Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Peristiwa Osmosis Dan Difusi Pada Telur

Disusun oleh :
Kelompok 5 XI MIPA 3:
1. Sahfina Izun Al Khansa
2. Sindi Yayang Dari
3. Sonia Palentin
4. Sri Amelia Mufti
5. Tasya Oktasari
6. Vinna Damayanti
7. Wawa Marlina

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT


DINAS PENDIDIKAN
SMA N 2 LAHAT
Jln. Jaksa Agung R. Suprapto Lahat. Telp (0731)-321278
Kata pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul peristiwa osmosis dan difusi pada telur ini meskipun
dengan sangat sederhana.

Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan


yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati
kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
lebih memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.

Lahat, 3 September 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Osmosis sering disalah pahami oleh mahasiswa.Sebagai sala satu contoh


misalnya konsep yang menerangkan bahwa osmosis adalah peristiwa yang
merupakan kebalikan dari peristiwa difusi. Kesalahan terjadi ketika memahami
bahwa osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi
rendah ( hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi ( hipertonis )
melalui membrane semipermeabel semata.pada pemahaman seperti ini tidak
memperhatikan molekul mana yang bergerak? jika diperhatikanbahwa yang
mengalami pergerakan adalah molekul pelarut ( air ) maka tidak akan terjadi
kesalahan dalam memahami konsep sederhana ini. Dengan demikian baik difusi
maupun osmosis sama – sama bergerak, berpindah untuk meniadakan gradient
konsentrasi sehingga pada ahir proses akan didapatkan kondisi larutan yang
seimbang ( isotonis ).

Dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan membrane semipermeabel


alami yang dimiliki oleh telur. Berikutnya cara untuk mengatahui peristiwa
osmosis adalah dengan melakukan pengamatan pada telur, pertama telur di
lubangi kedua ujung kutubnya, kemudian sala satu ujung dilubangi hingga
cangkang dan selaputnya pecah, sebaliknya ujung berlawanan dilubangi hingga
selaputnya, masukan sedotan pada ujung yang telah dilubangi cangkang dan
selaputnya dan tetesi dengan lilin hingga tidak terdapat rongga untuk keluarnya
udara. Selanjutnya rendam telur dalam beker gelas dengan air secukupnya dan
amati perisiwa osmosis pada sedotan tersebut. Sebelumnya sedotan diberikan
skala agar dapat menghitung osmosis yang terjadi ( cm/ menit ).

B. Rumusan Masalah

· Apa yang dimaksud dengan osmosis?

· Bagaimana cara membuktikan proses osmosis yang terjadi pada telur?


C. Tujuan Penulisan

· Mengetahui apa yang dimaksud dengan osmosis

· Mendeskripsikan peristiwa osmosis pada telur

· Membuktikan Peristiwa Osmosis

· Mempelajari osmosis yang terjadi melalui selaput membrane semipermeabel

alami.

D. Manfaat Penulisan

· Dapat memahami peristiwa terjadinya osmosis pada telur.

· Dapat mengetahui apa itu osmosis

· Dapat membuktikan peristiwa osmosis


BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 28 Agustus 2018 pada pukul
10.20 sampai dengan pukul 11.05 WIB. Dan dilaksanakan di Laboratorium
Biologi oleh Jurusan MIPA kelas XI MIPA 3 di, SMA N 2 Lahat.

B. Kajian Teori

Osmosis merupakan bentuk perpindahan molekul air dari kosentrasi yang


rendah ke kosentrasi yang tinggi. Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah
akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah
mengandung ion. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan
banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel
dengan lingkungan. Tumbuhan memang merupakan sistem yang dinamis dan
sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.

Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi.

(Salisbury dan Ross, 1995).Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel
hidup.Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam
sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di
dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol
yang berada di dekat organel lainnya.Hal ini penting diperhatikan terutama jika
membicarakan difusi air.

Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas,
misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh
dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh
elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor)
berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam
dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan
turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun
yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid)
Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh.(Islami dan Utomo,
1995).Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding.
Apabila sel seperti ini berada dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air
hujan, misalnya dinding akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel
tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan ini membengkak ketika air masuk
melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan mengembang hanya
sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada
sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. Pada saat ini sel tersebut
membengkak (sangat kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian
besar sel tumbuhan.Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar
tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk
tetap bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya.Jika sel tumbuhan dan
sekelilingnya isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya
menjadi lembek (lembut), yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu.

Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen.Pada


saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya
hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen.Ikatan-ikatan tersebut
terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan sangat cepat.Tiap ikatan
hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-molekulnya secara
terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh
karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air
akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur
dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan
substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi.

potencial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel
akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan
meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar akan
menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan tebalik.

C. Alat dan Bahan

1. 3 butir telur ayam mentah yang masih bercangkang

2. air suling/Aquades

3. Sirup Bening

4. Laerutan Cuka 25%

5. Stoples bening dan tutupnya

6. Capit/Pinset
7. Timbangan

8. Kertas Isap

9. Kertas Tulis

10. Pensil

11. Spidol

D. Cara Kerja

Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4-5 Orang siswa, kemudian tiap kelompok
melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Hari pertama

1. Tandai Stoples dengan nama kelompok anda dan kata “Cuka”, “Sirop”
dan “Air suling”.
2. Timbanglah berat telur dan catat hasilnya dalam tabel data.
3. Dengan hati-hati,masukkan telur mentah kedalam toples. Kemudian,
siram dan rendam dalam larutan cuka 25%,larutan sirop, dan larutan
air suling.
4. Tutuplah secara longgar toples dan biarkan selama 24-48 jam hingga
semua larutan bereaksi dengan telur.

b. Hari Kedua

1. Bukalah stoples dan buang larutannya masing-masing.


2. Dengan hati-hati, gunakan capit untuk mengambil telur dan letakkan
diatas kertas isap, kemudian diamkan hingga mengering.
3. Catatlah kondisi fisik (keras atau lunak) dan penampakan telur tersebut
dalam tabel data.
4. Timbanglah berat telur dan catat hasilnya dalam tabel data.
Tabel Data

Jenis larutan Hasil difusi


Berat Berat Penampakan dan kondisi fisik
awal akhir telur
Larutan cuka 60 gr 65 gr Cangkang lunak
Air suling 60 gr 62 gr Cangkang keras
sirop 60 gr 62 gr Cangkang sangat keras

Pertanyaan untuk diskusi kelas:

1. Larutan cuka terbuat dari asam asetat dan air. Jelaskan bagaimana
larutan cuka dapat melarutkan kalsium pada cangkang?

2. a.Apa yang terjadi pada kondisi fisik dan penampakan telur setelah
direndam dalam larutan cuka?
b.Apakah larutan cuka berkurang banyak atau sedikit?
c. Apakah air masuk ke atau keluar dari telur? mengapa?

3. a.Apa yang terjadi pada kondisi fisik dan penampakan telur setelah
direndam dalam air suling?
b. apakah air suling berkurang banyak atau sedikit ?
c. apakah air masuk ke atau keluar dari telur ? mengapa?

4. a.Apa yang terjadi pada kondisi fisik dan penampakan telur setelah
direndam dalam sirop?
b. apakah sirop berkurang banyak atau sedikit ?
c. apakah air masuk ke atau keluar dari telur ? mengapa?

5. Manakah Yang lebih besar, bereat telursetalh direndam air suling atau
larutan cuka? Mengapa?

6. Mengapa sayuran segar di jual di pasar diperciki air?

7. Apa kesimpulan tugas proyek ini? Buatlah laporannya dan kumpulkan


kepada guru anda.
Jawaban Pertanyaam :

1. Karena cakang telur hampir semuanya terkandung Kalsium Karbonat


(CaCO3) yang karena nya itu membuat cakang nya itu keras dan cuka
mengandung asam asetat (CH3COOH).
Jadi ketika cuka bercampur dengan telur maka asam asetat cuka akan
melarutkan cakang telur dan telur akan menjadi elastik.
Telur akan berubah menjadi kenyal seperti jelly. 90 % dari cakang
telur adalah kalsium karbonat (CaCO3) dan ketika berinteraksi dengan
asam asetat (CH3CO2H), cakang akan mulai melepas mengeluarkan
karbondioksida (CO2). Hal pertama yang terjadi adalah Karbon
(CO3) yang merupakan bagian dari kalsium karbonat di protonisasi (
ane gak tau maksudnya ) akan membentuk asam karbonat (H2CO3).
Dari situ, kemudian didapat kalsium dan asetat dari kalsium asetat

2 CH3COOH + CaCO3 = H2CO3 + Ca(CH3COO)2.

pada tahap berikut nya asam karbonat akan melepaskan diri untuk
membentuk karbondioksida dan air, yakni : H2CO3 = H2O + CO2.

Keseluruhan reaksi hanya kesimpulan dari dua reaksi .


2 CH3COOH + CaCO3 = H2O + CO2 + Ca(CH3COO)2.
CaCO3(s) + 2CH3COOH(l) Ca(CH3COO)2(s) + H2O(l) + CO2(g)

2. A. Kondisi fisinya lunak


B. Larutan cuka berkurang sedikit
C. Iya air masuk, karena isi telur bersifat hipertonis (kental)
sedangkan larutan cuka bersifat hipotonis (encer).Telur memiliki
cangkang dan membran. cangkang ini sifatnya permeabel artinya bisa
dilewati oleh zat terlarut. Sedangkan membran sifatnya semipermeabel
artinya hanya partikel yang sesuai dengan ukuran pori-porinya yang
bisa lewat. Jika dua larutan beda konsentrasi dibatasi membran
semipermeabel (isi telur dan cuka dibatasi membran telur) maka akan
terjadi osmosis, yaitu perpindahan air dari hipotonis (encer) ke
hipertonis (kental). Dengan kata lain air cuka meresap masuk ke
dalam.
3. A. Kondisi fisiknya masih keras, dan masih seperti telur yang belum di
rendam air suling (tidak berubah).
B. Air suling tidak berkurang sedikitpun.
C. Air keluar, karena isi telur bersifat hipertonis (kental) sedangkan air
suling bersifat hipotonis (encer).Telur memiliki cangkang dan
membran. cangkang ini sifatnya permeabel artinya bisa dilewati oleh
zat terlarut. Sedangkan membran sifatnya semipermeabel artinya
hanya partikel yang sesuai dengan ukuran pori-porinya yang bisa
lewat. Dengan kata lain disebut proses perpindahan dari hipertonis ke
hipotonis yaitu proses difusi.

4. A. Kondisi fisiknya masih keras, dan masih seperti telur yang belum di
rendam air sirop (tidak berubah).
B. Air sirop tidak berkurang sedikitpun.
C. Air keluar, karena isi telur bersifat hipertonis (kental) sedangkan air
suling bersifat hipotonis (encer).Telur memiliki cangkang dan
membran. cangkang ini sifatnya permeabel artinya bisa dilewati oleh
zat terlarut. Sedangkan membran sifatnya semipermeabel artinya
hanya partikel yang sesuai dengan ukuran pori-porinya yang bisa
lewat. Dengan kata lain disebut proses perpindahan dari hipertonis ke
hipotonis yaitu proses difusi.
5. Larutan cuka, karena dalam proses ini terjadi perpindahan molekul dari
benda yang hipotonis ke benda yang bertekanan hipertonis.

6. Agar kesegaran sayuran dapat bertambah lama. Percikan air akan


masuk ke dalam batang sayuran sehingga sayur dapat tetap segar,
karena kadar atau kandungan air di dalam sayuran rendah (mungkin
akibat evaporasi) dan ketika diberi air, air masuk ke sayuran melalui
proses kapilaritas di batang.

7. Dari percobaan praktikum yang telah dilakukan diambil kesimpulan


bahwa perbedaan konsentrasi pada cairan dalam 1 wadah dapat
menimbulkan berpindahnya cairan baik secara osmosis maupun difusi.
Pada percobaan yang dilakukan terjadi peristiwa osmosis pada telur.
Osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeable.
Osmosis yang terjadi pada telur pada percobaaan tersebut
mengakibatkan telur mengalami perubahan terhadap kondisi fisik
maupun penampakannya. Telur dapat bertambah beratnya, transparan
dan retak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum tersebut kami dapat menarik kesimpulan yaitu :

1. Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan


sebagai proses osmosis karna dilihat dari pengertiannya osmosis
merupakan proses perpindahan molekul air dari kosentrasi rendah ke
kosentrasi tinggi.

2. Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang
merupakan pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan
berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik)
melewati selaput membrane telur yang selektif permeable dengan
melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi. Maka air
tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik
dari konsentrasi rendah samapai tinggi.

3. Air yang merupakan pelarut yang meiliki konsentrasi rendah


(hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi
tinggi (hipertonik ) melewati selaput membrane telur yang selektif
permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses
smoregulasi.

4. Terjadi perbedaan kekentalan ( viskositas ) antara cairan telur dan air


sebagi pelarut sehingga memacu perpindahan larutan yang dibatasi
oleh membrane dari larutan yang hipotonik ke larutan yang hipertonik.

5. Terjadi transport pasif dalam membrane, yang terjadi tanpa energy


aktifitas, dan juga perbedaan potensial osmotic,potensial osmotic air
yang lebih besar dibandingkan dengan potensial osmotic cairan telur.

B. Saran

1. Didalam melakukan praktikum siswa – siswi sebaiknya sekolah


menyediakan alat – alat praktikum yang lebih lengkap agar praktikum
dapat dilakukan dengan lebih baik.

2. Diharapkan kedepannya tulisan-tulisan yang berkaitan mengenai


difusi dan osmosis diperbanyak, mengingat masih minimnya informasi
mengenai proses difusi dan osmosis.
DAFTAR PUSTAKA

http://desyputt.blogspot.com/2015/04/laporan-biodas-difusi-dan-
osmosis.html

https://mari-belajarbiologi.blogspot.com/2016/03/difusi-dan-
osmosis.html

https://oktean.wordpress.com/biologi/difusi-dan-osmosis/

http://storyofwc.blogspot.com/2016/06/biologi-materi-pelajaran-
biologi.html

www.jendelasarjana.com/2014/03/pengertian-perbedaan-difusi-dan-
osmosis.html

Anda mungkin juga menyukai