Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Perkembangan Islam Pada Masa


Bani Umayyah
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran PAI

Guru Bidang Studi : Drs. Khaerul Farih

Disusun Oleh :
Kelompok 4

- Yanti Andriyani
- Mardiah
- Listiani
- Khaerudin
- Rohman
- Wiwi Anjela
- riki Riawan

SMK NEGERI 10 PANDEGLANG


TAHUN PELAJARAN
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Pandeglang, 29 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah II di Andalusia ................................... 2

B. Perkembangan Islam Dinasti Umayyah II di Andalusia ............................... 3

C. Masa Kejayaan Dinasti Umayyah ................................................................. 4

D. Runtuhnya Dinasti Umayyah II ..................................................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 9

A. Kesimpulan .................................................................................................... 9

B. Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Andalusia, atau yang sekarang dikenal sebagai negara Spanyol adalah salah satu negara
yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk menyebarkan di negara tersebut. Islam pertama
kali masuk ke Andalusia pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Andalusia adalah
sebutan bangsa Arab karena dahulu negeri yang subur itu dikuasai oleh bangsa Vandal.
Sebelumnya dikenal dengan nama Iberia atau Asbania.
Ketika Islam masuk ke negeri Andalusia, negeri ini banyak mengalami pekembangan
peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam, karena Andalusia
didukung oleh negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang cukup tinggi
sehingga menghasilkan para pemikir hebat. Andalusia mengalami perkembangan yang
dalam kebudayaan dan pendididkan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama
dan sastr, kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal. Karena dalam waktu
yang relatif singkat Cordova dapat menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan
dan kesusastraan.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya dinasti Umayyah II di Andalusia ?


2. Bagaimana perkembangan Islam dinasti Umayyah II di Andalusia ?
3. Apa saja yang diraih di masa kejayaan dinasti Umayyah II di Andalusia ?
4. Apa saja yang menyebabkan runtuhnya dinasti Umayyah II di Andalusia ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Sejarah berdirinyanya dinasti Umayyah II di Andalusia


2. Perkembangan Islam dinasti Umayyah II di Andalusia
3. Kejayaan dinasti Umayyah II di Andalusia
4. Penyebab runtuhnya dinasti Umayyah II di Andalusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah II di Andalusia


Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada zaman kejayaan Umayyah.
Andalusia adalah sebutan dari bangsa Arab karena negeri itu dahulu dikuasai oleh bangsa
Vandal sebelum terusir oleh bangsa Ghotia Barat (abad V M). Bangsa Arab mulai
menaklukkan semenajung Iberia pada zaman Khalifah al-Walid ibn Abd al-Malik (86-96
H/705-715M).
Penaklukkan semenanjung Iberia dimulai dengan undangan salah saturaja Ghotia Barat
yang beragama Kristen untuk membantunya melawan raja lainnya. Khalifah mengirim 500
orang pasukan yang dipimpin oleh Tarif bin Malik pada tahun 91 H/710 M dan mendarat
disuatu tempat yang kemudian diberi nama Tarifa. Ekspedisi ini dianggap berhasil dan
Tarif kembali ke Afrika Utara dengan membawa banyak harta rampasan. Pada tahun 92
H/711 M, ibnu Nushair (gubernur Afrika Utara pada waktu itu) mengirim pasukan
sebanyak 7000 orang pasukandibawah pmpinan Thariq bin Ziyad dan berhasil menguaai
hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas bantuan Musa bin Nusyair.
Akhirnya Musa mendeklarasikan semenanjung Iberia sebagai bagian dari kekuasaan
Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ketika daulah Umayyah di damaskus dihancurkan
oleh bani Abbas, Abd ar-Rahman bin Muawiyah berhasil melarikan diri dan menginjakan
kakinya di semenanjung Iberia atau Andalusia pada tahun 132 H/750 M. Ia diberi gelar ad-
Dakhil yang berarti orang yang masuk, karena beliau adalah pangeran dinasi Umayyah
pertama yang menginjakan kakinya di semenanjung Iberia/Andalusia.

Pada saat dinasti Abbasiyah mengusai wilayah Umayyah, Abd ar-Rahman bin
Muawiyah berhasil menyngkirkan Yusuf bin Abd ar-Rahman al-Fihri yang menyatakan
diri tunduk kepda dinasti Abbasiyah pada tahun 138 H/756 M. Abd ar-Rahman ad-Dakhil
memproklamasikan bahwa Andalusia lepas dari kekuasaan dinasti bani Abbasiyah dan ia
memakai gelar Amir (bukan Khalifah). Selama 32 tahun berkuasa, Abd ar-Rahman
berhasil mengatasi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar. Karena
ketangguhannya, ia diberi gelar rajawali Quraisy.

Karena kekuasaan Bani Abbas sepeninggal al-Mutawakil semakin merosot, Abd ar-
Rahman ad-Dakhil memproklamirkan diri sebagai Khalifah dan memakai gelar Amir
Mu’minin.

2
B. Perkembangan Islam Dinasti Umayyah II di Andalusia
Sejak menginjakkan kakinya pertama kali di Andalusia hingga jatuhnya kerajaan Islam
terakhir di sana, Islam memainkan perna yang sangat besar. Yaitu berlangsung selama
hampir 8 abad (711 – 1429 M). Sejarah panjang yang dilalui oleh umat Islam di Andalusia
tu dapat dibagi menjadi 6 periode, yaitu :

1. Periode pertama (711-755 M)


Pada periode ini, Andalusia berada di bawah pimpinan para wali yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umayyahyang berpusat d Damaskus. Masa periode ini stabilitas politik
negeri Andalusia belum terkenndali akibat gangguan keamanan di beberapa wilayah,
karena pada masa ini adalah masa peletakan dasar, asas dan invasi Islam di Andalusia.
Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak yang tidak senang kepada
Islam yang berada di Andalusia. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Umayyah di
Damaskus.
2. Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir
(panglima atau gubernur), akan tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang
ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah
Abdurrohmanahun I yang memasuki Andalusia pada tahun 138 H0755 M dan diberi gelar
ad-Dakhil. Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil meloloskan diri dari
kejaran Bani Abbas, ketika Bani abbas berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus.
Selanjutnya, ia berhasil mengalahkan Yusuf bin Abd ar-Rahman al-Fihri yang menyatakan
diri tunduk kepada Bani Abbas di Damaskus. Kemudian ia mendirikan Dinasti Ummayah
di Andalusia.
Pada masa ini, umat Islam di Andalusia mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik
dalam bidang politik, peradaban serta pendidikan. Abdurrahman ad-Dhakhil mendirikan
masjid Cordoba dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Andalusia. Kemudian penerus-
penerusnya yang lain seperti Hisyam dikanal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan
Hakam dikenal sebagai pembaharu di bidang kemiliteran, sedangkan Abdurrahaman al-
Ausath ini pemikiran filsafat mulai masuk, maka ia mengundang para ahli dari dunia Islam
lainnya untuk datang ke Andalusia. Sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di sana mulai
semarak.
3. Periode ketiga (912-1013 M)
Masa ini berlangsung mulai pemerintahan Abdurrahama III, yang bergelar “an_Nasir”
samapai menculnya Muluk at-Thawaif (raja-raja kelompok). Pada periode ini, Andalusia
diperintah oleh pengusa dengan gelar Khalifah. Pada periode ini juga umat Islam di

3
Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi Dinasti Abbasiyah di
Baghdad. Abdurrahman an-Nasir mendirikan Universitas Cordova yang perpustakaannya
memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri
perpustakaan.
4. Periode keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Andalusia terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pimpinan
raja-raja golongan atau Muluk at-Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Siville,
Toledo dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbasiyah di Siville.
5. Periode kelima (1086-1248 M)
Pada masa ini, terdapat suatu kekuatan yang diminan yaitu kekuasaan dinasti Murabbitun
(1146-1235 M). Dinasti Murabbitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agam di Afrika
Utara yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyifin. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
sbuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Ia masuk ke Andalusia atas undangan
penguasa-penguasa Islam yang tengah mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-
raja Kristen.
Pada tahun 1143 H, kekuasaan dinasti Murabbitun berakhir, baik di Afrika Utara maupun
di Andalusia dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Dinasti Muwahhidun datang ke
Andalusia di bawah pimpinan Abdul Mun’im sekitar tahun 1114 dan 1115 M, kota-kota
penting umat Islam seperti cordova, Almeria, dan Granada jatuh bawah kekuasaannya.
Untuk beberapa dekade dinasti ini mengalami beberapa kemajuan.
6. Periode keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada di bawah dinati Bani Ahmar
(1232-1492 M). Peradaban kembali menglami kamajuan seperti di zaman Abdurrahman
an-Nasir. Namun secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Dan pada
periode inilah akhir dari ekstensi umat Islam di Andalusia. Menurut Harun Nasution, pada
sekitar tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di negara ini.

C. Masa Kejayaan Dinasti Umayyah

a. Perkembangan kota dan seni bangunan


Ketika ad-Dakhil berkuasa, Cordova menjadi ibu kota Negara. Ia membangun kembali
kota ini, memperindahnya serta membangun benteng di sekeliling kta istananya.
Sepeninggal ad-Dakhil, Cordova terus berkembang dan menjadi salah satu kota terkemuka
di dunia. Peninggalan ad-Dakhil yang kini masih tegak berdiri adalah masjid jami’
Cordova.

4
1. Paada masa Hisyam I dimana ia memugar kembali jembatan tua yang dibangun
oleh alkhaulani, di samping menambah bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang
indah. Pemugaran selanjutnya dilakukan pada masa al-Mustanshir dan al-Mansur.
2. Pada masa al-Mustanshir dan al-Mu’ayyah yang merupakan perkembangan paling
pesat yang terjadi pada saat itu dimana pusat kota yang dikelilingi oleh tembok dan tujuh
pintu gerbangnya, pada waktu itu sudah berda di tengah, karena berkembangnya daerah
pinggiran di sekitarnya.

Kebanggan Cordova tidak lengkap tanpa :

1. Al-Qashr al-Kabir, adalah kota satelit yang dibangun oleh Ad-Dakhil dan
disempurnakan oleh beberapa orang penggantinya.
2. Al-Rushafah, sebuah istana yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang
dibangun al-Dakhil disebelah barat laut Cordova. Istana ini mencontoh bentuk istana dan
taman Rushafah yang pernah dibangun oleh nenek moyangnya di Syria.
3. Masjid Jami’ Cordova
4. Jembatan Cordova
5. Az-Zahra, Dibangun an-Nashir di sebuah bukit di pegunungan Sierra Morena
sekitar tiga mil di sebelah utara Cordova. Kemegahan az-Zahra hampir menyamai al-Qashr
al-kabir. Termasuk keistimewaan az-Zahra ialah kolam-kolam marmer buatan
konstantinopel berukir aneka macam bentuk, sebagian diantarannya berlapis
emas. Selain membangun az-Zahra, an-Nashir membangun saluran air yang menembus
gunung sepanjang 80 km, karena Wadi al-Kabir yang mengaliri az-Zahra dan Cordova
pada musim kemarau airnya tidak bisa diminum.
6. Az-Zahirah, Dibangun Al-Manshur di pinggir Wadi Al-Kabir, tidak jauh dari
Cordova. Didalamnya dibangun istana besar dan indah tempat kediaman al-Manshur,
gedung-gedung pemerintahan, gudang makanan dan gudang senjata, tempat tinggal para
menteri, perwira militer, dan pegawai tinggi lainnya.Sebagaimana halnya az-Zahra, az-
Zahirah dilengkapi taman-taman indah, pasar-pasar, took-toko, masjid-masjid, dan
bangunan umum lainnya. Perkembangan az-Zahirah begitu pesat, sehingga pada satu
sisinya kemudian bersambung dengan Cordova, sedang sisinya yang lain bersambung
denagn az-Zahra yang dalam perkembangan selanjutnya telah menjadi bagian depan kota
Cordova.

5
a. Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab

Bahasa Arab masuk ke Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke daratan


itu.Syalibi yang mengutip keterangan Nicholson menyatakan bahwa pada permulaan abad
IX M bahasa arab sudah menjadibahasa resmi di Andalusia. Sejalan dengan perkembanga
bahasa Arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam arti sempit, disebut adab,
baik dalam bentuk puisi maupun prosa.

Diantara jenis prosa adalah khithabnah, tarrasul, maupun karta fiksi


lainnya. Menurut Amer Ali,Orang –arang Arab Andalusia adalah penyair-penyair
alam. Mereka menemukan bermacam jenis puisi, yang kemudian dicontoh oleh orang-
orang Kristen di Eropa selatan.

Diantara sastrawan terkemuka Andalusia adalah:

1. Abu Amr Ahmad ibn Muhammmad ibn Abd Rabbih


Ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungan lebih banyak kepada sastra
dan sejarah.Ia semasa dengan empat orang khalifah Umayyah yang bagi mereka telah ia
gubah syair-syair, sehingga ia memperoleh kedudukan terhormat di istana.
2. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Baik prosa maupun puisi, hanya beberapa potong
saja yang ditemukan.
3. Ibn Hazm orang penyair sufi yang banyak mengubah puisi-puisi cinta. Isi-puisi
yang dihimpun dalam antologi Permata seorang dara, berisi gambaran aspek-aspek
percintaan dari pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain.
4. Muluk al-thawaif dianggap penyair paling besar di Andalusia pada masa itu.
Seirama dengan perkembangan syair, berkembang pula music dan seni suara.Hasan Ibn
Nafi’ yang lebih dikenal dengan panggilan Ziryab mempunyai keahlian dalam seni musik
dan tarik suara, pengaruhnya masih membekas sampai sekarang, bahkan dia dianggap
peletk dasar dari musik Spantol modern.

a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Pemisahan Andalusia dari Bagdad secara politis, tidak berpengaruh terhadap


transmisi keilmuan dan peradaban antara keduanya. Banyak muslimin Andalusia yang
menuntut Ilmu di negeri Islam belahan timur itu, dan tidak sedikit pula paa ulama dari
timur yang mengembangkan ilmunya di Andalusia.

Kebanyakan umat Islam menganut paham Maliki dimana dasar pemikiran hukumnya
adalah hadits. Perhatian muslim Andalusia terhadap hadits Rasulullah saw amat besar pada
waktu itu. Mahzab ini diperkenalkan pertama kali oleh Ziyad bin Abd ar-

6
Rahman bin Ziyad al-Lahmi. Tokoh lain yang tidak kalah populernya dalam
pengembangan ilmu fiqih ialah Abu Bakar Muhmmad ibn Marwan ibn Zuhr.

Ilmu agama yang berkembang amat pesat adalah Ilmu Qira’at, yaitu ilmu yang
membahas lafadh-lafadh Al-Qur’an yang baik dan benar. Abu Amr ad-Dani Utsman ibn
Said adalah ulama ahli Qira’at kenamaan dari Andalusia yang mewakili generasinya.

Sejalan dengan perkembangan filsafat, berkembang pula ilmu-ilmu lain. Ilmu pasti
yang banyak digemari bangsa Arab berpangkal dari buku India Sinbad yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari.

Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan filsafat pada masa itu tidak terlepas
kaitannya dari kerjasama yang harmonis antara penguasa, hartawan dan ulama. Umat
Islam di Negara-negara Islam pada masa itu berkeyakinan bahwa memajukan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan umumnya, merupakansalah satu kewajiban
pemerinthan.Kesadaran kemanusiaan dan kecintaan akan ilmu pengetahuan yang dimiliki
oleh para pendukung ilmu telah menimbulkan hasrat untuk mengadakan perpustakaan-
perpustakaan, disamping mendirikan lembaga-lembaga pendidikan. Sekolah dan
perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan pribadi, banyak dibangun di
berbagai penjuru kerajaan, sejak dari kota-kota besar hingga ke desa-desa.

Andalusia pada kala itu sudah mencapai tingkat peradaban yang sangat maju,
sehingga hampir tidak ada seorang pun penduduknya yang buta huruf. Dari Andalusia ilmu
pengetahuan dan peradaban arab mengalir ke negara-negara Eropa Kristen, melalui
kelompok-kelompok terpelajar mereka yang pernah menuntut ilmu di Universitas
Cordova, Malaga, Granada, Sevilla atau lembaga lembaga ilmu pengetahuan lainnya di
Andalusia.

A. Runtuhnya Dinasti Umayyah II

Keruntuhan daulah Umayyah II di Andalusia dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor-


faktor tersebut antara lain : [2]

1. Konflik Islam dengan Kristen

Pada penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah
merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerejaan – kerajaan Kristen taklukannya dan
membiarkan mereka memperahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam
telah memperkuat rasa kebangsaan orang – orang Andalusia Kristen. Hal itu menyebabkan
kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan tentara Islam

7
dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara
umat Islam sedang mengalami kemunduran.

1. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Kalau di tempat – tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang islam yang
sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus,
orang – orang Arab tidak pernah menerima orang –orang pribumi. Setidak-tidaknya
sampai abad ke-10 M, mereka msih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para
mukalaf, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis
non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan
dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersrbut. Hal ini menunjukan tidak
adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang
dapat menjadi personifikasi ideologi itu.

1. Kesulitan Ekonomi

Di paruh ke dua masa islam di Spanyol,para penguasa membangun kota dan


mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat membertkan dan
mempengaruhi kondisi politik dan militer.

1. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan

Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawif muncul. Granada yang merupakan
pusat kekuasaan Islam terakhir di Andalusia jatuh ketangan Ferdinan dan Isabella,
diantaranya juga disebabkan permasalahan ini.

1. Keterpencilan

Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Daulah bani Umayyah II didirikan oleh salah seorang keluarga bani Umayyah yang
berhasil meloloskan diri dari kejaran orang-orang bani Abbasiyah, yaitu Abdurrahman.
Selanjutnya karena kemampuannya meloloskan diri ke Andalusia dia diberi julukan “Ad-
Dakhil”. Dalam perkembangan selanjutnya daulah Umayyah di Andalusia meneruskan
usaha perluasan wilayah Islam ke beberapa daerah di Eropa. Bukan hanya usaha perluasan
wilayah saja yang mereka lakukan, melainkan juga pengembangan seni, kebudayaan, dan
ilmu pengetahuan. Hal ini bisa mereka lakukan karena daulah ini bisa bekerja sama dengan
negeri-negeri tetangganya, termasuk daulah Abbasiyah yang semula menjadi musuh
mereka. Letak Andalusia yang berada di benua Eropa memungkinkan berkembangnya
ilmu pengetahuan ke berbagai wilayah Eropa. Sehingga bisa dikatakan kemajuan yang
dicapai daulah Umayyah II hampir sama dengan kemajuan daulah Abbasiyah di Baghdad.
Seperti halnya daulah-daulah Islam yang dahulu, daulah Umayyah II juga mengalami
keruntuhan akibat perebutan kekuasaan. Meskipun penyebab terburuknya adalah serangan
kaum Kristen, namun kondisi umat Islam di Andalusia saat itu sedang melemah sedangkan
kondisi umat Kristen berada dalam kemajuan yang pesat.

B. Saran

Harapan kami, makalah ini dapat dijadikan sebagai literatur perbandingan mengenai
peristiwa maupun aspek yang melingkupi tema Masa Daulah Umayyah II itu sendiri, hal
ini dikarenakan dalam pembuatan makalah ini berdasar pada berbagai referensi buku-buku
mengenai sejarah perkembangan pada masa Daulah Umayyah II.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adan hingga Abad XX, Cet. V
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana : 2007

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Cet. I, Jakarta, UI Press : 1985.

Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna : 2013

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), Jakarta: Raja Grafindo
Persada: 2006

10

Anda mungkin juga menyukai