Anda di halaman 1dari 2

NAMA : GIRI SLAMET SANTOSO

KELAS :5C

NIM : 11180110000037

RESUME 12
KAIDAH-KAIDAH KHUSUS DI BIDANG FIQIH PRIORITAS

َ ‫ب‬ ْ َ َ َّ َ َ َْ
ُ‫المص ِال ِح‬ ُ ِ ‫ل َجل‬
ُ ‫اس ُِد مقدمُ ع‬
ِ ‫درءُ المف‬ .1

“Menolak kemafsadatan didahulukan daripada meraih kemaslahatan.”

Kaidah ini menegaskan bahwa apabila pada waktu yang sama kita dihadapkan kepada pilihan menolak
kemafsadatan atau meraih kemaslahatan, maka yang harus didahulukan adalah menolak kemafsadatan.
Karena dengan menolak kemafsadatan berarti kita juga meraih kemlasahatan.

َ
َ ‫الخ‬ َ َ ََ َّ َ َ ُ‫الم ْص َل َحة‬
ُ‫اص ِة‬ ‫المصل َح ُِة‬ ُ ‫الع َّامةُ مقد َمةُ ع‬
‫ل‬ َ .2

“Kemlasahatan yang umum lebih didahulukan daripada kemlasahatan yang khusus”

Kaidah diatas menegaskan bahwa apabila berebeturan antara kemaslahatan umum dengan kemaslahatan
yang khusus, maka kemaslahatan yang umum yang di dahulukan, karena dalam kemaslahatan yang umum itu
terkandung pula kemaslahatan yang khusus, tetapi tidak sebaliknya. Contoh : pencabutan hak milik pribadi
demi kemaslahatan umum, seperti dalam teori ta’ashuf dari mazhab maliki yang membolehkan
pemerintah/pengadilan merampas hak milik pribadi yang digunakan untuk kejahatan. Misal, pisau atau
senjata lain yang digunakan untuk membunuh/melukai orang lain.

ِّ َ َ َ ْ ًَ َ َ َ ْ َ َ ْ ََ ْ َ َ ََ َ
‫اب أخف ِه َما‬ ُ ِ ‫ارتك‬
ِ ‫ع أ ُعظمهما ضرا ِب‬ ُ ِ ‫ض َمف َسدت‬
ُ ِ ِ ‫ان رو‬ ُ ‫ِإذا تعار‬ .3

“Apabila bertentangan dua mafsadat, maka perhatikan mana yang lebih besar madlaratnya dengan dikerjakan
yang lebih ringan kepada mudlaratnya”

Dengan kaidah ini dimaksudkan, manakala pada suatu ketika datang secara bersamaan dua mafsadat atau
lebih, maka harus dipilih atau diseleksi, manakala diantara mafsadat itu yang lebih kecil atau lebih ringan.
Misalnya : merusak fisik itu adalah memudaratkan, tetapi membiarkan penyakit dalam perut yang bisa
membawa kematian adalah lebih besar mudaratnya. Maka, dibolehkan mengoperasi manusia demi untuk
mengeluarkan penyakit dalam tubuhnya.
ً َ َ ‫ل ر َع َاي ُة‬َ َ َ َّ َ َ َ
‫ل أ َبدا‬
ُ ِ ‫الو َس ِائ‬ ِ ِ ُ ‫اص ُِد مقدمةُ ع‬ ِ ‫م َرا عةُ المق‬ .4

“Menjaga (memelihara) tujuan selamanya di dahulukan daripada memelihara cara (media) dalam mencapai
tujuan.”

Dalam hukum islam ada 2 hal yang harus dibedakan, yaitu : al-maqashid (tujuan) dan -al-wasa’il (cara
mencapai tujuan). Tujuannya adalah meraih kemlasahatan dan menolak kemafsadatan. Untuk meraih
kemaslahatan, ada media atau cara untuk mencapai kemlasahatan (fath al-dzari’ah). Untuk menolak
kemafsadatan ada cara untuk menghindarinya (sadd al-dzari’ah). Contoh : Shalat jum’at adalah wasilah berupa
sadd al-dzari’ah agar orang tidak melakukan kesibukan lain pada waktu dikumandangkan azan shalat jumat
selain bersegera untuk melaksanakan shalat jumat.
ََ ْ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َّ
ُ‫يه‬ ‫ف‬
ِ ِ ُِ
‫ف‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫المخ‬ ُ
‫ل‬ ‫المتفقُ علي ُِه مقدمُ ع‬ .5

“apa yang disepakati didahulukan daripada perbedaan”

Kaidah ini adalah dibicarakan skala prioritas, yaitu apa yang disepakati didahulukan daripada perbedaan
pendapat. Contoh: pembentukan OKI (Organisasi Konferensi Islam) karena adanya kesepakatan untuk sama-
sama mewujudkan dunia islam dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi untuk hidup dalam keadaan damai
yang diikat oleh persamaan agama yang dilandasi oleh ukhuwah Islamiyah.

ْ ْ ‫ل من َت ْحص‬ ََْ ْ
ُ‫ود‬
ِ ‫ق‬‫المف‬ ُ
‫ل‬ ِ ‫ي‬ ِ ِ ُ ‫و‬ ‫أ‬ ُ
‫ود‬
ِ ‫ج‬ ‫المو‬ ‫ظ‬
ُ ‫ف‬ ‫ِح‬ .6

“memilihara yang telah ada adalah lebih utama daripada mengharapkan (hasil) yang belum ada.”

Kaidah ini menegaskan untuk menjaga dan memanfaatkan apa yang telah di tangan daripada mengangan-
angankan sesuatu yang belum tentu dan tidak cukup meyakinkan akan keberhasilannya. Izzuddin bin Abd al-
Salam mencontohkan penerapan dalam masalah penggantian kepemimpinan yang harus lebih baik dari
pemimpin yang ada. Apabila ditinjau dari berbagai aspek, persyaratan kepemimpinan yang akan datang itu
belum tentu lebih maslahat, maka diteruskanlah kepemimpinan yang sekarang ada untuk masa berikutnya.

ُ‫المانع‬ ُ
‫م‬َ ‫ض َقد‬
ُ
َْ َ
‫ت‬ ‫المق‬‫و‬ ‫ع‬
ُ ‫المان‬ ُ
‫د‬
َ َ ََ َ
‫ِإذا تعار‬ .7
ِ ِ ِ ِ
“Apabila saling bertentangan antara ketentuan hukum yang mencegah dengan yang mengharuskan pada
waktu yang sama, maka didahulukanlah yang mencegah”

Kaidah diatas menegaskan bahwa apabila ada dalil atau bukti kenyataan yang bertentangan antara yang
mencegah dengan yang mengharuskan pada waktu yang sama, maka didahulukan yang mencegah. Contoh : A
menyewakan rumah kepada B untuk waktu 1 tahun. Kemudian sebelum habis waktu 1 tahun si A menjual
rumah kepada si C. Maka si A tidak bisa menyewakan rumah kepada C sebelum habis kontraknya kepada si B.
Dalam hal ini, yang mecegah penyarahannya adalah rumah si A yang sedang dikontrakan oleh si B, sedangkan
yang mengharuskan penyerahan adalah rumah kontrakan tersebut telah dibeli oleh si C dari si A.

Anda mungkin juga menyukai