Anda di halaman 1dari 5

NAMA : GIRI SLAMET SANTOSO

NIM : 11180110000037
KELAS : PAI 3B
MATA KULIAH : FILSAFAT DAN ILMU PENDIDIKAN
TUGAS : MENCARI ISTILAH MANUSIA DALAM AL-QUR’AN

A. Istilah Manusia di Dalam Al-Qur’an


Istilah Jumlah Ayat
‫بَش َْر‬ 35
ْ‫سان‬ َ ‫ا َ ِْلن‬ 65
ْ‫النَّاس‬ 240
‫ْ َخ ِلفَْاْة‬/ْ‫َخ ِليفَة‬ 3
ْ‫بَْنِْيْْآ َْدم‬ 7
ْ‫الرحْ َْمن‬ َّْ ْْ‫عبَْاد‬ ِْ 2

B. Contoh Ayat yang menyebut Istilah Manusia

1. Basyar

a) Q.S Ar-Rum : 20

      


    
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu
(menjadi) manusia yang berkembang biak.”

b) Q.S Yusuf : 31
   
   
    
    
  
     
      
“Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan
disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk
memotong jamuan), kemudian Dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada
mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka
melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak
lain hanyalah Malaikat yang mulia."
c) Q.S Ali Imran : 47

      


      
      
    
“Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, Padahal aku belum pernah disentuh oleh
seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya. apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
"Jadilah", lalu jadilah Dia.”

2. Al-Insan

a. Q.S Al-A’raf : 172


      
   
    
      
    
 
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan).”

b. Q.S At-Thariq : 5
    
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?”

c. Q.S Ar-Rahman : 3
  
“Dia menciptakan manusia.”

3. An-Nas
a. Q.S Al-Hujurat : 13
    
   
   
      
  
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

b. Q.S An-Nas : 1
    
“Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.”

c. Q.S Al-Baqarah : 21
   
    
  
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa,”

4. Khalifah

a. Q.S Al-Baqarah : 30
    
     
     
   
       
 
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."

b. Q.S Shaad : 26
    
    
     
       
     
 
“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat,
karena mereka melupakan hari perhitungan.”

5. Bani Adam

a. Q.S Al-A’raf : 172

      


  
    
      
     
 
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

b. Q.S Al-Baqarah : 31

    


   
    
 
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada
Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang
yang benar!"

6. Ibadurahman

Q.S Al-Furqon : 63
    
      
    
   
    
   
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian
(yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu
dengan berlindung (kepada kawannya), Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan
ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.”

C. Pembahasan

1. Al-Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu,
berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Manusia dalam pengertian
ini terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak sekitar 35 kali di berbagai surah.

2. Al-Insan bukan berarti basyar dan bukan juga dalam pengertian al-ins. Dalam pemakaian Al-
Qur’an, mengandung pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung jawab)
mengemban amanah Allah untuk menjadi khalifah dalam rangka memakmurkan bumi. Al-
insan sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Alaq adalah mengandung pengertian sebagai
makhluk yang diciptakan dari segumpal darah, makhluk yang mulia sebab memiliki ilmu, dan
makhluk yang melampaui batas karena telah merasa puas dengan apa yang ia miliki.

3. An-Nas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial
(Jalaluddin, 2003: 24). Tentunya sebagai makhluk sosial manusia harus mengutamakan
keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus hidup sosial artinya tidak boleh sendiri-sendiri
Karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain di sekitarnya. Jika kita
kembali ke asal mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki dan wanita
(Adam dan Hawa), dan berkembang menjadi masyarakat dengan kata lain adanya pengakuan
terhadap spesis di dunia ini, menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara dan tidak
boleh saling menjatuhkan.

4. Bani Adam karena dia menunjukkan asal usul yang bermula dari nabi Adam as sehingga dia
tahu dan sadar akan jati dirinya. Misalnya, darimana ia berasal, untuk apa ia hidup, dan
kemana dia akan kembali. Penggunaan istilah bani Adammenunjukkan bahwa manusia bukan
hasil dari evolusi makhluk anthropus(sejenis kera).

5. Ibadurrahman yang dimaksud adalah hamba Allah yang beriman. Manusia adalah makhluk
yang pada dasarnya telah beriman kepada Allah SWT sejak dalam kandungan itu sebabnya
fitrah manusia adalah bertuhan dan membutuhkan tuhan.

6. Khalifah terkait dengan tugas manusia di bumi. Tugas khalifah dalam Al Qur’an biasa
disebut imaratul ardh (memakmurkan bumi) dan ibadatullah (beribadah kepada Allah). Allah
menciptakan manusia dari bumi ini dan menugaskan manusia untuk melakukan imarah
dimuka bumi dengan mengelola dan memeliharanya.

Anda mungkin juga menyukai