OLEH:
2
AKAR HISTORIS MODERASI BERAGAMA
1. Istilah Moderasi Beragama dan muatan subtansinya, pada dasarnya secara
akademik merupakan kelanjutan dari SEJARAH PERADABAN ISLAM, atau
SEJARAH PERADABAN DI DUNIA ISLAM, yaitu lebih dikenal
PERKEMBANGAN MODERN/ALIRAN MODERN DALAM ISLAM.
2. SEJARAH PERADABAN ISLAM (old history) berpusat pada kajian politik dan
kekuasaan, sehingga mengesankan konflik sosial, peperangan, sentimen, dan
hanya memerankan ketokohan orang-orang yang kuat (pemegang hegenomi
politik). Kita yang mengkaji SPI “seolah-olah” mewarisi kesan itu, dan di antara
dampaknya adalah “muncul potensi kekerasan.” Kita dapat menganalisis terutama
PERJALANAN DAULAH ISLAMIYAH, Dinasti Umayah dan Dinasti
Abbasiyah. Meskipun ada sisi moderasinya dalam beragama, sehingga dua
Dinasti itu juga mengukir kemajuan dan kejayaannnya masing-masing.
3. SEJARAH PERADABAN ISLAM (new history) diorientasikan pada kajian
berpusat pada SEJARAH SOSIAL (social history) yaitu memberdayakan lembaga
sosial, lembaga pendidikan, jaringan intelektual (ulama/ ilmuwan), dengan
harapan Umat Beragama (Islam) mampu bangkit kembali untuk maju, mengukir
kejayaan masa lalu hadir kekinian, dan mengejar ketinggalannya dari kemajuan
Peradaban Barat Modern. New history dalam SPI inilah yang membangun dan
mengembangan Moderasi Beragama yang kini menjadi trendy dan brandy
Masyarakat Islam.
3
DEFINISI MODERASI BERAGAMA
Suatu cara pandang, sikap, praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara
mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan, dan
membangun kemaslahatan umat berdasarkan prinsip adil, berimbang, dan menaati
konstitusi sebagai kesepakatan berbagsa. (Oman Fathurrahman Ketua Pokja MB Kemenag
RI).
umat Islam, umat pertengahan, yaitu umat terbaik yang pernah ada di bumi ini.
Umat yang terbaik sangatlah pantas menjadi saksi. Tujuannya adalah agar kamu
menjadi saksi atas perbuatan manusia.
Ummatan wasathan (QS.2:143) dimaknai sama dgn Khairu Ummah (QS.3:110)
6
MODERASI BERAGAMA DALAM BERNEGARA
1. Agama sebagai basis membangun Keadilan untuk Kemaslahatan Umat dalam
kehidupan Berbangsa, dan Bernegara.
2. Terwujudnya Keadilan, yaitu KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA (Sila Keempat Pancasila) atau Keadilan Sosial dalam perspektif ICD
menyangkut Kesejahteraan Sosial (Social Walfare).
3. Keadilan Sosial atau Kesejahteraan Sosial dengan indikator:
- Komitmen Kebangsaan (cinta tanah air, hubbul wathan minal Iman)
- Toleransi (menyikapi perbedaan, keragaman dengan bijak)
- Anti kekerasan (cegah, tangkal radikalisme, terorisme, dan sejenisnya)
- Akomodatif terhadap Kebudayaan Lokal, yaitu mengedepankan Kearifan Lokal
(local wisdom), akulturasi Budaya dan Agama , atau internalisasi nilai-nilai
agama dan lokalitas, agama berdialog dengan lokalitas, sebagai ekspreasi total
beragama (Islam, QS.2:208).
