N
PENDAHULUA
N
Allah swt, menciptakan manusia dengan wujud perbedaan pikiran
dan pemahaman yang berbeda. Aneka keragaman perbedaan itu pun
melahirkan kesimpulan yang berbeda-beda.
2. Busri Endang, “mengembangkan sikap toleransi dan kebersamaan dikalangan siswa”, dalam
penelitiannya dikatakan bahwa pengembangan sikap toleransi dan kebersamaan di kalangan
siswa menuju pada pembentukan kepribadian yang utuh, merupakan suatu dimensi penting
dalam suatu proses pendidikan. Sebagian besar guru lebih mementingkan dalam
mengembangkan aspek intelektual dan sebagian lagi hanya mempunyai rasa tanggung jawab
dalam penegmbangan aspek keterampilan siswa
3. Ali Maksum, “model pendidikan toleransi di pesantren modern dan salaf”,(2015). Dalam jurnal
tersebut terdapat dua sampel pesantren yang menajdi objek penelitian, yaitu pesantren Modern
Gontor dan pesantren Tebuireng. Dalam konsep pendikan pesantren Gontor, pendidikan
toleransi diwujudkan dalam dua bentuk (1) melalui kurikulum (2) dalam kehidupan sehari-hari.
TINJAUAN
TEORI
TINJAUAN TEORI
Tasaamuh (حAامAسAAA)ت, yang akar katanya adalah tasaamaha – yatasaamahu -حAسامAAAت
حAامAتسAAA ي, dalam kamus Al Munjid kata tersebut memiliki makna AيهAAاهلفAسAAA تyang
artinya “saling memudahkan dalam suatu hal atau perkara” . Sementara dalam kamus
Al-Muhiith terdapat kata حواAامAسAAA تyang berarti ساهلواAAA تyang bermakna hampir sama
yaitu “saling memudahkan”
Sedangkan lawan dari kata tasamuh/toleransi adalah “fanatik”. Makna fanatik dalam
Webster’s New American Dictionary, yakni; one who is exaggeratedly zealous for a
belief or cause, seorang fanatik adalah seseorang yang berlebih-lebihan akan suatu
keyakinan atau penyebab, exaggerated, underasoning zeal (yang berlebih-lebihan,
semangat omong kosong).
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fanatisme diartikan dengan sebuah keyakinan
yang terlalu dalam yang dipengaruhi doktrin atau ajaran (politil, agama dan
sebagainya) atau dapat disebut juga dengan istilah “kekolotan”
TINJAUAN TEORI
Perbedaan pendapat di dalam Islam pernah terjadi saat Nabi Muhammad SAW bersabda:
Janganlah ada satupun yang shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah
Sepenggal kisah ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, di mana sebagian sahabat
memahami bahwa maksud perintah Nabi Muhammad SAW, itu adalah agar mereka benar-bener
menunaikan sholat ashar di kampung Bani Quraizhah, sementara sebagian yang lain
memahaminya sebagai perintah untuk menyegerakan perjalanan agar dapat segera tiba di
kampung tersebut . Pada pelaksanaannya, sahabat menjadi dua kelompok. Kelompok sahabat
yang pertama melaksanakan sholat sesuai dengan apa yang anjurkan Nabi Muhammad SAW,
yakni di kampung Bani Quraizhah, meskipun waktu sholat ashar telah habis. sedangkan
kelompok kedua tetap melaksanakan sholat pada waktunya sekali pun belum sampai di
perkampungan Bani Quraizhah. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW, tidak menyalahkan salah
satu dari kedua kelompok tersebut.
TINJAUAN TEORI
Istilah toleransi di dalam Islam lebih dikenal dengan sebutan Tasamuh, atau samhah, samahah,
yang pertama kali menyebut kata tersebut adalah Nabi Muhammad SAW. Dengan makna “mudah”
sebagai mana dalam sabdanya:
ح ُة م
َ ْ َّـــ الس ُ
ة َّ ي ف
ِ ــــــ ين
ِ
ْ َحلْ ا ِهللا ىَ ل إ ن ي
ِ ِ ْ< ِد
ـ
ِّ ال ُّ
ب ح َ
َ أ
“Agama yang paling dicintai Allah adalah agama yang suci lagi mudah”
“Agama yang paling dicintai Allah adalah agama yang suci lagi mudah”
Toleransi dalam pandangan Barat seperti diungkapkan oleh Jhon Locke yang memiliki gagasan
bahwa toleransi tidak akan terwujud kecuali dengan menjauhkan nilai-nilai agama dari kehidupan
bernegara. Di dalam bukunya Letters Concerning Toleration yang diterbitkan pada tahun 1689.
Locke mengutarakan bahwa toleransi mengharuskan pemisahan gereja dari kehidupan bernegara.
Menurut Adian Husani dalam bukunya Wajah Peradaban Barat dengan mengutip Syamsuddin Arif
yang kala itu sedang menyelesaikan Ph.D di Universitas Frankfrut menyatakan bahwa secara
umum, sikap masyarakat Barat modern terhadap agama cendrung tidak peduli, apatis. Semakin
banyak yang bersikap skeptic dan agnotis terhadap doktrin-doktrin agama. Efeknya semakin
sedikit yang benar-benar mengamalkan ajaran agamanya. Sebaliknya masyarakat Barat lebih
banyak memilih keluar atau bahkan menjadi ateis.
TINJAUAN TEORI
سطُوا
ِ م َوـ ُت ْق ْ وهُ ُم أَن تَبَ ُّر
ْ ارك
ِ َجوكُم ِ ّمن ِدي ُ خ ِر ْ ََول
ْ م ُي ين
ِ د ِّ ُم فِيـ ال ْ م ُيقَاتِلُوك ْ َين ل
َ ن ال َّ ِذِ ُم اللَّ ُه َعُ اَل يَ ْن َهاك
جوكُمُ خ َر ْ َين َوأ
ِ د ْ ين َقاتَلُوك
ِّ ُم فِي ال َ ن الَّ ِذ ِ اللَّ ُه َع ُم
ُ ما يَ ْن َهاك
َ َّ﴾ إِن٨﴿ ينَ ط ِ س ُ ب ا ْل
ِ م ْق ُّ حِ ن اللَّ َه ُي ْ إِلَ ْي ِه
َّ ِم إ
٩﴿ ن ُ ِم الظَّال
َمو ـ ُ ه َ ِم َف ُأ ْولَئ
ُ ك ْ م َو َمن يَ َت َولَّ ُه ُ ُم أَن تَ َولَّ ْو
ْ ه ْ جك ْ ِه ُروا َعلَى إ
ِ خ َرا َ ُم َوظَا
ْ ارك
ِ َ﴾ ِ ّمن ِدي
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan
sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari
negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka
sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Pada fitrahnya manusia sangat membutuhkan hubungan yang harmonis dan dinamis tanpa
memandang agama, ras, Bahasa dan budaya mereka. Tidak diragukan bahwa agama Islam
sangat mangajurkan bersikap tasamuh.
TINJAUAN TEORI
Di dalam al-Qur’an, Allah mengatakan bahwa manusia diciptakan dengan beragam
(heterogenitas) mulai dari bangsa dan suku. Penciptaan Allah dengan beragam tersebut
hanya dengan satu tujuan yakni untuk saling mengenal (QS. al-Hujuraat [49]: 13).
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.
Pengenalan manusia tersebut tidak memandang golongan, kelompok, maupun agama. Hal
itu karena Allah menyuruh kepada umat manusia, baik muslim atau tidak untuk berlomba-
lomba dalam berbuat kebajikan (QS. Al-Maaidah
METODE
PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pesantren yang menjadi objek penelitian adalah pesantren terbesar
(jumlah santrinya lebih dari 200 orang) di 20 kecamatan.
PESANTREN
PESANTREN PESANTREN
Model
MODERN SALAFIAH
Materi/Kurikulum
Pendidikan Sikap
Tasamuh
Sikap
3. Keteladanan
4. Qudwah
AKTIVITAS
MODEL PENDIDIKAN
TASAMUH
1. Tujuan
2. Program
3. Metode
4. Evaluasi
3. Model sikap tasamuh di pesantren juga sebagai penguatan dalam membangun sikap
intoleran melalui;
1. Keteladanan 3. Penugasan (khidmah)
2. Kedisiplinan (qudwah) 4. Evaluasi program
Publikasi Jurnal
https://turcomat.org/index.php/turkbilmat/article/view/8749
Publikasi Jurnal
https://turcomat.org/index.php/turkbilmat/article/view/8749
Dokumentasi Penelitian
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH