PENDAHULUAN
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana asal mula berdirinya dinasti Murabithun
dan Muwahhidun
2. Untuk mengetahui apa saja yang telah dicapai oleh dinasti Murabithun
dan Muwahhidun
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dinasti Murabithun
1. Khalifah
Pemimpin-pemimpin daulah Murabithu di Afrika Utara dan
Spanyol.1
2. Sejarah Perjalanan
Murabbitun salah satu dinasti Islam yang berkuasa di Maghribi.
Nama Murbbitun berkaitan erat dengan nama tempat tinggal mereka
(ribat, semacam madrasah). Mereka biasa juga diberi sebutan al-
mulassimun (pemakai kerudung sampai menutupi wajah). Asal usul
dinasti dari Lemtun, alah satu puak dari suku Senhaja. Di antara kegiatan
mereka adalah menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku-suku
lain menganut agama Islam seperti yang mereka anut. Mereka
mengambil ajaran mazhab Salaf. Wilayah mereka meliputi Afrika Barat
Daya dan Andalus.2
8 Ibid, hal. 132
9 C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti ..., hal. 51
6
2. Sejarah Perjalanan
Al-Muwahhidun (orang-orang yang mengesakan Allah swt)
secara intelektual mewakili protes terhadap mazhab Maliki yang kaku,
konservatif, dan legistik, sebuah mazhab yang dominan di Afrika Utara,
dan terhadap kerusakan dalam kehidupan sosial di masa kekuasaan Al-
Murabitun belakangan.10
Al-Muwahhidun muncul sebagai reaksi dari al-Murabitun yang
dianggap telah melakukan banyak penyimpangan dam aqidah;
berkembang di Afrika Utara berpusat di Marakesy dan sebagian wilayah
Andalus (Spanyol).
Pada masa akhir Murabithun, Abdullah bin Tumart, seorang sufi
masjid Cordova, melihat sepak terjang kaum Murabitun, ia ingin
memperbaikinya. Ia kemudian berangkat ke Cordova, Kairo, dan
Baghdad menambah ilmu kepada imam al-Ghazali, al-Tartusi, dan lain-
lain.. Setelah dirasa memadai ia kembali, tinggal di Maroko. Di situ ia
mulai mengkritik dan mencela perbuatan raja-raja Murabitun yang
bertentangan dengan syariat agama Islam, yang menurut pahamnya tidak
mengikuti sunah Rasul. Setelah banyak pengikutnya ia
mempropagandakan ajarannya yang berpaham tauhid menentang
kekafiran dan pengikutnya disebut muwahhidun (bala tentara tauhid).11
Setelah menerima pernyataan setia dari pemimpin-pemimpin
Berber Masmuda Maroko, dia memimpin sebuah gerakan massa,
menyatakan diri sebagai Al-Mahdi (pemimpin karismatik yang
ditunggu). Letnannya, ‘Abdul Mu’min, kemudian menyebut dirinya
khalifah atau wakil Ibn Tumart. Al-Muhad secara bertahap dapat
menguasai Maroko, melenyapkan Muarabbitun di sana dan menjadikan
Marrakesy sebagai ibu kota mereka sendiri. Di Spanyol terjadi
kekosongan kekuasaan setelah jatuhnya Murabbitun, di sini beberapa
kelompok lokal seperti Taifa abad sebelumnya muncul kembali seperti di
10 Ibid. hal. 52
11 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam ..., hal. 135
7
Valencia, Cordova dan Mursica; kemudian pada tahun 540/1145 ‘Abdul
Mu’min mengirimkan tentara ke Spanyol dan segera menguasai semua
wilayah Muslim di sana.12
Walaupun ia tidak menguasai seluruh Afrika Utara, namun ia
justru berhasil menaklukan Andalusia (1147 M). Ia berkuasa selama 33
tahun. Abdul Mu’min membangun Andalusia dengan teratur, makmur,
dan sejahtera.13
Dari Afrika Utara mereka melangkah ke Spanyol dan menguasai
wilayah-wilayah muslim yang berpusat di Seville di bawah Abdul
Mu’min, di samping menaklukkan Tunis dan Tripoli di Afrika Utara. Di
masanya wilayah tersebut menjadi kuat dan makmur, kekuasaan mereka
yang luas itu ingin diperluas lagi hingga menjangkau Mesir di bawah
Fatimiyah yang sudah mulai lemah, namun maksudnya itu tidak tercapai.
Mereka pada akhirnya menarik diri dari Spanyol lalu kembali ke Afrika
Utara karena pukulan raja-raja kristen.14
Pada saat itu Al-Muhad tidak mampu menahan gerak maju
orang-orang kristen. Kemenangan di Alarcos yang terjadi pada tahun
591/1195 pengaruhnya tidak lestari, dan penaklukan Las Navasde Tolosa
pada tahun 609/1212 oleh koalisi raja-raja kristen jazirah itu
mengakibatkan penarikan diri Al-Muhad dari Spanyol. Sultan-sultan
terakhir hanya berkuasa di Afrika Utara, tetapi di sana kekuasaan mereka
juga mulai berkurang. Munculnya YAghamrasan Ibn Zayyan di Tlemcen
pada tahun 633/1236 menyebabkan berdirinya dinasti ‘Abdul Wadiyyah
yang independen; dan pada tahun berikutnya, Abu Zakariya’ Yahya,
gubernur Ifriqiyyah, menyatakan kemerdekaannya di Tunis dan
mendirikan dinasti Hafshiyyah. Akhirnya ibu kota Al-Muhad,
Marrakesy, jatuh ke tangan Mariniyyah pada tahun 667/1269.15
4. Kemunduran Al-Muwahhidun.
Setelah mengalami kejayaan selama satu abad (1133-1169)
dinasti Muwahhidun mengalami masa kemunduran dan akhirnya hancur.
Kemundurannya itu terasa utama setelah Al-Nashir wafat yang
selanjutnya dipimpin oleh khalifah yang lemah. Adapun faktor
kemunduran daulah Muwahhidun ini disebabkan oleh :
a. Perebutan tahta di kalangan keluarga daulah.
b. Melemahnya kontrol terhadap penguasa daerah.
c. Mengendurnya tradisi disiplin.
d. Memudarnya keyakinan akan keagungan misi Al-Mahdi Bin Tumart,
bahkan namanya tak disebut lagi dalam dokumen negara. Begitu
pula pada mata uang masa terakhir.
16 Ibid. hal. 139
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama di
Afrika Utara yang didirikan oleh Abdullah ibn Yasin. Pada tahun 1062 M,
Yusuf ibn Tasyfin yang diserahi pemerintahan pada masa selanjutnya,
berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Ia masuk ke
Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam yang tengah
mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-raja kristen. Dinasti Al-
Murabithun memegang kekuasan selama 90 tahun, dengan enam orang
penguasa yaitu: Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M), Yusuf bin Tasyfin
(1061-1107 M), Ali bin Yusuf (1107-1143 M), Tasyfin bin Ali (1143-1145
M), Ibrahim bin Tasfin dan Ishak bin Ali.
Umat Islam lainnya tidak tinggal diam, mereka juga mendirikan
daulah yang merupakan daulah penerus kekuasaan umat Islam di Andalusia
yaitu daulah Muwahhidun yang didirikan oleh Ibnu Tumart, selama itu
tampak kekuasaan Andalusia dipegang oleh dinasti Muwahhidun setelah
Murabithun mengalami kemunduran yang disebabkan oleh para penguasa
yang kurang cerdik dalam memimpin kekuasaannya, hal ini memberi
kemudahan pada orang kristen untuk menghancurkan Muwahhidun sehingga
dinasti Muwahhidun runtuh dan tidak memegang kekuasaan di Andalusia
karena sebagian daerah Andalusia dikuasai oleh orang kristen.
Dinasti Murabithun mengalami kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan arsiktektur bangunan masjid. Selain itu daulah inilah yang
pertama membuat dinar memakai huruf Arab dengan tulisan Amir al-
Mu’minin dibagian depan mencontoh uang Abbasiyah dan bertuliskan
kalimat iman dibagian belakang. Dinasti ini mengalami kemunduran dan
kehancuran pada tahun 541 H. Faktor-faktor penyebab runtuhnya
pemerintahan dinasti Murabithun adalah: 1) Lemahnya disiplin tentara dan
10 10
merajalelanya korupsi yang melahirkan disintegrasi; 2) Berubahnya watak
keras pembawaan Barber menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko
di Andalusia yang mewah; 3) Mereka memasuki Andalusia ketika
kecemerlangan intelektual kalangan Arab telah mengganti kesenangan
berperang; 4) Kontak dengan peradaban sedang menurun dan tidak siap
mengadakan asimilasi; 5) Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya
sendiri, yaitu al-Muwahhidun. Dinasti Muwahhidun menaklukkan Maroko
pada tahun 1146-1147 M yang ditandai dengan terbunuhnya penguasa Al-
Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
Lain halnya dengan Muwahhidun, pada masanya Andalusia
mencapai puncak kejayaannya, terutama pada Zaman Abdul Mu’min,
perkembangan peradaban Islam, terutama pengembangan ilmu, politik,
ekonomi, arsitektur, ilmu pengetahuan dan filsafat. Pada masa Muwahhidun
terdapat tokoh-tokoh Islam yang terkenal dan memberikan sumbangan yang
besar bagi majunya ilmu pengetahun seperti: Ibn Tufayl, Ibn Rusd, Ibn Arbi,
dll. Setelah mengalami kekalahan selama satu abad (113-1169 M), Dinasti
Muwahhidun mengalami kemunduran dan akhirnya hancur. Kemunduran ini
terasa setelah an-Nashir wafat yang selanjutnya dipimpin oleh pimpinan yang
lemah.
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita, masukan dari teman-
teman serta bimbingan dan arahan dari dosen sangat dibutuhkan untuk
menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12 12