Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perang salib ialah peristiwa perang yang melibatkan antara umat kristiani
eropa (inggris, prancis, jerman dan byzantium) dengan umat islam. Dari pihak
islam yang terlibat langsung antara lin Amirat Qaniyah, Amirat Zunkia dan Amirat
Ayyubiyat (Palestina).
Peristiwa perang salib terjadi pada masa daulah Bani Abbasiyah IV dalam
kekuasaan Turki Bani Saljuk. Perang salib berlangsung 200 tahun lamanya, dari
mulai 1095-1293, dengan 8 kali penyerbuan. Perang tersebut bertujuan untuk
merebut kota suci palestin, tempat tapak Tuhan berbijak, dari tamgan kaum
muslim. Perang salib bukanlah perang karena agama tetapi perang perebutan
kekuasaan daerah. Perang ini dinamakan perang salib karena angkatan perang
tentara Nasrani menggunakan tanda salib dan mendapat restu dari Paulus di
Roma. Angkatan perang ini terjadi sebanyak 8 kali.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.

Bagaimana pengertian perang salib?


Bagaimana penyebab terjadinya perang salib?
Bagaimana periodisasi perang salib?
Bagaimana jalannya perang salib?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian perang salib


Untuk mengetahui penyebab terjadinya perang salib
Untuk mengetahui periodisasi perang salib
Untuk mengetahui jalannya perang salib
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perang Salib


Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat
Muslim di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13,
dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan
mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena
setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib
pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.
Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi
selama abad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum pagan
dan kaum non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan
politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib memasukkan 9 ekspedisi
besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11 sampai dengan Abad ke-13. Perang
Salib lainnya yang tidak bernomor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir
ketika iklim politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama masa
Renaissance.
Sejarah Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan
perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan
tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan. Perang Salib berpengaruh
sangat luas terhadap aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa
bahkan masih berpengaruh sampai masa kini. Karena konfilk internal antara
kerajaan-kerajaan Kristen dan kekuatan-kekuatan politik, beberapa ekspedisi
Perang Salib (seperti Perang Salib Keempat) bergeser dari tujuan semulanya dan
berakhir dengan dijarahnya kota-kota Kristen, termasuk ibukota Byzantium,
Konstantinopel-kota yang paling maju dan kaya di benua Eropa saat itu.
2.2 Penyebab Terjadinya Perang Salib
Ada beberapa faktor yang memicu terjadi perang salib. Adapun yang
menjadi faktor terjadinya perang salib ada tiga yaiti
a. Faktor Agama
Sejak dinasti saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti Fathimiyah
pada tahun 1070 M, Pihak kristen merasa tidak bebaslagi menunaikan
2

ibadah ke sana karena penguasa Saljuk menerapkan sejumlah peraturan


yang di anggap mempersulit mereka yang hendak berziarah ke baitul
Maqdis.
b. Faktor Politik
Kekalahan Bizantium sejak 330 di sebutkan Konstanti Nopel (islambul) di
Manzikart, wilayah Armenia, pada 1071 dan jatuhnya Asia keil kebawah
kekuasaan Saljuk telah mendorong Kaisal Alexius I untuk meminta
bantuan kepada Paus Urbanus II (1035-1099); yang menjadi paus antara
tahun 1088-1099 M, dalam usahanya untuk mengembalikan kekuasaan di
daerah penduduk Dinasti Saljuk. Paus Urbanus II bersedia membantu
Bizantium karena adanya janji Kaisar Alexius untuk tunduk di bawah
kekuasaan Paus di Roma dan harapan untuk dapat pempersatukan kerajaan
yunani dan Roma dan di pihak lain kondisi islam pada waktu itu sedang
melemah sehingga orang kristen di eropa berani untuk ikut mengambil
perang Salib.
c. Faktor Sosial Ekonomi
Para pedagang besar yang berada di pantai timur laut Tengah, Terutama
yang berada di kota Vanesia, Genoa, Pisa, berambisi untuk menguasai
sejumlah kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan laut Tengah
untuk memperluas jaringan dngan mereka. Sehingga mereka mau
membantu dalam perang salib, stratifikasi sosial mereka Eropa ketika itu
terdiri dari 3 kelompok yaitu: kaum kristen, kaum ksatria, serta kaum
jelata. Mereka mayoritas terdiri dari kaum jelata tapi kehidupan mereka
sangat tertindas terhina mereka harus tunduk terhadap aturan mereka
sehingga saat mereka mengambil bagian dari perang salib dengan janji
mereka akan di beri kesejahtraan dan kebebasan mereka menyambutnya
dengan sepontan dan semangat.

2.3 Periodisasi Perang Salib


a. Periode I
Periode pertama, disebut periode penaklukan (1009-1144). Hassan Ibrahim
Hassan dalam buku Tarikh Al-Islam menggambarkan pasukan salib
pertama yang dipimpin oleh Pierre Iermite sebagai gerombolan rakyat

jelata yang tidak memiliki pengalaman perang, tidak disiplin, dan tanpa
persiapan. Pasukan salib ini dapat dikalahkan oleh pasukan Dinasti Saljuk.
Pasukan Salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey of Bouillon. Gerakan ini
lebih merupakan militer yang terorganisasi rapi. Mereka berhasil
menduduki kota suci Palestina (Yerusalem) pada 7 Juli 1099. Kemenangan
pasukan salib pada periode ini telah mengubah peta dunia Islam dan
berdirinya kerajaan-kerajaan Latin-Kristen di timur, seperti Kerajaan
Baitulmakdis (1099) di bawah pemerintahan Raja Godfrey, Edessa (1099)
di bawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099) di bawah kekuasaan Raja
Reymond.
b. Periode II
Periode kedua atau disebut periode reaksi umat Islam (1144-1192).
Kemenangan kaum muslimin ini, terlihat jelas setelah munculnya
Salahuddin

Yusuf Al-Ayyubi

(Saladin)

di

Mesir

yang

berhasil

membebaskan Baitulmakdis pada 2 Oktober 1187. Dalam perang salib ini


akhirnya pihak Richard dan pihak Saladin sepakat untuk melakukan
gencatan senjata dan membuat pejanjian. Inti perjanjian damai itu adalah
daerah pedalaman akan menjadi milik kaum muslimian dan umat Kristen
yang akan berziarah ke Baitulmakdis akan terjamin keselamatannya.
Adapun daerah pesisir utara, Arce, dan Jaita berada di bawah kekuasaan
tentara salib
c. Periode III
Periode ketiga (1193-1291) lebih dikenal dengan periode perang saudara
kecil-kecilan atau periode kehancuran didalam pasukan salib. Dalam
periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin yang
terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia mampu menunjukkan
kebesaran Islam dengan membebaskan dan mengizinkan Raja Louis IX
kembali ke negerinya, Perancis.
2.4 Jalannya Perang Salib
Perang Salib yang berlangsung dalam kurun waktu hamper dua abad,
yakni antara 1095-1291 M, terjadi dengan serangkaian peperangan. Pada tahun
490 H/ 1096 M, pasukan salib yang dipimpin oleh komamdan Walter dapat
ditundukkan oleh kekuatan Kristen Bulgia. Kemudian Peter yang mengomando
4

kelompok kedua pasukan salib bergerak melalui Hongolia dan Bulgaria. Pasukan
ini berhasil menghancurkan setiab kekuatan yang menghalanginya. Seorang
penguasa negri Nicea berhasil menghadapinya bahkan sebagian pemimpin salib
berkenan memeluk Islam dan sebagian pasukan mereka terbunuh dalam
peperangan ini.
Setahun kemudian pada tanggal 491 H/ 1097 M, pasukan Kristen di bawah
komando Goldfrey bergerak dari konstantinopel dan berhasil menaklukkan
Antioch setelah mengepungnya selama 9 bulan.
Setelah berhasil menundukkan Antioch pasukan salib bergerak ke Maarrat
An-Numan, sebuah kota termegah di Syria. Pasukan salib selanjubnya menuju
Yerussalem dan dapat menaklukannya danagn mudah.
Selama terjadi peperangan tersebut, terjadi perselisihan antara sultan
saljuk hal ini memudahkan pasukan salib merebut wilayah islam. Dalam kondisi
seperti ini datanglah Muhammad yang berusaha mengabaikan komflik internal
dan menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk untuk mengusir pasukan salib dan
Baldwin penguasa yerussalem penganti Goldfrey dapat di kalahkan
.

Sepeninggal Sultan Mahmud, Tampil seorang perwira muslim yang cakap

dan gagah pemberani. Ia adalah Imaduddin Zanki, seorang anak dari pejabat
tinggi siltan Malik Syah. Satu persatu Zanki meraih kemenangan atas pasukan
salib, hingga ia merebut wilayah Eddesa pada tahun 539 H 1144 M.
Penaklukan Eddesa merupakan keberhasilan Zanki yang terhebat, dalam
penaklukan Eddesa Zanki tidak berlaku kejam terhadap penduduknya
sebagaimana tindakan pasukan salib. Dalam perjalanan penaklukan Kalat Jabir,
Zanki terbunuh oleh tentaranya sendiri.
Kepemimpinan Imaduddin Zanki digantikan oleh putranya yang bernama
Nuruddin Mahmud. Ia segera memainkan peran baru sebagai penakluk.
Keberhasilan Nuruddin menaklukkan koto Damaskus membuat sang KHalifah
berkenan memberi gelar kehormatan Al-Malik Al-Adil.
Shalahuddin, putra Najamuddin Ayyub, lahir pada tahun 1167 M. Ayahnya
adalah pejabat kepercayaan pada masa Imanuddin Zanki , dan masa Nuruddin.
Shalahuddin memusatkan perhatiannya untuk menyerang Yerussalem, da
mana ribuan rakyat muslim dibantai oleh pasukan salib Kristen. Setelah beberap[a

lama terjadi pengepungan, pasukan salib kehilangan semangat tempur dan


memohon kemurahan hati sang sultan. Jiwa sang sultan terlalu lembut dan
penyayang untuk melaksanakan dandamnya, sehingga Sultan pun memaafkan
mereka.
Jatuhnya Yerussalem dalam kekuasaan Shalahuddin menimbulkan
keprihatinan besar kalangan tokoh-tokoh Kristen. Sehingga Kaisar Jerman yang
bernama Frendick Barbarosa, Philip August, kaisar Pracis yang bernama Richrd,
beberapa pembesar Inggris, membentuk gabungan pasukan Salib.
Pada tanggal 14 Sebtember 1189 M. Shalahuddin terdesak oleh pasukan
salib namun keponakannya bernama Taqiyuddin berhasil mengusir pasukan salib
dari posisinya dan mengembalikan hubungan dengan Acre. Kota Acre kembali
terkepung selama hamper dua tahun. Sekalipun umat muslim menghadapi situasi
yang serba sulit selama pengepungan ini, namun mereka tidak patah semangat.
Sultan Shalahuddin merasa kepayahan menghadapi perang ini, selama itu
pasukan muslim dilanda wadah penyakit dan kelaparan.
Setelah berhasil menundukkan Acre, pasukan salib bergerak menuju
Ascolan dipampin Jenderal Richrd. Bersama dengan itu Shalahuddin sedang
mengarahkan pasukannya dan tiba di Ascolon lebih awal. Ketika tiba di Ascolon,
Richrd menapat kota ini telah di kuasai oleh pasukan shalahuddin. Merasa tidak
berdaya mengepung kota ini, Richard mengirim delegasi perdamaian menghadab
shalhuddin. Akhirnya sang Sultan menerima tawaran damai tersebut dan
mengakhiri perang salib ke tiga.
Hari kematian Shalahuddin merupakan musibah bagi islam dan umat
islam, sungguh tidak ad duka yang melanda mereka setelah kematian empat
kholifah pertama yang melebihi dika atas kematian Saultan Shalahuddin . Dua
tahun setelah meninggalnya Shalahuddin juga berkobar Perang Salib atas inisiatif
Paus Celesti III. Namun, sesungguhnya peperangan antara pasukan muslim dan
pasukan Kristen telah berakhir dengan usainya Perang Salib tiga. Sehingga
peperangan berikutnya tidak dikenal.

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa Perang Salib
adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat Muslim di Palestina
secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk
merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan gereja dan
kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang
ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan
panji-panji mereka. Adapun yang menjadi faktor terjadinya perang salib ada tiga
yaitu :
a. Faktor Agama
b. Faktor Politik
c. Faktor Sosial Ekonomi
Periodisasi Perang Salib terjadi dalam 3 periode yaitu Periode pertama,
disebut periode penaklukan (1009-1144), Periode kedua atau disebut periode
reaksi umat Islam (1144-1192). Kemenangan kaum muslimin ini, terlihat jelas
setelah munculnya Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) di Mesir yang berhasil
membebaskan Baitulmakdis pada 2 Oktober 1187, Periode ketiga (1193-1291)
lebih dikenal dengan periode perang saudara kecil-kecilan atau periode
kehancuran didalam pasukan salib. Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita
dari kalangan kaum muslimin yang terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr.
Ia mampu menunjukkan kebesaran Islam dengan membebaskan dan mengizinkan
Raja Louis IX kembali ke negerinya, Perancis.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertiansejarah.com/sejarah-perang-salib.html
http://simba-corp.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-peradan-islam-perang.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Salib

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah karunia dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan penyusun ini adalah untuk membahas mengenai
perang salib.
Tugas makalah ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang
bersangkutan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Penulis berharap penyusun makalah ini dapat memberikan
sumbangan yang positif bagi penulis.

DAFTAR
ISI
i

KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
....................................................................................................................................
1
1.2
Rumusan
Masalah
....................................................................................................................................
1
1.3

Tujuan

Penulisan

10

....................................................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Perang
Salib
....................................................................................................................................
2
2.2
Penyebab
Terjadinya
Perang
Salib
....................................................................................................................................
2
2.3
Periodisasi
Perang
Salib
....................................................................................................................................
4
2.4
Jalannya
Perang
Salib
....................................................................................................................................
5
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA

11
ii

MAKALAH
PERANG SALIB
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen : Dr. Rahayu Permana, M.Hum

Oleh :
Sri Mulyani
NIRM. 43223130016

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
2016

12

Anda mungkin juga menyukai