Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Islam masuk ke Andalusia diperkirakan pada tahun 711 M pada
masa pemerintahan khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Setelah orang Islam
bisa menjatuhkan Andalusia ke tangannya, maka mereka memperluas daerah
kekuasaannya dan mendirikan dinasti yang pertama kali ada di Andalusia
yaitu dinasti bani Umayyah yang didirikan oleh Abdul Aziz bin Musa Nusair
(95-97 H/ 715-717 M), sehingga negara-negara Islam sangatlah luas dan
mencapai kemajuan.
Setelah masa keemasan bani Umayyah semakin surut, maka
kekuasaan Islam di Andalusia diteruskan oleh dinasti Murabithun,
Muwahhidun dan Bani Ahmar. Pada masa ini Islam maju dan berkembang
serta terus memperluas wilayah kekuasaannya hingga akhirnya umat Islam
mengalami masa kehancuran, Andalusia hanya tinggal sejarah pada waktu itu.
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas dinasti Murabithun
dan Muwahhidun. Dinasti tersebut mempunyai wilayah yang luas dan
memberikan sumbangan yang tak sedikit bagi pengetahuan dan
perkembangan Islam serta kelak mampu menguasai Andalusia di mana saat
itu Andalusia sedang dalam perpecahan dan dikuasai oleh raja-raja kecil
(Muluk al-Tawaf) yang beragama Islam tapi membayar upeti kepada kerajaan
Kristen yang didukung oleh Romawi. Meskipun nanti pada akhirnya
Andalusia lepas dari kekuasaan pemerintahan Islam dan diporak-porandakan
oleh pasukan Kristen.

B.      Rumusan Masalah


1. Bagaimana asal mula berdirinya dinasti Murabithun dan Muwahhidun?
2. Apa saja yang telah dicapai oleh dinasti Murabithun dan Muwahhidun?

1
C.     Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana asal mula berdirinya dinasti Murabithun
dan Muwahhidun
2. Untuk mengetahui apa saja yang telah dicapai oleh dinasti Murabithun
dan Muwahhidun

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dinasti Murabithun
1. Khalifah
Pemimpin-pemimpin daulah Murabithu di Afrika Utara dan
Spanyol.1

Tahun Tokoh Keterangan


? Yahya Ibn Ibrahim Pemimpin-pemimpin
? Yahya Ibn ‘Umar Berber Shanhaja
448-480/1056-1073 Abu Bakar yang mengakui
al-Lamtuni otoritas spiritual
‘Abdullah Ibn Yasin.
453/1061 Yusuf Ibn Tasyufin
500/1106 ‘Ali
537/1142 Tasyufin
540/1146 Ibrahim
540-541/1146-1147 Is’haq
Penaklukan Al-Muhad
(Muwahhidun)

2. Sejarah Perjalanan
Murabbitun salah satu dinasti Islam yang berkuasa di Maghribi.
Nama Murbbitun berkaitan erat dengan nama tempat tinggal mereka
(ribat, semacam madrasah). Mereka biasa juga diberi sebutan al-
mulassimun (pemakai kerudung sampai menutupi wajah). Asal usul
dinasti dari Lemtun, alah satu puak dari suku Senhaja. Di antara kegiatan
mereka adalah menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku-suku
lain menganut agama Islam seperti yang mereka anut. Mereka
mengambil ajaran mazhab Salaf. Wilayah mereka meliputi Afrika Barat
Daya dan Andalus.2

1 C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, (Manchester: University Press, Edinburgh, 1980) hal. 49


2 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta : Kencana, 2003), hal. 128.
3 3
Al-Murabitun atau al-Murawiyah berkuasa di Maroko dan
Spanyol yang didirikan oleh Abu Bakar al-Lamtuni dari suku Berber
Sanhajah. Yahya Ibn Ibrahim, pemimpin suku Sanhajah menunaikan
ibadah haji ke Mekkah.3
Di tanah suci ia menyadari bahwa pengikutnya masih awam
terhadap ilmu pengetahuan agama. Untuk meningkatkan pengetahuan
mereka dicarilah seorang yang sanggup melaksanakan tugas tersebut.
Yahya bertemu dengan Abdullah bin Yasin, guru mazhab Maliki, yang
bersedia mengemban tugas tersebut.4
Setelah kembali ke negerinya, ia mengundang seorang alim dari
Maroko, Abdullah Ibn Yasin untuk memberi pelajaran agama Islam bagi
kaumnya, dan mendirikan ribat, semacam pesantren, di hulu sungai
Sinegal. Mereka menyiarkan Islam dengan semangat dan menggunakan
cadar sehingga dinamakan al-mulassimun, orang-orang yang bercadar.5

3. Prestasi Yang Dicapai


Di bawah pimpinan spiritualnya, Abdullah bin Yasin dan
seorang komandan militer, Yahya bin Umar, mereka berhasil memperluas
wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi Dara. Kemudian mereka berhasil
menaklukan kerajaan Sijilmasat yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin
al-Maqrawi tahun 447 H/1055-1056 M. Ketika Yahya bin Umar
meninggal, jabatannya digantikan oleh saudaranya Abu Bakar bin Umar.
Setelah Abu Bakar memegang pimpinan, ia meneruskan gerakan
ke Sahara Maroko. Tahun 450 H/1058 M ia menyeberang ke Atlas Tinggi.
setelah itu diadakan penyerangan ke Maroko Tengah dan Selatan.
Selanjutnya memerangi suku Barghawata yang dianggap menganut paham
bid’ah. Pada penyerangan ini Abdullah bin Yasin tewas tahun 451 H/1059
M. Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan penuh dan lambat laun
mengembangkan sistem kesultanan.

3 Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarata : Logos, 1997), hal. 112


4 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam ..., hal. 129
5 Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan ..., hal. 112
4
Sepeninggal Abu Bakar digantikan oleh Abu Ya’kub Yusuf bin
Tasyifin. Pada masa Ibn Tasyifin dibangunlah kota Marakesy untuk
dijadikan ibu kota pemerintahan. Ekspansi wilayah masih terus dilanjutkan
dan bahkan sampai ke Aljiers (Aljazair). Pada masa Yusuf Tasyifin ini
Murabbitun mengalami kejayaan.
Puncak prestasi dan karier politik Yusuf bin Tasyifin dicapai
ketika ia berhasil menyeberang ke Spanyol. Dalam sebuah pertempuran
besar di Zallakah tanggal 12 Rajab 479 H/23 Oktober 1086 M, ia berhasil
mengalahkan raja Alfonso VI selanjutnya berhasil merebut Granada dan
Malaga. Mulai saat itu ia memakai gelar Amir al-Mukmini. Pada akhirnya
ia juga berhasil menaklukan Muluk al-Thawaif. Yusuf juga berhasil
menaklukan Almeria dan Badajoz. Kemudian penaklukan Saragosa dan
pulau Balearic.
Abad ke-11 tepatnya pada 1091 M di bawah pimpinan
Yusuf  ibn Tashfin menguasai Afrika Utara bagian Barat sampai
membawahi Islam di Sub-Sahara. Mereka inilah yang menaklukan
Andalusia dan membawa kejayaan dalam berbagai bidang.6
Ketika Yusuf meninggal ia mewariskan kekuasaan kepada
anaknya, Ali bin Yusuf, suatu wilayah kerajaan yang luas dan besar terdiri
dari negeri di Maghribi dan Spanyol. Ali melanjutkan politik
pendahulunya dan berhasil mengalahkan anak Alfonso VI pada tahun 1108
M. Namun lambat laun dinasti Murabbitun mengalami kemunduran dalam
memperluas wilayah. Ali mengalami kekalahan pada pertempuran yang
terjadi di Cuhera tahun 522 H/1129 M, dan sejak itu terus berangsur-
angsur melemah.7
    
4. Kehancuran Murabithun
Dinasti Murabitun memegang kekuasaan selama kurang lebih 90
tahun dengan enam orang penguasa, yaitu Abu Bakar bin Umar, Yusuf bin

6 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book


Publisher, 2011), hal. 243
7 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam ..., hal. 131
5
Tasyifin, Ali bin Yusuf, Tasyifin bin Ali, Ibrahim bin Tasyifin, dan Ishak
bin Ali.
Pertengahan abad XII Murabbitun mulai retak. Kelemahan
kemudian kehancuran dinasti ini disebabkan oleh :
a. Lemahnya disiplin tentara dan merajalelanya korupsi melahirkan
disintegrasi.
b. Berubahnya watak keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika
memasuki kehidupan Maroko dan Andalus yang mewah.
c. Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual
kalangan Arab telah mengganti kesenangan berperang.
d. Kontrak dengan peradaban yang sedang menurun dan tidak siap
mengadakan asimilasi.
e. Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya sendiri, Al-
Muwahidun.8
        
B. Dinasti Muwahhidun
1.  Khalifah
Tahun Tokoh
524/1130 Muhammad Ibn Tumart, w.
524/1130 ‘Abdul Mu’min
558/1163 Abu-Ya’kub Yusuf I
580/1184 Abu-Yusuf Ya’qub Al-Manshur
595/1199 Muhammad An-Nashir
611/1214 Abu-Ya’qub Yusuf II Al-Mustanshir
620/1224 ‘Abdul Wahid I Al-Makhlu’
621/1224 Abu-Muhammad ‘Abdullah Al-‘Adil
624/1227 Yahya Al-Mu’tashim
626/1229 Abdul ‘Ala Idris Al-Ma’mun
630/1232 Abu-Muhammad ‘Abdul Wahid H Ar-Rasyid9
640/1242 Abul Hasan ‘Ali as-Sa’id Al-Mu’tadhid
646/1248 Abu Hafs ‘Umar Al-Murtadha
665-667/1266-1269 Abul ‘Ula Al-Watsiq
Penaklukan Spanyol oleh orang Kristen, kecuali
Granada; daerah Afrika Utara terbagi di antara Abdul
Wadiyyah, Hafshiyyah, dan Mariniyyah.

8 Ibid, hal. 132
9 C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti ..., hal. 51
6
2.  Sejarah Perjalanan
Al-Muwahhidun (orang-orang yang mengesakan Allah swt)
secara intelektual mewakili protes terhadap mazhab Maliki yang kaku,
konservatif, dan legistik, sebuah mazhab yang dominan di Afrika Utara,
dan terhadap kerusakan dalam kehidupan sosial di masa kekuasaan Al-
Murabitun belakangan.10
Al-Muwahhidun muncul sebagai reaksi dari al-Murabitun yang
dianggap telah melakukan banyak penyimpangan dam aqidah;
berkembang di Afrika Utara berpusat di Marakesy dan sebagian wilayah
Andalus (Spanyol).
Pada masa akhir Murabithun, Abdullah bin Tumart, seorang sufi
masjid Cordova, melihat sepak terjang kaum Murabitun, ia ingin
memperbaikinya. Ia kemudian berangkat ke Cordova, Kairo, dan
Baghdad menambah ilmu kepada imam al-Ghazali, al-Tartusi, dan lain-
lain.. Setelah dirasa memadai ia kembali, tinggal di Maroko. Di situ ia
mulai mengkritik dan mencela perbuatan raja-raja Murabitun yang
bertentangan dengan syariat agama Islam, yang menurut pahamnya tidak
mengikuti sunah Rasul. Setelah banyak pengikutnya ia
mempropagandakan ajarannya yang berpaham tauhid menentang
kekafiran dan pengikutnya disebut muwahhidun (bala tentara tauhid).11
Setelah menerima pernyataan setia dari pemimpin-pemimpin
Berber Masmuda Maroko, dia memimpin sebuah gerakan massa,
menyatakan diri sebagai Al-Mahdi (pemimpin karismatik yang
ditunggu). Letnannya, ‘Abdul Mu’min, kemudian menyebut dirinya
khalifah atau wakil Ibn Tumart. Al-Muhad secara bertahap dapat
menguasai Maroko, melenyapkan Muarabbitun di sana dan menjadikan
Marrakesy sebagai ibu kota mereka sendiri. Di Spanyol terjadi
kekosongan kekuasaan setelah jatuhnya Murabbitun, di sini beberapa
kelompok lokal seperti Taifa abad sebelumnya muncul kembali seperti di

10 Ibid. hal. 52
11 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam ..., hal. 135
7
Valencia, Cordova dan Mursica; kemudian pada tahun 540/1145 ‘Abdul
Mu’min mengirimkan tentara ke Spanyol dan segera menguasai semua
wilayah Muslim di sana.12
Walaupun ia tidak menguasai seluruh Afrika Utara, namun ia
justru berhasil menaklukan Andalusia (1147 M). Ia berkuasa selama 33
tahun. Abdul Mu’min membangun Andalusia dengan teratur, makmur,
dan sejahtera.13
Dari Afrika Utara mereka melangkah ke Spanyol dan menguasai
wilayah-wilayah muslim yang berpusat di Seville di bawah Abdul
Mu’min, di samping menaklukkan Tunis dan Tripoli di Afrika Utara. Di
masanya wilayah tersebut menjadi kuat dan makmur, kekuasaan mereka
yang luas itu ingin diperluas lagi hingga menjangkau Mesir di bawah
Fatimiyah yang sudah mulai lemah, namun maksudnya itu tidak tercapai.
Mereka pada akhirnya menarik diri dari Spanyol lalu kembali ke Afrika
Utara karena pukulan raja-raja kristen.14
Pada saat itu Al-Muhad tidak mampu menahan gerak maju
orang-orang kristen. Kemenangan di Alarcos yang terjadi pada tahun
591/1195 pengaruhnya tidak lestari, dan penaklukan Las Navasde Tolosa
pada tahun 609/1212 oleh koalisi raja-raja kristen jazirah itu
mengakibatkan penarikan diri Al-Muhad dari Spanyol. Sultan-sultan
terakhir hanya berkuasa di Afrika Utara, tetapi di sana kekuasaan mereka
juga mulai berkurang. Munculnya YAghamrasan Ibn Zayyan di Tlemcen
pada tahun 633/1236 menyebabkan berdirinya dinasti ‘Abdul Wadiyyah
yang independen; dan pada tahun berikutnya, Abu Zakariya’ Yahya,
gubernur Ifriqiyyah, menyatakan kemerdekaannya di Tunis dan
mendirikan dinasti Hafshiyyah. Akhirnya ibu kota Al-Muhad,
Marrakesy, jatuh ke tangan Mariniyyah pada tahun 667/1269.15
    

12 C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti ..., hal. 52.


13 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam ..., hal. 244
14 Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan ..., hal. 113
15 C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti ..., hal. 53
8
3. Cendikiawan Muslim Dari Muwahhidun
Pada zaman Muwahhidun Andalus mencapai puncaknya,
terutama pada zaman Al-Mu;min, perkembangan peradaban Islam,
terutama pengembangan ilmu, semarak lagi. Tercatat para cendekiawan
muslim yang terkenal adalah Ibn Bajjah (533 H/1139 M). Ia seorang ahli
filsafat dan musik, disebut Avenpace  atau Abenpace. Selain itu ada Ibn
Tufayl (Abebacer), seorang dokter istana Muwahhidun pada masa Abu
Ya’kub Yusuf. Ia dikenal juga dengan nama Al-Andalusi, Al-Kurtubi,
Al-Isybili (581 H/1185-1186 M). Cendekiawan yang lebih terkenal
adalah Averrous (Ibn Rusyd 1126-1198 M). Ia adalah seorang filosof,
dokter, ahli matematika, ahli hukum, juga seorang polemik. Tahun 578 H
ia menggantikan Ibn Tufayl sebagai kepala tabib (dokter istana) pada
masa Abu Ysa’kub Yusuf. Ia juga seorang qadhi di Cordova. Selain itu
bidang arsitektur juga maju dengan didirikannya menara Giralda di
Sivilla, Ribatul Fath yang meniru gaya Alexandria, juga dengan
mendirikan rumah sakit di Marakesy yang tidak tertandingi.16

4. Kemunduran Al-Muwahhidun.
Setelah mengalami kejayaan selama satu abad (1133-1169)
dinasti Muwahhidun mengalami masa kemunduran dan akhirnya hancur.
Kemundurannya itu terasa utama setelah Al-Nashir wafat yang
selanjutnya dipimpin oleh khalifah yang lemah. Adapun faktor
kemunduran daulah Muwahhidun ini disebabkan oleh :
a. Perebutan tahta di kalangan keluarga daulah.
b. Melemahnya kontrol terhadap penguasa daerah.
c. Mengendurnya tradisi disiplin.
d. Memudarnya keyakinan akan keagungan misi Al-Mahdi Bin Tumart,
bahkan namanya tak disebut lagi dalam dokumen negara. Begitu
pula pada mata uang masa terakhir.

16 Ibid. hal. 139
9
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama di
Afrika Utara yang didirikan oleh Abdullah ibn Yasin. Pada tahun 1062 M,
Yusuf ibn Tasyfin yang diserahi pemerintahan pada masa selanjutnya,
berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Ia masuk ke
Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam yang tengah
mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-raja kristen. Dinasti Al-
Murabithun memegang kekuasan selama 90 tahun, dengan enam orang
penguasa yaitu: Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M), Yusuf bin Tasyfin
(1061-1107 M), Ali bin Yusuf (1107-1143 M), Tasyfin bin Ali (1143-1145
M), Ibrahim bin Tasfin dan Ishak bin Ali.
Umat Islam lainnya tidak tinggal diam, mereka juga mendirikan
daulah yang merupakan daulah penerus kekuasaan  umat Islam di Andalusia 
yaitu daulah Muwahhidun  yang didirikan oleh Ibnu Tumart, selama itu
tampak kekuasaan Andalusia dipegang oleh dinasti Muwahhidun setelah
Murabithun mengalami kemunduran  yang disebabkan oleh para penguasa
yang kurang cerdik dalam memimpin kekuasaannya, hal ini memberi
kemudahan pada orang kristen  untuk menghancurkan Muwahhidun sehingga
dinasti Muwahhidun runtuh dan tidak memegang kekuasaan di Andalusia
karena sebagian daerah Andalusia dikuasai oleh orang kristen.
Dinasti Murabithun mengalami kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan arsiktektur bangunan masjid. Selain itu daulah inilah yang
pertama membuat dinar memakai huruf Arab dengan tulisan Amir al-
Mu’minin dibagian depan mencontoh uang Abbasiyah dan bertuliskan
kalimat iman dibagian belakang. Dinasti ini mengalami kemunduran dan
kehancuran pada tahun 541 H. Faktor-faktor penyebab runtuhnya
pemerintahan dinasti Murabithun adalah: 1) Lemahnya disiplin tentara dan

10 10
merajalelanya korupsi yang melahirkan disintegrasi; 2) Berubahnya watak
keras pembawaan Barber menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko
di Andalusia yang mewah; 3) Mereka memasuki Andalusia ketika
kecemerlangan intelektual kalangan Arab telah mengganti kesenangan
berperang; 4) Kontak dengan peradaban sedang menurun dan tidak siap
mengadakan asimilasi; 5) Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya
sendiri, yaitu al-Muwahhidun. Dinasti Muwahhidun menaklukkan Maroko
pada tahun 1146-1147 M yang ditandai dengan terbunuhnya penguasa Al-
Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
Lain halnya dengan Muwahhidun, pada masanya Andalusia
mencapai puncak kejayaannya, terutama pada Zaman Abdul Mu’min,
perkembangan peradaban Islam, terutama pengembangan ilmu, politik,
ekonomi, arsitektur, ilmu pengetahuan dan filsafat. Pada masa Muwahhidun
terdapat tokoh-tokoh Islam yang terkenal dan memberikan sumbangan yang
besar bagi majunya ilmu pengetahun seperti: Ibn Tufayl, Ibn Rusd, Ibn Arbi,
dll. Setelah mengalami kekalahan selama satu abad (113-1169 M), Dinasti
Muwahhidun mengalami kemunduran dan akhirnya hancur. Kemunduran ini
terasa setelah an-Nashir wafat yang selanjutnya dipimpin oleh pimpinan yang
lemah.

B.     SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita, masukan dari teman-
teman serta bimbingan dan arahan dari dosen sangat dibutuhkan untuk
menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bosworth, C.E. 1980. Dinasti-Dinasti Islam, Manchester: University Press,


Edinburgh.

Karim, M. Abdul. 2011. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam,  Yogyakarta:


Pustaka Book Publisher.

Mufrodi, Ali. 1997. Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarata : Logos.

Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik, Jakarta : Kencana.

12 12

Anda mungkin juga menyukai