Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM V

SEDIMENTASI PARTIKEL SUSPENSI

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami dan mengamati faktor-faktor dan parameter-parameter yang
mempengaruhi stabilitas suatu suspensi.
2. Memahami pengaruh penambahan suspending agent pada sediaan suspensi.
3. Memahami perbedaan antara sistem suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi.

II. DASAR TEORI


Disperse kasar yang di dalamnya terdispersi partikel-partikel padat yang tidak larut
dalam medium cair merupakan pengertian dari suspensi. Sebagian besar partikel
memiliki diameter lebih dari 0,1 µm dan dibawah mikroskop sebagian partikel
menunjukkan gerak Brown jika dispersi memiliki viskositas yang rendah. Aspek utama
dalam stabilitas fisika suatu suspensi adalah mencegah fase terdispersi mengendap
terlalu cepat dan mencegah terbentuknya “cake” yang keras pada dasar wadah serta
fase terdispersi harus dapat segera terdispersi kembali menjadi campuran yang
homogen. Suspensi dalam farmasi digunakan dalam berbagai cara, antara lain injeksi
intramuskuler, tetes mata, oral, dan rektal. Suspensi oral dapat didefinisikan sebagai
preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus disebarkan secara
merata dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat minimum
(Attwood, 2008).
Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa dan merupakan
sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinu atau fase luar umumnya
merupakan cairan atau semipadat, dan fase terdispers atau fase dalam terbuat dari
partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya
dalam fase kontinu. Suspensi oral lebih disukai daripada bentuk padat (tablet atau
kapsul dari obat yang sama) karena mudahnya menelan cairan, absorbsinya lebih
cepat, dan bioavailabilitasnya lebih baik (Chasanah, dkk, 2010).
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair (Syamsuni, 2006). Zat yang terdispersi
harus halus tidak boleh cepat mengendap dan bila digojog perlahan-lahan, endapan
harus segera terdispersi kembali. Suspensi sering disebut dengan mikstur gojog
(mixtura agitandae) (Anief, 2006)
Suspensi farmasi secara termodinamika tidak stabil. Sistem harus distabilkan dengan
cara menambahkan zat pensuspensi yang cocok. Sejumlah tanaman karet telah
digunakan sebagai pensuspensi dalam formulasi suspense. Ada laporan tentang
keberhasilan penggunaan karet Albizia zygia, Abelmoschus esculentus polong
mengandung gum telah ditemukan memiliki properti yang mengikat untuk persiapan
tablet mucilago, Boswellia Serrata Roxb. (Chasanah, dkk, 2010).

Metode pembuatan suspensi ada 2 metode antara lain metode dispersi yaitu dengan
cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kmudian
baru diencerkan dan metode praesipitasi yaitu Zat yang tidak larut dalam air
dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang dapat dicampur dengan air, lalu
ditambahkan air suling dengan kondisi tertentu. Pelarut organik yang biasa
digunakan adalah etanol, metanol, propilen glikol, dan gliserin.
Berdasarkan sistem pembentukannya, suspensi dibagi menjadi dua sistem, yaitu
sistem flokulasi dan sistem deflokulasi. Dalam sistem flokulasi, partikel merupakan
agregat yang bebas dalam ikatan lemah. Pada sistem ini, peristiwa sedimentasi atau
pengendapan cepat terjadi dan partikel mengendap sebagai flok (kumpulan partikel).
Sedimen terbentuk dalam keadaan terbungkus dan bebas, tidak membentuk cake yang
keras dan padat serta mudah terdispersi kembali ke bentuk semula. Sedangkan pada
sistem deflokulasi, partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk
sedimen dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sulit untuk terdispersi kembali.
Pada sistem deflokulasi, partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang
lain, masing-masing partikel mengendap secara terpisah, secara ringkas sistem
pembentukan suspensi flokulasi dan sistem pembentukan suspensi deflokulasi dapat
dituliskan sebagai berikut(Syamsuni, 2006; Bambang, 2007):
1. System flokulasi
a. Partikel merupakan agregat yang bebas
b. Sedimentasi terjadi capat
c. Sediment terbentuk cepat
d. Sediment tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi
kembali seperti semula
e. Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan
diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
2. System deflokulasi
a. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain
b. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah
dan ukuran partikel adalah minimal
c. Sediment terbentuk lambat
d. Akhirnya sediment akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi
lagi.
Stabilitas sediaan suspensi dipengaruhi oleh komponen-komponen yang
terdapat dalam formulasi tersebut, salah satu adalah zat pensuspensi atau suspending
agent. Oleh karena itu untuk mendapatkan suspensi yang stabil dan baik diperlukan
penanganan dalam proses pembuatan, penyimpanan maupun pemilihan bahan
pensuspensi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah terbentuknya


