Anda di halaman 1dari 13

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap paraktikun unit II dengan judul “Difusi osmosis” yang


disusun oleh

Nama : Siti fadila


Nim : H0323517
Kelas : Pendidikan Biologi A
Kelompok : III (tiga)

Telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan


diterima

Majene, Desember 2023

Koordinator Asisten Asisten

Nardi Nardi
Nim:HO319319 Nim:H0319319

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Difusi dan osmosis merupakan contoh dari traanspor pasif dalam
mekanisme transpor zat melalui membran sel. Mekanismenya yaitu
perpindahan partikel zat pelarut maupun terlarut dalam konsentrasi tinggi
kekonsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak yang disebut
geadien konsentrasi. Difusi dan osmosis akan tertus terjadi selama konsentrasi
partikel dalam keadaan yang tinggi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau konstan hingga mencapai keseimbangan yang dinamis (Tanzyah,
2015).
Difusi termasuk dalam bagian proses fisika yang menjelaskan tentang
terjadinyarespon perubahan zat yang diakibatkan karena perbedaan konsentrasi
atau pertukaran partikel zat yang bisa terjadi pada benda cair maupun gas,
sedangkan osmosis yakni perpindahan molekul molekul air melalui membran
semipermeabel dari konsentrasi tinggi kelarutan yang konsentrasi rendah atau
sering disebut difusi air. Membran semipermeabel pada proses osmosis
haruslah zat pelarut,bukan untuk zat terlarut,karena fungsinya sebagai sumber
pengatur keseimbangan didalam tubuh sel, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran (Anonim, 2019).
Difusi dan osmosis dapat terjadi pada sel tumbuhan dan sel hewan atau
pada kehidupan sehari-hari. Pada tumbuhan proses difusi dan osmosis erat
kaitannya dengan fotosintesis yang memiliki tingkat proses kompleksitas
tinggi,mulai dari pengambilan air dan mineral tanah. penangkapan cahaya,
penyerapan gas-gas dan pendistribusian zat hasil fotosintesis keseluruh tubuh
tumbuhan. Difusi dan osmosis pada sel hewan berperan penting dalam
pengaturan proses masuknya zat yang diperlukan sel dan mengeluarkan zat
yang tidak diperlukan sel. Pada kehidupan sehari-hari salah satu bukti
terjadinya proses difusi dan osmosis yaitu seperti berkeringat dimana panas
dalan tubuh berupa gas panas dalam bentuk cair melalui pori-pori kulit
(Wirahadikusumo, 2019).
B. Tujuan praktikum
Untuk mengetahui bagaimana keadaan sel bila ditempatkan didalam
larutan yang bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis
C. Manfaat praktikum
Dapat mengetahui bagaimana keadaan del bila ditempatkan didalam
larutan yang bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari


bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah disebut
dengan difusi. Ada beberapa faktor yang memepengaruhi kecpatan difusi, yaitu
ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu
bergerak, sehingga kecepatan difusi akan semakin tinggi, ketebalan membran
semakin tebal, semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area, semakin
besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. Jarak semakin besar jarak
anatara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. Semakin tinggi
suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka
semakin cepat pula kecepatan difusinya (Almatsier, 2019).
Tumbuh-tumbuhan biasanya membutuhkan kaarbondioksida (CO2) untuk
melakukan fotosintesis.Karen terdapat perbedaan konsentrasi CO2
berbondong-bondong mengungsi kedalam daun. Di CO2 berdifusi kedalam
daun melalui stomata. Difusi mengacu pada proes dimana molekul berbaur
sebagai hasil dari energi kinetik gerak acak. Consider two containers of a gas A
and B separated by A partition. Molekul-molekul kedua gas berada dalam
gerakan konstan dan membuat banyak tabrakan dengan partisi. Jika partisi akan
dihapus seperti dalam ilusi yang lebih rendah, gas akan bercampur karena
kecepatan acak molekul. Dalam waktu campuran seragam molekul A dan B
akan diproduksi dalam wadah. Kecenderungankearah difusi sangat kuat bahkan
pada suhu kamar karena molekul kecepatan tinggi yang terkait dengan energi 1
dilarutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air
dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan
sel kondisi seperti layu. Kehilangan air yang lebih banyak akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai disuatu titik dimana
protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran. Tidak ada mekanisme didalam sel tumbuhan untuk
mencegah kehilangan air secara berlebihan, Juga mendapatkan air secara
berlebihan, tetapi plasmilisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan dilarutan
hipotonik (Wirahadikusumo, 2015).
Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah kadar air dan
materi terlarut yang ada didalam sel. Kadar air dan materi terlarut yang ada
diluar sel. Omosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu
selaput atau membran. Air selalu bergerak melewati membran kearah sisi yang
mengandung jumlaah materi terlarut adalah garam (Kuchel, 2016).
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang
permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat
berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi kerena difusi molekul air disebut
tekanan osmosis. Menurut Kimball (1983) proses osmosis akan berhasil jika
kecepatan air seimbang dengan mauknya air yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi. Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat
terlarut total. Air berpindah dari larutan hipotonik ke hipertonik sekalipun
larutan hipotoniknya memiliki lebih banyak jenis zat terlarut total. Air laut
yang memiliki zat terlarut yang sangat beragam, molekul airnya akan bergerak
kelarutan yang berkonsentrasi sangat tinggi, karena konsentrasi total zat terlarut
air laut lebih rendah. Jika dua larutan bersifat isotonik, air berpindah melintasi
membran yang memisahkan larutan tersebar pada laju yang sama untuk kedua
arah (Yatim, 2020).
Osmosis terjadi ketika dua larutan yaang dipisahkan oleh membran
memiliki perbedaan tekanan osmotik atau osmolaritas (konsentrasi zat terlarut
total yang diekspresikan sebagai molaritas, atau mol zat terlarut per liter
larutan). Dua larutan yang dipisahkan oleh sebuah membran permiabel selektif
yang memiliki osmolaritas yang sama, kedua larutan tersebut disebut
isoosmotik. Dalam kondisi ini molekul air terus menerus melintasi membran ,
namun dengan laju yang sama kedua arah (Syaifuddin, 2020).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggaL : Jumat, 29 September 2023
Waktu : 07.30-09.30
Tempat : Laboratorium Biologi dasar, laboratorium terpadu, universitas
sulawesi barat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Stoples dengan mulut kecil
b. Skalpel
c. Sedotan transparan
d. Lilin
e. Korek api
f. Mistar
2. Bahan
a. Telur ayam
b. Air suling
c. Larutan NaCI;0,2;0,4;0,6;0,8;1%,2%,4%
D. Cara kerja
1. Disi air suling hingga tiga perempatnya!
2. Diketuklah ujung cangkang telur yang membulat secara hati-hati dengan
bagian tepi skalpel
3. Dilepaskan cangkang telur secara hati-hati sebesar ukuran jarimu.Hati-
hati!jangan sampai membran cangkang robek ?
4. Diketuk ujung telur yang runcing dengan menggunakan ujung
skalpel.Buatlah lubang sebesar pipet sedotan.
5. Diletakkan telur dalam posisi tegak dengan bagian tumpul dibawah pada
mulut stoples yang berisi air (membran cangkang telur tenggelam pada
permukaan air)
6. Dimasukkan ujung sedotan (-2,5 cm) kedalam lubang cangkang menembus
membran cangkang.
7. Dinyalakan lilin dan teteskan lilin cair disekeliling sedotan sampai ruang
antara cangkang dan sedotan tertutup rapat.
8. Diamati pergerakan air atau cairan didalam sedotan setiap 5 menit ukurlah
tinggi cairan didalam sedotan dengan menggunakan mistar.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
1. Isotonis
Gambar Keterangan
1. Sedotan transparan
2. Gelas aqua
3. Putuh telur
4. Telur
5. Larutan
6. Lilin
7. Lidi/penyangga

2. Hipotonis
Gambar Keterangan
1. Sedotan transparan
2. Gelas kimia
3. Petuh telur
4. Lilin
5. Telur
6. Larutan hipotonis
7. Lidi penyangga

3. Hipertonis
Gambar Keterangan
1. Sedotan transparan
2. Gelas aqua
3. Lilin
4. Telur ayam
5. Lidi penyanggaa
6. Larutan
7. Putih telur

Hasil pengamatan
Waktu Isotonis Hipotonis Hipertonis
5 menit 0,3 cm 0 0
10 menit 0,5 cm 0 0
15 menit 1 cm 0,3 0
20 menit 2 cm 0,5 0
25 menit 2,7 cm 0,7 0
3 menit 3,3 cm 1 0
B. Pembahasan
Dari hasil pengaamatan yang dilakukan pada sedotan diperoleh
peningkaatan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan isotonos. Pada
percobaan aqua yang petama, diwaktu 5 menit kenaikan 0,3 cm, 10 menit 0,5
cm, 15 menit 1 cm, 29 menit 2 cm, 25 menit 2,77 cm dan pada waktu 30 menit
kenaikannya 3,3 cm.
Pada larutan Hipotonis juga mengalami peningkatan tekanan pada sedotan
yang diakibatkan oleh tekanan hipotonis, pada waktu 5 menit kenaikan 0 cm,
10 menit 0 cm, 15 menit 0,3 cm, 20 menit 0,5 cm, 25 menit 0,7 cm,dan pada
waktu 30 menit 1 cm.
Pada percobaan larutan yang ketiga hipertonis tidak mengalami perubahan
pada disetiap menitnya. pada waktu 5 menit 0 cm, 10 menit 0 cm, 15 menit 0
cm, 20 menit 00 cm, 25 menit 0 cm, 30 menit 0 cm.
Menurut pratiwi, Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan
diperoleh peningkatan tekanan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan
osmotic. Dari percobaan ke 1 dapat dilihat bawa seriap kenaikan 1 cm
memerlukan waktu sekitar 35 menit, dari percobaan ke 2 setiap kenaikan 1 cm
memerlukan waktu sekitar 5 menit, dan dari percobaan ke 3 setiap kenaikan 1
cm memerlukan waktu sekitar 6,25 menit (pratiwi, 2016).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat disebabkan oleh
proses osmosis karena dilihat dari proses kenaikan atau perpindahan molekul
air dari konsentrasi rendah kekonsentrasi tinggi. Cairan yang terdapat dalam
telur dapat naik keatas karena air yang merupakan pelarut memiliki
konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah kecairan telur yang memiliki
konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membran telur yang selektif
permeable dengan melawn gradien konsentrasi melalui proses osmoregulasi.
Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur dapat naik
dari konsentrasi rendah sampai konsentrasi tinggi.
B. Saran
1. Saran Praktikum
Pastikan sebagai asisten harus selalu hadir untuk membantu atau
menuntun mahasiswa dalam praktikum,diharapkan juga sebelum melakukan
praktikum anda harus lebih dahulu mengetahui cara melakukan praktikum
difusi osmosis pada telur agar tidak terjadi kesalahan.
2. Saran asisten
Ingatlah untuk selalu mengutamakan keselamatan dan perhatikan apa-
apa saja yang dijelakan oleh asisten praktikum,dan diharapkan kedepannya
bisa menjadi lebih baik lagi.
3. Sran laboratorium
Ingatlah! keselamatan harus menjadi hal yang paling utama saat
bekerja dilaboratorium. Ikuti semua aturan yang ada dilaboratorium dan
berhati-hatilah saat menggunakan alat-alat laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Yahya, A, H. 2015. Terapi cairan dan elektrolit periopratif. Bagian farmakologi


klinik dan teraputik fakultas kedokteran universitas padjajaran. Jurnal
Medis. 3(1): 34-35.
Almatsier, Sunita. 2019. Prinsip-ptinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia: Jakarta
Juwono, Achmad Zulfa Juniarto. 2020. Biologi Sel. EGC : Jakarta
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solanum tuberosum
dan Doucus carota. Jurnal Biology Education. 4 (1), 196-206
Ayu, R., Hardianti, G., Gunawan. 2013. Jurnal Difusi Osmosis Diakses pada 3
Desember 2023.
Syaifuddin, Drs. H. Fungsi Tubuh Manusia. EGC: Jakarta
Wirahadikusumah, Muhammad. 2015. Biokimia : Metaabolisme Energi
Karbohidrat dan Lipid. ITB : Bandung
Yatim, Wildan. 2020. Biologi Modern. Tarsito : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai