Anda di halaman 1dari 16

ASMAUL HUSNA

Oleh : Anggun Julaita Jayanti

Daffa Alfarosyah

Dini Rahma Maharani

Indah Muslimah

Febi Wulandari

Vinna Damayanti

KELAS : X MIPA 3

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LAHAT

SMA NEGERI 2 LAHAT

TAHUN AJARAN 2017/2018

JL. Jaksa Agung R.Suprapto


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kami dari para juru nasehat
dan yang memberi pengertian kepada kami tentang ilmu-ilmu ulama yang
melekat. tetapkanlah Rahmat dan salam sejahtera kepada Nabi Muhammad
SAW , pembawa Islam yang sanggup melenyapkan agama-agama orang kafir
dan musyrik demikian pula Rahmat-NYA dan salam kepada keluarga dan para
sahabat beliau yang teguh menjalankan syariatnya .
Alhamdulilah berkat Rahmat Allah SWT kami dapat menyelesaikan tugas
membuat makalah yang berjudul “ Asmaul Husna “ tersusunya makalah ini
tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya
kepada guru-guru terutama kepada guru pembimbing kami S.PD
Harapan semoga dapat menjadi amal jariyah beliau yang amat berjasa
kepada kami .Amin.
Dan karena tidak ada gading yang tak retak maka kami sangat
mengharapkan koreksi dan tegur sapa para guru ,cerdik pandai dan semua
pembaca demi penyempurnaan langkah kami selanjutnya .
Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan
kaum muslimin pada umumnya amin.
Lahat, 2017

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................


Daftar isi ...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1. Latar belakang ..................................................................................................
1.2. Rumusan masalah .............................................................................................
1.3 Tujuan ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
2.1 Pengertian Asmaul Husna...................................................................................
2.2 Memahami Penjelasan Asmaul husna ................................................................
2.3 perilaku beriman terhadap asmaul husna.............................................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman kepada
Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt , itu
benar – benar ada dengan segala kesempurnaan – Nya untuk mengetahui
kesempurnaanya salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan
99 Asmaul Husna.
Sesungguhnya kesempurnaan Allah Swt itu dapat kita rasakan dengan
kehidupan sehari-hari dari segala apa yang diciptakannya , Allah menciptakan
matahari, laut,air, udara binatang, dan lain sebagainya untuk menunjukkan
kesempurnaanya Allah tidak membutuhkan peribadatan manusia , tetapi
manusialah yang membutuhkan adanya Allah, manusia harus selalu meminta
dan memohon perlindungan kepada Allah denga berdoa menggunaakan
Asmaul Husna.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menguraikan 10 Asmaul Husna
2. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 710 Asmaul
Husna dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Tujuan
Dengan adanya makalah ini maka kami bertujuan untuk :
1. Menjelaskan tentang Asma’ul Husna.
2. Mengetahui dan memahami dari Asma’ul Husna dalam kehidupan sehari-
hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asmaul Husna


Kata (‫ )األسماء‬al-asma adalah bentuk jamak dari kata (‫ )اإلسم‬al-ism yang
biasa diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata (‫ )السمو‬as-sumuw yang
berarti ketinggian, atau (‫ )السمة‬as-simah yang berarti tanda. Memang nama
merupakan tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi.
Apakah nama sama dengan yang dinamai atau tidak, di sini diuraikan
perbedaan pendapat ulama yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita
energy itu. Namun yang jelas bahwa Allah memiliki apa yang dinamai-Nya
sendiri dengan al-asma dan bahwa al-asma itu bersifat husna.
Kata (‫ )الحسن‬al-husna adalah bentuk muannast/feminim dari kata
(‫ )احسن‬ahsan yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata
yang berbentuk superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan
kata yang berbentuk superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama tersebut
bukan saja, tetapi juga yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang
dapat disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik
untuk-Nya. Sifat Pengasih – misalnya – adalah baik. Ia dapat disandang oleh
makhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama yang terbaik)
hanya milik Allah, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk,
baik dalam kapasitas kasih maupun substansinya. Di sisi lain sifat pemberani,
merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia, namun sifat ini tidak wajar
disandang Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalam substansinya
dengan jasmani dan mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-
Nya. Ini berbda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain
adalah anak cucu. Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan,
tetapi sifat kesempurnaan manusia ini, tidak mungkin pula disandang-Nya
karena ini mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan dengan yang lain, di
samping menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.
Demikianlah kata (‫ )الحسني‬al-husna menunjukkan bahwa nama-nama-Nya
adalah nama-nama yang amat sempurna, tidak sedikit pun tercemar oleh
kekurangan.
Didahulukannya kata (‫ )هلل‬lillah pada firman-Nya
(‫ )وهلل األسماء الحسني‬wa lillah al-asma al-husna menunjukkan bahwa
nama-nama indah itu hanya milik Allah semata. Kalau Anda berkata Allah
Rahim, maka rahmat-Nya pasti berbeda dengan rahmat si A yang juga boleh
jadi Anda sedangkan padanya.
Memang nama/sifat-sifat yang disandang-Nya itu, terambil dari bahasa
manusia. Namun, kata yang digunakan saat disandang manusia, pasti selalu
mengandung makna kebutuhan serta kekurangan, walaupun ada di antaranya
yang tidak dapat dipisahkan dari kekurangan, walaupun ada di antaranya yang
tidak dapat dipisahkan dari kekurangan tersebut dan ada pula yang dapat.
Keberadaan pada satu tempat, atau arah, atau kepemilikan arah (dimensi
waktu dan tempat) tidak mungkin dapat dipisahkan dari manusia. Ini
merupakan keniscayaan sekaligus kebutuhan manusia, dan dengan demikian ia
tidak disandangkan kepada Allah SWT, karena kemustahilan pemisahannya itu.
Berbeda dengan kata kuat buat manusia. Kekuatan diperoleh melalui sesuatu
yang besifat materi, yakni adanya otot-otot yang berfungsi baik, dalam arti kita
membutuhkan otot-otot yang kuat, untuk memiliki kekuatan fisik. Kebutuhan
tersebut tentunya tidak sesuai dengan kebesaran Allah swt, sehingga sifat kuat
buat Tuhan hanya dapat dipahami dengan menafikan hal-hal yang
mengandung makna kekurangan dan atau kebutuhan itu.
Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah al-
asma al-husna sebanyak Sembilan puluh Sembilan. Salah satu riwayat tersebut
berbunyi: “Sesungguhnya Allah memiliki Sembilan puluh Sembilan nama
seratus kurang satu – siapa yang ahsaha
(mengetahui/menghitung.memeliharanya) maka dia masuk ke surga. Allah
ganjil (esa) senang pada yang ganjil.” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi,Ibnu
Majah,Ahmad dan lain-lain)
Ibnu Katsir dalam tasfirnya setlah mengutip hadis di atas dari berbagai
sumber berkata bahwa: At-Tirmidzi dalam Sunan-nya setelah kalimat: “Allah
ganjil (Esa) senang pada yang ganjil.
Didalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi disebutkan ke-99 nama tersebut
yaitu :

"Hanya milik Allah al-Asma-ul Husna (nama-nama yang agung yang sesuai
dengan sifat-sifat Allah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
nama-nama baik itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A‘raf: 180).

Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asma’u al-Husna merupakan


amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya.
Berdoa dengan menyebut al-Asmaul al-Husna sangat dianjurkan menurut ayat
tersebut
Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari :
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus
kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”.
(H.R. Bukhari)

2.2 Memahami Penjelasan 10 sifat Asmaul Husna

1. AR-RAHMAN ( Maha Pengasih)


ALLAH memiliki nama Ar-Rahman yang artinya maha pemurah atau pengasih
karena Allah telah melimpahkan Rahmat-Nya kepad seluruh makhluk yang ada
di dunia ini tanpa pandang bulu baik yang beriman, bertaqwa, dan yang
beramal baik maupun yang berperilaku durhaka, ingkar, dan berperilaku jahat.
Mereka tetap diberi rahmat oleh Allah. Demikian juga hewan dan tumbuhan
mereka juga diberikan Rizqi oleh Allah, yang merupakan bentuk sifat RAHMAN-
Nya Allah.
DALIL NAQLI : SURAT AL-FATIHAH ayat 3

Artinya : Maha Pemurah lagi maha penyayang

DALIL AQLI : Allah SWT sebagai yang menciptakan makhluk di dunia


inipasti memiliki sifat pemurah atau pengasih pada makhluk ciptaan-Nya.
Buktinya kita manusia diberikan nikmat hidup walu kita sebagai manusia ada
yang ingkar.

2. AR-RAHIM ( Maha Penyayang )


ALLAH SWT memiliki nama Ar-Rahim yang artinya maha penyayang yang selalu
dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman secara tetap atau
bersifat kekal yang tidak hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai kealam
kubur serta akhirat
Dunia ini Allah menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat (kafir,
musyrik) misalnya hukum rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri. Di
akhirat keadilan Allah tidak dapat diperhitungkan.
Latin : Bismillah Hirrahman Nirr

rmainkan. Mereka akan mendapatkan balasan atas semua


perbuatan di dunia ini.
DALIL NAQLI : Surat Al-Fatihah ayat 1

Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah


lagi Maha Penyayang.

