Nardi Nardi
Nim:HO319319 Nim:H0319319
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Difusi dan osmosis merupakan contoh dari traanspor pasif dalam
mekanisme transpor zat melalui membran sel. Mekanismenya yaitu
perpindahan partikel zat pelarut maupun terlarut dalam konsentrasi tinggi
kekonsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak yang disebut
geadien konsentrasi. Difusi dan osmosis akan tertus terjadi selama konsentrasi
partikel dalam keadaan yang tinggi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau konstan hingga mencapai keseimbangan yang dinamis (Tanzyah,
2015).
Difusi termasuk dalam bagian proses fisika yang menjelaskan tentang
terjadinyarespon perubahan zat yang diakibatkan karena perbedaan konsentrasi
atau pertukaran partikel zat yang bisa terjadi pada benda cair maupun gas,
sedangkan osmosis yakni perpindahan molekul molekul air melalui membran
semipermeabel dari konsentrasi tinggi kelarutan yang konsentrasi rendah atau
sering disebut difusi air. Membran semipermeabel pada proses osmosis
haruslah zat pelarut,bukan untuk zat terlarut,karena fungsinya sebagai sumber
pengatur keseimbangan didalam tubuh sel, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran (Anonim, 2019).
Difusi dan osmosis dapat terjadi pada sel tumbuhan dan sel hewan atau
pada kehidupan sehari-hari. Pada tumbuhan proses difusi dan osmosis erat
kaitannya dengan fotosintesis yang memiliki tingkat proses kompleksitas
tinggi,mulai dari pengambilan air dan mineral tanah. penangkapan cahaya,
penyerapan gas-gas dan pendistribusian zat hasil fotosintesis keseluruh tubuh
tumbuhan. Difusi dan osmosis pada sel hewan berperan penting dalam
pengaturan proses masuknya zat yang diperlukan sel dan mengeluarkan zat
yang tidak diperlukan sel. Pada kehidupan sehari-hari salah satu bukti
terjadinya proses difusi dan osmosis yaitu seperti berkeringat dimana panas
dalan tubuh berupa gas panas dalam bentuk cair melalui pori-pori kulit
(Wirahadikusumo, 2019).
B. Tujuan praktikum
Untuk mengetahui bagaimana keadaan sel bila ditempatkan didalam
larutan yang bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis
C. Manfaat praktikum
Dapat mengetahui bagaimana keadaan del bila ditempatkan didalam
larutan yang bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Isotonis
Gambar Keterangan
1. Sedotan transparan
2. Gelas aqua
3. Putuh telur
4. Telur
5. Larutan
6. Lilin
7. Lidi/penyangga
2. Hipotonis
Gambar Keterangan
1. Sedotan transparan
2. Gelas kimia
3. Petuh telur
4. Lilin
5. Telur
6. Larutan hipotonis
7. Lidi penyangga
3. Hipertonis
Gambar Keterangan
1. Sedotan transparan
2. Gelas aqua
3. Lilin
4. Telur ayam
5. Lidi penyanggaa
6. Larutan
7. Putih telur
Hasil pengamatan
Waktu Isotonis Hipotonis Hipertonis
5 menit 0,3 cm 0 0
10 menit 0,5 cm 0 0
15 menit 1 cm 0,3 0
20 menit 2 cm 0,5 0
25 menit 2,7 cm 0,7 0
3 menit 3,3 cm 1 0
B. Pembahasan
Dari hasil pengaamatan yang dilakukan pada sedotan diperoleh
peningkaatan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan isotonos. Pada
percobaan aqua yang petama, diwaktu 5 menit kenaikan 0,3 cm, 10 menit 0,5
cm, 15 menit 1 cm, 29 menit 2 cm, 25 menit 2,77 cm dan pada waktu 30 menit
kenaikannya 3,3 cm.
Pada larutan Hipotonis juga mengalami peningkatan tekanan pada sedotan
yang diakibatkan oleh tekanan hipotonis, pada waktu 5 menit kenaikan 0 cm,
10 menit 0 cm, 15 menit 0,3 cm, 20 menit 0,5 cm, 25 menit 0,7 cm,dan pada
waktu 30 menit 1 cm.
Pada percobaan larutan yang ketiga hipertonis tidak mengalami perubahan
pada disetiap menitnya. pada waktu 5 menit 0 cm, 10 menit 0 cm, 15 menit 0
cm, 20 menit 00 cm, 25 menit 0 cm, 30 menit 0 cm.
Menurut pratiwi, Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan
diperoleh peningkatan tekanan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan
osmotic. Dari percobaan ke 1 dapat dilihat bawa seriap kenaikan 1 cm
memerlukan waktu sekitar 35 menit, dari percobaan ke 2 setiap kenaikan 1 cm
memerlukan waktu sekitar 5 menit, dan dari percobaan ke 3 setiap kenaikan 1
cm memerlukan waktu sekitar 6,25 menit (pratiwi, 2016).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat disebabkan oleh
proses osmosis karena dilihat dari proses kenaikan atau perpindahan molekul
air dari konsentrasi rendah kekonsentrasi tinggi. Cairan yang terdapat dalam
telur dapat naik keatas karena air yang merupakan pelarut memiliki
konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah kecairan telur yang memiliki
konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membran telur yang selektif
permeable dengan melawn gradien konsentrasi melalui proses osmoregulasi.
Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur dapat naik
dari konsentrasi rendah sampai konsentrasi tinggi.
B. Saran
1. Saran Praktikum
Pastikan sebagai asisten harus selalu hadir untuk membantu atau
menuntun mahasiswa dalam praktikum,diharapkan juga sebelum melakukan
praktikum anda harus lebih dahulu mengetahui cara melakukan praktikum
difusi osmosis pada telur agar tidak terjadi kesalahan.
2. Saran asisten
Ingatlah untuk selalu mengutamakan keselamatan dan perhatikan apa-
apa saja yang dijelakan oleh asisten praktikum,dan diharapkan kedepannya
bisa menjadi lebih baik lagi.
3. Sran laboratorium
Ingatlah! keselamatan harus menjadi hal yang paling utama saat
bekerja dilaboratorium. Ikuti semua aturan yang ada dilaboratorium dan
berhati-hatilah saat menggunakan alat-alat laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA