BAB II
SATPAM PSL 4 - 34
BAB III
SISKAMLING PSL 35 - 42
PERPOL 6 BAB
4 / 2020 48 PASAL BAB IV
SANKSI PSL 43 - 44
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
PSL 45
BAB VI
PENUTUP PSL 46 - 48
BAB I
KETETNTUAN PSL 1 - 3
UMUM
PEMBENTUKAN SATPAM
PSL 4 - 18
GOLONGAN KEPANGKATAN,
PELATIHAN DAN KOMPETENSI
ANGGOTA SATPAM
BAB II PSL 19 - 31
PERPOL SATPAM
NO.4 TH 2020 PENGAKHIRAN
ANGGOTA SATPAM
TENTANG PAM PSL 32
SWAKARSA
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
PSL 34 - 39
1. Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Polri menjelaskan bahwa fungsi Kepolisian
adalah salahsatu fungsi pemerintahan Negara
di bidang Harkamtibmas, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat;
2. Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2002
tentang Polri menjelaskan bahwa pengemban
fungsi Kepolisian adalah Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh :
a. Kepolisian Khusus;
b. Penyidik Pegawai Negeri Sipil; dan/atau
c. Bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa
LATAR (Satpam dan Satkamling).
PASAL 4
Satpam dibentuk melalui tahapan:
a. perekrutan;
b. pelatihan; dan
c. pengukuhan.
PASAL 5
(1) Perekrutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, merupakan kegiatan
pendaftaran bagi calon anggota Satpam untuk menjadi anggota Satpam.
(2) Calon anggota Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. orang perseorangan; dan
b. purnawirawan Polri dan purnawirawan TNI.
LANJUTAN……..
PASAL 15
Anggota Satpam yang telah dikukuhkan diberikan:
a. Keputusan Kepangkatan Satpam;
b. KTA Satpam; dan
c. Buku Riwayat Anggkota Satpam.
PASAL 19
Golongan Kepangkatan Anggota Satpam Meliputi :
a. Manajer
b. Supervisor
c. Pelaksana
LANJUTAN……..
GOL. KEPANGKATAN
PASAL 20
(1) Golongan kepangkatan manajer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, meliputi
jenjang
kepangkatan:
a. manajer utama;
b. manajer madya; dan
c. manajer.
(2) Golongan kepangkatan supervisor sebagai mana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b, meliputi
jenjang kepangkatan:
a. supervisor utama;
b. supervisor madya; dan
c. supervisor.
LANJUTAN……..
(3) Golongan kepangkatan pelaksana sebagai mana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c,
meliputi
jenjang kepangkatan:
a. pelaksana utama;
b. pelaksana madya; dan
c. pelaksana.
PASAL 21
(1) Untuk menduduki golongan kepangkatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, anggota
Satpam harus mengikuti pelatihan:
a. Pelatihan Gada Pratama, untuk tingkatan pelaksana;
b. Pelatihan Gada Madya, untuk tingkatan supervisor; dan
c. Pelatihan Gada Utama, untuk tingkatan manajer.
PASAL 22
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan manajer sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1), berdasarkan masa kerja paling cepat per
2 (dua) tahun.
PASAL 23
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan supervisor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (2), berdasarkan masa kerja paling cepat per 4 (empat) tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan supervisor ke jenjang kepangkatan supervisor madya
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah 2 (dua) tahun masa kerja sebagai supervisor dan lulus
uji kompetensi tingkat gada madya.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan supervisor madya ke jenjang kepangkatan manajer
dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada madya;
c. memiliki keahlian khusus; dan
d. lulus pelatihan Gada Utama.
LANJUTAN……..
KENAIKAN PANGKAT
PASAL 24
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (3), berdasarkan masa kerja paling cepat per 4 (empat) tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan pelaksana ke jenjang kepangkatan pelaksana
madya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah 2 (dua) tahun masa kerja dan lulus uji
kompetensi tingkat gada pratama.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan pelaksana madya ke jenjang kepangkatan
supervisor dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada pratama;
c. memiliki keahlian khusus; dan
d. lulus pelatihan Gada Madya
LANJUTAN……..
PENGAKHIRAN
PASAL 31
(1) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a, untuk anggota Satpam
yang berasal dari orang persorangan yaitu:
a. 56 (lima puluh enam) tahun bagi pelaksana;
b. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi supervisor; dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.
(2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a, untuk Anggota Satpam
yang berasal dari purnawirawan Polri atau TNI yaitu:
a. 60 (enam puluh) tahun bagi pelaksana;
b. 65 (enam puluh) tahun bagi supervisor; dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.
LANJUTAN……..
PENGAKHIRAN
(3) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri sebagai anggota Satpam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 huruf b, dilakukan secara sukarela dengan mengajukan
permohonan tertulis.
(4) Meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf c, ditetapkan berdasarkan
surat keterangan kematian.
LANJUTAN……..
ASSOSIASI ANGGOTA SATPAM
PASAL 32
PSL 45
SANKSI
PASAL 43
(1) Anggota Satpam yang tidak memperpanjang KTA Satpam yang telah habis masa berlakunya
sebelum 1 (satu) tahun diberikan:
a. peringatan tertulis pertama; dan
b. peringatan tertulis kedua.
(2) Anggota Satpam yang tidak memperpanjang KTA Satpam yang habis masa berlakunya lebih
dari 1 (satu) tahun dikenakan sanksi tidak dapat melaksanakan tugas sebagai anggota
Satpam.
LANJUTAN…….
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diberikan oleh:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk tingkat Mabes Polri; dan
b. Dirbinmas Polda, untuk tingkat Polda.
(4) Format peringatan tertulis pertama dan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepolisian ini.
LANJUTAN…….
PASAL 44
(1) Anggota Satpam yang tidak menggunakan pakaian dinas Satpam dan atribut Satpam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, dikenakan sanksi administratif
berupa:
a. peringatan tertulis pertama; dan
b. peringatan tertulis kedua.
(2) Dalam hal sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diindahkan, Kapolri mencabut KTA
Satpam.
LANJUTAN…….
(3) Peringatan tertulis dan pencabutan KTA Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), dilakukan oleh:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk tingkat Mabes Polri; atau
b. Dirbinmas Polda, untuk tingkat Polda.
(4) Format peringatan tertulis pertama dan kedua dan pencabutan KTA Satpam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepolisian ini.
PENGERTIAN SATPAM
25
TUGAS POKOK, FUNGSI , PERANAN
DAN WEWENANG SATPAM
1. TUGAS POKOK :
MENYELENGGARAKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI LINGKUNGAN / KAWASAN
KERJANYA KHUSUSNYA PENGAMANAN FISIK.
2. FUNGSI :
SEGALA KEGIATAN MELINDUNGI DAN MENGAMANKAN LINGKUNGAN / KAWASAN
KERJANYA DARI SETIAP GANGGUAN KEAMANAN, KETERTIBAN DAN PELANGGARAN
HUKUM.
3. PERANAN :
DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA, SATPAM MEMPUNYAI PERANAN SEBAGAI :
26
KEGIATAN SATPAM
1. TUGAS PENGATURAN :
MENEGAKKAN TATA TERTIB YG BERLAKU DI LINGKUNGAN KERJANYA, KHUSUSNYA YG
MENYANGKUT KEAMANAN DAN KETERTIBAN ATAU TUGAS-TUGAS LAIN YG DIBERIKAN
OLEH PIMPINAN INSTANSI / PROYEK / BADAN USAHA.
3. TUGAS PENGAWALAN :
MENYELENGGARAKAN PENGHANTARAN, PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN TERHADAP
ORANG DAN BARANG YG DILAKUKAN OLEH PETUGAS SATPAM, BAIK DALAM JUMLAH
KECIL MAUPUN DALAM JUMLAH YANG BESAR, UTK DISERAHKAN / DIPINDAHKAN DARI
SUATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN.
27
GAM
SATPAM
BERDASARKAN
PERPOL NO. 4 TAHUN 2020
29
FILOSOFI WARNA SERAGAM SATPAM
a. Cokelat Muda (baju)
b. Cokelat Tua (celana)
Filosofi Warna Cokelat Muda pada baju dan Cokelat Tua pada
celana Satpam.
Warna coklat identik dengan warna tanah (Bumi), kayu, dan
batu, yang berarti merupakan warna alami. Coklat merupakan
warna netral yang melambangkan kebersahajaan (earthy),
pondasi, stabilitas, kehangatan, rasa aman dan nyaman, rasa
percaya, keanggunan, ketabahan, serta kejujuran.
FILOSOFI
e. Memuliakan profesi Satpam;
f. Menambah penggelaran fungsi Kepolisian di tengah-tengah
masyarakat.
