Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Judul : Osmosis
Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 07 Mei 2021
Nama Praktikan/Kelas : Nabila Rifa Anisa/B
NPM : 1917021031
Prodi : Biologi

Tujuan Praktikum:
Mempelajari pengertian difusi dan osmosis, menjelaskan bagaimana difusi dan osmosis terjadi, mempelajari proses
difusi dan osmosis pada makhluk hidup, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis.

Latar Belakang:
Osmosis merupakan perpindahan molekul air (pelarut) dari daerah yang memiliki konsentrasi rendah (hipertonik) ke
daerah yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermeabel. Membran semipermeabel
harus dapat ditembus oleh zat pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran. Sel yang memiliki perbedaan konsentrasi dengan zat disekitarnya, memungkinkannya
mengalami osmosis hingga akhirnya sel itu mempunyai konsentrasi yang sama dengan zat di sekitarnya (isotonik).
Jika sebuah sel dimasukkan dalam suatu larutan hipotonik, maka sel tersebut akan menyerap air dari larutan dan
ukuran sel akan bertambah besar. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan
di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonik. Jika larutan yang terdapat di luar sel konsentrasi zat terlarutnya
lebih rendah daripada di dalam sel, maka dikatakan sebagai larutan hipotonik.

Alat dan Bahan:


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass dan timbangan.
Adapun bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah telur ayam, corn syrup, dan air.

Prosedur Praktikum:
Percobaan hari pertama :
Menyiapkan alat dan bahan, kemudian telur A dan B masing-masing dimasukkan ke dalam gelas lalau ditimbang
sebagai berat awal. Setelah itu, telur A ditempatkan pada larutan hipotonik (air) dan telur B ditempatkan pada
larutan hipertonik (corn syrup). Didiamkan selama 8 jam dan kedua telur ditimbang.

Percobaan hari kedua :


Melanjutkan percobaan ebelumnya, namun dilakukan perlakuan sebaliknya. Pada telur A ditempatkan dalam
larutan hipertonik (corn syrup) dan telur B ditempatkan dalam larutan hipotonik (air). Didiamkan selama 8 jam,
kemudian kedua telur ditimbang.

Hasil dan Pembahasan:


Setelah dilakukannya percobaan, diperoleh hasil pengamatan bahwa pada telur A memiliki berat awal yaitu 94
gram. Setelah dimasukkan pada larutan hipotonik (air) mengalami kenaikan berat menjadi 97 gram dan pada larutan
hipertonik (corn syrup) mengalami penurunan berat menjadi 55 gram. Sementara, pada telur B memiliki berat awal
yaitu 102 gram. Setelah dimasukkan pada larutan hipotonik (air) mengalami kenaikan berat menjadi 105 gram dan
pada larutan (corn syrup) mengalami penurunan berat menjadi 59 gram.

Adapun pembahasan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


Membran semipermeabel adalah suatu membran yang dapat dilewati oleh cairan seperti air, tapi tidak dapat
dilewati oleh cairan lain dari arah yang berlawanan. Mengingat sifat membran semipermeabel yang selektif, maka
zat terlarut (solute) diasumsikan tidak dapat mendifusi melalui membran ke arah sebaliknya. Sebenarnya terjadi
perpindahan massa dua arah, namun yang paling dominan adalah perpindahan massa air ke larutan yang
Hasil dan Pembahasan:
yang konsentrasinya lebih tinggi (Sang, 2013). Dehidrasi osmosis, yaitu proses pengurangan air dari bahan dengan
cara membenamkan bahan dalam suatu larutan berkonsentrasi tinggi, larutan tersebut mempunyai tekanan
osmosis tinggi. Dehidrasi osmosis (osmotic dehydration) juga diartikan sebagai proses perpindahan massa secara
simultan (countercurrent flows) antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut berpindah dari larutan ke dalam
bahan. Perpindahan massa osmosis dinyatakan sebagai kehilangan air (WL, water loss) dan penambahan padatan,
SG, solid gain) (Roni, 2010).

Dehidrasi osmotik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti agen osmotik, konsentrasi zat terlarut, suhu, waktu,
ukuran, dan bentuk dan kekompakan jaringan bahan, agitasi dan rasio larutan atau sampel. Semakin tinggi
konsentrasi larutan yang digunakan maka kadar air akhir yang dihasilkan akan semakin rendah. Peningkatan
konsentrasi larutan osmotik menyebabkan peningkatan pengurangan bobot. Hal ini dikaitkan dengan aktivitas air
dari larutan osmotik yang menurun seiring dengan peningkatan zat terlarut dalam larutan. Hal tersebut terjadi
karena penurunan air dalam bahan pada proses dehidrasi osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu
yang sangat mempengaruhi adalah konsentrasi larutan. (Reski, 2019).

Dua proses perpindahan massa yang diperkirakan berperan pada osmosis yaitu: (1) perpindahan massa air dari
dalam sel menuju ke luar sel melalui membran berupa dinding sel dan (2) perpindahan massa air dari bagian tengah
bahan ke permukaan bahan. Pada proses osmosis, aliran air melintasi dinding sel (untuk selanjutnya dianggap
sebagai membran semipermeabel) ditentukan oleh beda tekanan sistem dan beda konsentrasi solut yang
dinyatakan sebagai beda tekanan osmosis (Δπ). Bila tidak ada beda tekanan hidrostatik, aliran air melintasi
membran sepenuhnya tergantung beda tekanan osmotiknya. Kecepatan osmosis juga semakin meningkat dengan
bertambahnya konsentrasi larutan gula. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya beda potensial dalam sistem.
Semakin pekat larutan gula maka potensial kimianya semakin besar, beda tekanan osmotik semakin besar, sehingga
air dalam suatu sel semakin cepat berpindah ke larutan gula (Sang, 2013).

Referensi:

Reski Ramadhani Rum, Supratomo, dan Mursalim. 2019. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Larutan Gula Terhadap
Proses Dehidrasi Osmosis Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Jurnal AgriTechno. Vol. 12(1): 56-65.

Roni Kastaman, Sudaryanto, dan Budi Herdi Nopianto. 2010. Kajian Proses Pengasinan Telur Metode Reverse
Osmosis pada Berbagai Lama Perendaman. Jurnal Teknologi Industr Pertanian. Vol. 19(1): 30-39.

Sang Kompiang Wirawan dan Natalia Anasta. 2013. Analisis Permeasi Air pada Dehidrasi Osmosis Pepaya (Carica
Papaya). AGRITECH. Vol. 33(3): 303-310.

Anda mungkin juga menyukai