu sistem flokulasi dan
deflokulasi. Sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat
mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah
tersuspensi
kembali,
Partikel
merupakan
agregat
yang
bebas,
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Batang Pengaduk
Gelas Kimia 100 mL
Gelas Ukur 50 mL
Lumpang dan alu
Pipet tetes
Sendok Tanduk
Spatula
Stopwatch
Sudip
Timbangan Analitik
2. BAHAN
Bahan- bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
Aquadest
Na-CMC
Kertas Perkamen
Parasetamol
Propilen Glikol
Plastik Wrap
Tissue
D. PROSEDUR KERJA
1.
a.
Pembuatan suspensi
Formula 1
Paracetamol
-
Digerus.
Ditimbang sebanyak 2 gram.
derajat flokulasi.
Hasil pengamatan
b. Formula 2 dan 3
NaCMC 0,25%
NaCMC 0,5%
-
menit.
Dihitung volume sedimentasi dan
derajat flokulasi.
Hasil pengamatan
c. Formula 4 dan 5
NaCMC 1 %
NaCMC 0,5%
-
dituang.
Dimasukkan kedalam gelas ukur.
Ditambahkan akuades hingga 50 mL.
Dikocok sampai homogen.
Didiamkan suspensi, dan diamati
tinggi sedimen tiap 15, 30, 45 dan 60
menit.
Dihitung harga volume sedimentasi
dan derajat flokulasi.
Hasil pengamatan
B. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel pengamatan
Tinggi sedimen formula (mL)
Waktu (t)
(menit)
50
50
50
50
50
15
50
50
50
30
50
50
45
50
50
60
50
50
No
2. Hasil perhitungan
a. Perhitungan harga volume sedimentasi (F)
Volume sedimen formula (F) (mL)
Waktu (t)
(menit)
15
0,02
0,02
0,02
30
0,06
0,02
0,02
0,02
45
0,06
0,02
0,02
0,02
60
0,06
0,02
0,02
0,02
No
Waktu (t)
(menit)
50
50
50
50
50
15
16,6
50
50
50
50
30
16,6
50
50
50
50
45
16,6
50
50
50
50
60
16,6
50
50
50
50
No
F. PEMBAHASAN
Suspensi adalah suatu dispersi kasar di mana partikel zat padat yang tidak
larut terdispersi dalam suatu medium cair. Suspensi terdiri dari partikel kecil
yang di kenal dengan fase terdispersi, terdistribusi keseluruhan medium
kontinu atau medium pendispersi berupa zat cair. Terdapat dua sistem suspensi
yaitu deflokulasi dan flokulasi. Pada sistem deflokulasi, partikel sangat lambat
mengendap dikarenakan adanya peningkatan potensial zeta (25 mV atau lebih).
Semakin tinggi nilai potensial zeta maka semakin kuat gaya tolak-menolak
antar partikel sehingga terjadi pengendapan yang lambat. Selain itu, pada
sistem ini terbentuk ukuran partikel terkecil yang menujukkan peningkatan luas
permukaan partikel.
Peningkatan luas permukaan berbanding lurus dengan peningkatan sudut
kontak antar partikel. Ketika terjadi pengendapan, partikel membentuk cake
yang keras yang sukar ditembus oleh medium pendispersi, sehingga sukar
didispersikan kembali. Sedangkan pada sistem flokulasi, partikel sangat cepat
mengendap dikarenakan adanya penurunan potensial zeta (kurang dari 25 mV).
Jika nilai potensial zeta rendah maka semakin kuat gaya tarik-menarik
sehingga terbentuk agregat yang longgar yang dapat mengendap lebih cepat.
Selain itu, dengan terbentuknya agregat, terjadi peningkatan ukuran partikel
pertama terdiri dari 3 gram Parasetamol, suspensi kedua terdiri dari 3 gram
Parasetamol dan 0,5 gram NaCMC, suspensi ketiga terdiri dari 3 gram
Parasetamol dan 0,25 gram Na CMC, suspensi keempat 3 gram parasetamol
0,25 NaCMC dan propilenglikol, dan suspensi kelima adalah 3 gram
Parasetamol dan 0,5 gram NaCMC. Kelima suspensi ini dikocok terlebih
dahulu dan didiamkan selama 0 menit, 5 menit 10 menit, 20 menit, 40 menit,
60 menit. Pada menit ke 15 yang paling cepat mengendap yaitu suspensi
keempat, yaitu Parasetamol tanpa NaCMC, dan yang paling lambat mengendap
adalah suspensi dengan Penambahan NaCMC baik konsentrasi 0,5 maupun
0,25.
Suspensi pada tabung , dengan penambahan NaCMC lama mengalami
pengendapan karena
panjang dan mempunyai bobot molekul yang tinggi dan mengandung gugus
aktif yang ditempatkan disepanjang rantai NaCMC bekerja sebagai
pemflokulasi karena sebagian dari rantai tersebut diadsorbsi pada permukaan
partikel, dengan bagian tersisa mengarah keluar medium dispers. NaCMC
berfungsi untuk meningkatkan viskositas dari suspensi, semakin besar
konsentrasi NaCMC makin besar viskositas suspensi, semakin besar viskositas
suspensi maka pengendapan yang terjadiakan semakin lambat. NaCMC bekerja
sebagai pemflokulasi dengan membentuk jaring-jaring polimer yang dapat
mengikat partikel
permukaan partikel
terjadi
penurunan
tegangan
permukan
dan
mengakibatkan
Suspensi
pada
tabung
IV,
Parasetamol
ditambahkan
dengan
G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan Sedimentasi Partikel
Suspensi yaitu :
1. Faktor-faktor dan parameter-parameter yang mempengaruhi stabilitas
suatu suspensi yaitu Ukuran partikel , Kekentalan ,jumlah Partikel
(konsentrasi) sifat atau muatan partikel serta jenis emulsifier yang
digunakan.
2. Pengaruh penambahan suspending agent pada sediaan suspensi yaitu
sebagai pembawa yang akan menyatukan fase disper dan pendispersi
dimana surfaktan
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Perhitungan harga volume sedimentasi (F)
Vu
F=
Rumus :
Vo
a. Formula 1
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
F=
1 mL
=0,O 2 mL
50 mL
F=
3 mL
=0,06 mL
50 mL
F=
3 mL
=0,06 mL
50 mL
F=
3 mL
=0,06 mL
50 mL
F=
50 mL
=1 mL
50 mL
b. Formula 2
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
50 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
50 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
50, mL
=1 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
1 mL
=0,02 mL
50 mL
F=
50 mL
=1 mL
50 mL
F=
50 mL
=1 mL
50 mL
F=
50 mL
=1 mL
50 mL
c. Formula 3
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
d. Formula 4
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
e. Formula 5
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
F=
50 mL
=1 mL
50 mL
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
1
=5 0
0,02
3
=16,6
0,06
3
=16,6
0,06
3
=16,6
0,06
50
=50
1
1
=5 0
0,02
1
=50
0,02
1
=50
0,02
50
=5 0
0,02
50
=50
0,02
1
=50
0,02
ormula 2
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
c.
Vu
V
ormula 1
b.
Menit ke 60 :
ormula 3
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
d.
e.
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
1
=5 0
0,02
1
=50
0,02
50,
=50
1
1
=5 0
0,02
1
=50
0,02
1
=5 0
0,02
50
=50
1
50
=50
1
50
=150
1
50
=50
1
ormula 4
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
ormula 5
Menit ke 15 :
Menit ke 30 :
Menit ke 45 :
Menit ke 60 :
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Amran, 2008, Pengaruh Garam-Garam Nitrat Terhadap Konsentrasi
Miselisasi Kritis (CMC, Critical Micellization Concentration) Saponin,
Jurnal SAINSTEK, Vol 11 (1).
Fitriani, Y.N., Cikra, INHS., Ninis Y., dan Dyah, A., 2015, Formulasi and
Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Ubi Cilembu (Ipomea batatas L.)
dengan Suspending Agent CMC Na dan PGS Sebagai
Antihiperkolesterol, Jurnal Farmasi Sains Dan Terapan, Vol 2 (1).
Jomes, J., Colin, B., dan Halen S., 2002, Prinsip- Prinsip Sains untuk
Keperawatan, Erlangga : Jakarta.
Martin A., James S., dan Arthur C., 1983, Farmasi Fisik Edisi II, UI- Press :
Jakarta .
Noviza, D., Nine, F., dan Salman, U., 2015, Solubilsasi Parasetamol dengan
Ryoto Sugar Ester dan Propilen glikol, Jurnal Sains Farmasi & Klinis.
Vol 1(2).
Patel, Rajesh m., 2010, Parenteral Suspension, International Journal Of
Current Pharmaceutical Research, Vol 2(3).
Senthil, V., dan Sripreethi, D., 2011, Formulation and Evaluation of
Paracetamol Suspension from Trigonella Foenum Graecum Mucilage,
Journal of Advanced Pharmacy Education & Research, Vol 1 (5).
Soedirman, I., Agus, S., dan Reza, P.H., 2010, Efek penambahan Polivinil
Pirolidon terhadap Disolusi Tablet Parasetamol, Jurnal PHARMACY. Vol
7 (2).
Syamsuni, H.A., 2006, Ilmu Resep, EGC penerbit buku kedokteran : Jakarta.