GAM SATPAM
PSH PSL
PDH PDL SUS PDL I
SATPAM SATPAM
SATPAM SATPAM SATPAM
PDH PDH PDH PDL SUS PDL SUS PDL I PDL I PSH PSH PSL PSL
MUSLIMAH MUSLIMAH MUSLIMAH MUSLIMAH MUSLIMAH
GOL KEPANGKATAN SATPAM
GADA PRATAMA GADA MADYA GADA UTAMA
PENGGUNAAN :
Nama &Nomor Registrasi Satpam
UNTUK KEGIATAN PENGAMANAN LUAR
RUANGAN ( OUTDOOR)
Sepatu warna hitam dg kaos kaki berwarna hitam CONT: MALL, KOMPLEKS,
PERKANTORAN, PERTOKOAN DLL
PDH SATPAM
TOPI SATPAM ;
pet dg emblem Satpam Lencana Tanda Kewenangan Satpam
Warna Coklat Tua dg list / garis
putih Badge Pengguna/BUJP
PENGGUNAAN :
Nama &Nomor Registrasi Satpam
UNTUK KEGIATAN PENGAMANAN LUAR
RUANGAN ( OUTDOOR)
Sepatu warna hitam dg kaos kaki berwarna hitam CONT: MALL, KOMPLEKS,
PERKANTORAN, PERTOKOAN DLL
PDL SATU SATPAM
TOPI SATPAM ;
FieldCap dg emblem Satpam
Warna Coklat Tua dg list / garis
putih Tanda Kewenangan Satpam
Badge Pengguna/BUJP
Pangkat Satpam Tali pluit warna putih
PENGGUNAAN :
DIGUNAKAN OLEH SATPAM
SUPERVISOR PADA KEGIATAN
Sepatu warna hitam dg kaos PENGAMANAN DALAM RUANGAN DI
kaki berwarna hitam AREA KERJANYA
CONT: DI KANTOR BANK.
SERAGAM PSL SATPAM
( PAKAIAN SIPIL LENGKAP )
Pin KompetensiSatpam
Dasi warna
merah
DATA SATPAM
POLRES……
KUALIFIKASI
KECAMAT KELURA LEMBAGA/ BUJP/ JUML BELUM
NO. POLSEK GP GM KET
AN HAN INSTANSI INHOUSE AH DIK
KONSEP PENGAWALAN LALU LINTAS
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
PENGAWALAN LALU LINTAS
a. Tugas pokok
b. Fungsi Pengawalan :
Fungsi Preemtif yaitu menghilangkan rasa khawatir/
ketakutan terhadap gangguan kamseltibcar lantas;
fungsi preventif yaitu mencegah terjadinya gangguan
kamseltibcar lantas terhadap kelancaran obyek yang
dikawal;
fungsi repressif yaitu melakukan tindakan
penyelamatan/prosedur escape bila terjadi gangguan
kamseltibcar lantas.;
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN
PENGAWALAN LALU LINTAS
c. Peran Pengawalan
b. Pengawalan VIP
1. Pengawalan Khusus I
Digunakan untuk mengawal pejabat negara/pejabat negara asing, muspida
propinsi/kabupaten/kota pada kunjungan/kegiatan resmi.
2. Pengawalan Khusus II
Digunakan untuk mengawal rangkaian Capres-Cawapres dan Cakada-Cawakada
TK I/TK II.
a. Pengawalan Capres-Cawapres
Pengawalan dan pengamanan terhadap Capres-Cawapres yang dilaksanakan
setiap 5 (lima) tahun sekali sesuai dengan ketentuan undang-undang Pemilu.
b. Pengawalan Cakada-Cawakada
Pengawalan dan pengamanan terhadap calon gubernur dan calon wakil gubernur
( untuk Pilkada Tingkat I ), Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta Calon
Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota (untuk Pilkada Tingkat II) yang
dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS
4) Pengawalan Khusus IV
Digunakan untuk mengawal Rombongan kendaraan
TNI/Polri.
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS
5) Pengawalan Khusus V
Digunakan untuk mengawal:
a) dokumen penting/uang negara;
b) bahan-bahan khusus/barang berbahaya.
e) buku saku;
f) pluit/sempritan;
g) surat penugasan/Sprin (Surat
Perintah);
h) dukungan operasional
pengawalan.
PELAKSANAAN PENGAWALAN LALU
LINTAS
g) segitiga pengaman;
h) alat pemadam
kebakaran;
i) tali penolong.
PELAKSANAAN PENGAWALAN
LALU LINTAS
b. Dalam perjalanan
a. Pengawalan VVIP
1) pimpinan kawal melaporkan kepada ADC atau protokol,
bahwa pengawalan telah dilaksanakan;
2) tiba ditempat tujuan seluruh petugas pengawalan segera
mematikan mesin kendaraan masing-masing serta
menghadap kearah obyek yang dikawal dan memberikan
penghormatan dipimpin oleh pimpinan pengawalan;
3) melaksanakan konsolidasi untuk pengecekan kepada petugas
pengawalan;
4) melaporkan kepada pimpinan dan membuat laporan hasil
pelaksanaan tugas.
PENGAKHIRAN PENGAWALAN
b. Pengawalan VIP
C.Pengawalan masyarakat