PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
bahan pemflokulasi
1.2 Prinsip
aluminium klorida (AlCl3) sebagai salah satu elektrolit dengan jalan mengurangi
Sehingga mengurangi gaya elektris tolak menolak dan memperkuat gaya tarik
menarik antar partikel-partikel nya yang membentuk agregat longgar yang disebut
flok, kemudian diuji stabilitas fisik nya yaitu pengaruh konsentrasi AlCl3 terhadap
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut
dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari
obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan (Ditjen POM,
1978).
sesuai, distribusi ukuran partikel, dan stabilitas fase dispersi. Interaksi antar
partikel yang sama, partkel yang tidak sama dan medium fase kontiniu merupakan
hal kompleks dan bagian essensial dari teknologi dispersi (Agoes, 2009).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana
partikel zat padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium cair
beda, dari partikel besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang sampai ke
partikel dari ukuran koloid; jatuh antara 1 milikikron dan kira-kira 500 milimikron
ukuran 1-100 mikron, disebut sebagai dispersi kasar dan mencakup suspensi dan
emulsi. Dispersi yang mengandung partikel dengan ukuran yang lebih kecil
disebut dispersi halus dan bila partikel-partikel yang ada dalam batas koloid
(ansel,2008).
Ada beberapa alasan pembuatan suspensi oral, salah satu adalah karena
obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan,tetapi stabil bila
disuspensi. Dalam hal seperti ini suspensi oral menjamin stabilitas kimia dan
memungkinkan terapi dengan cairan. Untuk banyak pasien, bentuk cair lebih
memberikan dosis yang relatif besar, aman, mudah diberikan untuk anak-anak dan
untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi. Struktur vehicle adalah larutan
Gliserin dan zat higroskopis yang serupa juga berguna dalam menggiling
zat-zat yang tidak larut. Secara nyata gliserin mengalir antara partikel untuk
sebagai keadaan dimana partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata
terdispersi dan bahan pada medium dispersi. Dalam banyak hal medium dispersi
paryikel tersebut sehingga tidak mungkin menjadi lebih besar atau membentuk
didespersikan dan menjaga koagulasi dari resinus dan material - material yang
berasal dari lemak. Sifat khas viskositas supensi dapat diubah tidak hanya dengan
(Rawlins,2002).
suatu suspensi farmasi yang baik. Disamping khasiat terapeutik, stabilitas kimia
dari sediaan, sifat-sifat yang diinginkan dalam semua sediaan farmasi, dan sifat-
sifat lain yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi yaitu: 1.Suatu suspensi
farmasi dibuat dengan tepat mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila
dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan. 3.
Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen. 4. Ciri utama
dari suspensi ini, tergantung pada sifat fase terdispersi, medium pendispersi dan
a. Metode Dispersi
serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah termasuki udara sehingga sukar
sudut kontak ± 90°, serbuk akan mengambang di atas cairan. Serbuk yang
b. Metode Presipitasi
yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik,
larutan zat ini kemudian diencerka dengan larutan pensuspensi dalam air,
permukaan total dan memperkecil energi bebas permukaan. Oleh karena itu
atau agregat, dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem untuk mencapai
penambahan suatu surfaktan, tapi biasanya tdak dibuat sama dengan nol. Maka
suatu suspensi dari partikel-partikel yang tidak larut biasanya mempunyai suatu
jaringan terbuka, lunak dan berserat dari partikel-partikel yang teragregasi, maka
yang membentuk agregat masing-masing cukup jauh terpisah satu dengan yang
Suatu cara umum untuk mencegah kohesi yang kuat dari partikel-partikel
tersebut dengan menggunakan daya ikat antar partikel yang lemah. Penggumpalan
partikel seperti ini disebut flok atau flokula, dimana partikel-partikel yang
gumpalan tersebut pecah lagi dengan mudah dan tersebar lagi bila dikocok sedikit
menjadi flok ( gumpalan yang terbentuk karena agregasi sejumlah partikel halus
yang tersuspensi), yang mula-mula mengendap menurut ukuran flok dan porositas
dar massa yang teragregasi. Selanjutnya laju diatur dengan proses pengompakan
mesh dari flok tersebut. Keadaan pertengahan juga terjadi dimana semua partikel
dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali. Secara
3. Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat serta mudah
4. Jika dikehendaki, agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap maka
vehicle
atau polimer untuk partikel bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang
elektrolit atau surfaktan ionik yang menurunkan potensial zeta. Flokulasi dengan
partikel terkontrol juga dapat digunakan polimer non ionik seperti gum (tragakan),
polimer selluosa (Na CMC), dimana polimer ini meningkatkan viskositas dan juga
membuat lapisan pada adsorpsi dan partikel yang stabil dan jembatan antar
dan derajat flokulasi . Volume sedimentasi (F) adalah perbandingan dari volume
akhir endapan (Vo) terhadap volume awal suspensi (Vo) sebelum mengendap.
F=
(Martin, 2008)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 ALAT
− Lumpang
− Stamper
− Batang pengaduk
− Sudip
− Spatula
− Kertas perkamen
− Pipet tetes
− Serbet
− Plastik wrapping
− Label
− Tissue
3.2 BAHAN
Sulfamerazin
Pemerian : Serbuk atau bentuk hablur putih atau agak putih kekuningan;
tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa agak pahit; stabil di
terhadap cahaya
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam aseton;
sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter dan
Pemerian: Massa hablur, berasap dalam udara lembab, abu-abu atau kuning
Gliserin
Pemerian: Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh
berbau khas lemah ( tajam atau tidak enak ). Higroskopis; netral terhadap lakmus
Kelarutan: Dapat bercampur dengan air dan etanol, tidak larut dalam eter, dalam
Aquadest
Pemerian: Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna (Ditjen POM, 1995).
Dimasukkan masing – masing kedalam gelas ukur 50 ml, ditutup dengan plastik
wrapping lalu disimpan pada suhu kamar. Dicatat volume endapan dari masing-
dengan kecepatan 20 kali permenit dan dihitung jumlah pembalikan (N) yang
4.1 HASIL
Sulfamerazin 7 % dalam 50 ml = x 50 ml
= 3,5 gram
4.1.2 Konsentrasi LIB 1 Aluminium Klorida 0,03M dalam labu tentukur 250 ml
M = x
0,03 = x
= 1,8107
0,1 x 10-3 M
V1.M1 = V2 . M1
V1 = 0,167 ml
0,5 x 10-3 M
V1.M1 = V2 . M1
V1 = 0,833 ml
1x 10-3 M
V1.M1 = V2 . M1
V1 = 1,67 ml
1,5 x 10-3 M
V1.M1 = V2 . M1
V1 = 2,5 ml
2 x 10-3 M
V1.M1 = V2 . M1
V1 = 3,33 ml
• F1 = =
• F2 = =
• F3 = =
• F4 = =
• F5 = =
• F6 = =
• F7 = =
• F8 = =
• F9 = =
•F10 = =
•F11 = =
•F12 = =
•F13 = =
•F14 = =
• F1 = =
• F2 = =
• F3 = =
• F4 = =
• F5 = =
• F6 = =
• F7 = =
• F8 = =
• F9 = =
•F10 = =
•F11 = =
•F12 = =
•F13 = =
•F14 = =
− F1 = =
− F2 = =
− F3 = =
− F4 = =
− F5 = =
− F6 = =
− F7 = =
− F8 = =
− F9 = =
− F10 = =
− F11 = =
− F12 = =
− F13 = =
− F14 = =
• Volume sedimentasi dengan konsentrasi Aluminium Klorida 1,5 x 10-3 M
• F1 = =
• F2 = =
• F3 = =
• F4 = =
• F5 = =
• F6 = =
• F7 = =
• F8 = =
• F9 = =
•F10 = =
•F11 = =
•F12 = =
•F13 = =
•F14 = =
• F1 = =
• F2 = =
• F3 = =
• F4 = =
• F5 = =
• F6 = =
• F7 = =
• F8 = =
• F9 = =
•F10 = =
•F11 = =
•F12 = =
•F13 = =
•F14 = =
4.2 Tabel
4.2.3 Tabel Harga Angka Dispersi Ulang (N) VS Konsentrasi Aluminium Klorida
Konsentrasi AlCl3 Angka Dispersi Ulang (N)
3
0,1 x 10-3
3
12
0,5 x 10-3
3
4
1 x 10-3
3
1,5 x 10-3 3
-3
2 x 10 3
4.3 Grafik
Terlampir
4.5 Pembahasan
Elektrolit bekerja sebagai zat yang memflokulasi dengan mengurangi barier
potensial zeta dan pembentukan suatu jembatan antara partikel – partikel yang
berdekatan sehingga terjadi ikatan antar partikel tersebut dalam struktur yang
sulfamerazin dalam air. Dalam sistem ini, potensial zeta mula – mula dari partikel
– partikel sulfamerazin adalah negatif dan dikurangi secara nyata oleh adsorpsi
dari kation aluminium bervalensi tiga. Jika ditambahkan elektrolit yang dalam
jumlah yang cukup, potensial zeta mencapai nol dan kemudian naik dengan arah
positif. Pada suatu potensial zeta positif, terjadi flokulasi maksimum. Onset
terhadap konstan selagi flokulasi masih ada, dan hanya jika potensial zeta
yang diatur oleh ukuran partikel, interaksi partikel, kerapatan partikel, medium
dan viskositas fase kontinu. Partikel – partikel besar mengendap kebawah lebih
cepat daripada partikel – partikel yang lebih kecil. Dalam suspensi teragregasi
karena agregasi sejumlah partikel halus yang tersuspensi). Supernatan yang jernih
klorida 0,1 x 10-3 M dan 0,5 x 10-3 M pada hari kelima volume sedimentasi (F)
mulai konstan dan pada uspensi dengan aluminium klorida 1,0x 10-3 M dan 1,5 x
10-3 M dan 2,0x 10-3 M pada hari pertama volume sedimentasi (F) mulai konstan.
partikel –partikel kecil yang ada dalam sistem bergabung dengan flokulat.
Suspensi juga dengan mudah dapat diredispersikan hanya dengan tiga kali
pengocokan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran