Anda di halaman 1dari 83

PAPARAN KASUBDITBINTIBSOS

DIT BINMAS POLDA LAMPUNG


AKBP M. YAMIL S.Ag., M.H

PENDIDIKAN KADER KEPEMIMPINAN MA’HAD ALY ( PK2MA)


ANGKATAN II MADARIJUL ULUM LAMPUNG

TENTANG MANAJEMEN PENGAMANAN


SWAKARSA DAN PENGAWALAN

Bandar Lampung, 22 Maret 2022


NAMA : M. Yamil.S.Ag.,M.H
PANGKAT : AJUN KOMISARIS BESAR POLISI
JABATAN : KASUBDIT BINTIBSOS POLDA LAMPUNG
TTL : P.KIJANG/ 1 Desember 1973
ALAMAT : Bandar lampung

PENDIDIKAN : SEPA PK 1998


SELAPA 2007
RIWAYAT JABATAN :
Minu Setum Polda Jambi
Kasubag
Dis Bintal Polda Jambi
Kasubsi Rohis
Jambi
Kapolsekta Danau Teluk Polresta
Ps Kasubbid Bin Profesi Bid Propam Polda Jambi
Paminal Bid Propam Polda Jambi
Kaur Litpers Subbid
KasubagSeleksi bag dalpers roo Sdm Polda Lampung
Res Tanggamus, res Lamsel, Polresta balam
Kabag Sumda
Waka Spn Polda Lampung
Spn Polda Lampung
Kaorgadik
Kasubdit Politit Dit IK Polda Lampung
KBO Dit Reskrimum Polda Lampung
Bidpropam Poda lampung
Kasubdit Paminal
Kasubdit Bintib Sos ditbinmas Polda lampung
4

1. UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI;


2. PP No. 43 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi,
Pengawasan, dan Pembinaan Teknis terhadap Polsus, PPNS, dan
Bentuk-bentuk Pamswakarsa;
3. Perpol No. 4 Tahun 2020 Tentang Pengamanan Swakarsa.
PERKAP PERPOL
NO.24 TH 2007 NO.4 TH 2020
TANGGAL 10 DESEMBER 2007
TENTANG TANGGAL 5 AGUSTUS 2020
SISTIM MANAJEMEN PENGAMANAN TENTANG
ORGANISASI, PERUSAHAAN, DAN /
PENGAMANAN SWAKARSA
ATAU INSNTASI / LEMBAGA
PEMERINTAH 6 BAB 48 PASAL
9 BAB 84 PASAL
TGL 5 AGUSTUS 2020 BAB I
KETENTUAN UMUM
PSL 1-3

BAB II
SATPAM PSL 4 - 34

BAB III
SISKAMLING PSL 35 - 42
PERPOL 6 BAB
4 / 2020 48 PASAL BAB IV
SANKSI PSL 43 - 44

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
PSL 45

BAB VI
PENUTUP PSL 46 - 48
BAB I
KETETNTUAN PSL 1 - 3
UMUM

PEMBENTUKAN SATPAM
PSL 4 - 18

GOLONGAN KEPANGKATAN,
PELATIHAN DAN KOMPETENSI
ANGGOTA SATPAM
BAB II PSL 19 - 31
PERPOL SATPAM
NO.4 TH 2020 PENGAKHIRAN
ANGGOTA SATPAM
TENTANG PAM PSL 32

SWAKARSA
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
PSL 34 - 39
1. Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Polri menjelaskan bahwa fungsi Kepolisian
adalah salahsatu fungsi pemerintahan Negara
di bidang Harkamtibmas, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat;
2. Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2002
tentang Polri menjelaskan bahwa pengemban
fungsi Kepolisian adalah Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh :
a. Kepolisian Khusus;
b. Penyidik Pegawai Negeri Sipil; dan/atau
c. Bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa
LATAR (Satpam dan Satkamling).

BELAKANG 3. Jenderal Polisi (P) Prof. Dr. H. Awaludin


Jamin, MPA. mengatakan bahwa Satpam
adalah anaknya Polisi, tetapi warna
seragam Satpam berbeda dengan Polri,
padahal Satpam merupakan ujung tombak
pelaksana fungsi Kepolisian terbatas di area
tugasnya;
BAB II
SATPAM

 PASAL 4
Satpam dibentuk melalui tahapan:
a. perekrutan;
b. pelatihan; dan
c. pengukuhan.

 PASAL 5
(1) Perekrutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, merupakan kegiatan
pendaftaran bagi calon anggota Satpam untuk menjadi anggota Satpam.
(2) Calon anggota Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. orang perseorangan; dan
b. purnawirawan Polri dan purnawirawan TNI.
LANJUTAN……..

 PASAL 15
Anggota Satpam yang telah dikukuhkan diberikan:
a. Keputusan Kepangkatan Satpam;
b. KTA Satpam; dan
c. Buku Riwayat Anggkota Satpam.

 PASAL 19
Golongan Kepangkatan Anggota Satpam Meliputi :
a. Manajer
b. Supervisor
c. Pelaksana
LANJUTAN……..
GOL. KEPANGKATAN

 PASAL 20

(1) Golongan kepangkatan manajer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, meliputi
jenjang
kepangkatan:
a. manajer utama;
b. manajer madya; dan
c. manajer.