sedimen (endapan). Secara umum proses sedimentasi diartikan sebagai proses
pengendapan karena adanya gaya gravitasi. Partikel yang mempunyai berat jenis lebih
besar daripada berat jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil akan
melayang atau mengapung. Secara lebih terperinci sedimentasi merupakan proses
pengendapan flok yang telah terbentuk pada proses flokulasi (Margaretha dkk., 2012).
Stabilitas suspensi dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat dalam
formulasi tersebut seperti, ukuran partikel, jumlah partikel yang bergerak, tolak-
menolak antar partikel karena bermuatan listrik, konsentrasi suspense, viskositas dan
suhu. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya (dalam volume
yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas
cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga
untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran
partikel (Syamsuni, 2006).
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel yang
dikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi
tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang (Syamsuni, 2006).
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi endapan
partikel dalam waktu yang singkat (Syamsuni, 2006).
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi
interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak
dapat mempengaruhinya (Syamsuni, 2006).
Menurut Underwood 1981, faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi
antara lain:
1. Ukuran partikel
2. Jumlah partikel yang bergerak
3. Tolak menolak antar partikel karena adanya muatan listrik
4. Konsentrasi suspensi
5. Viskositas
6. Suhu
Selain itu, hal yang paling berpengaruh dalam stabilitas suspensi adalah bahan
pensuspensi atau suspending agent. Tujuan diberikannya suspending agent, yaitu untuk
meningkatkan viskositas dan memperlambat proses pengendapan, sehingga dapat
menghasilkan suspensi yang stabil. Suspensi dikatakan sabil apabila zat yang
terdispersi tidak cepat mengendap, harus terdispersi kembali menjadi campuran yang
homogen dan tidak terlalu kental agar mudah dituang dari wadahnya (Syamsuni, 2006).
Suspending agent dibagi dalam beberapa kelas yaitu drivat selulosa, polisakarida,
tanah liat (clay). Tidak semua suspending agent cocok digunakan, tidak semua
suspending agent diberikan tunggal adapula yang harus diberikan dalam kombinasi.
Contoh suspending agent yang sering digunakan adalah CMC Na
(Carboxymethylcellulose Natrium) dan PGA (Pulvis Gummi Arabic) (Syamsuni,
2006; Fitriani, dkk., 2016; Anjani, dkk., 2011).
Kecepatan pengendapan partikel padat dalam fluida bergantung pada bentuk dan
ukuran partikel, densitas partikel, viskositas fluida, dan aliran fluida. Suatu partikel
padat jika ditempatkan dalam fluida yang diam, maka partikel tersebut akan jatuh ke
bawah karena terdapat gaya gravitasi. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel tersebut,
antara lain gaya gravitasi, gaya apung yang disebabkan oleh fluida yang dipindahkan,
gara gesek yang disebabkan oleh gesekan antar partikel dan fluida, semakin cepat
partikel bergerak, semakin besar pula gaya gesek yang ditimbulkan. Pada suatu saat
gaya gesek dan gaya angkat oleh fluida akan sama dengan gaya gravitasi, dan
kecepatan partikel menjadi konstan (Masdian dan Rifki., 2012).
Penilaian stabilitas suspensi didasari oleh volume sedimentasi dan derajat
flokulasi. Volume sedimentasi adalah perbandingan antara volume sedimentasi akhir
(Vᵤ) terhadap volume mula-mula suspensi (V₀) sebelum mengendap (Syamsuni, 2006).
Dengan rumus sebagai berikut:
Vᵤ
F = V₀
Derajat flokulasi adalah perbandingan antara volume sedimen akhir pada suspensi
flokulasi (Vᵤ) terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi (V0c ) (Syamsuni,
2006). Dengan rumus sebagai berikut:
Vᵤ
β=V
0c