DALIL AQLI : Allah SWT pasti sayang kepada umat-Nya yang iman dan
bertaqwa, sehingga Allah pasati akan memberikan balasan kepada mereka
yang taat dan bagi mereka yang tidak taat Allah tidak akan menyayangi mereka
karena sifat Ar-Rohim-Nya Allah hanya diberikan kepada mereka yang taat.
Buktinya nanti di akhirat kelah hanya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
saja yang dapat masuk surga.

3. AL-QUDDUS ( Maha Suci )


Allah bersifat Al-Quddus/Maha Suci karena Allah SWt adalah Dzat yang suci
dari segala sekutu, Allah bersifat tunggal. Allah sebagai Pencipta itu pasti suci
dari segala sifat kekurangan karena Allah bersifat Maha Sempurna. Dengan
demikina apapun yang dilakukan Allah pasti juga suci.

DALIL NAQLI : Al-A’raf ayat 96

ِ ‫األ َ ْر‬
‫ض‬ ٍ ‫َو ل َ ْو أ َ َّن أ َهْ َل الْ ق ُ َر ٰى آ َم ن ُوا َو ا ت َّق َ ْو ا ل َ ف َ ت َ ْح ن َا ع َ ل َ ي ْ ِه ْم ب َ َر كَ ا‬
ْ ‫ت ِم َن ال س َّ َم ا ِء َو‬
ِ ْ‫َو ٰل َ ِك ْن كَ ذ َّب ُوا ف َ أ َ َخ ذ ْ ن َا ه ُ ْم ب ِ َم ا كَ ا ن ُوا ي َ ك‬
‫س ب ُو َن‬
Artinya : jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu,
maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti suci dari segala kekurangan,
tidak mungkin memiliki sifat yang buruk. Jika sang pencipta memiliki sifat
kekurangan maka niscaya dunia akan hancur, seperti jika Tuhan tidak memiliki
sifat maha berkata, maka siapa yang akan memberitahu kita akan baik
buruknya suatu hal, maka itu mmerupakan hal yang mustahil.

4. AS-SALAM ( Maha Sejahtera )


Sifat As-Salam/Maha Sejahtera berada pada nama Allah karena hanya Allah
saja yang dapat memberikan kesejahteraan pada makhluknya. Jadi segala
kesejahteraan yang ada didunia ini semua bersumber pada Allah SWT.

DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23

Artinya : Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah)


selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang
Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha
Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.
DALIL AQLI : kita sebagai makhluk pasti menginginkan kesejahteraan
dalam hidup ini, kepada siapalagi kita meminta kesejahteraan jika tidak pada
AllahSWT di segala kesejahteraan yang ada di dunia ini pasti milik Allah. Bukti
bagi orang yang orang berusaha keras pasti akan mendapatkan kesejahteran.

.
5. AL MU’MIN ( Maha Memberi Keamanan atau Terpercaya )
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang MAha Memberikan
Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan
wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati.

DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23


Artinya : Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang
Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha
Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan
DALIL AQLI : Dalam hidup ini kita pasti menginginkan rasa aman dari
bencana alam ataupun dari kejahatan manusia yang ada di dunia ini, dimana
lagi kita meminta kecuali kepada Allah atau Allah SWT pasti memiliki sifat
maha terpercaya tidak mungkin Allah SWT bersifat khianat.
6. Al ADLU ( Maha Adil )
Allah memiliki nama AL ADLU yang berarti maha adil dan sangat sempurna
keadilannya, tidak ada zzat lain yang memiliki keadilan yang setara dengan
Allah, karena keadilan manusia hanya terbatas dan tidak sempurna, sebab
manusia berada pada tempat salah dan lupa.

DALIL NAQLI : An-nahl ayat 90


ْ ‫ن ْال َف‬ ْ ِْ ‫ل و‬ ْ ِ‫َّللا ي َْأ ُم ُر ب‬
َ َّ ‫ن‬ َّ ‫إ‬
‫شا ِء‬
َ ‫ح‬ ِ ‫ن وَإِيتَا ِء ِذي ال ُق ْربَى َويَ ْنهَى َع‬ ِ ‫سا‬ َ ‫ح‬ ْ ‫َاْل‬ ِ ‫ال َع ْد‬ ِ
َ‫م تَ َذ َّك ُرون‬ْ ‫م لَ َعل َّ ُك‬ْ ‫ي يَ ِعظُ ُك‬ ْ ْ َ
ِ ‫وَالمنك ِر وَالبَغ‬ ْ ُ ْ

Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat
kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

DALIL AQLI : Allah dalam pengadilanya kelak di akhirat tidak mungkin


ada suap menyuap keadilan pasti di tegakkan. Allah SWT tidak mungkin
memiliki sifaqt tamak akan harta, karena itu sebuah kekurangan maka itu
tidak mungkin dimiliki Allah SWT.

7. AL GAFFAR ( Maha Pengampun )


Allah SWT pasti memiliki nama AL GAFFAR yang berarti Maha Pengampun,
yang memiliki kebebasa untuk memberikan ampunan kepada makhluknya
yang bertaubat. Karena manusia tak mungkin luput dari dosa.

DALIL NAQLI : Sad ayat 66


Artinya : Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
DALIL AQLI : jika kita sebagai manusia mau bertaubat insaallah pasti
diterima karena Allah memiliki sifat Maha Pengampun , jika Allah SWT tidak
memiliki nama ini maka niscaya semua orang pasti masuk surge kerena mereka
memiliki dosa, tetapi Allah itu Maha Pengampun jadi mustahil Allah tidak
bersifat Maha pengampun

.8. AL HAKIM ( Maha Bijaksana )

Allah SWT bernama Al-Hakim yang artinya Maha Bijaksana karena tidak
munkin ada yang bias melebihi kebijaksanaan-Nya. Buktinya Allah menciptakan
Manusia, tumbuhan, hewan pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar

DALIL NAQLI : Al-Mu’min ayat 115

َ َ ‫ِإلَ ْينَا‬
ََ‫ل ت ُ ْر َجعُون‬ َ‫َوأَنَّ ُك ْم‬ ‫َعبَثًا‬ َ‫َخلَ ْق ٰن ُك ْم‬ ‫أَنَّ َما‬ َ‫أَفَ َح ِس ْبت ُ ْم‬
﴾:‫المؤمنون‬١١٥ ﴿
Artinya : Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak
akan dikembalikan kepada Kami?

DALIL AQLI : Allah SWT pasti memiliki sifat ini karena jika Allah tidak
bersifat Maha Bijaksana maka itu hal yang mustahil, karena itu merupakan sifat
yang kurang tidak mungkin Allah bersifat kurang.

9. AL MALIK ( Maha Merajai atau Menguasai )


Allah SWT memiliki nama ini karena Allah merupakan Raja dari segala raja yang
ada di muka bumi ini, Dia-lah yang mengatur sendiri kerajaan-Nya sesuai
dengan kehendak-Nya sendiri.

DALIL NAQLI : Al-Mu’minun ayat 116

ُّ ‫ق ۖ ََل إ ِ ٰل َ ه َ إ ِ ََّل هُ َو َر‬


‫ب الْ ع َ ْر ِش الْ كَ ِر ي ِم‬ ُّ ‫ك الْ َح‬
ُ ِ‫َّللا ُ الْ َم ل‬
َّ ‫ف َ ت َع َ ا ل َ ى‬
Artinya : Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada
Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.

DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti menguasai segala yang
diciptakannya termasuk manusia, Allah mengatur segala takdir bagi manusia
sehingga wajib bagi manusia untuk tunduk kepada raja dari segala raja yaitu
tidak lain adalah Allah.

10.AL-HASIB(Maha Menjamin atau Memperhitungakan)


Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin, memberikan jaminan
kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini Al Hasib juga dapat diartikan
Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia yang ada didunia akan dihitung
dengan seteliti-telitinya dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan Allah
pasti keadilan pasti ditegakkan.

DALIL NAQLI: An-Najm, 53: 39-40


‫س َع ٰى َما‬
َ ‫ان ِإ َّل‬
ِ ‫س‬َ ‫ْل إن‬ َ ‫َوأ َ إن لَي‬
ِ ‫إس ِل إ‬
Artinya :dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya.(39)
‫ف يُ َر ٰى‬
َ ‫س إو‬ َ ‫َوأ َ ّن‬
َ ُ‫س إع َيه‬
Artinya :Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya). (40)
DALIL AQLI : Disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan
menjamin kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi kesalahpahaman,
bahwa Allah tidak adil karena kebutuhannya tidak terjamin, disini
sesungguhnya Allah telah menjamin hanya saja makhluknya saja yang tidak
mau berusaha dalam memperolehnya.

2.3 Perilaku orang beriman terhadap asmaul husna


1. Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang
Mengimani sifat Allah ar-rahmaan (maha pengasih) yakni denga berbuat baik
kepada seluruh mahluknya , terutama manusia, tanpa membedakan warna
kulit, miskin kaya, hormat atau hina.

2. Berusaha menjadi mukmin yang bertaqwa.


Mengimani sifat Allah ar-rahiim (maha penyayang) menghayati sifat
inisehingga sebagai pendorong untuk bertaqwa kapada allah, sehingga di
aherat kelak mendapat balasannya yakni surga.

3. Memelihara kesucian diri.


Mengimani sifat Allah al-quduus (maha suci) sebagai penunjuk aagar selalu
mempertahankan kesucian dirinya dari perbuatan dosa, karena asal manusia
adalah suci tanpa dosa.

4. Menjaga keselamatan diri dan orang lain.


Mengimani sifat Allah as-salaam (maha sejahtera) senantiasa berdoa dan
berusaha untuk keselamatan dirinya dan orang lain dunia akhirat.

5. Menjadi orang yang terpercaya dan dapat memberikan rasa


aman terhadap sesama.
Mengimani sifat Allah al-mu’minu (maha terpercaya dan maha member
keamanan)
Berusaha menjadi orang terpercaya dengan bersikap jujur, tidak dusta,
amanah, dan selalu memenuhi janji, menghindari prilaku jahat dan mencegah
orang lain berbuat mengganggu keamanan.

6. Berlaku adil
Mengimani sifat Allah al-adlu ( yang maha adil) berusaha bersikap adil
menghindari prilaku dzalim. Adil terhadap Allah, dirinya, keluarga, sesame
manusia, semama makhluk allah, dan meninggalkan prilaku dzalim.

7. Berusaha menjadi pemaaf.


Mengimani sifat Allah al-ghafaar (maha pengampun) menjadikan sifat
pengampun dalam diri, sehingga akan bertambah mulia kedudukannya disisi
Allah swt.

8. Berperilaku bijaksana.
Mengimani sifat Allah al-hakim (maha bijaksana) senantiasa bersikap
bijaksana, orang bijak biasa berpikir tajam, wawasan luas , cermat dan teliti
sehingga terhindat dari prilaku yang merugikan.

9. Menjadi pemimpin yang baik.


Mengimani sifat Allah al-maliik (maha merajai) menjadikan sifat pribadi
sehingga menjadi pemimpin yang bersifat:
- Ikhlas dan mengharap ridha dari Allah SWT
- Berperilaku terpuji,memberi manfaat kepada dirinya dan orang
banyak
- Selalu berusaha menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang
banyak

10. Bermuhasabah (introspeksi diri)


Mengimani sifat Allah al-hasiib (maha pembuat perhitungan) sebagai penunjuk
terhadap segala perbiatan yang sudah dan akan dilakukan (introspeksi),
apabila baik maka ia akan melanjutkan, dan apabila buru maka ia akan segera
bertobat ban memperbaiki diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar faedahnya bagi Umat Islam
dan berpahala membacanya bila dilandasi keyakinan dan membenarkan isinya.
Lebih dari itu, memahami dan makrifat terhadap makna hakiki yang
terkandung di dalamnya akan membawa kearah pengalaman dan
penghayatan, atau dengan kata lain “mendarah daging” dalam kehidupan.
Maka dijamin akan mendapatkan surga keindahan dan kenyamanan yang tiada
tara.
2.Dengan makrifat yang benar kepada Allah swt, makrifat terhadap Asma-Nya,
muncullah “rasa cinta kasih(mahabbah) yang dalam terhadap Pemilik Nama
yakni Allah swt. Dan terpadu cinta kasih itu dalam suatu perpaduan yang indah
dan mengasyikkan, yang terlihat, terpandang dan terasa hanya “DIA” TERASA
LEBUR DAN SIRNA DIRI INI DALAM LAUTAN “BERCINTA KASIH” maka
berbahagialah dengan isyarat Allah yang menegaskan:

“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada
dua syurga”.
3.2 Saran
1. Beribadahlah kepada Allah berdasarkan Asma`ul Husna ini. Karena Dia
Maha Penerima Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Dia Maha Mendengar,
beribadah dengan raga karena Dia Maha Melihat, dengan seterusnya.
2. Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan
mempercayainya”, atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga
mempercayai kandungan makna-maknanya, menghafal, memahami maknanya
dan mengamalkan kandungannya. Itu semua insya Allah dapat memperoleh
curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya
Daftar Pustaka
Mahrus, M.Ag. Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan
GuruPendidikan Agama Islam Pada Sekolah : Aqidah, Jakarta: Deprtemen
Agama Republik Indonesia, 2009.
http://www.fiqhislam.com/asmaul-husna Quraish, M. Shihab, Tafsir al-Misbah
Pesan, Kesan dan Keserasian Al—Qur’an, Jakarta, Lentera Hati, 2004

Anda mungkin juga menyukai