(2) Golongan kepangkatan supervisor sebagai mana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b, meliputi
jenjang kepangkatan:
a. supervisor utama;
b. supervisor madya; dan
c. supervisor.
LANJUTAN……..

(3) Golongan kepangkatan pelaksana sebagai mana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c,
meliputi
jenjang kepangkatan:
a. pelaksana utama;
b. pelaksana madya; dan
c. pelaksana.

(4) Golongan kepangkatan merupakan tanda kepangkatan anggota Satpam sebagaimana


tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepolisian ini.
LANJUTAN……..

 PASAL 21

(1) Untuk menduduki golongan kepangkatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, anggota
Satpam harus mengikuti pelatihan:
a. Pelatihan Gada Pratama, untuk tingkatan pelaksana;
b. Pelatihan Gada Madya, untuk tingkatan supervisor; dan
c. Pelatihan Gada Utama, untuk tingkatan manajer.

(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diselenggarakan oleh:


a. Polri; atau
b. BUJP yang memiliki SIO jasa pelatihan.
LANJUTAN……..
KENAIKAN PANGKAT

 PASAL 22
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan manajer sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1), berdasarkan masa kerja paling cepat per
2 (dua) tahun.

(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan manajer ke jenjang


kepangkatan manajer madya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
setelah 1 (satu) tahun masa kerja sebagai manajer dan lulus uji kompetensi
tingkat gada utama..

(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan manajer ke jenjang


kepangkatan
manajer utama dapat dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan:
a. diusulkan oleh pengguna jasa Satpam berdasarkan kebutuhan;
b. lulus uji kompetensi gada utama; dan
c. memiliki keahlian khusus sistem manajemen pengamanan.
LANJUTAN……..
KENAIKAN PANGKAT

 PASAL 23

(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan supervisor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (2), berdasarkan masa kerja paling cepat per 4 (empat) tahun.

(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan supervisor ke jenjang kepangkatan supervisor madya
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah 2 (dua) tahun masa kerja sebagai supervisor dan lulus
uji kompetensi tingkat gada madya.

(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan supervisor madya ke jenjang kepangkatan manajer
dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada madya;
c. memiliki keahlian khusus; dan
d. lulus pelatihan Gada Utama.
LANJUTAN……..
KENAIKAN PANGKAT

 PASAL 24
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (3), berdasarkan masa kerja paling cepat per 4 (empat) tahun.

(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan pelaksana ke jenjang kepangkatan pelaksana
madya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah 2 (dua) tahun masa kerja dan lulus uji
kompetensi tingkat gada pratama.

(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan pelaksana madya ke jenjang kepangkatan
supervisor dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada pratama;
c. memiliki keahlian khusus; dan
d. lulus pelatihan Gada Madya
LANJUTAN……..
PENGAKHIRAN

 PASAL 31

(1) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a, untuk anggota Satpam
yang berasal dari orang persorangan yaitu:
a. 56 (lima puluh enam) tahun bagi pelaksana;
b. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi supervisor; dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.

(2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a, untuk Anggota Satpam
yang berasal dari purnawirawan Polri atau TNI yaitu:
a. 60 (enam puluh) tahun bagi pelaksana;
b. 65 (enam puluh) tahun bagi supervisor; dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.
LANJUTAN……..
PENGAKHIRAN

(3) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri sebagai anggota Satpam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 huruf b, dilakukan secara sukarela dengan mengajukan
permohonan tertulis.

(4) Meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf c, ditetapkan berdasarkan
surat keterangan kematian.
LANJUTAN……..
ASSOSIASI ANGGOTA SATPAM

 PASAL 32

(1) Anggota Satpam dapat membentuk Asosiasi Anggota Satpam.


(2) Asosiasi Anggota Satpam merupakan perhimpunan yang menampung aspirasi dan
kepentingan Anggota Satpam.
(3) Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diregistrasi pada Korbinmas
Baharkam Polri melalui Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
(4) Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menyusun kode etik.
(5) Dalam menyusun kode etik, asosiasi membentuk tim formatur yang keanggotaannya
terdiri dari perwakilan asosiasi dan Polri.
(6) Kode etik yang disusun oleh asosiasi disampaikan kepada Kapolri untuk ditetapkan.
SANKSI
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

PSL 45
SANKSI

 PASAL 43

(1) Anggota Satpam yang tidak memperpanjang KTA Satpam yang telah habis masa berlakunya
sebelum 1 (satu) tahun diberikan:
a. peringatan tertulis pertama; dan
b. peringatan tertulis kedua.

(2) Anggota Satpam yang tidak memperpanjang KTA Satpam yang habis masa berlakunya lebih
dari 1 (satu) tahun dikenakan sanksi tidak dapat melaksanakan tugas sebagai anggota
Satpam.
LANJUTAN…….

(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diberikan oleh:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk tingkat Mabes Polri; dan
b. Dirbinmas Polda, untuk tingkat Polda.

(4) Format peringatan tertulis pertama dan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepolisian ini.
LANJUTAN…….

 PASAL 44

(1) Anggota Satpam yang tidak menggunakan pakaian dinas Satpam dan atribut Satpam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, dikenakan sanksi administratif
berupa:
a. peringatan tertulis pertama; dan
b. peringatan tertulis kedua.

(2) Dalam hal sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diindahkan, Kapolri mencabut KTA
Satpam.
LANJUTAN…….

(3) Peringatan tertulis dan pencabutan KTA Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), dilakukan oleh:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk tingkat Mabes Polri; atau
b. Dirbinmas Polda, untuk tingkat Polda.

(4) Format peringatan tertulis pertama dan kedua dan pencabutan KTA Satpam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepolisian ini.
PENGERTIAN SATPAM

Satuan Pengamanan adalah adalah satuan


atau kelompok profesi pengemban fungsi
kepolisian terbatas non yustisial yang
dibentuk melalui perekrutan oleh badan usaha
jasa
pengamanan atau pengguna jasa
Satpam untuk melaksanakan pengamanan
dalam
menyelenggarakan keamanan swakarsa
di lingkungan kerjanya.

25
TUGAS POKOK, FUNGSI , PERANAN
DAN WEWENANG SATPAM
1. TUGAS POKOK :
MENYELENGGARAKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI LINGKUNGAN / KAWASAN
KERJANYA KHUSUSNYA PENGAMANAN FISIK.

2. FUNGSI :
SEGALA KEGIATAN MELINDUNGI DAN MENGAMANKAN LINGKUNGAN / KAWASAN
KERJANYA DARI SETIAP GANGGUAN KEAMANAN, KETERTIBAN DAN PELANGGARAN
HUKUM.

3. PERANAN :
DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA, SATPAM MEMPUNYAI PERANAN SEBAGAI :

a. UNSUR PEMBANTU PIMPINAN INSTANSI / PROYEK / BADAN USAHA DI BIDANG


KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI LINGKUNGAN KERJANYA.
b. UNSUR PEMBANTU POLRI DALAM PEMBINAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI
BIDANG PENEGAKAN HUKUM DAN WASPADA KEAMANAN (SECURITY MINDEDNESS)
DALAM LINGKUNGAN KERJANYA.
4. WEWENANG :
SEBAGAI PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN TERBATAS MEMPUNYAI WEWENANG BIDANG
PREVENTIF SECARA TERBATAS YAITU HANYA BERWENANG DI LINGKUNGAN KAWASAN
KERJANYA.

26
KEGIATAN SATPAM

1. TUGAS PENGATURAN :
MENEGAKKAN TATA TERTIB YG BERLAKU DI LINGKUNGAN KERJANYA, KHUSUSNYA YG
MENYANGKUT KEAMANAN DAN KETERTIBAN ATAU TUGAS-TUGAS LAIN YG DIBERIKAN
OLEH PIMPINAN INSTANSI / PROYEK / BADAN USAHA.

2. TUGAS PATROLI / PERONDAAN :


PENUGASAN DUA ORANG ATAU LEBIH PETUGAS SATPAM DGN TUJUAN UTK MENDATANGI
SUATU TEMPAT ATAU MENJELAJAH SUATU DAERAH YG ADA ATAU DPT DIPERKIRAKAN
ADANYA GANGGUAN TERHADAP KEAMANAN DAN KETERTIBAN UMUM.

3. TUGAS PENGAWALAN :
MENYELENGGARAKAN PENGHANTARAN, PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN TERHADAP
ORANG DAN BARANG YG DILAKUKAN OLEH PETUGAS SATPAM, BAIK DALAM JUMLAH
KECIL MAUPUN DALAM JUMLAH YANG BESAR, UTK DISERAHKAN / DIPINDAHKAN DARI
SUATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN.

4. TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT :


MEMBERIKAN TANDA-TANDA BAHAYA ATAU KEADAAN DARURAT, MELALUI ALAT-ALAT
ALARM DAN KODE-KODE / ISYARAT-ISYARAT TERTENTU JIKA TERJADI KEBAKARAN ,
BENCANA ALAM ATAU KEJADIAN-KEJADIAN LAIN YG MEMBAHAYAKAN JIWA, BADAN ATAU
HARTA BENDA, ORANG BANYAK DISEKITAR KAWASAN KERJANYA SERTA MEMBERIKAN
PERTOLONGAN DAN BANTUAN PENYELAMATAN.

27
GAM
SATPAM

BERDASARKAN
PERPOL NO. 4 TAHUN 2020
29
FILOSOFI WARNA SERAGAM SATPAM
a. Cokelat Muda (baju)
b. Cokelat Tua (celana)

Filosofi Warna Cokelat Muda pada baju dan Cokelat Tua pada
celana Satpam.
Warna coklat identik dengan warna tanah (Bumi), kayu, dan
batu, yang berarti merupakan warna alami. Coklat merupakan
warna netral yang melambangkan kebersahajaan (earthy),
pondasi, stabilitas, kehangatan, rasa aman dan nyaman, rasa
percaya, keanggunan, ketabahan, serta kejujuran.

FILOSOFI KEMIRIPAN SERAGAM, DIHARAPKAN:


c. Terjalin kedekatan emosional antara Polri & Satpam;
d. Menumbuhkan kebanggaan Satpam sebagai pengemban
fungsi Kepolisian terbatas;

FILOSOFI
e. Memuliakan profesi Satpam;
f. Menambah penggelaran fungsi Kepolisian di tengah-tengah
masyarakat.
GAM SATPAM
PSH PSL
PDH PDL SUS PDL I
SATPAM SATPAM
SATPAM SATPAM SATPAM

SERAGAM SATPAM LAMA


SERAGAM SATPAM BARU
PERKAP NOMOR 24 TAHUN
2007 PERPOL NO.4
TAHUN 2020
BARU
PERPOL NO.4 TAHUN 2020

PDH PDH PDH PDL SUS PDL SUS PDL I PDL I PSH PSH PSL PSL
MUSLIMAH MUSLIMAH MUSLIMAH MUSLIMAH MUSLIMAH
GOL KEPANGKATAN SATPAM
GADA PRATAMA GADA MADYA GADA UTAMA

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR MANAGER MANAGER MANAGER


MADYA UTAMA MADYA UTAMA MADYA UTAMA
PDL SUS SATPAM
TOPI SATPAM ;
FieldCap / pet dg emblem Tanda Kewenangan Satpam
Satpam
Warna Coklat Tua dg list / garis Badge Pengguna/BUJP
putih
Tali pluit warna Putih
Pangkat Satpam
Tanda Kualifikasi Satpam

Tanda Kesatuan Pembina (Polda)


Kopel warna Hitam dg timangan tembaga
warna kuning lambang Satpam
Krah baju berdiri terdapat Tongkat Leter T
monogram satpam berbentuk
bulat dg warna dasar putih & Celana warna coklat tua
gambar warna hitam

Nama &Nomor Registrasi Satpam

Sepatu warna hitam dg kaos kaki berwarna hitam


PDL SUS SATPAM
TOPI SATPAM ;
FieldCap / pet dg emblem Tanda Kewenangan Satpam
Satpam
Warna Coklat Tua dg list / garis Badge Pengguna/BUJP
putih
Tali pluit warna Putih
Pangkat Satpam
Tanda Kualifikasi Satpam

Tanda Kesatuan Pembina (Polda)


Kopel warna Hitam dg timang tembaga
warna kuning lambang Satpam
Krah baju berdiri terdapat Tongkat Leter T
monogram satpam berbentuk
bulat dg warna dasar putih & Celana warna coklat tua
gambar warna hitam

PENGGUNAAN :
Nama &Nomor Registrasi Satpam
UNTUK KEGIATAN PENGAMANAN LUAR
RUANGAN ( OUTDOOR)
Sepatu warna hitam dg kaos kaki berwarna hitam CONT: MALL, KOMPLEKS,
PERKANTORAN, PERTOKOAN DLL
PDH SATPAM
TOPI SATPAM ;
pet dg emblem Satpam Lencana Tanda Kewenangan Satpam
Warna Coklat Tua dg list / garis
putih Badge Pengguna/BUJP

Tali pluit warna hitam


Pangkat Satpam
Tanda Kualifikasi Satpam

Tanda Kesatuan Pembina (Polda)


Kopel warna Hitam dg timang tembaga
warna kuning lambang Satpam
Krah baju berdiri terdapat Tongkat Leter T
monogram satpam berbentuk
bulat dg warna dasar putih & Kemeja pendek dan Celana/rok
gambar warna hitam warna coklat tua

PENGGUNAAN :
Nama &Nomor Registrasi Satpam
UNTUK KEGIATAN PENGAMANAN LUAR
RUANGAN ( OUTDOOR)
Sepatu warna hitam dg kaos kaki berwarna hitam CONT: MALL, KOMPLEKS,
PERKANTORAN, PERTOKOAN DLL
PDL SATU SATPAM
TOPI SATPAM ;
FieldCap dg emblem Satpam
Warna Coklat Tua dg list / garis
putih Tanda Kewenangan Satpam

Badge Pengguna/BUJP
Pangkat Satpam Tali pluit warna putih

Tanda Kualifikasi Satpam


Tanda Kesatuan Pembina (Polda)
Kopel warna Hitam dg timangan tembaga
warna kuning lambang Satpam
Krah baju berdiri terdapat
monogram satpam berbentuk Tongkat Leter T
bulat dg warna dasar putih &
gambar warna hitam
Celana warna coklat tua

Nama &Nomor Registrasi Satpam


PENGGUNAAN :
UNTUK KEGIATAN PENGAMANAN LUAR
RUANGAN ( OUTDOOR)
Sepatu warna hitam dg kaos kaki berwarna hitam CONT: INDUSTRI,PERTAMBANGAN
MIGAS, PERKEBUNAN DLL
SERAGAM PSH SATPAM
( PAKAIAN SIPIL HARIAN )

Hijab warna Coklat

Nama &Nomor Registrasi Lencana kewenangan


Satpam
Tanda Kualifikasi Satpam

Baju & Celana warna coklat tua

PENGGUNAAN :
DIGUNAKAN OLEH SATPAM
SUPERVISOR PADA KEGIATAN
Sepatu warna hitam dg kaos PENGAMANAN DALAM RUANGAN DI
kaki berwarna hitam AREA KERJANYA
CONT: DI KANTOR BANK.
SERAGAM PSL SATPAM
( PAKAIAN SIPIL LENGKAP )

Hijab warna Coklat


Kemeja warna
putih
Lencana tanda
Papan Nama kewenangan

Pin KompetensiSatpam
Dasi warna
merah

Jas & Celana warna coklat tua


PENGGUNAAN :
DIGUNAKAN UNTUK MELAKSANAKAN
TUGAS PENGAMANAN DALAM
Sepatu warna hitam dg kaos
RUANGAN DI LINGKUNGAN KERJANYA.
kaki berwarna hitam
CONTOH GIAT RAPAT, SEMINAR,
PAMERAN, KON FERENSI, PAM VIP DLL.
LENCANA TANDA KEWENANGAN ANGGOTA
SATPAM

Arti Gambar pada Lencana Tanda Kewenangan Kepolisian Terbatas:


1. Perisai: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki kemampuan daya
tangkal dan daya cegah untuk menghadapi segala ancaman gangguan
keamanan di lingkungan/ kawasan tempat kerjanya;

2. Gada/Pentungan: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki


kesiapsiagaan dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas;

3. Padi dan Kapas: melambangkan terwujudnya kesejahteraan yang merupakan


tujuan dilakukannya pengamanan;

4. Nyala Api: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki semangat


berkobar-kobar dan pantang mundur dalam melaksanakan tugas; dan

5. Pita: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki keluwesan dalam


melaksanakan tugas.
PIN TANDA KUALIFIKASI

1. Perisai: melambangkan daya tanggal dan daya cegah


PIN GADA Satpam dengan warna dasar kuning emas;
2. Gambar dan tulisan GADA: melambangkan
UTAMA
kesiapsiagaan
dan kedisiplinan anggota Satpam;
3. Garis-garis sejumlah 25: melambangkan tanggal 17
bulan
8, yaitu hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia;
PIN GADA
4. Pita dengan tulisan UTAMA, MADYA dan PRATAMA
MADYA melambangkan keluwesan anggota Satpam dalam
bertindak sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki;
a. UTAMA: mengandung pengertian kualifikasi
manajerial,
warna dasar pita berwarna merah;
PIN GADA
b. MADYA: mengandung pengertian kualifikasi
PRATAMA menengah,
warna dasar pita berwarna kuning; dan
c. PRATAMA: mengandung pengertian kualifikasi dasar,
warna dasar pita berwarna biru.
CONTOH
KOP FORMAT
SURAT

DATA SATPAM
POLRES……
KUALIFIKASI
KECAMAT KELURA LEMBAGA/ BUJP/ JUML BELUM
NO. POLSEK GP GM KET
AN HAN INSTANSI INHOUSE AH DIK
                     
 

                     
 

                     
 

                     
 
KONSEP PENGAWALAN LALU LINTAS
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
PENGAWALAN LALU LINTAS

Pengawalan lalu lintas adalah kegiatan


penyelenggaraan pengamanan bergerak dijalan dalam
rangka melindungi keselamatan jiwa manusia dan
barang (benda), kegiatan VVIP/VIP/Protokol
Kenegaraan serta kegiatan masyarakat lainnya secara
terus menerus selama perjalanan dari satu tempat
ketempat lain dengan menggunakan kendaraan
bermotor dalam keadaan aman, tertib dan lancar.
DASAR HUKUM PENGAWALAN
LALU LINTAS

1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia.
2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
4) Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2018 tentang Pengamanan dan
Pengawalan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
5) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Organisasi pada Tingkat Mabes Polri.
6) Peraturan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Operasional Prosedur Pengawalan Lalu Lintas.
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN
PENGAWALAN LALU LINTAS

a. Tugas pokok

Pengawalan lalu lintas merupakan pelaksanaan pelayanan


pengamanan bergerak dalam rangka menciptakan
Kamseltibcarlantas (keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas) untuk melindungi keselamatan jiwa
manusia dan harta benda di sepanjang rute dalam bentuk
rangkaian konvoi Pengawalan VVIP, Pengawalan VIP serta
pelayanan masyarakat secara terus menerus dari satu tempat ke
tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan bermotor
sehingga kegiatan dapat berjalan dengan aman, tertib dan lancar.
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN
PENGAWALAN LALU LINTAS

b. Fungsi Pengawalan :
Fungsi Preemtif yaitu menghilangkan rasa khawatir/
ketakutan terhadap gangguan kamseltibcar lantas;
fungsi preventif yaitu mencegah terjadinya gangguan
kamseltibcar lantas terhadap kelancaran obyek yang
dikawal;
fungsi repressif yaitu melakukan tindakan
penyelamatan/prosedur escape bila terjadi gangguan
kamseltibcar lantas.;
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN
PENGAWALAN LALU LINTAS

fungsi rehabilitasi yaitu memelihara dan


mempertahankan rasa aman, lancar dan
nyaman masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan yang mengggunakan sarana jalan
umum sebagai ruang geraknya serta
pelaksanaan Kepolisian secara umum.
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN
PENGAWALAN LALU LINTAS

c. Peran Pengawalan

1) sebagai pengamanan selama dalam


perjalanan terhadap obyek yang
dikawal sampai tempat tujuan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang
menjadi tugas dan tanggungjawab
pengawal;
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN
PENGAWALAN LALU LINTAS

2. sebagai pelindung keselamatan jiwa


harta benda yaitu dengan mengikuti dan
bersama-sama dengan obyek yang
dikawal dimulai dari awal
pemberangkatan, selama dalam
perjalanan sampai dengan tempat tujuan.
SASARAN DAN BENTUK
PENGAWALAN LALU LINTAS

a. Sasaran pengawalan lalu lintas adalah :


1. kendaraan pemadam kebakaran yang sedang
melaksanakan tugas;
2. ambulans yang mengangkut orang sakit.
3. kendaraan untuk memberi pertolongan pada
kecelakaan lalu lintas;
4. kendaraan pimpinan lembaga negara RI;
5. kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta
lembaga internasional yang menjadi tamu negara;
SASARAN DAN BENTUK
PENGAWALAN LALU LINTAS

6. iring iringan pengantar jenazah;


7. konvoi dan atau kendaraan untuk kepentingan
tertentu menurut pertimbangan petugas kepolisian
negara republik indonesia yaitu kendaraan untuk
penanganan ancaman bom, kendaraan pengangkut
pasukan, kendaraan untuk penanganan huru hara,
kendaraan untuk penanganan bencana alam,
dokumen penting/uang negara, bahan-bahan
khusus/barang berbahaya dan kegiatan masyarakat
SASARAN DAN BENTUK
PENGAWALAN LALU LINTAS

b. Bentuk Pengawalan Lalu Lintas


1) Pengawalan estafet, yaitu pengawalan
lalu lintas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan atau berlanjut
dengan serah terima tugas pengawalan
di tiap-tiap perbatasan wilayah masing-
masing satuan/unit pengawal.
TEKNIK PENGAWALAN ESTAFET

a) pengawalan diserahterimakan oleh


pengawal ke petugas pengawal wilayah
hukum yang akan dilalui;
b) dilaksanakan dengan cara penggantian di
perbatasan wilayah hukum dengan tidak
menghentikan rangkaian;
c) petugas pengawal yang menyambut sudah
siap pada tempat dan/atau posisi yang sudah
ditentukan;
TEKNIK PENGAWALAN ESTAFET

c) seluruh petugas pengawalan dari


pengawal depan dan belakang
diserahterimakan;
d) petugas pengawal yang
menyerahkan, menunggu atau
kembali ke kesatuan.
SASARAN DAN BENTUK
PENGAWALAN LALU LINTAS

Pengawalan langsung, yaitu


pengawalan lalu lintas yang
dilaksanakan mulai dari saat start,
selama perjalanan sampai akhir tujuan
dan dilaksanakan oleh petugas atau
unit pengawalan yang sama/tetap.
• JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS
a. Pengawalan VVIP
Adalah suatu Kawal Kebesaran dan Kawal
Kehormatan yang terdiri dari:
1. Formasi Kendaraan Presiden RI/Wakil Presiden
RI untuk Rangkaian Kebesaran;
2. Formasi Kendaraan Presiden RI/Wakil Presiden
RI untuk Rangkaian Rutin;
3. Formasi Kendaraan untuk Ibu Presiden/Ibu Wakil
Presiden;
4. Formasi Kendaraan pada saat Ibu Presiden/Ibu
Wakil Presiden dalam satu kendaraan VVIP;
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS
5. Formasi Kendaraan Presiden RI/Wakil
Presiden RI untuk Evakuasi Medis;
6. Formasi Kendaraan Presiden RI/Wakil
Presiden RI untuk Kunjungan Resmi;
7. Formasi Kendaraan Presiden RI/Wakil
Presiden RI untuk Incognito;
8. Formasi Kendaraan Presiden RI dan Ibu
Presiden serta Wakil Presiden RI dan Ibu
Wakil Presiden menggunakan Kendaraan
Bus;
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS

9. Formasi Kendaraan Presiden RI/Wakil Presiden RI


menggunakan Sepeda Motor;
10. Formasi Kendaraan Presiden RI/Wakil Presiden RI
untuk Evakuasi menggunakan Sepeda Motor;
11. Formasi Kendaraan Tamu Negara untuk Rangkaian
Kebesaran;
12. Formasi Kendaraan Tamu Negara untuk Rangkaian
Kunjungan Kerja;
13. Formasi Kendaraan Tamu Negara untuk Rangkaian
Incognito;
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS

14. Formasi Kendaraan untuk Barang VVIP;


15. Formasi Kendaraan Tamu Negara untuk
Spouse (Istri)/Suami Tamu Negara;
16. Formasi Kendaraan untuk Credentials;
17. Formasi Kendaraan KTT pada saat
Kedatangan/ Kepulangan di Indonesia;
18. Formasi Kendaraan KTT pada saat dari
penginapan menuju Venue KTT;
19. Formasi Kendaraan KTT untuk Spouse.
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS

b. Pengawalan VIP

Adalah suatu pengawalan Khusus Pejabat Negara/Pejabat


Negara Asing di bawah Presiden/Kepala Negara, Capres–
Cawapres dan Cakada-Cawakada TK I/TK II, kendaraan
pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas,
Ambulans yang mengangkut orang sakit, kendaraan untuk
memberi pertolongan pada kecelakaan lalulintas,
kendaraan untuk penanganan bencana alam, rangkaian
kendaraan TNI/Polri, dan barang–barang berharga/
berbahaya.
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS

Pengawalan VIP terdiri dari:

1. Pengawalan Khusus I
Digunakan untuk mengawal pejabat negara/pejabat negara asing, muspida
propinsi/kabupaten/kota pada kunjungan/kegiatan resmi.
2. Pengawalan Khusus II
Digunakan untuk mengawal rangkaian Capres-Cawapres dan Cakada-Cawakada
TK I/TK II.
a. Pengawalan Capres-Cawapres
Pengawalan dan pengamanan terhadap Capres-Cawapres yang dilaksanakan
setiap 5 (lima) tahun sekali sesuai dengan ketentuan undang-undang Pemilu.
b. Pengawalan Cakada-Cawakada
Pengawalan dan pengamanan terhadap calon gubernur dan calon wakil gubernur
( untuk Pilkada Tingkat I ), Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta Calon
Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota (untuk Pilkada Tingkat II) yang
dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS

3) Pengawalan Khusus III


Digunakan untuk mengawal:
1) kendaraan pemadam kebakaran yang sedang
melaksanakan tugas;
2) ambulans yang mengangkut orang sakit;
3) kendaraan untuk memberi pertolongan pada kecelakaan
lalu lintas;
4) kendaraan untuk penanganan bencana alam.

4) Pengawalan Khusus IV
Digunakan untuk mengawal Rombongan kendaraan
TNI/Polri.
JENIS PENGAWALAN LALU
LINTAS

5) Pengawalan Khusus V
Digunakan untuk mengawal:
a) dokumen penting/uang negara;
b) bahan-bahan khusus/barang berbahaya.

c. Pengawalan kegiatan masyarakat


Pengawalan ini dilaksanakan dalam rangka
melindungi, melayani dan mengamankan
kegiatan masyarakat dalam pengawalan:
JENIS PENGAWALAN LALU
LANJUTAN
LINTAS

1) iring-iringan pengantar jenazah;


2) peringatan hari besar nasional dengan jumlah
kendaraan yang dikawal tidak terbatas dan melalui
ruas jalan tertentu serta tertutup untuk umum;
3) pawai pembangunan;
4) HUT provinsi/kota/kabupaten/instansi;
5) rombongan Jamaah haji;
6) touring/wisata;
7) pengantin.
PERALATAN PENGAWALAN
LALU LINTAS

Petugas penjagaan lalu-lintas dalam keadaan tertentu,


dilengkapi dengan:
a. surat perintah tugas;
b. peluit;
c. megaphone;
d. lampu senter dengan pancaran warna merah;
e. rambu lalu-lintas sementara dan barikade situasi khusus;
f. alat komunikasi (handy talky/HT);
g. rompi lalu-lintas;
h. kelengkapan perorangan lainnya;
i. baju tunggang.
TAHAPAN KEGIATAN
PENGAWALAN LALU LINTAS
PERSIAPAN PENGAWALAN LALU
LINTAS

1. Persiapan Pengawalan Lalu Lintas


Tahap persiapan pengawalan lalu lintas:
2. Melaksanakan koordinasi lintas sektoral;
3. Melakukan survey dan menetapkan route
utama dan alternatif;
4. Menyiapkan kendaraan dan sarana prasarana
lainnya;
5. Menyiapkan surat perintah.
PERSIAPAN PENGAWALAN LALU
LINTAS

2. Pelaksanaan Pengawalan Lalu Lintas


Pelaksanaan pengawalan lalu lintas:
Sebelum berangkat
1)Melakukan pemeriksaan sikap tampang
anggota pengawal dan pakaian seragam
pengawalan:
a) PDL SUS I Lantas bagi unit kawal mobil;
b) PDL SUS II Lantas bagi unit kawal
sepeda motor.
PERSIAPAN PENGAWALAN LALU
LINTAS

2) Melakukan pemeriksaan kelengkapan


perorangan dan lapangan:

a) senjata organik perorangan;


b) borgol dan tongkat Polisi;
c) jaket/rompi/jas hujan;
d) KTA (Kartu Tanda Anggota), KTP (Kartu
Tanda Penduduk), SIM (Surat Izin
Mengemudi), surat izin pemegang senjata
api;
LANJUTAN

e) buku saku;
f) pluit/sempritan;
g) surat penugasan/Sprin (Surat
Perintah);
h) dukungan operasional
pengawalan.
PELAKSANAAN PENGAWALAN LALU
LINTAS