Selain itu, kecepatan aliran dari cairan akan mempengaruhi gerak turunnya partikel
yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian, penambahan kekentalan atau viskositas
cairan, akan mengakibatkan gerakan turun partikel yang dikandungnya akan melambat
(Syamsuni, 2006). Hal ini dapat dibuktikan dengan Hukum Stokes:

d2 (ρ − ρ₀ ) g
V= η

Keterangan: V = kecepatan aliran


d = diameter partikel
ρ = bobot jenis partikel
ρ₀ = bobot jenis cairan
g = gaya gravitasi
η = viskositas cairan
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Gelas ukur 50 ml
2. Beaker glass
3. Mortir dan stamper
4. Pengaduk kaca
5. Aluminium foil
3.2 Bahan
1. Sulfa
2. Propilenglikol
3. CMC Na
4. Aquadest
IV. PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan gelas ukur 50 ml sebanyak 5 buah, dan diberi
keterangan.
2. Pembuatan suspense gelas ukur I adalah
• Ditimbang sulfa sebanyak 3 gram
• Digerus sulfa di mortar, ditambahkan aquadest sedikit demi
sedikit sampai dapat dituang
• Dimasukkan ke dalam gelas ukur dan diaddkan sampai 50
ml, dikocok homogen.
3. Pembuatan suspense gelas ukur II adalah
• Dibuat mucillago CMC Na 0,25%
• Ditimbang sulfa sebanyak 3 g, dimasukkan ke dalam
mucillago CMC Na, diaduk hingga homogen, ditambahkan
aquadest sampai dapat dituang.
• Dimasukkan ke dalam gelas ukur dan diaddkan sampai 50
ml, dikocok homogen.
4. Pembuatan suspense gelas ukur III adalah
• Dibuat mucillago CMC Na 0,50%
• Ditimbang sulfa sebanyak 3 g, dimasukkan ke dalam
mucillago CMC Na, diaduk hingga homogen, ditambahkan
aquadest sampai dapat dituang.
• Dimasukkan ke dalam gelas ukur dan diaddkan sampai 50
ml, dikocok homogen.
5. Pembuatan suspense gelas ukur IV adalah
• Dibuat mucillago CMC Na 0,25%
• Ditimbang sulfa sebanyak 3 g, dibasahi dengan
propilenglikol, dimasukkan ke dalam mucillago CMC Na
diaduk hingga homogeny, ditambahkan aquadest sampai
dapat dituang.
• Dimasukkan kedalam gelas ukur dan diaddkan sampai 50
ml, dikocok homogen.
6. Pembuatan suspense gelas ukur V adalah
• Dibuat mucillago CMC Na 0,50%
• Ditimbang sulfa sebanyak 3 g, dibasahi dengan
propilenglikol, dimasukkan ke dalam mucillago CMC Na
diaduk hingga homogeny, ditambahkan aquadest sampai
dapat dituang.
• Dimasukkan kedalam gelas ukur dan diaddkan sampai 50
ml, dikocok homogen.
7. Semua gelas ukur ditutup dengan aluminium foil kemudian
dikocok bersama – sama kemudian diamati tinggi sedimentasinya.

Bahan Gelas Ukur

I II III IV V
Sulfa 3 3 3 3 3
CMC Na - 0,25% 0,50% 0,25% 0,50%
Propilenglikol - - - 5 ml 5 ml
Aquadest ad 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml

V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


1. Hasil pengamatan tinggi sedimen
Waktu Tinggi sedimen (cm)
(Menit)
I II III IV V
15 0,7 cm 0,2 cm 0,5 cm 0,9 cm 0,3 cm
30 0,7 cm 0,2 cm 0,7 cm 1 cm 0,3 cm

45 0,7 cm 0,2 cm 0,8 cm 1 cm 0,4 cm

60 0,8 cm 0,2 cm 0,8 cm 1 cm 0,4 cm

90 0,8 cm 0,2cm 0,8 cm 1 cm 0,4 cm

1. Hasil perhitungan volume sedimentasi


Waktu Volume sedimen (F)
(Menit I II III IV V
)
15 F =Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo
=6ml/50ml =2ml/50ml = 5ml/50ml =7ml/50ml = 3ml/50ml
= 0,12 ml = 0,04 ml = 0,1 ml = 0,14ml = 0,06 ml

30 F =Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo


=6ml/50ml 2ml/50ml = 6ml/50ml =7ml/50ml = 3ml/50ml
= 0,12 ml = 0,04 ml = 0,12 ml = 0,14ml = 0,06 ml

45 F F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo


=Vu/Vo 2ml/50ml = 6,5ml/50ml =7ml/50ml =3,2ml/50ml
=6
ml/50ml = 0,04 ml = 0,13 ml = 0,14ml = 0,064 ml
= 0,12 ml

60 F= F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo


Vu/Vo =6 2 ml/50ml = 6,5ml/50ml =7ml/50ml =3,2ml/50ml
ml/50ml =
0,12 ml = 0,04 ml = 0,13 ml = 0,14ml = 0,064 ml
70 F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo F = Vu/Vo
= 7ml/50ml 2 ml/50ml = 6,5ml/50ml =7ml/50ml =3,2ml/50ml
= 0,14 ml = 0,04 ml = 0,13 ml = 0,14ml = 0,064 ml

2. Hasil perhitungan harga derajat flokulasi


Derajat flokulasi (β)

II III IV V
β = Vu/Voc β = Vu/Voc β = Vu/Voc β = Vu/Voc
= 0,12ml/0,04 ml = 0,12ml/0,13 ml =0,12ml/0,14 ml = 0,12ml/0,06 ml
=3 = 0,92 = 0,86 = 1,88

Perhitungan penimbangan PGA (Pulvis Gummi Arabici)


PGA 0,25 % = 0,25 gram x 50 ml = 0,125 gram
100 ml
PGA 0,5 % = 0,5 gram x 50 ml = 0,25 gram
100 ml
Perhitungan air untuk PGA
1. 0,125 g x 1,5 = 0,187 ml
= 0.2 ml
2. 0,25 g x 1,5 = 0,375 ml
= 0,4 ml
DAFTAR PUSTAKA

Chasanah, N., Ika T. D. K., dan Peni I., 2012, Formulasi Suspensi Doksisiklin
menggunakan Suspending Agent Pulvis Gummi Arabici: Uji Stabilitas Fisik
dan Daya Antibakterinya, Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol. 4 (2).
Fitriani, Y. N., Cikra INHS., Ninis Y., dan Dyah A., 2016, Formulasi dan Evaluasi
Stabilitas Fisik Suspensi Ubi Cilembu (Ipomoea batatas L.) dengan
Suspending Agent CMC Na dan PGS sebagai Antihiperkolesterol, Jurnal
Farmasi Sains dan Terapan, Vol. 2 (1).
Margaretha, Rizka M., Syaiful, dan Subroto, 2012, Pengaruh Kualitas Air Baku
terhadap Dosis dan Biaya Koagulan Aluminium Sulfat dan Poly Aluminium
Chloride, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 18 (4).
Martin, Alfred et al,1990. Farmasi Fisika edisi 3 Jilid II. Jakarta:Penerbit
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai