Anda di halaman 1dari 4

LKM ADI - 12

Nama : Titis Dwi Lestari ( 1713024030 ) Kelas : B Kelompok : 5

GYMNOSPERMAE
Sesi 1 : Tujuan
Pertanyaan Ilmiah : Bagaimana Anda menjelaskan karakteristik diagnostik takson dalam kelas Cycadinae, Gnetinae,
dan Coniferae?
Tujuan : Pengamatan ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik diagnostik takson dalam kelas Cycadinae,
Gnetinae, dan Coniferae.
Manfaat : Pengamatan ini dilakukan agar mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik diagnostik takson dalam
kelas Cycadinae, Gnetinae, dan Coniferae.

Sesi 2 : Penyelidikan
Cara-cara penyelidikan :
Penyelidikan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Menyiapkan berbagai macam tumbuhan
2. Mengambil gambar (foto) bagian bagian-bagian tumbuhan yang diamati.
3. Melengkapi dengan keterangan dalam bahasa Indonesia dan Latin.
4. Menuliskan dari tiap-tiap spesimen tentang ciri-ciri habitus, daun, percabangan batang, sifat kelamin, letak strobilus, dan
bentuk strobilusnya.
5. Membuat pencandraan (deskriptio) mengenai ciri-ciri habitus, daun, percabangan batang, sifat kelamin, letak strobilus, dan
bentuk strobilus yang diamati.
6. Memasukkan data hasil pengamatan dalam bentuk tabel.
7. Membuat claim, data, warrant, dan backing sebagai argumentasi ilmiah.

Alasan penyelidikan di lakukan dengan cara-cara di atas :


Alasan penyelidikan dilakukan dengan cara diatas adalah sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh data mengenai ciri-ciri habitus, daun, percabangan batang, sifat kelamin, letak strobilus, dan bentuk
strobilus pada kelas Cycadinae, Coniferae, dan Gnetinae.
2. Untuk membuat argumentasi mengenai ciri-ciri habitus, daun, percabangan batang, sifat kelamin, letak strobilus, dan
bentuk strobilus pada kelas Cycadinae, Coniferae, dan Gnetinae.

Sesi 3 : Argumen
Claim : Saya berpendapat bahwa untuk membedakan karakteristik diagnostik takson dalam kelas Cycadinae, Coniferae, dan
Gnetinae dapat dilihat dari ciri-ciri habitus, daun, percabangan batang, sifat kelamin, letak strobilus, dan bentuk strobilusnya.

Bukti Data :
Tabel 1.1 Hasil Data Karakteristik Kelas Cycadinae, Coniferae, dan Gnetinae
No. Aspek Perbedaan Cycadinae Coniferae Gnetinae
1. Spesies Pakis Haji (Cyca srumphii) Pinus (Pinus merkusii) Melinjo (Gnetum gnemon)
2. Habitus

Pulma Pohon berkayu dengan batang Pohon berkayu dengan


yang bercabang batang yang bercabang
3. Daun Susunan
Daun

Daun tunggal, berbentuk pita Daunnya berbentuk seperti Daun tunggal, berbentuk
(ligulatus), pada tangkai daun jarum bulat oval, dan duduk daun
terdapat duri. berhadap-hadapan.
Pertulangan Susunan tulang daun Susunan tulang daun menjari Susunan tulang daun
Daun menyirip, berbagi memyirip, menyirip
roset daun
4. Percabangan Batang Monopodial, yaitu batang Monopodial, yaitu batang Monopodial, yaitu batang
pokok selalu tampak jelas pokok selalu tampak jelas pokok selalu tampak jelas
karena lebih besar dan lebih karena lebih besar dan lebih karena lebih besar dan lebih
panjang dari cabangnya. panjang dari cabangnya. panjang dari cabangnya.

5. Sifat Kelamin Dioceus, dimana individu Monoceus, dimana individu Dioceus yang mana individu
jantan terpisah dengan jantan dan betina terdapat jantan terpisah dengan
individu betinanya. pada satu tumbuhan. individu betinanya.
(Jantan) (Betina) (Betina)

(Jantan)
(Betina)
(Jantan)

6. Letak strobilus (Betina)


(Jantan) (Betina)
letaknya letaknya Letaknya
berada di berada di berada di
terminal bagian axilar ketiak daun
daun

(Jantan) letak- Terdiri dari (Jantan)


(Betina) nya berada di sisik-sisik Letaknya
letaknya bagian axilar ovula yang berada di
berada di daun, membawatersusun spiral ketiak daun
terminal banyak
mikrosporofil
yang tersusun
spiral
7. Bentuk Strobilus (Betina)
(Jantan) (Jantan)
Bentuk strobi- Berbentuk berbentuk
lus jantan lon- seperti lonjong
jong beruang kerucut. membulat
besar.

(Betina) (Jantan)
(Betina)
Berbentuk seperti berbentuk
seperti keris
kerucut. bulat dan
(sisik)
berukuran
lebih kecil
dari betina.

Dasar kebenaran (Warrant/Backing) :


Warrant : Saya berpendapat bahwa untuk membedakan karakteristik diagnostik takson dalam kelas Cycadinae,
Gnetinae, dan Coniferae dapat dilihat dari ciri-ciri habitus,daun, percabangan batang, bentuk dan susunan daun pada batang,
letak strobilus, sifat kelamin dan bentuk strobilusnya. Karena berdasarkan hasil pengamatan yang telah saya lakukan bahwa
pada kelas Cycadinae contohnya tanaman Pakis Haji (Cyca srumphii) habitusnya berupa palma, memiliki daun tunggal yang
berbentuk pita (ligulatus), tepi daun integer dan pada tangkai daun terdapat duri. Susunan tulang daun menyirip (penninervis).
Sifat kelaminya dioceus, dmana individu jantan terpisah dengan individu betina. Bunga terdiri dari dua sporofil yaitu
mikrosporofil (jantan) dan megasporofil (betina) yang terkumpul dalam strobilus. Strobilus jantan berbentuk lonjong beruang
besar, dan tumbuh pada bagian terminalis, sedangkan strobilus betina berbentuk seperti sisik dan tumbuh dari sela-sela ketiak.
Percabangannya monopodial dengan batang utama yang terlihat jelas.
pohon pinus (Pinus merkusii) habitusnya yaitu berupa pohon berkayu dengan batang yang bercabang, daunnya berbentuk
jarum dan pertulangan menjari. Percabangan monopodial, dimana dengan batang utama yang terlihat jelas. Sifat kelamin
bungaya berumah satu, dan strobilus betinanya terletak di bagian axial atau ketiak daun dan terdiri dari sisik-sisik ovula yang
tersusun spiral, sedangkan pada strobilus jantan letaknya dibagian ketiak daun (axial) membawa banyak mikrosporofil yang
tersusun spiral.
Pada Melinjo (Gnetum gnemon) memiliki habitus berupa pohon berkayu dengan batang yang bercabang, tipe percabangan
monopodial, dimana batang pokoknya terliha jelas. Daunnya memiliki tipe tunggal berpasangan dengan pertulangan menyirip
berbentuk jorong. Sifat kelaminnya dioceus karena terdapat strobilus jantan dan betina pada pohon yang berbeda. Strobilus
betina berbentuk lonjong membulat, sedanhkan strobilus jantan berbentuk bulat dan berukuran lebih kecil dari betina yang
keduanya terletak pada ketiak daun.

Backing : Tjitrosoepomo (2013) menyatakan bahwa pembagian kelas dapat dibedakan satu dengan yang lain
berdasarkan ciri-cirinya, yaitu habitus, akar, batang, daun, bunga, penyerbukan, sel kelamin, sel kelamin jantan, dan anatomi.
Cycadinae kelas ini terdiri atas satu bangsa yaitu cycadales dengan suku cycadaceae. Habitusnya menyerupai palma, berkayu,
tidak atau sedikit sekali bercabang, teras besar, dan korteks tebal. Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh
beberapa kambium yang berbentuk lingkaran. Daun tersusun dalam roset batang, berbagi menyirip atau menyirip, yang masih
muda menggulung. Sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Strobilus selalu terminal, tanpa bagian-bagian yang
menyerupai daun pada pangkalnya. Strobilus jantan amat besar, terdiri atas banyak sporofil yang berbentuk sisik dengan
banyak mikrosporangium. Strobilus betina juga besar berbentuk seperti sisik dengan dua bakal biji.

Gymnospermae adalah tumbuhan yang bakal bijinya tidak berada dalam daun buah, tetapi menempel pada daun buah dan
terlihat dari luar, sehingga dinamakan tumbuhan berbiji terbuka. Ciri-ciri morfologi tumbuhan berbiji terbuka antara lain:
1. Berakar tunggang
2. Daun sempit, tebal, dan kaku.
3. Belum terdapat bunga yang sesungguhnya, berupa daun dan badan penghasil serbuk sari yang disebut strobilus. Ada 2
macam strobilus yaitu strobilus jantan yang tersusun dari badan penghasil serbuk sari dan strobilus betina yang tersusun
dari daun buah.

Coniferae meliputi semak-semak, perdu, atau pohon-pohon dengan tajuk yang kebanyakan berbentuk kerucut. Daun tumbuhan
warga kelas ini banyak yang berbentuk jarum, oleh karena itu sering kali disebut pula sebagaipohonjarum. Podocarpus sp.,
termasuk kedalam bangsa Podocarpales, berbentuk perdu atau pohon dengan daun berbentuk sisik, jarum, garis, atau lanset,
dan kadang-kadang bulat telur, duduknya tersebar atau bersilang. Tumbuh-tumbuhan ini berumah dua. Strobilus jantan berada
di ketiak (terminal), kebanyakan agak panjang dengan banyak mikrosporofil, masing-masing dengan dua kantung sari.
Tunas-tunas yang memikul bakal biji kebanyakan dalam ketiak daun, penuh dengan bagian-bagian yang menyerupai daun
(sisik-sisik biji), dan beberapa diantaranya dengan satu bakal biji diatasnya. Bakal biji ini seluruhnya atau hanya sebagian saja
diselubungi oleh tonjolan sisik-sisik yang disebut Epimatium. Pinus merkusii masuk kedalam bangsa pinales, merupakan
tumbuhan berkayu, daun berbentuk jarum, duduknya tersebar pada sirung panjang, atau pada sirung panjang terdapat daun-
daun yang berdaging sedang dan pada sirung pendek terdapat daun-daun berbentuk jarum. Tumbuhan ini hampir selalu
berumah satu. Strobilus jantan aksilar atau terminal pada sirung pendek, dengan banyak mikrosporofil bertangkai yang
tersusun dalam suatu spiral dengan dua kantong sari. Strobilus betina terminal atau aksilar, dengan banyak sisik-sisik penutup
yang tersusun dalam spiral.

Melinjo termasuk kedalam Famili Gnetaceae dan termasuk Kelas Gnetopsida. Habitusnya berupa pohon yang berbentuk bulat
dengan permukaan batang yang kasar/licin ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata. Percabangan monopodial yang
arah tumbuh keatas. Cabang–cabangnya berbagai ukuran dan letaknya melingkari batang, terus sampai di pangkal batang.
Cabang itu menebal di pangkalnya. Bunga dalam strobilus berbentuk panikula yang keluar dari ketiak sepasang brakhtea yang
berbentuk perahu. Daun tunggal berbentuk jorong dengan urat menyirip yang letaknya bersilang berhadapan. Pangkal daun
tumpul dengan tepi daun yang rata. Ujung daun meruncing dengan daging daun yang seperti kertas. Warna daun hijau dengan
permukaan daun yang licin. Strobilus berbentuk buku-buku yang terdapat kupula (cawan) yang dibentuk dari sisik-sisik
brakhtea yang bersatu. Pada strobilus jantan disetiap buku terdapat satu lingkaran bunga steril disebelah atas dan dibawah
terdapat lingkaran bunga jantan. Strobilus jantan banyak mengandung benang sari dengan banyak linkaran bunga jantan.
Sedangkan strobilus betina hanya terdapat 1 lingkaran bunga-bunga betina. Jumlah biji banyak dengan ukuran yang sedang.
Pada biji melinjo yang tumbuh di nodus, terlihat lapisan luar yang disebut scelerotesta dan lapisan tipis yang melapisi
sarcotesta disebut endotesta. Penyerbukan pada tumbuhan melinjo dan pinus disebut anemogami yaitu penyerbukan dengan
bantuan angin.

Anda mungkin juga menyukai