3)Memeriksa kelengkapan kendaraan bermotor


meliputi:
a) STNK Kendaraan bermotor;
b) alat komunikasi;
c) lampu rotator dan sirine;
d) megaphone dan publik address;
e) Senpi (senjata api);
f) buku catatan tugas pengawalan;
LANJUTAN

g) segitiga pengaman;
h) alat pemadam
kebakaran;
i) tali penolong.
PELAKSANAAN PENGAWALAN
LALU LINTAS

3)Memeriksa kesiapan kendaraan bermotor


meliputi:
a) minyak rem;
b) oli mesin;
c) air radiator;
d) air accu;
e) air pembersih kaca dan cara kerja
pembersihan kaca;
LANJUTAN

f) cara kerja kopling dan perseneling;


g) cara kerja sirine, lampu rotator,
public address dan klakson;
h) lampu besar, lampu kecil, lampu rem
dan sein;
i) tekanan angin pada ban-ban
kendaraan bermotor dan ban
cadangan.
PELAKSANAAN PENGAWALAN
LALU LINTAS

5. Memberikan AAP kepada anggota pengawal


a) apel sebelum pelaksanaan pengawalan;
b) pemeriksaan kelengkapan perorangan;
c) pemeriksaan kelengkapan dan kesiapan
kendaraan pengawalan;
d) memberikan konsignes atau prosedur tetap
secara jelas kepada anggota pelaksana
pengawalan tentang tugas, fungsi, peran
dan tanggung jawabnya;
LANJUTAN

e) menentukan route pengawalan berdasarkan


analisa karakteristik ancaman kamseltibcar
lantas dan sasaran–sasaran yang memiliki
nilai strategis serta lokasi–lokasi
VVIP/VIP;
f) apel konsolidasi;
g) membuat laporan hasil pelaksanaan
pengawalan;
h) evaluasi hasil pelaksanaan pengawalan.
PELAKSANAAN PENGAWALAN
LALU LINTAS

6) Anggota pengawal memberikan arahan kepada


pengemudi yang akan ikut dalam rangkaian antara
lain:
a) route yang akan dilalui;
b) menjaga jarak aman kendaraan;
c) kecepatan rangkaian pengawalan disesuaikan
dengan kebutuhan;
d) tidak arogan ,mengutamakan keselamatan
rangkaian dan pengguna jalan lainnya;
e) berdo’a sebelum pelaksanaan kegiatan.
PELAKSANAAN PENGAWALAN
LALU LINTAS

b. Dalam perjalanan

1) melaksanakan pengawalan dari tempat keberangkatan


sampai tempat tujuan akhir pengawalan dengan aman,
tertib dan lancar serta tepat waktu;
2) menjaga jarak antara kendaraan satu dengan kendaraan
berikutnya agar tidak terjadi kecelakaan;
3) menggunakan lajur paling kanan;
4) kecepatan pengawalan diupayakan agar disesuaikan
dengan situasi dan kondisi;
PELAKSANAAN PENGAWALAN
LALU LINTAS

5) pimpinan pengawalan/konvoi agar selalu


mengadakan komunikasi dengan para pemimpin unit
pengawalan (sweeper/kawal depan dan kawal
belakang) dan pam route yang dilalui;
6) dalam pelaksanaan pengawalan selalu menjaga sikap
etika profesi pengawalan dan tidak terkesan arogan;
7) untuk lampu rotator agar dinyalakan mulai dari star
sampai dengan tempat tujuan sedangkan untuk sirine
dibunyikan situasional.
PENGAKHIRAN PENGAWALAN

a. Pengawalan VVIP
1) pimpinan kawal melaporkan kepada ADC atau protokol,
bahwa pengawalan telah dilaksanakan;
2) tiba ditempat tujuan seluruh petugas pengawalan segera
mematikan mesin kendaraan masing-masing serta
menghadap kearah obyek yang dikawal dan memberikan
penghormatan dipimpin oleh pimpinan pengawalan;
3) melaksanakan konsolidasi untuk pengecekan kepada petugas
pengawalan;
4) melaporkan kepada pimpinan dan membuat laporan hasil
pelaksanaan tugas.
PENGAKHIRAN PENGAWALAN

b. Pengawalan VIP

1) petugas pengawalan melaporkan kepada pimpinan


bahwa pengawalan telah dilaksanakan;
2) petugas pengawal segera mematikan mesin dan
turun dari kendaraan serta memberikan
penghormatan;
3) selesai melaksanakan tugas pengawalan
melaporkan kepada pimpinan dan membuat laporan
hasil pelaksanaannya.
PENGAKHIRAN PENGAWALAN

C.Pengawalan masyarakat

1.pimpinan pengawal melaporkan kepada atasan


bahwa pengawalan sudah dilaksanakan;
2.melakukan konsolidasi untuk pengecekan
anggota dan kelengkapan kendaraan;
3.Selesai melaksanakan tugas anggota pengawan
membuat laporan hasil pelaksanaan tugas.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai