KIMIA FISIKA
TERMODINAMIKA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
15 01 269
15 01 245
15 01 234
15 01 265
15 01 257
15 01 286
15 01 268
15 01 250
15 01 362
15 01 363
: TRANSFER A 2015
: ANGRAENI RAHIM
termometer.
Pada reaksi eksoterm terjadi interaksi antara sampel CaCO3 dengan
pelarut HCl dimana HCl yang bersifat panas melepaskan kalor kepada
CaCO3 dilihat dari perubahan suhu larutan yang diukur menggunakan
termometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti
telah diketahui bahwa energi di dalam alam dapat terwujud dalam berbagai
bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnet, energi akibat gayamagnet,
dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuklain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energidi alam
semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang
terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa
ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi (Sudjito, 2016).
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami
dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energigelombang
elektromagnetik dari matahari, dan dibumi energi tersebutberubah menjadi
energi panas, energi angin, gelombang laut, prosespertumbuhan berbagai
tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alamlainnya. Proses didalam diri
manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks dari input
energi kimia dalam maka nan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan
fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita
(Sudjito, 2016).
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
prinsip alamiah dalam berbagai proses termodinamika direkayasa menjadi
berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan
kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan
contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah
energi kimia dalam bahan bakar atau sumber energi lain menjadi energi
mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi,
bahkan sampai di luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai
jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang
menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk kenyamanan
mesin
uap
di
Inggris,
dan
diikuti
oleh
para
ilmuwan
E
e=
yaitu,
m
(Sudjito, 2016).
oleh
sifat-sifat
dinding
yang
membatasi
sistem
dengan
Hukum Nol Termodinamika. Jika ada lebih dari dua sistem yang saling
setimbang, tentu ada suatu keterkaitan antara harga variabel sistem-sistem
yang terlibat. Bagi sistem-sistem semcam ini, yakni yang ada dalam
kesetimbangan termal satu dengan yang lain, berlaku suatu hukum yang
dikenal sebagai hukum ke nol termodinamika, yang menyatakan jika ada
dua sistem, masing-masing setimbang dengan suatu sistem ketiga, maka
kedua sistem harus setimbang satu dengan yang lain (Rahayu, 2006).
Hukum I termodinamika. Energi adalah sesuatu yang jumlahnya tidak
terbatas di alam dan bahwa energi tidak dapat didimusnahkan maupun
dibentuk baru. Yang terjadi hanyalah pengubahan dari satu bentuk ke bentuk
lain. Kesadaran ini yang merupakan asas dasar yang bersifat universal,
tertuang dalam bentuk suatu hukum alam yang dikenal sebagai hukum
pertama termodinamika. Pada dasarnya hukum pertama adalah perwujudan
dari asa kekekalan energi, yang menyatakan bahwa dalam setiap proses
selalu berlaku asa kekekalan energi (Rahayu, 2006).
Hukum II termodinamika mengemukakan arah proses spontan, yaitu
menambah ketidakteraturan yang ditandai dengan meningkatnya entropi
alam semesta. Entropi suatu zat kimia dapat dihitung perubahan entropi
reaksi yang berguna dalam menghitung perubahan energi bebasnya. Nilai
perubahan energi bebas berguna dalam menentukan apakah reaksi spontan
atau tidak (Syukri, 1999).
Macam-macam proses (Syukri, 1999).
Sebuah sistem dapat mengalami berbagai proses sesuai keadaannya
saat itu. Keadaan itu sedemikian rupa sehingga salah satu variabel sistem
konstan. Berbagai macam proses itu adalah sebagai berikut:
menjadi kerja.
Proses isovolum (isochor) adalah proses yang tidak mengalami
perubahan volume (V=0), akibatnya sistem tidak melakukan kerja
(w=0), sehingga persamaan menjadi q = U yang berarti, semua
kalor yang masuk sistem disimpan sebagai energi dalam.
pahit.
: larut dalam lebih kurang 1,6 bagian air dan dalam
lebih kurang 200 bagian etanol (90%)P.
: Dalam wadah tertutup baik
: Sampel pada percobaan reaksi endoterm.
: AQUA DESTILATA
: air suling
: H2O / 18,02
: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
: Dalam wadah tertutup baik
: sebagai pelarut
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan yaitu beaker glass, batang pengaduk,
termometer, timbangan analitik.
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu air suling, CaCO3, HCl pekat, KBr.
III.2 Prosedur Kerja
III.2.1 Panas Pelarutan dan Pengenceran Integral (Reaksi Endoterm)
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Ditimbang 0,1 mol KBr (1,2 gram), dimasukkan ke dalam
beaker glass yang telah dilapisi lakban hitam
3. Ditambahkan air suling setara 1 mol (18 ml)
4. Diukur suhu dan waktu
5. Diulangi untuk penambahan air suling setara dengan 2, 4, 8
dan 10 mol.
6. Dibuat kurva grafik.
III.2.2 Panas Reaksi (Reaksi Eksoterm)
1. Ditimbang 0,01 mol CaCO3 (1 gram) dimasukkan ke dalam
beaker glass yang telah dilapisi lakban hitam
2. Ditambahkan HCl pekat setara 1 mol (3 ml)
3. Diukur suhu larutan
4. Diulangi perlakuan dengan menggunakan masing-masing zat
0,02 mol CaCO3
5. Dicatat suhu larutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
a. Perhitungan
KBr 0,01 mol
Mol = g/BM
0,01 = g / 119,01
g = 119,01 0,01
g = 1,1901 g = 1,2 g
CaCO3 0,01 mol
Mol = g/BM
0,01 = g / 100
g = 100 0,01
g=1g
CaCO3 0,02 mol
Mol = g/BM
0,01 = g / 100
g = 100 0,02
g=2g
HCl
Mol = g/BM
0,01 = g / 36,46
g = 36,46 0,1
g = 3,646 g
ml = g/BJ
= 3,646 / 1
= 3,6 ml
H2O 1 mol
Mol = g/BM
1 = g / 18,02
g = 18,02 1
g = 18,02 g = 18 g
ml = g/BJ
= 18 / 1
= 18 ml
H2O 2 mol
Mol = g/BM
2 = g / 18,02
g = 18,02 2
g = 36,04 g = 36 g
ml = g/BJ
= 36 / 1
= 36 ml
H2O 4 mol
Mol = g/BM
4 = g / 18,02
g = 18,02 4
g = 72,08 g = 72 g
ml = g/BJ
= 72 / 1
= 72 ml
H2O 8 mol
Mol = g/BM
8 = g / 18,02
g = 18,02 8
g = 144,16 g = 145 g
ml = g/BJ
= 145 / 1
= 145 ml
H2O 10 mol
Mol = g/BM
10 = g / 18,02
g = 18,02 10
g = 180,2 g = 180 g
ml = g/BJ
= 180 / 1
= 180 ml
b. Reaksi
c. Reaksi Endoterm
KBr
H2O
Suhu
Suhu
Awal
Akhir
0,01
1 mol
30C
32C
2
mol
28C
30C
mol
4 mol
30C
32C
0,01
8 mol
35C
42C
mol
10 mol
32C
35C
0,01
mol
0,01
mol
0,01
mol
d. Reaksi Eksoterm
CaC
O3
0,01
mol
0,01
mol
0,02
mol
HCl
0,1 mol
0,1 mol
0,1 mol
Suhu
Awal
30C
20C
34C
Suhu
Akhir
38C
35C
36,8C
40
35
30
25
Suhu Awal
20
Suhu Akhir
15
10
5
0
Reaksi eksoterm
45
40
35
30
Suhu Awal
25
Suhu Akhir
20
15
10
5
0
Reaksi Endoterm
IV.2. Pembahasan
Pada
praktikum
kali
ini
dilakukan
percobaan
mengenai
peningkatan
seiring
penambahan
jumlah
sampel
yang
saat
menimbang
bahan,
kemurnian
bahan-bahan
yang
BAB V
V.1 Kesimpulan
Pada
percobaan
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
pengaruh
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CaCO3 (1 gram)
CaCO3
pengukuran suhu