Nim : 1931511800
Selain dari sifat-sifat di atas, masyarakat global memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Percaya pada diri sendiri, mampu mengatasi persoalan dengan sebaik-
baiknya, dan mempunyai keyakinan yang mantap untuk meningkatkan
mutum tujuan dan sasaran hidupnya.
Memiliki perencanaan yang baik dalam kehidupan pribadinya maupun yang
berhubungan dengan lingkungannya, serta menunjukkan sifat menghargai
orang lain, jujur, adil, dan sadar bahwa ia tidak dapat hidup sendiri tanpa
berhubungan dan bergantung kepada orang lain.
Selalu mengikuti perkembangan zaman dengan meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pada umumnya pola hidup masyarakat global sebagai masyarakat modern selalu
terlibat dalam berbagai aktivitas atau kegiatan yang menuju kepada dinamisasi, baik
pola pikir maupun pola kehidupannya, dan selalu mengadakan perencanaan yang
baik, teratur, serta terfokus. Oleh karena itu tercipta suatu organisasi dan rencana
kerja yang mantap
Penyelamat
Fungsi agama yang kedua yaitu fungsi penyelamat. Setiap orang pasti
menginginkan dirinya selamat di mana pun berada. Agama hadir dengan
membawa keselamatan tersebut. Keselamatan yang diberikan oleh agama
meliputi keselamatan di dua alam, yaitu di dunia dan akhirat. Tapi untuk
mendapatkan keselamatan tersebut, agama mengajarkan para penganutnya
melalui pengenalan kepada masalah sakral, berupa keimanan kepada Tuhan.
Pendamai
Fungsi agama yang ketiga adalah sebagai pendamai. Dengan agama, seseorang
yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan
agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah yang ada pada dirinya akan segera
menjadi hilang dari batinnya, ketika seorang pelanggar tersebut telah menebus
dosanya dengan cara tobat, pensucian, ataupun penebusan dosa.
Sosial Kontrol
Fungsi agama yang keempat yaitu sebagai sosial kontrol. Para penganut agama
akan terikat batinnya pada ajaran agama yang dipeluknya, baik secara pribadi
maupun secara kelompok. Oleh penganutnya, ajaran agama tersebut dianggap
sebagai pengawasan sosial secara individu maupun kelompok.
3. Apa dasarnya dalil A-Qur’an yang Berkenaan Tentang Agama & Masyarakat!
Jawaban :
Surat Al-Hujurat Ayat 11
ِ ۟ ٓ ٍ ۟ ِ َّ ٓ ٰ
َ يَأَيُّ َها ٱلذ
ٌين ءَ َامنُو ا اَل يَ ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِّمن َق ْوم َع َس ٰى أَن يَ ُكونُو ا َخْيًرا ِّمْن ُه ْم َواَل ن َسٓاء
ِ ٓاء َعس ٰ ٓى أَن يَ ُك َّن َخْيرا ِّمْن ُه َّن ۖ واَل َت ْل ِم ُز ٓو ۟ا أَن ُفس ُكم واَل َتنَ َاب ُزو ۟ا بِٱأْل َلْ َٰق
ۖب ٍ ِّمن نِّس
َْ َ َ ً َ َ
ٰٓ ۟
ك ُه ُم ٱل ٰظَّلِ ُمو َن ِ
َ ب فَأُول
ئ َ ت
ُ
ْ َ ْ ََي مَّل ن م و ۚ ِ
ن ٰ
مي
َ ِإْلٱ د
َ ع
ْ ب وق
ُ
َ ُ ُس ف
ُ ل
ْ ٱ مٱس
ْ
ِبِْئس ٱل
َ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin ‘asā ay yakụnụ
khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in ‘asā ay yakunna khairam min-hunn, wa
lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba’dal-īmān, wa
mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn
Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Referensi: https://tafsirweb.com/9781-surat-al-hujurat-ayat-11.html
ض ٱلظَّ ِّن إِمْثٌ ۖ َواَل جَتَ َّس ُسو ۟ا َواَل ِ ۟ ِ ٰيَٓأَيُّها ٱلَّ ِذين ءامنُو ۟ا
َ ٱجتَنبُو ا َكث ًريا ِّم َن ٱلظَّ ِّن إِ َّن َب ْع
ْ ََ َ َ
َخ ِيه َمْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َو َّٱت ُقو ۟ا
ِ ب أَح ُد ُكم أَن يأْ ُكل حَل م أ
َ ْ َ َ ْ َ ُّ ضا ۚ أَحُي
ِ
ً ض ُكم َب ْع
ُ َي ْغتَب بَّ ْع
ِ
يم ٌ ٱللَّهَ ۚ إِ َّن ٱللَّهَ َت َّو
ٌ اب َّرح
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba’ḍaẓ-ẓanni
iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba’ḍukum ba’ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula
laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm
Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-
cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Referensi: https://tafsirweb.com/9782-surat-al-hujurat-ayat-12.html
الدِّين:النيب ﷺ قال
َّ أن: عن أيب ُرقية متيم بن أوس الدَّاري
وعامتهم
َّ وألئمة املسلمني
َّ ، ولرسوله، ولكتابه، هلل: ملن؟ قال: قلنا،النَّصيحة
َ
“Dari Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW bersabda, “Agama adalah nasihat.” Para
sahabat bertanya “Untuk siapa wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Untuk Allah,
kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kalangan
umum.”
Sementara HR Abu Dawud 4944 dan an-Nasa’I (7/156) Muhammad bin Hatim
riwayatnya telah disertai dari jalur lain dalam riwayat Muslim. Makna nasihat bagi
Allah adalah iman kepada-Nya, mentauhidkan, menjalankan perintah serta menjauhi
laragan-Nya. Begitu pula dengan nasihat untuk Kitabullah adalah
mentadaburkannya.
Adapun nasihat bagi Rasululah artinya beriman kepadanya dan kepada semua yang
dibawa dan mengikuti beliau. Nasihat untuk para pemimpin kaum Muslimin adalah
para khalifah dan selain mereka yang mengurus perkara kaum Muslimin.
Nasihat bagi umumnya kaum Muslimin, mereka adalah selain para pemimpin, yaitu
dengan mencintai sesuatu untuk mereka sebagaimana mencintai untuk diri sendiri,
menunjukkan kepada maslahat mereka, mengajarkan masalah agama dan dunia
kepada mereka. (diambil dari ucapan al-Khaththabi dan lainnya).
Masyarakat
Kasih sayang dan bersikap lembut sesama mukmin
ُيس َوأَبُو أُ َسا َمةَ ح و َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْن َ َح َّدثَنَا أَبُو بَ ْك ِر بْنُ أَبِي َش ْيبَةَ َوأَبُو عَا ِم ٍر اأْل َ ْش َع ِريُّ قَااَل َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ إِ ْد ِر
َ َال ق
ال َ َيس َوأَبُو أُ َسا َمةَ ُكلُّهُ ْم ع َْن بُ َر ْي ٍد ع َْن أَبِي بُرْ َدةَ ع َْن أَبِي ُمو َسى ق َ ك َوابْنُ إِ ْد ِر ِ ب َح َّدثَنَا ابْنُ ْال ُمبَا َر
ٍ ْال َعاَل ِء أَبُو ُك َر ْي
ضهُ بَ ْعضًا ُ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال ُم ْؤ ِمنُ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْنيَا ِن يَ ُش ُّد بَ ْع
َ ِ َرسُو ُل هَّللا
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu ‘Amir Al Asy’ari
keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Idris dan Abu
Usamah; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Al A’laa Abu Kuraib; Telah menceritakan kepada kami
Ibnu Al Mubarak dan Ibnu Idris serta Abu Usamah seluruhnya dari Buraid dari Abu
Burdah dari Abu Musa dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu
dengan yang lainnya saling mengokohkan.’” ( HR MUSLIM 64/4684 )
Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan budaya
sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama
dan melestarikan kebudayaannya.Selain itu masyarakat juga turut mempunyai andil
yang besar dalam melestarikan budaya, karena masyarakatlah yang menjalankan
semua perintah agama dan ikut menjaga budaya agar tetap terpelihara.
Namun sekarang ini agamanya hanyalah sebagi symbol seseorang saja. Dalam artian
seseorang hanya memeluk agama, namun tidak menjalankan segala perintah agama
tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak kepercayaan-kepercayaan baru yang datang
dan mulai mengajak/mendoktrin masyarakat Indonesia agar memeluk agama
tersebut. Dari banyaknya kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di Indonesia,
diharapkan pemerintah mampu menanggulangi masalah tersebut agar masyarakat
tidak tersesaat di jalannya. Dan di harapkan masyarakat Indonesia dapat hidup
harmonis, tentram, dan damai antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya.
1. Berfungsi edukatif
Para penganut agama mengemukakan bahwa ajaran agama yang mereka
anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi, karena secara yuridis
ajaran agama itu berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur itu
memiliki latar belakang dalam pengarahan bimbingan agar para penganutnya
memiliki kepribadian yang baik dan terbiasa dengan yang baik menurut
ajaran agama masing-masing.
Dalam agama islam, salah satu tugas Rasulullah selama da’wah adalah untuk
memperbaiki akhlak umatnya. Maka, dalam masalah adab, akhlak, kita akan
menemukan banyak riwayat hadits yang menyuruh kita untuk melakukan
suatu perbuatan baik, atau untuk tidak melakukan suatu perbuatan keji.
Salah satu contohnya adalah hadits yang berisi larangan untuk marah.
2. Sebagai Penyelamat
Di mana pun manusia berada, dia pasti selalu menginginkan dirinya selamat.
Keselamatan yang meliputi bidang luas adalah keselamatan yang diajarkan
oleh agama, baik keselamatan dunia maupun akhirat. Dalam mencapai
keselamatan itu, agama mengajarkan kepada penganutnya melalui
pengenalan kepada masalah sakral berupa keimanan pada tuhan. Pengenalan
tersebut berujuan agar dapat berkomunikasi baik secara langsung maupun
melalui perantara menuju ke arah itu, dengan berbagai cara sesuai dengan
ajaran agama itu sendiri.
3. Sebagai pendamaian
Seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai ketenangan batin
melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah akan hilang dari
batinnya, bila seorang pelanggar itu sudah menebus dosanya dengan
bertaubat, pensucian atau dengan penebusan dosa.
Sebagai contoh, apabila ada seseorang yang melakukan perbuatan zina,
sedang dia sudah menikah, maka dia akan dikenai had berupa rajam.
6. Sebagai transformative.
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau
kelompok menjadi sebuah kehidupan baru sesuai dengan tutunan ajaran
agama yang dianutnya. Kehidupan barunya itu kadangkala mampu
mengubah kesetiannya pada adat atau norma kehidupan yang dianutnya
sebelum itu.
7. Sebagai kreatifitas.
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya agar bekerja
dengan produktif, bukan semata-mata karena untuk kepentingan pribadi,
namun juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama tidak hanya
diperintahkan untuk bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan
tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru.
8. Sebagai Sublimatif
Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia, baik secara duniawi
paupun ukhrawi. Selama usaha yang dijalankan seseorang itu tidak
bertentangan dengan norma-norma agama, dilakukan dengan niat tulus,
karena dan untuk Allah, maka itu merupakan bagian dari ibadah.
9. Agama dan Pembangunan dalam Masyarakat.
1. Sebagai motivasi
Ajaran agama yang sudah menjadi keyakinan mendalamakan mendorong
seseorang atau kelompok untuk mengejar tingkat kehidupan yang lebih
baik. Pengamalan ajaran agama tercermin dari pribadi yang berpartisipasi
dalam peningkatan mutu kehidupan tanpa mengharapkan imbalan yang
berlebihan. Keyakinan akan balasan Tuhan terhadap amalan baik telah
memberikan ganjaran batin yang akan mempengaruhi seseorang untuk
berbuat baik tanpa mengharapkan balasan materi yang berlebih.
Peranan-peranan positif itu telah membuahkan hasil yang konkrit dalam
pembangunan, baik berupa sarana maupun perasarana yang dibutuhkan.
Dalam hal ini bisa dicontohkan dengan sumbangan harta benda yang
digunakan untuk kepentingan masyarakat yang berlandaskan ganjaran
dari Tuhan.
2. Sebagai etos pembangunan
Jika agama yang menjadi panutan seseorang atau masyatakat diyakini
dan dihayati secara mendalam, maka akan memberikan suatu tatanan
nilai moral dalam sikap. Selanjutnya nilai moral itu akan memberikan
garis-garis pedoman tingkah laku seseorang dalam bertindak, sesuai
dengan ajaran agamanya. Segala bentuk perbuatan yang dilarang
dijauhinya dan yang diperintahkan akan selalu dijalani dengan baik dalam
berbagai aspek kehidupan. Dari tingkah laku dan sikap yang demikian itu
tercermin suatu pola tingkah laku yang etis. Penerapan agama lebih
menjurus pada perbuatan yang bernilai akhlak mulia, bukan karena
kepentingan lain.
Jawaban :
Fungsi transformatif
Agama dapat mendorong orang untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih
benar. Misalnya, dengan agama, umat manusia mampu menciptakan karyakarya seni
besar, seperti candi, masjid, dan bangunanbangunan lain; penyebab timbulnya
penjelajahan samudra diantaranya didorong oleh hasrat menyebarkan agama.
Jawaban :
Islam menekankan pentingnya pernikahan dan keluarga, serta mejadikannya sebagai
amal ibadah dan sunnah para Nabi.
Al Qur’an menyebutnya sebagai anugerah terbesar dan salah satu tanda kekuasaan
Allah SWT. Sebab, di dalam keluarga tersemai rasa tentram, cinta, kasih sayang dan
kelembutan antara suami dan istri.
Islam memberikan kehormatan penuh pada setiap anggota keluarga, baik laki-laki
maupun perempuan. Tanggung jawab besar pada ayah dan pada Ibu untuk mendidik
anak-anaknya. Sedangkan pada anak untuk memelihara dan menaati keduanya
sampai tutup usia dan berbuat baik pada keduanya dan ini merupakan ibadah.
Dalam hal nafkah sekalipun Islam menganjurkan agar para orang tua tidak
membedakan antara anak laki-laki dan perempuan untuk menjaga hak-haknya
meskipun bersifat lahiriyah.
Demikian pula dengan shilaturahim kepada kerabat, baik saudara dari ibunya
maupun dari ayahnya. Atau mengunjungi saudara laki-laki dan perempuan yang
menjadikan shilaturahim tersebut sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Dan
terhadap yang memutuskan shilaturahim berarti telah melakukan dosa yang besar.
Jawaban :
Masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu untuk stabilitas masyarakat.
Inisiatif individu dan masyarakat akan berpikir, seni, pelaksanaan pemerintah oleh
hukum dan tidak nafsu atau keinginan individu.
Pengertian lain dari masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam
Q.S. Saba’ ayat 15: “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
(kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik
dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.
Mun’im (1994) mendefinisikan istilah civil society sebagai seperangkat gagasan etis
yang mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling penting dari
gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan
antarindividu, masyarakat, dan negara.
Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa Arab,
madaniy. Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami,
tinggal, atau membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya
beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata. Dengan
demikian, istilah madaniy dalam bahasa Arabnya mempunyai banyak arti.
Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil society,
artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas yang dapat
terjewantahkan dalam kehidupan sosial. Pada masyarakat madani pelaku social akan
berpegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.
Jawaban :
Berikut ini penulis akan menjelaskan mengenai beberapa ciri-ciri masyarakat madani
yang perlu kamu ketahui:
Ketaatan mereka didasarkan pada iman, ilmu, dan teknologi yang sudah mereka
pelajari. Kemudian dikembangkan dengan kekuatan iman serta keyakinan mereka
terhadap Sang Pencipta.
Ciri selanjutnya yaitu masyarakat madani menilai bahwa status mereka itu semuanya
sama. Entah itu perempuan maupun laki-laki. Keterbukaan atau transparansi itu
artinya mereka akan menjalani kehidupan dengan sikap yang jujur dan tidak
memerlukan adanya hal-hal yang harus ditutupi.
Sehingga hal tersebut akan menumbuhkan rasa saling percaya antara satu anggota
dengan anggota yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat ini memiliki
nuansa yang demokratis. Dimana demokratisasi mereka dapat diciptakan dengan
adanya Lembaga Swadaya Masyarakat, partai politik, pers yang bebas, dan juga
toleransi.
Mengapa bisa seperti itu? Karena dalam masyarakat sosial berkaitan dengan wacana
kritik sosial yang rasional. Dimana anggota masyarakat secara eksplisit dan jelas
menciptakan demokrasi. Jadi, masyarakat madani hanya dapat dijamin oleh negara
yang menganut sistem demokrasi, seperti halnya Indonesia.
Kemudian terkait toleransi yang sudah disinggung di atas, mempunyai arti yaitu
kesediaan tiap individu dalam menerima berbagai pandangan, sikap, dan juga
perbedaan politik. Toleransi yang seperti itu adalah sebuah sikap yang
dikembangkan di dalam masyarakat madani. Itu adalah sebagai bentuk dari rasa
saling menghargai dan juga menghormati antar sesama. Baik itu kelompok maupun
individu yang memiliki pendapat serta sikap yang berbeda.
5. Supremasi Hukum
Dalam KBBI, supremasi hukum artinya kekuasaan tertinggi di dalam hukum yang
berarti bahwa ada jaminan terciptanya keadilan yang bisa diwujudkan. Hal ini bisa
terjadi apabila sebuah negara menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi.
Perlu digaris bawahi, bahwa keadilan yang dimaksud dapat terwujud jika hukum
yang ada diberlakukan secara netral. Ini artinya, tidak ada pengecualian untuk
mendapatkan suatu kebenaran atas nama hukum.
6. Keadilan Sosial
Keadilan sosial atau disebut juga social justice adalah sebuah keseimbangan dan juga
pembagian yang proporsional antara hak serta kewajiban suatu warga negara dan
negara itu sendiri. Dimana hal itu meliputi aspek kehidupan.
Artinya, warga negara mempunyai hak serta kewajiban atas negaranya. Begitu juga
negara, mereka juga mempunyai hak serta kewajiban atas warganya.
Hak dan kewajiban tersebut mempunyai porsi yang seimbang. Sehingga akan
menghasilkan output yang seimbang juga. Kemajemukan atau keberagaman tentu
akan terjadi di dalam masyarakat. Terlebih di dalam suatu negara yang memiliki
berjuta warga negara. Dimana mereka berasal dari berbagai kelompok yang
berbeda-beda.
Jadi, yang dimaksud dengan pluralisme yaitu suatu sikap menerima dan mengakui
secara tulis bahwa masyarakat yang ada di sebuah negara itu bersifat majemuk atau
beragam. Hal ini bisa menjadi faktor terwujudnya masyarakat yang multikultural.
Mulai dari kebudayaan, nilai, adat istiadat, norma, dan juga bahasa, suku agama,
serat etnis.
7. Partisipasi Sosial
Untuk menjalin hubungan serta kerjasama antara kelompok maupun individu, kita
perlu berpartisipasi dalam lingkungan sosial. Hal ini bertujuan untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan tertentu.
Dengan adanya partisipasi sosial yang bersih, maka itu adalah awal dari terciptanya
masyarakat madani. Hal tersebut dapat terjadi jika ada nuansa yang bisa membuat
hak serta kewajiban individu terjaga dengan sangat baik.