Anda di halaman 1dari 11

2

JURNAL PRAKTIKUM BIOLOGI


Percobaan Osmosis pada Telur Ayam

Disusun Oleh :
Muhammad Rubby Syahdan (20)

DINAS PENDIDIKAN PRPINSI JAWA BARAT


SMA NEGERI 2 TAMBUN SELATAN
TAHUN AJARAN 2022 / 2023

MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN


XII-MIPA-7
2

PERCOBAAN OSMOSIS PADA TELUR

DAFTAR ISI :
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI :

BAB I PENDAHULUAN
A.   LatarBelakang
B.   Rumusan Masalah
C.  Tujuan
D.  Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
A.   Kajian Teori
B.  Alat dan Bahan
C.  Cara Kerja
D.  Hasil Pengamatan dan Pembahasan

BAB III PENUTUP


A.   Kesimpulan
B.   Saran

BAB I
MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN
XII-MIPA-7
2

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

     Osmosis sering disalah pahami oleh mahasiswa. Sebagai salah satu contoh misalnya
konsep yang menerangkan bahwa osmosis adalah peristiwa yang merupakan kebalikan dari
peristiwa difusi. Kesalahan terjadi ketika memahami bahwa osmosis adalah pergerakan atau
perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi
tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel semata. Pada pemahaman seperti ini
tidak memperhatikan molekul mana yang bergerak? jika diperhatikan bahwa yang mengalami
pergerakan adalah molekul pelarut (air) maka tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami
konsep sederhana ini. Dengan demikian baik difusi maupun osmosis sama – sama bergerak,
berpindah untuk meniadakan gradient konsentrasi sehingga pada akhir proses akan
didapatkan kondisi larutan yang seimbang (isotonis).

     Dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan membrane semipermeabel alami yang
dimiliki oleh telur. Berikutnya cara untuk mengatahui peristiwa osmosis adalah dengan
melakukan pengamatan pada telur, pertama telur di lubangi kedua ujung kutubnya, kemudian
salah satu ujung dilubangi hingga cangkang dan selaputnya pecah, sebaliknya ujung
berlawanan dilubangi hingga selaputnya, masukan sedotan pada ujung yang telah dilubangi
cangkang dan selaputnya dan tetesi dengan lilin hingga tidak terdapat rongga untuk keluarnya
udara. Selanjutnya rendam telur dalam beker gelas dengan air secukupnya dan amati perisiwa
osmosis pada sedotan tersebut. Sebelumnya sedotan diberikan skala agar dapat menghitung
osmosis yang terjadi (cm/ menit).

Untuk mengetahui lebih mendalam apa itu larutan isotonis, hipotonis, dan hipertonis
bisa mengunjungi link dibawah ini

Apa itu larutan Isotonis, Hipotonik, hipertonik ?

Larutan adalah campuran homogen dari pelarut dan zat-zat terlarut.


Zat pelarut: zat yang bertindak sebagai medium untuk pelarutan
Zat terlarut: Zat yang dilarutkan dalam pelarut
Larutan Encer: Larutan yang masih dapat melarutkan zat bila ditambahkan sejumlah zat
terlarut.

MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN


XII-MIPA-7
2

Larutan jenuh: Larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat terlarut.
Larutan lewat Jenuh: Larutan yang mengandung zat terlarut lebih besar dari
kelarutannya (larutan jenuhnya).

Kelarutan/Solubility (S): jumlah zat terlarut untuk membentuk larutan jenuh.


Sifat koligatif adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah molekul zat terlarut.
Tergantung dari jumlahnya bukan jenisnya

Larutan yang terbentuk dengan zat terlarut yang tidak mudah menguap akan memiliki:
- Tekanan uap yang lebih rendah
- Titik didih yang lebih tinggi
- Titik beku yang lebih rendah
- Tekanan osmosis

Pengaruh elektrolit berdasarkan jumlah ion yang terbentuk  efek Vant Hoff


Tekanan Osmotik ( π)
Tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis

π = MR T
M: molarita larutan
R : konstanta gas (0.08206 L(atm)/mol(K))
T : temperatur, dalam Kelvin

Larutan Isotonis adalah suatu cairan atau larutan yang memiliki konsentrasizat terlarut
sama atau mendekati sama dengan konsentrasi plasma.

Cairan Isotonik digunakan untuk mengganti volume ekstrasel, misalnya kehilangan


cairan setelah muntah yang berlangsung lama. Cairan ini akan meningkatkan volume ekstrasel.
Contoh NaCl 0,9% dan Ringer Laktat.

Larutan atau cairan Hipotonik adalah larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut
lebih kecil daripada konsentrasi plasma.

Tujuan pemberian larutan Hipotonik adalah untuk menggantikan cairan seluler dan
menyediakan air bebas untuk ekskresi sisa metabolisme.

Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan difusi konsentrasi larutan plasma dan
mendorong air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di intrasel dan ekstrasel,
sel akan membesar atau membengkak.

Perpindahan cairan akan terjadi dari ekstravaskuler ke intrasel.


Larutan / cairan hipertonik adalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi dari pada konsentrasi plasma.

MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN


XII-MIPA-7
2

Pemberian larutan hipertonik yang cepat dapat menyebabkan kelebihan dalam sirkulasi
dan dehidrasi di dalam sel, terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel sehingga
menyebabkan sel menjadi mengkerut (mengecil).

B.     RUMUSAN MASALAH

·      Apa yang dimaksud dengan osmosis?

·      Bagaimana cara membuktikan proses osmosis yang terjadi pada telur?

C.     TUJUAN

·      Mengetahui apa yang dimaksud dengan osmosis

·      Mendeskripsikan peristiwa osmosis pada telur

·      Membuktikan Peristiwa Osmosis

·      Mempelajari osmosis yang terjadi melalui selaput membrane semipermeabel alami.

D.     MANFAAT

·     Dapat memahami peristiwa terjadinya osmosis pada telur.

·     Dapat mengetahui apa itu osmosis

·     Dapat membuktikan peristiwa osmosis

MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN


XII-MIPA-7
2

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Kajian Teori

     Osmosis merupakan bentuk perpindahan molekul air dari konsentrasi yang rendah ke
konsentrasi yang tinggi. Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion
yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga
bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung
pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang merupakan sistem yang
dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.
Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi (Salisbury dan Ross, 1995).
    
Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup. Misalnya jika pada
senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh
mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan
lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya.Hal ini penting
diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air.

     Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya
pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan relative
hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi
tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma
melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan
naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai
daun yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid).
    
Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh. Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan
sejumlah protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini berada dalam larutan hipotonik
ketika direndam dalam air hujan, misalnya dinding akan membantu mempertahankan
keseimbangan air sel tersebut (Islami dan Utomo, 1995). Seperti sel hewan, sel tumbuhan ini
membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan
mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan
balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. Pada saat ini sel tersebut
membengkak (sangat kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian besar sel
tumbuhan.Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan,
tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap bengkak oleh larutan
hipotonik sekelilingnya.Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak ada
kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek (lembut), yang
menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
    
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen.Pada saat itu
berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seper
dua puluh dari kekuatan ikatan kovalen. Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan
MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN
XII-MIPA-7
2

terbentuk kembali dengan sangat cepat. Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko
detik, tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan
pasangan penggantinya. Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari
seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih
teratur dibanding cairan lainnya. Secara keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi
tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi.
  
Potensial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka
air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi
zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah
pergerakan air mungkin akan terbalik.

B.  Alat dan Bahan


1.    Telur ayam
2.    Sedotan
3.    Lilin
4.    Spidol
5.    Beker glass 100 ml (korek api)
6.    Air Mineral dalam kemasan gelas
7.    Penggaris
8. Cutter

C.  Cara Kerja
1. Ambil sebutir telur, kemudian pukul-pukullah pelan-pelan pada bagian ujung telur
yang tumpul sehingga cangkangnya retak. Jangan sampai selaput di dalamnya pecah
2. Bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak
dengan cara mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan
ujung telur yang tanpa cangkang kurang lebih 3 cm persegi.
3. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk memasukkan
sedotan
4. Masukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
5. Nyalakan lilin dan arahkan tetes lilin ke bagian telur tempat masukkan sedotan
sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor)
6. Isilah bekerglass 100 ml dengan air kurang lebih 90 ml.
7. Ambillah potongan lidi (2-3 batang) dan diletakkan miring dari dasar bekerglass ke
mulut bekerglass yang berguna untuk menyangga telur supaya tidak tenggelam ke
dasar bekerglass.
8. Sebelum dimasukkan bubuhkan skala pada sedotan dengan menggunakan titik 0 dari
pangkal sedotan yang berhimpit dengan ujung telur.
9. Masukkan telur dan bekerglass yang sudah diisi air dengan pelan-pelan dan mulailah
mencatat waktunya.
10. Amati pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu 5 menit kurang lebih 30
menit/secukupnya hingga anda mendapatkan data yang representatif.

D.  Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
telur ayam
Menit ke Perubahan
10 1 cm
15 2 cm
MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN
XII-MIPA-7
2

20 3 cm
25 4 cm
30       5 cm
2. Analisa data
WP (menit) PU (cm)
10 menit = 1 cm
15 menit = 1 cm
20 menit = 1 cm
25 menit = 1 cm
30 menit = 1 cm

Keterangan:
WP : waktu pengamatan (menit)
PU : pertambahan ukuran akibat tekanan osmosis pada sedotan (cm)

3.  Pembahasan

     Proses osmosis alami yang terjadi  pada telur ayam , proses osmosis ini merupakan
proses transport pasif karena tanpa energi aktifitas. Osmosis adalah pergerakan atau
perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi
tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel semata. Dari hasil pengamatan kita
dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam.

     Pada  prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam  harus dilubangi pada
kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus cangkang dan selaput
telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi hingga cangkangnya saja , kita dapat
mengamati bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke
cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air
menembus membrane sel telur (selaput) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai
pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di dalam telur merupakan
pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis). Kesetimbangan dinamis akan terjadi
jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis.
Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi.
    
Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup. Misalnya jika pada
senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh
mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan
lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini
penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air.
    
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan yang telah diberikan skala dalam
selang waktu 10 menit hingga 30 menit diperoleh peningkatan tekanan pada sedotan yang
diakibatkan oleh tekanan osmotik ,peningkatan tekanan yang dibaca pada skala sedotan yaitu
1 cm per 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit dan 30 menit.

untuk mengetahui apa saja faktor osmosis bisa mengunjungi link dibawah ini

MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN


XII-MIPA-7
2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Osmosis

Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung dalam pelarut
dari bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian yang konsentrasinya lebih
tinggi (hipertonik) dan melalui membran semipermeabel. Membran semipermeabel
merupakan selaput pemisah yang hanya bisa dilewati air dan molekulnya.

Membran ini harus bisa ditembus oleh zat pelarut sehingga menyebabkan tekanan
sepanjang membran tersebut. Membran sel terikat oleh protein yang berada di luar
permukaan maupun yang menembus, yang dikenal dengan model mozaik fluid.

Dari struktur membran, diketahui bahwa membran bukan hanya sebagai pembatas sel,
tetapi juga berperan sebagai tempat keluar masuk sel. Osmosis ini dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu:
1. Materi terlarut dan kadar air di dalam sel
2. Materi terlarut dan kadar air di luar sel
3. Menurut Wikipedia Faktor yang mempengaruhi Osmosis:
4. Ukuran molekul yang meresap, molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang
membran akan meresap dengan lebih mudah.
5. Keterlarutan lipid, molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih
cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
6. Luas permukaan membrane, Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan
membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
7. Ketebalan membrane, kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak
yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan
melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
8. Suhu, pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih
cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.

Osmosis merupakan fenomena alami yang biasanya ditemukan pada tubuh tumbuhan
dan hewan. Akar pada tanaman dapat menyalurkan air dari dalam tanah sampai ujung daun
merupakan salah satu manfaat fenomena osmosis pada tumbuhan.

Akantetapi, hal ini bisa dicegah dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian yang
berkonsentrasi lebih encer atau konsentrasi rendah.

MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN


XII-MIPA-7
2

Suatu zat yang berbeda konsentrasi dengan zat lain di sekitarnya dapat mengalami
peristiwa osmosis yang menyebabkan kedua zat tersebut konsentrasinya sama.
Sebagai contoh peristiwa yang menunjukkan sifat isotonik adalah pada hewan laut seperti
kepiting (Arthropoda) dan bintang laut (Echinodermata) dengan lingkungannya.

Peristiwa seperti ini sangat penting bagi hewan laut atau hewan yang hidup di air
tawar, karena jika berbeda konsentrasi akan terjadi osmosis yang menyebabkan penyusutan
pada sel dan bahkan menyebabkan kematian.

Air sebagai pelarut bergerak melewati membran menuju bagian dengan jumlah materi
terlarut paling banyak dan kadar airnya sedikit. Garam sebagai materi terlarut dalam
percobaan osmosis pada kentang.

Garam dapur (NaCl) merupakan elektrolit kuat yang terurai sempurna menjadi ion.
Kation dan anion dalam garam atau keduanya mampu bereaksi dengan air sehingga
menghasilkan reaksi yang disebut hidrolisis. Umumnya, garam yang mengalami hidrolisis
akan mempengaruhi pH larutan.

Akan tetapi, ada beberapa jenis garam yang mengandung ion-ion logam alkali atau
alkali tanah (kecuali Be2+) dan basa konjugasi asam kuat seperti Br- , NO2 - , CL- , dan NO3
- tidak mengalami hidrolisis dan disebut garam penghasil larutan netral.

MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN


XII-MIPA-7
2

BAB 3

PENUTUP

A.     Kesimpulan

1. Pada saat praktikum telah diamati gejala difusi osmotik pada sample telur bahwa saa
telur yang dikupas cangkangnya dan direndam kedalam wadah yang berisi air akan
terlihat adanya gejala perubahan osmotik didalam telur yang mengakibatkan tekanan
luar dari air yang mengalami penaikan air didalam sedotan yang telah ditusukan di
atas permukaan telur
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis yaitu, luas permukaannya, karena semakin
luas area, maka semakin cepat kecepatan difusinya. Suhu, apabila semakin tinggi
suhunya maka partikel akan mendapatkan energi untuk bergerak lebih cepat. Jarak,
Semakin besar jarak antara kedua konsentrasi maka semakin lambat pula kecepatan
difusinya. Ukuran partikel semakin kecil ukuran partikelnya maka kecepatan
difusinya akan semakin tinggi. Dan serta akan berpindah ke caran telur yang memiliki
konsentrasi tinggi (HIPERTONIK) melewati selaput membrane telur yang selektif
permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi. Maka
air tersebut mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik dari konsentrasi
rendah sampai konsentrasi tinggi.
3. Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses
osmosis karena dilihat dari pengertiannya osmosis merupakan proses perpindahan
molekul air dari kosentrasi rendah ke kosentrasi tinggi.
4. Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan
pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur
yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang
selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi.
Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik dari
konsentrasi rendah sampai tinggi.
5. Air yang merupakan pelarut yang meiliki konsentrasi rendah (hipotonik) akan
berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati
selaput membrane telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi
melalui proses osmoregulasi.
6.  Terjadi perbedaan kekentalan (viskositas) antara cairan telur dan air sebagai pelarut
sehingga memacu perpindahan larutan yang dibatasi oleh membrane dari larutan yang
hipotonik ke larutan yang hipertonik.
7.  Terjadi transport pasif dalam membrane, yang terjadi tanpa energi aktifitas, dan juga
perbedaan potensial osmotik, potensial osmotik air yang lebih besar dibandingkan
dengan potensial osmotik cairan telur.

B.     Saran

1. Didalam melakukan praktikum siswa – siswi sebaiknya sekolah menyediakan alat – alat
praktikum yang lebih lengkap agar praktikum dapat dilakukan dengan lebih baik.

2. Diharapkan kedepannya tulisan-tulisan yang berkaitan mengenai difusi dan osmosis


diperbanyak, mengingat masih minimnya informasi mengenai proses difusi dan osmosis.
MUHAMMAD RUBBY SYAHDAN
XII-MIPA-7

Anda mungkin juga menyukai