Perkuat Relasi Agama dan Negara dalam NKRI yang berdasarkan ideologi Pancasila,
UUD 1945, dan Kebhinekaan, menuju Baldah Thayyibah (QS. Saba:15), Baladan
Aminan (QS.2: 126), Baladil Amin (QS.At-Tin: 3)
7
MODERASI BERAGAMA
DALAM MENGAKOMODASI BUDAYA LOKAL
QS. Ali Imran (3): 110:
ون ِباهَّلل ِ ۗ َولَ ْو آ َم َن َأهْ ُل
َ ُوف َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ُتْؤ ِم ُن
ِ ُون ِب ْال َمعْ رَ اس َتْأ ُمر ِ ت لِل َّن ْ ُك ْن ُت ْم َخي َْر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج
َ ُون َوَأ ْك َث ُر ُه ُم ْال َفاسِ ق
ون َ ان َخيْرً ا لَ ُه ْم ۚ ِم ْن ُه ُم ْالمُْؤ ِم ُنَ ب لَ َك ِ ْال ِك َتا
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulitu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
1. Kriteria Khairu Ummah : amar ma’ruf, nahy munkar, dan iman
2. Al-Ma’ruf berarti kebaikan. Menurut Al-Isfahani , Al-Ma’ruf adalah kebaikan
meliputi segala bentuk perbuatan yang dinilai baik oleh akal, peradaban, dan
syara’. Kebaikan yang bersifat lokal disebut al-Ma’ruf.
3. Al-’Urfu adalah kebudayaan atau budaya lokal, kearifan lokal di Indonesia
termasuk di Lampung yaitu Budaya PIIL PESANGGIRI.
4. Upaya mewujudkan Khairu Ummah dalam perspektif MB adalah
mempertimbangkan kebaikan dari nilai Budaya Lokal dari masing-masing
daerah/lokasi. Seperti Budaya PIIL PESANGGIRI Lampung.
5. Kearifan Lokal dalam Budaya PIIL PESANGGIRI merupakan warisan orang tua,
dan kekayaan yang mesti dilestarikan, ditransformasikan, diberdayakan, dan
didialogkan dengan agama, akan menjadi modal penguatan Moderasi Beragama
di daerah-daerah di Indonesia. 8
MENDIALOGKAN AGAMA DENGAN KEARIFAN LOKAL
(BUDAYA PIIL PESANGGIRI LAMPUNG)
AGAMA, sebagai Sistem Kepercayaan meliputi Keyakinan (Bilieve) dan ritual-ritual
Kebenaran dan Praktik (Rites: faith & practices) yaitu ‘Ibadah & Mu’amalah, terhubung
dengan hal-hal suci (related to sacred) yang mengikat pengikutnya (things unites
aclherents) dalam suatu masyarakat (in a single community) yang disebut gereja (known as a
church). (Emile Durkheim)
Agama, meliputi: Iman/aqidah, Syari’ah (ibadah dan Muamalah), Akhlak.
- Iman (Bilieve) : sebagai daya kekuatan spiritual, sumber pemberdayan
- Syari’ah :sebagai simbol, praktek, dan aturan bagi pemeluk agama dalam melaksanakan
ritual-ritual yang sakaral secara benar. Seperti Shalat, Zakat, Puasa, dan ibadah Haji bagi
yang mampu.
- Rites (Syari’ah) memiliki nilai Universal dan mengakomodasi nilai Lokal. Ada simbol, pola,
dan model/modis yang berbeda dalam mengekspresikan Kebaikan (al-Ma’ruf) begitu sarat
lokalitas. Di sini, MB mampu memperkuat kearifan Lokal. Contoh Model dan Modis
menutup aurat dalam Ibadah Shalat bagi Pria & Wanita di masing-masing daerah/negara
terdapat keragaman yang terakomodatif.
- Budaya Piil Pesanggiri : Falsafah hidup, Nilai dan Norma yang mengatur tata hidup
masyarakat Lampung dalam kehidupan sosial. Ada empat Prinisp:
bejuluk adek (nama panggilan gelar), nemui nyimah (sikap santun, pemurah, terbuka,
keakraban, kerukunan, silaturahmi) nengah nyapur (sikap suka bergaul, berkunjung,
bersahabat dengan siapa saja, toleransi), sakai sembaian (tolong – menolong, gotong
royong, kebersamaan, persamaan, solidaritas).
- Medialogkan dengan Agama (Islam): bejuluk adek (muru’ah/tawasuth), nemui nyimah
9
(silaturahmi), nengah nyapur (tasamuh), sakai sembaian (ta’awun/islah)
METODE DAKWAH DALAM MODERASI
BERAGAMA
Pengertian MD-MB
Proses dakwah menggunakan cara-cara teknis dan metodologis yang dapat
memudahkan pesan dakwah dan tujuan dakwah.
Macam-macam MD-MB
MD (QS. An-Nahl: 125) : hikmah, mau’izhah, mujadalah
MD (Hadits Nabi Saw) : Dakwah berarti cegah munkar : bi al-Yad, Lisan, Qalb
MD (pakar Dakwah) : Tajribi, Fithri ,’Athifi (inderwi, Jatidiri, ekspresi/akhlak)
MD (ahli Dakwah) : Istiqrai, Istinbathi, Iqtibasi (kajian, ijtihad, penalaran/aplikasi)
MD (Sosiolog): Metode Riset, Metode Aksi, Metode Riset Aksi, Metode RA Partisipan
MD (thariq al-da’wah, manhaj al-da’wah, ushlub al-da’wah, wasail al-da’wah)
Fungsi MD-MB:
Sbg teknis mempermudah pesan dakwah kepada tujuan dakwah MB
Tujuan MD-MB :
Untuk efektifitas dan efisiensi pencapaia hasil dan tujuan dakwah MB.
10
STRATEGI DAKWAH DALAM PENGUATAN MODERASI
BERAGAMA
Pengertian Strategi Dakwah (SD-MB)
Proses dakwah menggunakan metode, teknik, taktik, dan manuver tertentu yang dapat
mengantarkan tujuan dakwah dalam Modrasi Beragama (MB).
Macam-macam SD-MB:
Metode/cara menghubungkan pesan dakwah dari Da’i kpd Mad’u
Teknik / cara memudahkan pesan dakwah mengubah kondisi Mad’u
Taktik/cara mensiasati kondisi Mad’u mencapai hasil & tujuan dakwah
Manuver/cara menunjukkan kekuatan kpd Mad’u utk tujuan dakwah MB
Fungsi SD-MB:
Penguatan Da’i kembangkan dakwah pada Mad’u untuk tujuan dakwah berwawsan MB
Manfaat SD-MB di Era (Generasi) Millenial:
- Artinya, zaman/masa terkini, yang terjadi pada abad ke-21 (peradaban global)
- Abad ke-21 ditandai oleh kemajuan peradaban bidang IT
-Kemajuan IT menandai perubahan pengguna IT ke media konvergensi
-Media Konvergensi yaitu integrasi media konvensional & Medsos
-Medsos mempengaruhi karakteristik generasi Milenial & non milenial
-Generasi Milenial: instan, rentan, asupan, partisipan, & akun Medsos
-Generasi pejuang dan pelopor pola & gaya hidup berbasis Digital
-QS. Ali Imran: 104 -(SD: Da’wah Khair, Amar Ma’ruf Nahy Munkar : Muflihun) 11
-QS. Ali Imran: 110 -(SD: Khairu Ummah : Iman, amr ma’ruf,Nahy munkar : Maslahah
-QS. An-Nahl: 125 -(SD: hikmah, mau’izhah hasanah, mujadalah ahsan : Muhtadin
Ciri-Ciri Generasi Millennial (lahir 1983-2001)
1.Akran dg penggunaan teknologi/IT
2.Membuat inovasi yg bermanfaat
3.Pendidikan yg unggul
4.Informatif, Kreatif, dan Produktif
5.Pola pikir yg open minded
6.Kritis thd Politik, Sosial, Ekonomi
7.Complex problem solving
8.Critical Thingking
9.Creativity
10.People management
11.Coordinating with others
12.Emotional intelligence
13Judgement and Decision Making
14 Service Orientation
15. Negotiation
16. Cognitive Flexibility
(Elwood Carlson, The Lucky Few: Between the Greatest Generation and
the Baby Boom (2008), generasi millennial lahir tahun 1983 – 2001)
12
STRATEGI DAKWAH DALAM MODERASI BERAGAMA DI
ERA MILENIAL
BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TERHADAP DA’I WASATHIYAH
- Sebuah tuntutan urgen bagi Da’i Wasathiyah dilaksanakan kegiatan Bimtek Operator Sim
Penais dalam rangka penggunaan IT & memanfaatkan medsos secara positif, bukan
dibudakkan oleh medsos
- update data yang akurat dan akuntabel tentang sistem informasi manajemen
penerangan Agama, Penceramah Agama, atau DA’I yaitu: mu’alim, muballigh, Qari,
Ustadz, Hafizh, dll.
PENGUATAN KOMPETENSI DA’I WASATHIYAH
- Kompetensi Pedagogik PA/DA’I era milenial
- Kompetensi Keahlian PA/DA’I : Virtualisasi Dakwah era milenial (admin)
- Kompetensi Profesional PA/DA’I : Pelayanan kpd masyarakat milenial (Bimas)
- Kompetensi Manajerial PA/DA’I : Penguatan Lembaga Dakwah/Ormas Islam/Penais
- Kompetensi Sosial-Ummatiyah : Wawasan Kebangsaan & Kemasyarakatan, wawasan
Kenegaraan, wasana keagamaan (Islam) yaitu moderasi beragama, Moderasi Islam, Islam
wasathiyah, Islam Berkemajuan pada era milenial
POSISI PENAIS DAN PERAN DA’I WASATHIYAH
- Posisi DA’I : sebagai pelaksanaan berbagai bentuk Dakwah,
urgensi Dakwah Virtual, IT Dakwah, Medsos Dakwah
Sim Penais sebagai sistem informasi manajemen dakwah
- Peran DA’I : sebagai DA’I Milenial (penggiat dakwah virtual &Medsos) 13
STRATEGI DAKWAH (TABLIGH)
BAGI DA’I WASATHIYAH
1.Pengertian Sterategi Komunikasi Dakwah (S-KomDak) merupakan
pendekatan-pendekatan alternatif Dakwah yang ditempuh guna memposisikan Organisasi
Dakwah (PENAIS) dalam mencapai keberhasilan dakwah yang berkesinambungan
berdasarkan pemikiran optimal (akurat, akuntabel, realistik, objektif) dalam rangka
mencapai suatu tujuan Dakwah (Thompson & Strickland dalam Hermander, 2004 ).
- Ada optimalisasi memperoleh tujuan Dakwah -
Ada suatu implikasi/tindakan secara sistemik dalam Proses Dakwah
- Ada pengembangan rencana komunikasi dakwah (misal: SimPenais/SimDak)
2. Elemen-elemen S-KomDak:
. Goal & Objective Dakwah . Public Dakwah
. Strategy Dakwah . Taktik Dakwah
. Budget & Time Dakwah . Evaluation/Monev Dakwah
(Thompson dalam Suwandi, 2000)
3. Tahapan S-KomDak:
(1) Analysis , (2) Planning, (3) Target Dakwah
(4) Message , (5) Strategy & Tactic Dakwah
(6) Time & Budget, (7) Evaluatin Dakwah
(Gregory dalam Venus, 2009) 14
Strategi dakwah (tablgih/KPI) memperkuat Moderasi Beragama,
baik elemen maupun tahapan Dakwah KPI yang mendukung Dakwah PMI.
STRATEGI DAKWAH WASATHIYAH DI ERA MILENIAL
- Saluran komunikasi Dakwah yang dirancang untuk menyampaikan pesan Islam wasathiyah
- Mempengaruhi khalayak luas (mad’u) dalam komunikasi Dakwah Wasathiyah
peranan media KOMDAK (Media massa & Medsos) untuk memeroleh pengaruh, kekuasaan, mengubah
opini publik, dukungan citra Islam. (Jack Plano, 1989 )
Dalam komunikasi Dakwah, jumlah pengguna Medsos yang tinggi , terutama da’i dan mad’u yang
memiliki potensi besar untuk membantu meningkatkan partisipasi dakwah publik (mad’u), dengan
memperhatikan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19.
- Pemanfaat Medsos dalam Aktivitas Dawah Wasathiyah di Era Milenial
Pelaku Dakwah (Da’i)
Sasaran Dakwah (Mad’u/publik/khalayak) : tabligh dan taklim
Partisipam kemitraan Dakwah (fundrising/donasi dakwah)
-MB sebagai pendekatan lunak (soft approach), model kontra narasi paham radikal,
strategi kontra radikalisasi, dan deradikalisasi; dengan model dakwah yang moderat,
yaitu:
- Dakwah wasathiyah, atau Moderasi Dakwah
- Islam Wasathiyah, Islam Berkemajuan (Dinul Hadarah)
- Moderasi Beragama, Moderasi Islam, Islam Nusantara
18
PANDANG ISLAM TENTANG RADIKALISME
Islam tidak pernah mentorerir segala bentuk kejahatan (al-munkarat) seperti pembunuhan,
kekerasan, terorisme, ekstremisme, bughat; sunngguhpun berdalih agama (Islam). Aksi
radikal, aksi teror termasuk Al-Munkar, dan Al-Bughat.
Pelaku radikal teroris wajib diperangi, dilawan dengan mencegah paham radikal dan
melakukan kerjasama dengan aparat keamanan (POLRI, TNI) serta aparat penegak hukum
lainnya, dan seluruh komponen masyarakat/bangsa. Tujuannnya untuk melakukan
Pencegahan Semesta Radikal Terorisme berbasis Moderasi Beragama & Kearifan Lokal.
Radikalisme dalam pandangan Islam, yaitu:
Menjurus Sudah
20
21
Jaringan kelompok radikal dan teroris internasional ada 10 yaitu:
ISIS, JI dan Kelompok Sempalan, Al-Qaedah, AQAP, Taliban, Taliban Pakistan,
22
Nusra Front, Boko Haram, Abu Sayaf, dan Lashkar-e-Taiba; ini berdampak di Indonesia.
Ideologi, doktrin
(Pendidikan)
Politik, Hukum
Ekonomi Pemerintah Pusat
Sosial & Budaya Pemerintah Daerah
Balas dendam Tokoh Masyarakat
TOKOH AGAMA/DA’I
Psikologi
Tokoh Adat
- Pimp. Ideologis TOKOH PENDIDIKAN
- Pimp. Organisasi MAHASISWA/
- Kharismatik PELAJAR
Insan Media Massa
- Faham Militan Masyarakat
- Para Pengebom
- Teroris yg sdh
dihukum
- Terlatih Direktorat
- Psk penyerang Deradikalisasi
DERADIKALISASI BNPT
- Dana
- Bahan baku
- Tmpt sembunyi, Direktorat
latihan Pencegahan
- Sarana prasarana BNPT
Simpati KONTRA 23
perjuangan RADIKALISME Direktorat
tapi tdk beraksi Perlindungan
(PASIF) BNPT
MODERASI BERAGAMA DAN ISLAM RAHMATAN
DALAM PENCEGAHAN RADIKAL-TERORISME
24
Ciri-ciri Dakwah Wasathiyah (QS.2:143) & Islam Rahmatan (QS Al-Anbiya: 107)
1.
Islam penebar rahmat, maslahat, amanat
2.
Islam membawa kesejukaan, kedamaian, keselamatan
3.
Islam memiliki keseimbangan:aqidah,ibadah,mu’amalah,& siyasah
Bentuk-bentuk Moderasi Islam: Islam Nusantara (NU), Islam Berkemajuan (MUH)
Nilia-nilai Moderasi Islam (Dakwah wasathiyah) dalam mewujudkan Khairu Ummah
1.
Ajaran tawasuth : jujur/lurus/teguh
2.
Ajaran tawazun : seimbang, harmoni, serasi
3.
Ajaran Tasamuh : toleransi, teposeliro
4.
Ajaran Ta’addul/I’tidal : tegak/berdiri kuat/adil
5.
Ajaran Tarahum : kasih sayang, persaudaraan
DENGAN ALAT SECANGGIH APAPUN KEHADIRAN POLISI DITENGAH-
TENGAH MASYARAKAT TIDAK DAPAT DIGANTIKAN
SELAMAT BERTUGAS