Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah pendidikan Islam mencapai puncak kejayaan pada masa
Abbasiyah dan Umayah, ini tidak terlepas dari keberhasilan para pakar
pendidikan di masa itu. Bukti dari keberhasilan tersebut telah dapat dirasakan
oleh umat Islam dalam berbagai bidang. Pelaksanaan pendidikan Islam pada
masa tersebut mengalami prioritas, dimulai dari tingkat sederhana hingga
tingkat tinggi. Dari yang dikelola oleh perorangan sampai yang dikelola oleh
khalifah (pemerintah), seperti pendidikan Islam yang dilaksanakan di rumah-
rumah, kuttab-kuttab, di masjid, serta di madrasah. Dari sinilah mulanya para
pelajar dan sarjana muslim bahkan nonmuslim menuntut berbagai disiplin
ilmu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pembentukan lembaga pendidkan Nizhamiyah dan
Al-Azhar?
2. Siapa saja tokoh yang berperan di dalamnya?
3. Bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan?
4. Apa saja pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat?
C. Tujuan
1. Memahami tentang sejarah didirikannya masrasah nizhamiyah dan al-
azhar.
2. Mempelajari sitem pembelajaran atau kurikulum dari kedua masrasah
tersebut.
3. Mengetahui tokoh-tokog yang berperan dalam kedua lembaga tersebut.
2|Sejarah Pend. Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah
Salah satu jenis lembaga pendidikan tinggi yang muncul pada akhir
abad IV Hijriah adalah madrasah. Sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah
lembaga pendidikan yang didirikan tahun 457-459 H/1065-1067 M (abad
IV) oleh Nizham al-Muluk dari dinasti Saljuk. Jadi, dapat diambil
kesimpulan bahwa Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah yang pertama
kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah.1
1
Samsul Nizar, Sejarah Pendidkan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 158
2
Ibid
3|Sejarah Pend. Islam
3
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidkan Islam, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), Cet-6, hlm.
172
4
Ahmad Salaby, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), hlm. 109
5
Mahmud Yunus, Op.cit, hlm. 14-15
4|Sejarah Pend. Islam
a. Para ahli sejarah tidak seorang pun yang mengatakan bahwa di antara
mata pelajaran ada ilmu kedokteran, ilmu falak dan ilmu-ilmu pasti,
mereka hanya menyebut mata pelajaran nahu, ilmu kalam, dan fikih
b. Guru-guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah ulama-ulama
Svariah sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah syariah bukan
madrasah filsafat.
c. Pendiri Madrasah Nizhamiyah itu bukanlah orang yang membela ilmu
filsafat dan bukan pula orang-orang yang membantu pembebasan filsafat.
d. Zaman berdirinya Madrasah Nizhamiyah bukanlah zaman filsafat
melain- kan zaman menindas filsafat serta orang-orang filsuf.
Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu
mengajarkan fikih yang sejalan dengan satu atau lebih, dari mazhab
ahlisunah, dan juga menjadi tempat-tempat menarik pelajar untuk
menggunakan waktu mereka sepenuhnya dalam belajar. Melalui Madrasah
Nizhamiyah ini, penanaman ideologi untuk mempertahankan stabilitas
pemerintahan dari bahaya pernberontakan yang kerap muncul atas nama
aliran Islam tertentu yang berideologi berbeda dari dinasti Saljuk.6
6
Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Judul Asli: Mabadi’ al-Tarbiyat al-
Islamiyah, alih bahasa Ibrahim Husein, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm, 41
5|Sejarah Pend. Islam
7
Samsul Nizar, Op.cit, hlm. 163
6|Sejarah Pend. Islam
8
Ibid, hlm. 164
9
Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm78
10
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam periode Klasik dan Pertengahan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), hlm. 72
7|Sejarah Pend. Islam
1. Sejarah
11
Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2003), h.200.
12
Muhammad Atiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang,
1993), h.61
8|Sejarah Pend. Islam
2. Sistem Pendidikan
a. Tujuan Al-Azhar
Universitas Al-Azhar pada masa Dinasti Fatimiyah merupakan
lembaga pendidikan yang menjadi corong dan alat untuk propaganda
kekuasaan kekhalifahan sekaligus sebagai alat penyebaran Doktrin
Syi'ah.13 Sebagaimana yang kita maklum bahwa di mana rezim berkuasa di
situ pula ideologi mereka disebarkan melalui berbagai macam cara, tidak
terkecuali pendidikan. Mahmud Yunus mencatat bahwa ada lima tujuan
dari universitas Al-Azhar ketika itu:
13
Asriati Amaliyah, “Eksistensi Pendidikan Islam di Mesir Pada Masa Daulah Fatimiyah”, dalam
Lentera Pendidikan, h.105.
14
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Hidyakarya Agung, 1990), h.174
9|Sejarah Pend. Islam
c. Peserta Didik
Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tinggi ketika itu, telah banyak
melahirkan ulama yang tidak diragukan lagi dari aspek keilmuannya dan
telah banyak menyumbangkan khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam
bidang ilmu-ilmu keislaman, baik dari Mesir maupun ulama yang berasal
dari daerah lainnya. Di antara mereka ialah Izuddin Abdissalam, Imam
Subki, Jalaluddin as-Syuyuti, al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani dan lainnya.16
Al-Maqrizi menyebutkan bahwa pada saat itu ada 750 mahasiswa asing
yang berasal dari Magribi (Maroko) dan Persia turut serta belajar ke
universitas Al-Azhar.17
15
Salah Zaimeche, Cairo (United Kingdom: FSCT Limited, 2005), h. 10.
16
Mahmud Yunus, Sejarah, h.176.
17
Salah Zaimeche, Cairo, h.10.
10 | S e j a r a h P e n d . I s l a m
d. Kurikulum
Salah Zaimeche mencatat bahwa, selain mengajarkan mata pelajaran
agama dan sastra tradisional, Al-Azhar juga mengajarkan geografi,
astronomi, kedokteran, teknik dan matematika.18 Sementara menurut Asriati
Amalia, kurikulum di universitas Al-Azhar pada awalnya hanya fokus
kepada ilmu agama dan ilmu akal (logika).19 Ilmu-ilmu agama meliputi al-
Quran, tafsir, hadits, ilmu kalam, fiqih, dan tasawuf. Sedangkan ilmu-ilmu
logika dan umum meliputi filsafat, kedokteran, optik, astronomi,
matematika, sejarah, dan sastra. Pada masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah
juga sangat gencar dilakukan penerjemahan buku-buku asing ke dalam
bahasa Arab. Pada awalnya hingga beberapa dekade sesudahnya sistem
pendidikan dan kurikulum di universitas Al-Azhar relatif tidak berubah
sejak awal yaitu tidak ada persyaratan khusus untuk masuk ke universitas
ini, kurikulumnya tidak resmi, dan tidak memberikan gelar kepada
alumninya. Program studi dasar adalah hukum Islam, theologi Islam, hadits,
al-Quran dan bahasa Arab.20
e. Metode Pengajaran
Pada mulanya pengajaran di universitas Al-Azhar sama dengan institusi
pendidikan yang lain, yaitu sistem halaqah (melingkar). Seorang pelajar
bebas memilih guru dan pindah sesuai dengan kemauannya. Umumnya guru
atau syaikh yang mengajar duduk bersama para pelajar, tetapi kadang-
kadang duduk di kursi ketika menerangkan kitab yang diajarkannya. Di
samping itu, metode diskusi sangat dikembangkan sebagai metode dalam
proses pembelajaran antar pelajar. Seorang guru hanya berperan sebagai
fasilitator dan memberi penajaman dari materi yang didiskusikan.21
18
Ibid.
19
Amaliyah, Eksistensi Pendidikan, h.105.
20
Wan Kamal Mujani, et.al., “The Role of Al-Azhar University in The Dissamination of Islamic
Religious Knowledge in Malaysia”, dalam Advance in Naturaland Applied Sciences, h.1411
21
Mahmud Yunus, Sejarah, h.96
11 | S e j a r a h P e n d . I s l a m
Bahasa yang digunakan oleh para pengajar sangat baik dan puitis sesuai
dengan kondisi pendengarnya. Materi disampaikan dalam bentuk pidato
singkat dan efektif untuk diikuti dan didiskusikan secara informal.
Meskipun materi utama yang disampaikan berhubungan dengan moral dan
hukum-hukum al-Quran, akan tetapi setiap mereka (para pengajar)
menggunakan kiasan dan penafsiran yang secara tidak langsung
mengarahkan pendengar mengikuti idiologi khalifah Dinasti Fatimiyah.
Pada akhir pembelajaran mereka (para murid) masing-masing berdiri dan
mencium tangan guru.24
22
Bayard Dodge, Al-Azhar A Millenium of Muslim Learning (Washington DC: The Midle East
Institute, 1961), h.17
23
Ibid.
24
Ibid.
12 | S e j a r a h P e n d . I s l a m
f. Sarana Prasarana
Untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pengajaran, Al-Azhar
dilengkapi dengan asrama untuk para fuqaha (dosen, tenaga pendidik) serta
semua urusan dan kebutuhannya ditanggung oleh khalifah. 25 Al- Azhar juga
menyediakan asrama bagi mahasiswa yang belajar di sana secara gratis,
sementara bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih,
mereka tinggal di penginapan yang lebih bagus dan dekat dengan masjid. 26
Fasilitas lainnya adalah dapur dan toilet serta perpustakaan dengan
komposisi buku yang memadai, tidak hanya buku- buku yang berhasa Arab
tetapi juga buku-buku terjemahan dari Yunani.
Dari berbagai paparan terdahulu, maka tampak jelas bahwa sistem
pendidikan Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang tertua,
memiliki dampak yang besar terhadap pertumbuhan lembaga pendidikan
sesudahnya. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang ada di Al-Azhar
dahulu hingga saat ini banyak diadopsi oleh lembaga pendidikan Islam dan
lembaga pendidikan umum lainnya. Oleh karena itu sebenarnya lembaga-
lembaga pendidikan kontemporer berhutang banyak kepada para pendiri Al-
Azhar.
Sistem pendidikan yang baik dan maju pada masa Dinasti Fatimiyah
dapat menjadi penunjang terhadap kemajuan peradaban Islam Kemajuan
peradaban ini karena adanya dukungan dari sistem politik yang aman,
sistem ekonomi yang stabil, sistem sosial yang nyaman sehingga pergolakan
pemikiran menjadi tumpuan dalam menciptakan komunitas yang
berperadaban. Kegairahan dalam menuntut ilmu dan memajukan
pengetahuan mewujudkan lahirnya para intelektual- intelektual Muslim
pada masa Dinasti Fatimiyah ini.
25
Mahmud Yunus, Sejarah, h.92
26
Salah Zaimeche, Cairo, h.10.
13 | S e j a r a h P e n d . I s l a m
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas mengenai madrasah Nizhamiyah dan Al-Azhar
adalah bahwa perkembangan pendidikan Islam semakin lama semakin pesat.
Terjadi perkembangan yang sangat signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari
sistem kurikulum yang diterapkan dalam kedua lembaga pendidikan
tersebut. Materi yang disajikan pun sangat lengkap dan terfokus pada
bidang-bidang yang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Fasilitas
pembelajarannya pun sangat baik. Hal tersebut dari banyaknya gedung-
gedung sebagai tempat belajar seperti perpustakaan yang besar dan lengkap.
Pengaruh kedua madrasah tersebut juga begitu besar dalam perkembangan
pendidikan di seluruh dunia.
B. Saran